5 minute read
Simpan Mimpi
Andriyansyah Tetap Latihan Meskipun Liga 2 Dihentikan
KEINGINAN Andriyansyah tampil membela PSIM Yogyakarta di ajang kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 harus tertunda sementara. Bayang-bayang menjalani debut sebagai pemain pro bersama Laskar Mataram pun pudar. Ironisnya, Andriyansyah harus merasa kecewa dengan sepak bola saat usianya baru menginjak 21 tahun. Hal ini terjadi, saat kompetisi Liga 2 2022/2023 resmi dihentikan oleh PSSI dalam rapat Exco, Kamis (12/1) kemarin di Jakarta. “Sangat kecewa. Ini tahun pertama saya main di tim profesional. Saya sangat menyayangkan Liga 2 dihentikan. Pemain seperti saya hanya bisa pasrah, mau gimana lagi, ya ini sepak bola Indonesia,” kata Andriyansyah, belum lama ini. Untuk saat ini, Andriyansyah hanya bisa pulang ke rumahnya dengan perasaan hampa. Andriyansyah seakan dipaksa kalah sebelum benar-benar berjuang untuk bisa tampil bersama tim kebanggaannya, PSIM Yogyakarta.
Advertisement
Mau tidak mau saya harus ikut alurnya saja. Sekarang saya akan tetap berlatih dengan harapan musim depan masih bisa membela tim yang sama.
“Mau tidak mau saya harus ikut alurnya saja. Sekarang saya akan tetap berlatih untuk jaga kondisi dan sentuhan bola dengan harapan musim depan masih bisa membela tim yang sama (PSIM),” kata Andriyansyah. Bagi Andriyansyah, membela Laskar Mataram memang sudah menjadi mimpinya sejak kecil. Meski lahir di Bekasi, tapi ia dibesarkan di Yogyakarta oleh kedua orang tuanya. Ia kerap menonton pertandingan PSIM sejak dulu. Andriyansyah sudah jatuh cinta dengan tim yang bermarkas di Sta- dion Mandala Krida itu, jauh sebelum bergabung dengan tim. Ia pun meniti karier dari bawah, bermain di kompetisi kelompok umur, hingga menjadi pemain di kompetisi Liga 3. Musim 2022/2023, ia direkrut PSIM setelah setelah tampil apik saat membela tim Porda Bantul dalam laga uji coba dengan Aditya Putra Dewa dkk. Kala itu, laga digelar di Stadion Sultan Agung pada persiapan pra musim. Ia mencetak dua gol dalam laga tersebut. Berstatus ‘anak baru’ di skuat PSIM, Andriyansyah cukup bisa beradaptasi dengan deretan pemain senior dalam tim. Bermain di lapangan Stadion Mandala Krida di hadapan ribuan suprter PSIM menjadi salah satu impiannya. Tak heran, penghentian kompetisi Liga 2 yang dilakukan secara mendadak ini seperti mimpi buruk di siang bolong baginya. Ia awalnya tak percaya Liga 2 dihentikan padahal Liga 1 bisa diputar, bahkan dengan penonton. “Saya sampai tidak tahu harus bilang apa, kulo namung bocah wingi sore mas, anane mung manut mawon karo latihan terus (Saya cuma anak baru, yang ada hanya nurut dan latihan terus),” kata Andriyansyah sambil tertawa getir. (tsf)
Berharap Kembali ke PSIM
SELAIN tak bisa debut di tim utama PSIM, Andriyansyah mengatakan bahwa penghentian Liga 2 banyak dampak negatifnya. Tidak hanya untuk pemain, tapi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan tim atau sepak bola.
“Kalau buat saya, mungkin kehilangan kesempatan untuk memiliki karier yang lebih lagi di kompetisi profesional. Tapi semua elemen di manajemen dan pelatih,
Biodata :
Indra Sjafri: Shin Tae-yong
Layak Dipertahankan
JAKARTA, TRIBUN - Direktur
Teknik PSSI, Indra Sjafri menyebut, Shin Tae-yong layak untuk dipertahankan sebagai pelatih timnas Indonesia meski gagal juara di Piala AFF 2022. Padahal, gelar di Piala AFF menjadi salah satu target yang ditetapkan kepada Shin Tae-yong.
Pada Piala AFF 2020, Shin Taeyong hanya mampu membawa timnas Indonesia keluar sebagai runner-up seusai kalah agregat dengan Thailand 2-6. Lalu Piala AFF 2022, timnas Indonesia hanya mampu sampai babak semifinal seusai kalah agregat 0-2 dari Vietnam. Melihat situasi timnas Indonesia saat ini, Indra Sjafri mengatakan bahwa PSSI memang tak bisa buru-buru. Menurutnya dengan melihat perkembangan timnas Indonesia Indra Sjafri tak bisa tutup mata, bahwa Shin Tae-yong memang layak untuk dipertahankan.
Ia menilai Shin Tae-yong menunjukkan perkembangan luar biasa pada pemain. Bahkan kualitas skuat Garuda diakui meningkat. “Pribadi saya pikir sangat layak. Karena secara permainan, kualitas tim saya pikir lebih baik,” ujar Indra Sjafri di GBK Arena, Jakar- ta, Senin (16/1).
Terkait gagalnya Shin Tae-yong bawa timnas Indonesia juara di Piala AFF, Indra memaklumi. Menurutnya, memang tidak mudah membawa timnas Indonesia meraih gelar. Sebagai pelatih, Indra Sjafri mengaku memang tidak mudah membawa timnas meriah gelar juara. Apalagi pelatih berusia 52 tahun itu juga mengungkapkan apa saja masalahnya yang ada di skuat Garuda. Mantan pelatih timnas
Korea Selatan itu mengungkapkan ke Indra Sjafri bahwa kualitas para pemain masih kurang. Ditambah lagi saat tampil di Piala AFF 2022, beberapa pemain naturalisasi dan andalan tak bisa tampil seperti Sandy Walsh dan Elkan Baggott. Kedua pemain itu memang tak mendapatkan izin dari klub karena Piala AFF 2022 bukan bagian dari agenda FIFA.
Coach shin mengeluhkan kualitas pemain yang kurang bagus tapi kami sudah berusaha menambah kekuatan dengan pemain-pemain naturalisasi tapi tidak bisa bermain secara utuh. Makanya kami berharap di Piala Dunia U-20 nanti akan ada prestasi,” kata Indra. (Bolasport.com) penjaga wisma, supir bus tim, pedagang, pasti akan ikut terdampak juga,” katanya.
Untuk itu ia berharap penghentian kompetisi liga tidak terjadi pada musim mendatang dan seterusnya. Memiliki kompetisi yang sehat dan kuat tentu akan berdampak pada prestasi timnas di kejuaraan internasional. Karena kompetisi pula akan semakin banyak pemain potensial yang memiliki kemampuan kelas dunia. “Semoga musim depan lancar-lancar saja, tidak ada kendala apapun, dan semoga saya masih ada rezeki PSIM,” tandasnya. (tsf)
PSS Belum Bisa Turunkan Yevhen
SLEMAN, TRIBUN - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro berharap dapat segera menurunkan striker asingnya yang baru saja bergabung, Yevhen Bokhashvili dalam laga resmi di kompetisi Liga 1 2022/2023.
Sebelumnya, Yevhen kembali didatangkan PSS dalam bursa transfer paruh musim awal Januari 2023 lalu. Pemain asal Ukraina itu menggantikan striker asal Brasil, Mychell Chagas yang dianggap tumpul di lini depan.
“Yevhen yang baru masuk dalam tim belum bisa dimainkan. Kita tunggu selesainya administrasi pemain in dari manajemen. Harapannya, dengan kehadiran Yevhen dan Rachmad dapat menambah daya dobrak tim,” kata Seto, tempo hari.
Pada laga melawan PSM Makassar Sabtu (14/1) di Stadion BJ Habibie, Yevhen terlihat belum masuk skuat Super Elang Jawa. Proses administrasi yang masih dalam tahap penyelesaian jadi salah satu alasan eks pemain Persipura Jayapura itu belum tampil.
Seto mengatakan, meski tim saat ini memiliki para pemain muda di posisi depan yakni Hokky Caraka dan Saddam Gaffar, namun kehadiran sosok Yevhen dan Rachmad tetap bakal memberikan warna berbeda.
“Yevhen dan Rachmad akan memberikan pilihan lebih banyak di lini depan. Tapi yang pasti, harapannya tim akan semakin baik lagi di putaran kedua untuk dapat mendongkrak posisi di klasemen,” tandas Seto.
Di satu sisi, Seto enggan berkomentar terkait keputusan Exco PSSI yang menyatakan kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 tanpa degradasi. “Untuk saat ini kami memilih fokus untuk tampil maksimal dan melanjutkan Liga 1,” kata Seto.
Pelatih asal Kalasan, Sleman itu tidak perlu menjelaskan apa dampak baik atau buruk terhadap penampilan tim ketika kompetisi Liga 1 tanpa degradasi. Ia menegaskan jika di putaran kedua pihaknya akan tetap bermain secara profesional.
“Kami tetap fokus menatap setiap pertandingan, apalagi saat ini kami memang ingin memperbaiki peringkat di papan klasemen,” jelas Seto. (tsf)
Ketum PSSI Harus Pastikan Kompetisi Berjalan Baik
YOGYA, TRIBUN - Kongres Luar Biasa (LIB) PSSI tahun ini diharapkan menjadi tonggak perubahan dan perbaikan sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Harapan itu disampaikan oleh banyak pihak, termasuk pelatih PSIM Yogyakarta, Erwan Hendarwanto.
Ia mengatakan, yang paling penting untuk menjadi Ketua Umum PSSI adalah memiliki rasa tanggung jawab. Selanjutnya, sosok pemimpin tersebut dapat bekerja secara profesional untuk kemajuan sepak bola bersama.
“Kalau kriteria, tidak ada yang khusus, yang penting bisa memastikan kompetisi berjalan baik. Sehingga, tidak ada lagi kejadian kompetisi berhenti, karena yang kita butuhkan adalah iklim kompetisi yang sehat dan berkesinambungan,” kata Erwan, Senin (16/1).
Selama ini kompetisi sepak bola Indonesia kerap gonjang ganjing ketika menjelang masuk musim baru. Terkadang jadwal kompetisi bisa mundurmundur tanpa adanya alasan yang masuk akal seperti musim 2022/2023. Erwan melanjutkan, ia juga tidak memiliki syarat khusus terkait latar belakang ideal untuk calon Ketua Umum PSSI. Namun ia menginginkan siapapun yang memimpin PSSI harus peduli juga dengan proses pembinaan usia muda.
“Latar belakang apa saja, yang penting itu tadi, kompetisi bisa dipastikan berjalan dengan baik, karena kompetisi adalah bagian terpenting dari proses pembinaan, dari usia muda sampai senior,” jelasnya.
Disinggung mengenai siapa yang cocok dari nama-nama yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PSSI, Erwan tidak menyebut secara spesifik. “Hemmm, ya siapapun tidak masalah,” tandas dia.
Sementara itu pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Bangunharjo, Sudarmaji mengatakan sosok yang memimpin PSSI harus memiliki jaringan yang luas. Alasannya dengan jaringan itu bisa menopang kinerja PSSI untuk bersinergi membangun sepak bola Indonesia. “Yang jelas punya power dan relasi yang luas terutama dengan pemerintah biar semua program yang dijalankan bisa lancar dan saling mendukung. Selain itu juga ketegasan sikap dalam menjalankan roda organisasi,” kata Sudarmaji. (tsf)