1 minute read

Polres Bantul Belum Tahan Tersangka Pelecehan Seksual Terhadap Atlet Gulat

BANTUL, TRIBUN - Satreskrim Polres

Bantul telah menetapkan pelatih cabang olahraga (cabor) gulat Bantul berinisial AS (28) sebagai tersangka kasus dugaan kekerasan seksual terhadap seorang atlet perempuannya sendiri. Meski penetapan sudah berlangsung sejak Desember kemarin, polisi hingga kini belum menahan tersangka.

Advertisement

Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana, menyatakan bahwa penahanan belum dilakukan lantaran tersangka koorperatif saat dilakukan pemeriksaan. “Ketika dipanggil pemeriksaan, yang bersangkutan selalu hadir,” ujarnya, Jumat (13/1). Jeffry mengatakan sampai saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan dalam kasus dugaan tindak pidana kekerasan seksual tersebut. Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul Aipda Mustafa Kamal membenarkan bahwa pihaknya memang belum melakukan penahanan terhadap AS. Mustafa menjelaskan bahwa pihaknya menyerahkan berkas kasus tersebut kepada Kejaksaan Negeri Bantul. Namun, untuk upaya penahanan terhadap AS belum dapat dilakukan, kare- na polisi masih harus menunggu petunjuk dari jaksa penuntut umum (JPU). “Belum (dilakukan penahanan) karena kemungkinan masih banyak petunjuk dari JPU,” ujarnya. Sebelumnya, Kapolres Bantul, AKBP Ihsan mengatakan pihaknya telah menetapkan tersangka pada AS pada Desember kemarin atas kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa atlet gulat A (18). Sejauh ini total ada sekitar 11 saksi yang diperiksa penyidik, mulai dari saksi korban, teman korban, tersangka dan penanggung jawab cabang olahraga Gulat Bantul, hingga saksi ahli.

Kapolres menjelaskan, proses penetapan tersangka dalam kasus ini membutuhkan waktu lama, karena pihaknya membutuhkan saksi kuat, termasuk saksi ahli pidana dan psikologi forensik. Sebab, dalam kasus tersebut tidak ada saksi langsung yang mengetahui kejadiannya, kecuali hanya korban dan tersangka. “Kami perlu keterangan-keterangan saksi, memang lama karena butuh assessment dulu, baru keluar hasilnya,” ungkapnya. Setelah mendapatkan keterangan saksi ahli, pihaknya barulah menetap- kan AS sebagai tersangka. Atas kasus ini, AS dijerat dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). “Ancaman hukumannya maksimal 12 tahun penjara,” katanya. Kasus dugaan kekerasan seksual itu terjadi pada 27 Juli 2022. Korban baru melaporkan hal tersebut ke Polres Bantul pada 27 Oktober 2022. A mengaku diminta datang oleh pelatihnya ke tempat latihan di Sanden Bantul untuk berlatih di luar jadwal yang semestinya. Di sana, ia justru mendapat perlakuan tidak senonoh dari AS. (nto)

This article is from: