![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131120332-17b3832f65014c2a34344ee770cbbf1f/v1/01dfc73ff76aa6a1ea5291f78610fd3a.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
Pembangunan Tol Yogya-YIA Didahulukan untuk Penunjang Pertumbuhan Ekonomi
YOGYA, TRIBUN - Pembangunan tol YogyakartaBandara Internasional Yogyakarta (YIA) Kulon Progo bakal didahulukan daripada tol YogyakartaSolo yang melewati Ring Road Utara.
Sebagaimana diketahui, tol Yogyakarta-Solo terbagi dalam tiga seksi, yakni Seksi I (Kartasuro-Purwomartani), Seksi 2 (Purwomartani-Gamping melewati Ring Road Utara), dan Seksi 3 (Gamping-YIA). Pembangunan sudah memasuki tahap persiapan, dimulai dari sosialisasi kepada warga terdampak mulai 5 Desember lalu untuk wilayah Sleman. Sosialisasi sudah digelar di tiga lokasi, yakni Kalurahan Nogotirto, Banyuraden, dan Ambarketawang.
Advertisement
Perwakilan PT JogjaSo- lo Marga Makmur (JMM), selaku perusahaan pengelola tol Yogyakarta-Solo, Hamim, mengatakan, Seksi 3 didahulukan untuk memberi akses cepat warga Yogyakarta ke YIA atau sebaliknya. “Ekonomi akan tumbuh apabila memanfaatkan fasilitas masing-masing,” ungkapnya, Senin (16/1). Dengan empat pintu keluar tol yang tersebar di Gamping, Sentolo, Wates, dan YIA, mobilitas dari dan menuju YIA diperkirakan dapat dipersingkat menjadi hanya 15-20 menit. Hal ini juga memudahkan wisatawan luar daerah yang datang dari YIA untuk masuk ke Jogja. Sementara, sosialisasi di Nogotirto mencakup warga terdampak dari tiga kalurahan yakni Tirtoadi,
Trihanggo, dan Nogotirto dengan total 304 bidang. Sosialisasi di Banyuraden untuk warga Banyuraden dengan jumlah 254 bidang dan sosialisasi di Ambarketawang dengan jumlah 427 bidang. Setelah itu, sosialisasi akan dilanjutkan pada 12-14 Desember di Kalurahan Balecatur, lalu Omah Tinom untuk warga terdampak dari Kalurahan Sidoarum, Sidomulyo dan Sidokarto, serta di GOR Sumberrahayu untuk warga Kalurahan Sumberrahayu. Sosialisasi lalu dilanjutkan untuk wilayah Sedayu, Bantul, pada 19 dan 20 Desember.
Izin penetapan lokasi atau IPL baru bisa diterbitkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, setelah tahap sosialisasi dan konsultasi publik selesai tanpa ada penolakan dari warga terdampak. “Tol Yogyakarta-YIA ini akan menjadi ruas tol Yogyakarta-Solo pertama di wilayah DIY yang dibangun konstruksinya pada kuartal IV 2023 atau awal 2024, setelah konstruksi seksi 1 wilayah Jawa Tengah selesai,” jelasnya. Setelah tol Yogya-YIA, pembangunan konstruksiakan dilanjutkan ke seksi 1 wilayah DIY dan seksi 2. (hda)
Kasus Dugaan
Pencabulan Atlet Gulat, KONI Bantul Bentuk Tim Khusus
BANTUL, TRIBUN - Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten
Bantul melakukan penelusuran internal atas kasus dugaan pencabulan oleh pelatih gulat kepada atletnya. KONI
Bantul berharap ada titik terang dalam kasus ini dan tidak lagi berlarut-larut.
Ketua Umum KONI Bantul, Gandung Pardiman menjelaskan bahwa pihaknya belum bisa memberikan komitmen secara lugas atas kasus ini. Pihaknya tak ingin buru-buru mengambil kesimpulan tanpa ada kejelasan yang pasti. “Ini harus berhati-hati karena yang satu (pelatih) merasa tidak mencabuli, yang satu (atlet) merasa dicabuli. Maka, perlu kajian-kajian yang rasional,” ujarnya Senin (16/1).
Gandung menyebut pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan kajian guna mengusut kebenaran dalam kasus tersebut. Apalagi, menurutnya, informasi yang beredar masih simpang siur. Dengan kajian tersebut, diharapkan pihaknya akan dapat menentukan langkah yang tepat dalam memberi keputusan ke depannya.
“Tim hukum baru kita tugasi, saya belum menerima laporan dari tim hukum. Tim baru menyusun programnya, tapi opini setelah (kasus) timbul juga akan masuk dalam kajian,” terangnya. Adapun Polres Bantul pada Desember kemarin telah menetapkan pelatih cabor gulat berinisial AS sebagai tersangka dalam kasus yang menimpa atlet A. Namun demikian, polisi saat ini belum menahan tersangka karena dinilai kooperatif dalam pemeriksaan. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul, Aipda Mustafa Kamal, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyerahkan berkas kasus tersebut kepada Kejaksaan Negeri Bantul.
“Belum (dilakukan penahanan) karena kemungkinan masih banyak petunjuk dari JPU,” ujarnya. Sebagaimana diberitakan, kasus dugaan kekerasan seksual oleh AS terhadap atlet binaannya terjadi pada 27 Juli 2022, namun baru dilaporkan korban ke Polres Bantul pada 27 Oktober 2022. Saat kejadian, A mengaku diminta datang ke tempat latihan yang ada di Sanden Bantul oleh pelatihnya . A diminta untuk berlatih di luar jadwal yang semestinya untuk persiapan Pekan Olahraga Daerah (Porda). Ia kemudian datang untuk berlatih, namun di sana justru mendapat perlakuan tidak senonoh dari AS. (nto)