4 minute read

Kereta Kelinci Dilarang Melintas di Jalan Raya

MAGELANG, TRIBUN - Pemkab

Magelang resmi melarang kendaraan odong-odong atau kereta kelinci untuk beroperasi di jalan raya. Larangan dikeluarkan karena kendaraan tersebut belum mengantongi izin dan tidak ada jaminan keselamatan (asuransi) bagi para penumpang.

Advertisement

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Mashadi usai beraudiensi dengan Paguyuban Kereta Wisata Magelang (PKWM) di Ruang Banggar DPRD Kabupaten Magelang, Kamis (9/2).

“Poin kami bahwa kendaraan umum penumpang maupun barang itu harus berizin. Proses perizinannya ada di DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu),” tegas Mashadi.

“Mau dimodifikasi seperti apa, selama dia (kereta kelinci) uji tipenya lolos dan memiliki SRUT (sertifikasi uji tipe) tentu kami tidak bisa menghalangi. Kata kuncinya kendaraan itu harus laik jalan. Kaitannya dengan penumpang umum itu nomor satu adalah keselamatan,” lanjutnya. Menurutnya, kendaraan odongodong tetap boleh beroperasi namun di area wisata saja dan tidak boleh keluar hingga di jalan raya. “Contohnya di dalam kawasan Candi Borobudur saja. Kalau ada pasar malam ya hanya boleh beroperasi di dalam area pasar malam saja,” jelasnya.

Mashadi mengatakan, selama ini secara teknis para pemilik kereta kelinci belum pernah melakukan uji tipe atau sejenis KIR (uji kelayakan kendaraan bermotor) di Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang. “Namun secara kasat mata, dari plat nomor tidak jelas kemudia dari bodi kendaraan juga tidak jelas yang berarti tidak laik jalan. Maka dari itu, kami ingin melakukan sosialisasi dan pembinaan,” ungkapnya.

Pembina Paguyuban Kereta Wisata Magelang (PWKM), Nur Widodo mengatakan, pemilik kereta odong- nomor pribadi yang sering digunakannya, Rabu (8/2). Yoga pun langsung membantah hal tersebut. “Kalau ada yang mengaku-ngaku atas nama saya jangan ragu untuk konfirmasi ke saya secara langsung,” imbuhnya.

Aksi penipuan dengan modus kelebihan sumbangan itu, lanjut Yoga bukan pertama kali menimpa dirinya. Beberapa waktu lalu, juga ada yang mengubungi pengurus masjid di Klaten dan mencatut namanya. Saat itu, pengurus masjid diberi sumbangan sebesar Rp15 juta. Namun ditransfer Rp 22 juta oleh oknum pencatut dan meminta kelebihan sumbangan sebesar Rp7 juta dikirim kembali. “Kalau yang kemarin ini belum ada yang sampai ngirim bantuan atau tertipu,” imbuhnya. Menurutnya, kejadian pencatutan itu sudah disampaikan pihaknya ke kepolisian dan saat dicek nomor yang yang mencatut itu berada di luar Kabupaten Klaten dan ada juga yang di luar Pulau Jawa. Ia kemudian mengimbau warga Klaten untuk terus melakukan konfirmasi ke Pemkab Klaten jika ada nomor pejabat pemkab yang dicatut terkait hal-hal serupa. (mur) odong rata-rata adalah orang-orang miskin. Mereka ini ingin mengais rezeki dengan kereta yang dibikin di tempat-tempat tertentu.

“Saya tadi menyampaikan ilegal memang betul, memang ilegal. Karena kalau kami beli kereta yang benar-benar memang mahal. Kami juga tidak mampu juga, tapi Insyaallah tetap aman karena sudah diperhitungkan oleh si pembuat untuk masalah keamanan,” katanya.

Menurutnya, di Kabupaten Magelang ada sekitar 50 kereta odongodong dan 70 persen telah bergabung dalam PKWM. Ia menyampaikan, anggota paguyuban langsung tidak beroperasi setelah adanya larangan pada 23 Januari 2023 lalu.

“Semenjak itu tidak beroperasi, ibarat kami tidak bisa makan karena itu usaha dari teman-teman. Terus yang disampaikan tadi, kami siap mengikuti aturan sesuai kemampuan. Kami akan berusaha apa yang diharapkan dan diarahkan,” ucapnya. (ndg)

Ratusan Warga Desa Guntur

Geruduk Mapolres Purworejo

z Kawal Kadus Setempat Klarifikasi Terkait Dugaan Perusakan

PURWOREJO, TRIBUNRatusan warga Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo mendatangi Mapolres Purworejo pada Kamis (9/2) siang. Kedatangan mereka untuk mengawal kepala dusun setempat terkait perkara Pasal 406 atau perusakan.

