3 minute read
Potensi Gelombang Tinggi Enam Meter di Laut Selatan
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memberikan peringatan dini gelombang tinggi 4,5-6 meter di wilayah perairan dan Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta pada 17-18 April 2023 ini.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Feriharti Nugrohowati, mengatakan, berdasarkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari TimurTenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. “Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Bangka Belitung, Selat Karimata, dan Perairan Pulau Rote,” katanya melalui keterangan resminya, Senin (17/4). Maka dari itu, pihaknya memprakirakan potensi gelombang yang masuk da- lam kategori sangat tinggi itu dapat terjadi di perairan selatan dan Samudera Hindia Selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk bisa memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. “Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” tutupnya. (nei)
Advertisement
KULON PROGO, TRIBUN - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Kulon Progo menangkap pria berinisial DAM (19). Pasalnya, warga Tegal, Jawa Tengah itu hendak melakukan aksi percobaan pembunuhan terhadap pasangan sesama jenisnya berinisial FF (19), pria asal Cilacap. Dalam melakukan aksinya, pelaku DAM dibantu oleh rekannya, WA (19) pria asal Rejang Lebong, Bengkulu. Kini, kedua pelaku yakni DAM dan WA telah menjalani penahanan. Kepala Satreskrim Polres Kulon Progo, AKP Rakhmat Darmawan, menyampaikan, aksi percobaan pembunuhan terjadi di sebuah penginapan di Pantai Glagah, Temon, Kabupaten Kulon Progo, Sabtu (18/3) sore. Dikatakannya, tindak pidana kriminal itu dipicu hubungan terlarang yang dijalin oleh FF dan DAM. Setelah beberapa bulan berjalan, hubungan mereka akhirnya kandas. Kala itu, DAM memutuskan hubungannya dengan FF. Karena tak terima diputus, FF mengancam akan menyebarkan aib dari hubungan terlarang itu kepada orang tua DAM. “Jadi, pelaku DAM takut kalau hubungan sesama jenis itu diketahui oleh orang tuanya. Lalu, pelaku ngajak temannya (WA) untuk menghabisi si korban,” kata Rakhmat saat rilis kasus tersebut di Polres Kulon Progo, Senin (17/4). Pada 18 Maret, DAM menjemput korban di Stasiun Wojo, Purworejo. Mereka berboncengan menaiki sepeda motor matik menuju penginapan di Pantai Glagah. Mereka langsung masuk ke kamar nomor 9 yang berada di lantai dua. Sementara, WA berada di kamar nomor 8. Kemudian sekira pukul
18.00 WIB, ketika korban sedang mandi, WA masuk ke dalam kamar nomor 9. Kemudian, WA dan DAM melakukan penganiayaan secara bersama-sama dan menyeret korban. Karena merasa nyawanya terancam, korban berteriak minta tolong. Teriakan itu terdengar oleh penjaga penginapan, yang kemudian mendatangi sumber suara. Karena pintu kamar dikunci dari dalam, penjaga penginapan menyuruh orang untuk minta bantuan ke petugas piket di pos Polairud Glagah. Melalui jendela yang tidak terkunci, penjaga penginapan dan petugas pos Polairud masuk ke kamar dan menemukan pelaku sedang membawa pisau. Mereka kemudian merebut pisau itu dan menolong korban. “Korban berhasil diselamatkan dengan kondisi penuh luka. Kemudian, mereka mengikat para pelaku. Selanjutnya, kedua pelaku dilakukan penahanan,” ucapnya. Polisi menyita barang bukti di antaranya dua pisau, satu pisau lipat, dua pasang sarung tangan, sebuah batu asah warna abu-abu, dua handphone, dan satu buah tas punggung warna hitam. Kedua tersangka dijerat pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP atau Pasal 170 ayat 2e KUHP. Persiapan matang Dihadirkan saat rilis kasus, DAM mengaku nekat melakukan percobaan pembunuhan karena diancam oleh korban yang akan menyebarkan aib hubungan terlarang mereka. Hubungan itu telah mereka jalin beberapa bulan. DAM menyebut WA sebagai dalang percobaan pembunuhan itu, setelah ia menceritakan persoalan itu kepadanya.
“Sebenarnya hanya pas cerita, terus celetuk ide (pembunuhan) untuk men-
KISAH PELIK cairkan suasana. Cuma, teman saya menganggap ide celotehan itu serius. Dia yang menyusun rencananya,” katanya. WA membenarkan hal itu. Ia mengaku, terbakar emosi atas ulah korban, sehingga menganggap celetukan DAM untuk membunuh korban itu sebagai pernyataan serius. “Saat itu hanya celetuk bercandaan, cuma waktu itu emosi saya sedang tidak stabil, terus jadi terbawa ingin membunuh,” ucapnya Aksi percobaan pembunuhan itu telah disiapkan secara matang. Terbukti, kedua pelaku telah menyiapkan alat-alat eksekusi sebelumnya. Mereka juga sengaja memilih penginapan di Pantai Glagah sebagai tempat eksekusi, sekaligus dianggap memudahkan untuk membuang mayat. “Di Glagah ada jembatan yang rusak. Saya sudah searching di internet, kalau semenjak jembatan rusak, wisata jadi sepi. Rencana setelah dibunuh jasad (korban) akan dibuat sekitar Pantai Glagah,” pungkasnya. (scp)
Satreskrim Polres Kulon Progo mengangkap DAM (19) dan WA (19) atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap FF (19), warga Cilacap. Aksi percobaan pembunuhan itu dilatarbelakangi hubungan terlarang sesama jenis antara DAM dan FF. DAM ingin putus hubungan, namun FF tak terima dan mengancam akan menyebarkan aib dari hubungan terlarang itu kepada orang tua korban.