4 minute read

Tunggakan Hotel Capai Rp11 Miliar

z Pemda Serahkan Pengusutan Kasus Acara Pesparawai ke Polisi

YOGYA, TRIBUN - Pemerintah DIY menyerahkan pengusutan kasus dugaan tunggakan hotel acara Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIII ke Kepolisian. Hingga saat ini sejumlah hotel masih belum menerima pembayaran dari pihak event organizer (EO) dengan nominal sekitar Rp11 miliar.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, penyelenggara Pesparawi masih menunggak biaya hotel sekitar Rp11 miliar.

Anggaran sebesar Rp 10 Miliar pun sudah disampaikan Pemda kepada Kanwil Kemenag DIY. Bantuan tersebut juga sudah diserahkan kepada penyelenggara Pesparawi. “Pemda menyatakan sudah menyerahkan dana Rp10 miliar itu ke Kemenag, itu tanggung jawab Kemenag. Lalu kemenag menyerahkan ke EO, ya (pelunasan) tanggung jawab EO,” ujarnya, Jumat (13/1).

TRIBUN JOGJA/MIFTAHUL HUDA

BARANG BUKTI - Polisi menunjukan pelaku dan barang bukti pencurian di warung makan, Jumat (13/1). Pelaku SH (43) terpaksa mencuri untuk membayar utang dengan rentenir.

Terlilit Utang Rentenir, Perempuan Nekat Curi Uang di Warung Makan

YOGYA, TRIBUN - SH (43), perempuan asal

Danurejan, Kota Yogyakarta terpaksa harus merasakan dinginnya sel tahanan Polresta Yogyakarta. Hal ini setelah SH ditangkap karena mencuri sejumlah uang di sebuah warung terletak di Purwodiningratan, Kota Yogyakarta, Jumat (6/1) silam.

SH tertunduk lesu ketika mengenakan baju tahanan di Polresta Yogyakarta. Ia berjalan pelan dengan posisi tangan diborgol dan dikawal anggota kepolisian saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolresta Yogyakarta.

SH diketahui beberapa kali membeli makanan di warung koban bernama wahyudi.

Pengakuan dari korban, SH sudah tiga kali datang ke warung milik korban. Hingga pada Jumat (6/1) pagi korban merasa kehilangan uang senilai Rp15 juta rupiah yang ditaruh di laci.

“Karena korban tersebut belum siap untuk membuka warungnya, pelaku tersebut memesan air putih dan pada saat korban lengah untuk mempersiapkan warungnya buka untuk terlapor atau diduga pelaku mengambil barangbarang yang ada di tempat penyimpanan warung tersebut,” jelas Kasatreskrim Polresta Yogyakarta AKP Archey Nevada, di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (13/1).

Saat mendapati uangnya hilang, korban kemudian melapor ke kepolisian. Tak butuh lama atau pada hari yang sama, pelaku berhasil diamankan di rumah kontrakannya. “Tepatnya pada tanggal 6 Januari juga untuk diduga pelaku diamankan di rumah kontrakannya yang ada di wilayah Gondokusuman, Kota Yogyakarta,” jelasnya. Archey menjelaskan, pada saat diaman- kan terduga pelaku sempat berupaya melarikan diri dengan sembunyi di atap rumahnya.

“Namun karena informasi dari masyarakat kami berhasil menangkap dari terduga pelaku dan kami laksanakan proses penyidikan lebih lanjut untuk guna kepentingan pemberkasan,” terang dia.

Barang bukti yang diamankan polisi di antaranya satu unit handphone, kemudian sisa uang hasil curian sebesar Rp5,4 juta. Sementara jumlah uang milik korban yang diambil SH sekitar Rp15 juta.

“Terduga pelaku mencuri uang untuk membayar hutang. Kemudian barang-barang lainnya ada buku tabungan, KTP, kunci warung, ada tas yang pada saat itu diambil, pakaian, kendaraan yang digunakan pelaku,” jelasnya.

Modus yang dilakukan pelaku yakni berpura-pura membeli makanan di warung korbannya. Begitu korbannya lengah lantaran sedang menyiapkan makanan di warungnya, pelaku ini langsung menggasak barang berharga korban.

“Pasal yang disangkakan yaitu pasal 362 KUHP tentang tindak pidana pencurian dengan ancaman kurang lebih 5 tahun hukuman penjara. Dia (pelaku) juga seorang residivis,” terang Kasatreskrim.

Pelaku SH mengaku terlilit utang kepada empat rentenir. Mulanya ia meminjam ke satu rentenir senilai Rp30 juta. Utangnya terus menumpuk menjadi Rp120 juta. Dia meminjam uang ke rentenir sejak 2000 silam.

““Awalnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ya gali lubang tutup lubang, uangnya sudah habis Rp10 juta untuk bayar,” terang dia. (hda)

Padahal, dari sekitar Rp40 miliar biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan kegiatan, Pemda sudah menyumbang Rp10 miliar dan Kemenag sebesar Rp20 miliar.