“Ada kurang lebih 200 warga datang untuk mengawal Kadus Karangtengah, Juwariah terkait masalah tuduhan perusakan di rumah Kadus Penungkulan (Kecamatan Gebang),” kata Lasino alias Dino (47), salah satu warga Desa Guntur di lokasi.

Menurutnya, tuduhan itu mencuat karena masalah pencurian petai yang terjadi sekitar satu setengah bulan lalu di Desa Guntur. Pencurian tersebut dialami oleh seorang warga Desa Guntur, sementara pencurinya adalah warga Desa Penungku- lan.

“Jadi warga kami beli buah petai di hutan, belum sempat dibawa pulang malah dipetik (dicuri) sama satu warga Penungkulan. Terus warga kami klarifikasi ke pencuri itu biar tidak ambil lagi, tapi dia terpancing emosi dan melakukan pemukulan,” terangnya. Selanjutnya, imbuh Dino, Kadus Juwariah melakukan upaya mediasi ke rumah Kadus Penungkulan. Pada kala itu, Juwariah tidak membawa massa, namun karena rasa solidaritas banyak warga yang ikut mendatangi rumah Kadus Penungkulan.

“Terus pada malam itu listrik di rumah Kadus Penungkulan padam, dinyalakan sudah tidak bisa. Lha itu malah menuduh Kadus Juwariah. Tuduhan itu sampai ke Polres sehingga dipanggil untuk klarifikasi,” ucapnya.

Dino menyebut, sebenarnya masalah pencurian petai tersebut telah selesai dengan kesepakatan damai.

Akan tetapi muncul masalah baru terkait perusakan itu sehingga membuat Kadus Juwariah memenuhi undangan klarifikasi polisi.

“Kami mendukung Bu Juwariah. Harapannya masalah itu tidak berlanjut,” ungkapnya.

Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Khusen Martono menyebut pemanggilan Kadus Juwariah pada siang itu adalah untuk klarifikasi terkait adanya dugaan tindak pidana perusakan yang terjadi di Desa Penungkulan.

“Jadi si pemilik petai yang dicuri itu melakukan upaya sendiri minta ganti rugi, tapi tidak terjadi kesepakatan. Kemudian sebagian warga Desa Guntur merasa intinya tidak terima lalu mendatangi rumah Kadus Penungkulan,” ungkap AKP Khusen. Para warga itu datang secara bersama-sama. Dikarenakan ada banyak orang maka terjadilah dugaan tindak pidana perusakan, paling fatal dialami kerusakan meteran listrik rumah Kadus Penungkulan. Lantas, dengan adanya kejadian tersebut dan untuk memperjelas perkara maka Satreskrim Polres Purworejo pun memanggil Kadus Juwariah agar memberikan keternagan terkait kronologi kejadian sebenarnya. “Kami mengundang dia untuk klarifikasi. Karena kami belum tahu siapa pelakunya dan kronologi seperti apa. Sekarang ini masih dalam proses penyelidikan. Jadi belum menentukan siapa-siapa pelakunya karena belum sampai sana,” tandasnya. (drm)

SPIRITUAL ABAH WIJAYA. insya Allah bisa membantu tuntaskan masalah lilitan hutang. usaha bangkrut, masalah percintaan asmara rumah tangga,penglaris dagang yg dahsyat .TLP 082137862357./WA 087783248557.daerah Prambanan. 60401-7

PENGOBATAN

Pjt Kerik,Bekam,Terapi Kejantanan Hub:Evy 082221845075 Reyna:0895358052066 60420-3

Trpi keluhan kjantann hprtensi hpotensi vrtigo diabet P/W js 70rb 1jam

B.Ambar087738856000 60438-3

PIJAT & LULUR

Pijat Kebugaran Full-Body Khusus untuk Pria Dgn Pemijat Pria,Tempat Bersih H:081336124175 59987-3

Cantika mssge 45th&50th bs dipnggil/dit4 WA 24 jam Jakal km 15. 087889245537/083109931242 60030-3 Yusuf 42 ( Stpam) terima pjat di t4/pnggil di jamin fres WA 08810387-42323 60415-3 SALON Telah buka Mega mustika salon dan spa dengan terapys muda dan berpengalaman. Jl ring road barat perempatan demak ijo ke Utara 50 m kiri jln. WA:

This article is from: