2 minute read

Memori Gerrard Selip

Next Article
AKHIR 539 HARI

AKHIR 539 HARI

BUKAYO Saka menatap langit London yang mendung dengan ekspresi wajah seakan tak percaya. Pada menit ke-52, winger Arsenal berusia 21 tahun itu hendak mengubah skor menjadi

3-1, tetapi tendangan penalti Saka melebar jauh dari gawang kiper West Ham, Lukasz Fabianski.

Advertisement

Hanya dua menit kemudian, Jarrod Bowen menghukum kesalahan ini dan menjadikan skor akhir 2-2 dalam pekan ke-31 Liga Primer di Stadion London, Sabtu (16/4). Saka pun seakan tak percaya dengan kegagalannya. Gelandang timnas Inggris berusia 21 tahun itu telah mengonversi keempat penalti untuk Arsenal sejak kesengsaraannya pada final Euro 2020 kontra Italia di Wembley. Rekor 100 persen itu tidak lagi bertahan setelah percobaan kelimanya melebar.

Direct Points

• Saka gagal penalti

• Ingatkan orang kepada tragedi tergelincirnya Gerrard musim 2013/14

• Arsenal hanya terpaut 4 poin dari City yang punya satu laga di tangan

Hasil imbang ini membuat para pendukung The Gunners jadi ketar-ketir. Kini, mereka hanya terpaut empat poin dari Manchester City di peringkat dua. Celakanya lagi, City masih punya sisa satu laga di tangan, dan sudah memimpin dalam head to head berkat kemenangan 1-3 di pertandingan pertama.

DATA &FAKTA

Dengan demikian, duel City kontra Arsenal (27/4) mendatang benar-benar akan menjadi "final" dini yang akan akan menentukan siapa juara Liga Primer musim ini. The Gunnners yang tadinya sangat percaya diri bakal meraih gelar juara Liga Primer pertama kalinya sejak 2004, kini tampak mulai ragu-ragu. Jalan di depan terlihat semakin terjal, tak lagi lapang seperti sebelumnya menyusul dua hasil imbang belakangan. Merasa jadi seorang "pendosa", Saka pun kemudian meminta maaf. "Terlepas dari hasil yang ada, saya akan selalu bertanggung jawab. Saya meminta maaf kepada penggemar The Gunners dan akan mencoba melakukan segala hal untuk membenahi hal ini," kata Saka dikutip dari Metro. Kegagalan Saka mengeksekusi penalti, kemudian mengingatkan banyak orang dengan salah satu ikon tragis dalam perebutan gelar juara di Liga Primer: tergelincirnya Steven Gerrard di tahap penutupan musim 2013/14. Saat itu, Liverpool memimpin klasemen di pekan ke-35, unggul lima poin dari Chelsea, dengan Man City tertinggal satu poin lagi. Seperti hari ini, The Citizens punya satu laga di tangan saat itu.

Pada pekan ke-36, Liverpool menjamu Chelsea di "final", di mana jika The Reds menang, mereka bisa meraih juara. Namun, Gerrard selip alias tergelincir saat menerima bola di menit akhir babak pertama. Bola direbut striker Demba Ba yang tanpa ampun langsung melesakkan gol. Chelsea akhirnya memenangkan pertandingan 2-0. Hal itu membuka peluang Manchester City untuk menyalip. Singkat cerita, The Citizen akhirnya mere- but gelar juaradengan selisih dua poin. Dan tragedi itu melahirkan istilah "slippy Gerrard" alias Gerrard selip.

Ada kekhawatiran tragedi Gerrard selip itu akan terulang kembali musim ini, dengan Saka sebagai pelakunya. Karena itulah, menurut mantan bek Arsenal, Matthew Upson, yang harus dilakukan pasukan The Gunners saat ini adalah melupakan apa yang terjadi kontra West Ham. Menurutnya, saat ini yang terjadi adalah permainan pikiran.

Jika tetap positif, The Gunners akan tetap percaya diri. Lagi pula mereka masih memiliki tujuh laga tersisa, dan masih berpotensi menembus angka magis 90 poin. Namun, lanjut Sutton, jika pikiran negatif yang menguasai, maka mereka memang perlu khawatir. Dua laga terakhir imbang 2-2, sebelumnya kontra Liverpool, padahal sama-sama sempat unggul 2-0, menjadi tanda-tanya soal fokus, dan determinasi pemain.

"Hal terpenting bagi Anda sekarang adalah jangan biarkan diri Anda terinfeksi oleh keraguan tentang kinerja Anda sendiri. Mereka masih dalam posisi yang bagus - Anda harus menjaga mentalitas itu, Anda harus tetap percaya pada diri sendiri. Itulah tugas Arsenal saat ini," ujar pundit BBC tersebut.

Playmaker Arsenal, Martin Odegaard telah meniupkan optimisme tersebut kepada rekan-rekannya. "Kita tidak boleh lupa bahwa kita masih berada di puncak klasemen dan memiliki segalanya di tangan kita sendiri. Kami harus menunjukkan mentalitas yang sama dan memastikan kami memenangkan pertandingan berikutnya," ujarnya bertekad. (Tribunnews/den)

This article is from: