![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131120332-17b3832f65014c2a34344ee770cbbf1f/v1/a4af9c8b32462c9c53a505bc2dfc7f74.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
DLH Gunungkidul Ingin Pembangunan TPST Pesisir Segera Terealisasi
TRIBUN JOGJA/ALEXANDER ERMANDO MENGAIS
SAMPAH - Warga mengais sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah(TPAS) Wukirsari di Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul, belum lama ini. Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul berupaya agar TPST pesisir terwujud agar penanganan sampah lebih optimal.
Advertisement
GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul tengah berupaya agar tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di kawasan pesisir selatan segera dibangun. Apalagi, wacana pembangunannya sudah bergulir sejak lama. Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan TPST di pesisir selatan sangat diperlukan. “Tujuannya agar penanganan sampah dari sana bisa lebih optimal,” kata Harry, Senin (16/1). Selama ini, penanganan sampah kawasan pesisir masih bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Baleharjo, Wonosari. Namun, cara terse- but dinilai kurang efektif. Menurut Harry, jarak antara kawasan pesisir dengan TPAS Baleharjo terbilang jauh. Sedangkan sampah dari kawasan pesisir juga tak sedikit terutama dari wisata.
“Itu sebabnya TPST pesisir ini perlu segera direalisasikan,” jelasnya. Agar bisa segera terwujud, Harry akan mengajukan bantuan ke pemerintah pusat. Harapannya pusat bisa membantu pembiayaan untuk pembangunannya.
Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Gunungkidul, Dwi Wiyani mengatakan wacana pembangunan TPST pesisir sudah bergulir sejak 2019. Lahan seluas 5 hektare (ha) pun sudah disiapkan. “Lokasinya di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari. Aksesnya juga sudah dibangun,” ungkap Dwi.
Minimnya anggaran jadi alasan tertundanya pembangunan TPST pesisir. Apalagi, Pemerintah DIY juga lebih memprioritaskan penanganan masalah sampah di TPST Piyungan. Menurut Dwi, diperlukan anggaran sekitar Rp40 miliar-50 miliar untuk membangun TPST dj Banjarejo. Itu sebabnya, dukungan dari pusat sangat diharapkan. “Kami terus berupaya agar TPST di pesisir selatan bisa segera terwujud,” katanya. (alx)
Driver Ojol Bagikan Kisah Unik Dapat Orderan Malam Hari
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131120332-17b3832f65014c2a34344ee770cbbf1f/v1/0c211b596cd70a925d82831441a11127.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Diminta Temani Pemesan Karena Takut Klitih
Fenomena kejahatan jalanan di Yogyakarta beberapa waktu lalu kembali menyeruak dan membuat warga masyarakat was-was. Bahkan, beberapa driver ojek online (ojol) pun sempat memperoleh pesanan dari customer untuk sekadar menemaninya berkendara di jalanan, tanpa membonceng.
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA
MELAYANI - Driver ojol JogjaKita saat melayani permintaan customer untuk diantar ke kediamannya tanpa membonceng, beberapa waktu lalu.
SALAH satu driver ojol yang mengalaminya adalah Eka, mitra perusahaan transportasi online lokal Yogyakarta, JogjaKita. Driver ojol yang sehari-harinya mangkal di kawasan Ngampilan, Kota Yogya, itu mengisahkan, pengalaman unik tersebut didapatkannya beberapa waktu lalu, sesaat sebelum off bid larut malam.
“Niat ngojek kan memang buat cari penghasilan untuk keluarga.