Deddy pun mempertanyakan tanggung jawab pihak penyelenggara Pesparawi. Sebab dia mendapatkan informasi, pemilik EO tersebut justru lari ke Singapura. “Katanya EO malah ndelik (sembunyi) ning (di) Singapura,” ujarnya. Seperti diketahui, sebanyak 61 hotel yang memberikan akomodasi untuk tamu di acara Pesparawi. Padahal Pesparawi sudah digelar pada Juni 2022 lalu. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya menyerahkan pengusutan kasus ini kepada kepolisian. Terlebih sejumlah hotel juga telah melakukan pelaporan ke pihak berwajib akhir tahun lalu.

Meski demikian, Aji berharap penyelesaian kasus ini tidak sampai ke pengadilan. Dia pun mengharapkan adanya itikad baik dari penyelenggara untuk menyelesaikan masalah ini.

“Saya kira ini juga sudah di tangan polisi dan sudah ditindaklanjuti kepolisian. Kita berharap ada perkembangan yang baik. Mungkin yang bersangkutan bisa datang untuk ada itikad baik dan rem- bugan. Kalau belum punya dana ya sampai kapan, kami berharap masih bisa dibicarakan baik-baik,” jelas Aji saat ditemui di kantornya. Selain hotel, Aji juga memperoleh informasi ada belasan vendor yang belum dibayarkan tunggakannya. Sedangkan untuk jasa transportasi, pihak EO sudah melakukan pelunasan. Menurutnya, pihak EO juga tidak komunikatif untuk menyelesaikan masalah pembayaran yang tertunda. Perwakilan EO juga tidak pernah datang dalam pertemuan atau audiensi yang digelar di DIY yang digelar sekitar Agustus atau September 2022 lalu “Setahu saya terakhir sekitar seminggu lalu belum ada informasi pihak EO itu hadir,” jelasnya. (tro)

Warga Tetap Jaga Prokes Meski PPKM Dicabut

YOGYA, TRIBUN - Pemerintah secara resmi telah mencabut aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang selama ini menjadi instrumen pengendalian pandemi Covid-19. Meski aturan tersebut sudah dicabut, masyarakat diminta tetap meningkatkan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Yogyakarta, dr. Tri Kusumo Bawono, SE dalam bincang kesehatan bersama Tribun Jogja.

Tri Kusumo Bawono mengatakan bahwa pencabutan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tidak sekaligus membebaskan masyarakat dari protokol kesehatan. Masyarakat diharapkan tetap disiplin menggunakan masker dan sudah mendapatkan vaksinasi. “Terjadi pro kontra di kalangan masyarakat maupun ilmuwan terkait pencabutan PPKM, tetapi kami mengakui bahwa peran pemerintah baik dalam penanganan Covid-19 ini, bahkan lebih baik dari negara lain. Tetapi setelah ini dicabut yang paling penting ialah tetap mengenakan masker, kemudian tetap selalu mencuci tangan, meningkatkan kewaspadaan dini ketika ada (peningkatan kasus) Covid-19, tapi semoga tidak,” ujar Tri Kusumo Bawono. Sebelumnya Presiden Joko Widodo pada 17 Mei 2022, membolehkan masyarakat tidak memakai masker, jika sedang beraktivitas di ruang terbuka dan tidak padat orang. Dalam pengumumannya, Presiden juga memberikan penjelasan mengenai siapa saja yang

TRIBUN JOGJA disarankan tetap memakai masker. Bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia atau memiliki penyakit komorbid maka saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas. Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas. Kemudian, pemakaian masker juga tetap harus dilakukan jika masyarakat beraktivitas di ruangan tertutup. Begitu juga jika masyarakat berada di dalam transportasi publik. Sebab, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker. Menurut Tri Kusumo Bawono, penggunaan masker yang baik dan benar hingga saat ini sangat penting sebab masih ada kemungkinan keluarnya droplet dan microdroplet. “Bahkan pemakaian masker yang sesuai medis dapat melindungi hingga 100 persen penularan dan tertular. Andai masyarakat konsisten pakai masker, maka bukan hanya Covid-19, masyarakat pun terhindar dari penyakit lainnya misal influenza,” kata Tri Kusumo Bawono.

DOK.

BERDIALOG - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Yogyakarta, dr. Tri Kusumo Bawono, SE (kanan) dalam bincang kesehatan bersama Tribun Jogja, Jumat (13/1).

Lebih lanjut, Tri Kusumo Bawono mengimbau agar masyarakat yang belum vaksin, tetap melakukan vaksinasi dosis primer dan dosis lanjutan (booster) secara mandiri atau terpusat di tempat-tempat umum.

Berikutnya, Tri Kusumo Bawono menilai menjaga jarak serta menghindari kerumunan tetap diperlukan sebagai bentuk pencegahan dan memutus rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat. (han/ord)

This article is from: