3 minute read

Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata di Sleman Naik ke Tahap Penyidikan

SLEMAN, TRIBUN - Kejaksaan Negeri (Kejari) Sleman telah menaikan status pengusutan kasus dugaan korupsi dana hibah pariwisata yang disalurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun anggaran 2020 di Kabupaten Sleman dari penyelidikan ke tahap penyidikan. Jaksa mulai menyidik sejak April 2023.

“Iya betul (sudah ke tahap penyidikan), sejak April ini,” kata Kasi Pidana Khusus, Kejari Sleman, Ko Triskie Narendra, dikonfirmasi pada Selasa (18/4).

Advertisement

Menurut dia, penyidikan ini dilaksanakan atas hasil penyelidikan sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Se- perti diketahui, pengusutan perkara dugaan korupsi sudah berlangsung sejak awal tahun 2023. Kejari Sleman mengaku sangat berhati-hati dalam pengusutannya, apalagi jumlah saksi yang diperiksa cukup banyak. Catatan Tribun Jogja, pada 5 April 2023, jumlah saksi yang telah diperiksa dalam perkara dugaan korupsi ini mencapai 130 orang. Kejari berkomitmen mengungkap perkara ini secara terang benderang, sehingga menyasar jumlah saksi cukup banyak dan mencakup hampir seluruh kelompok masyarakat wisata yang menerima aliran dana hibah.

Diketahui, total pagu anggaran dana hibah dari Ke- menparekraf tahun 2020 untuk membantu pariwisata di Kabupaten Sleman agar bangkit dari pandemi senilai Rp68,5 miliar. Dari jumlah tersebut, yang ditransfer dari kas negara ke kas daerah senilai Rp49.711.272.645 dalam dua tahap dan disalurkan kepada pelaku wisata.

Meskipun banyak saksi telah diperiksa di tahap penyelidikan, menurut Triskie, tidak semuanya serta merta menjadi jumlah di tahap penyidikan. “Jadi, intinya kembali memeriksa kembali dari awal.

Begitu hukum acara pidana yang berlaku,” terang dia.

Koordinator Divisi Pengaduan Masyarakat dan Monitoring Peradilan, Jogja Corruption Watch (JCW), Ba-

Halim: Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Masih Wajar

BANTUL, TRIBUN - Menjelang Lebaran Idulfitri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Bantul, Selasa (18/4). Bupati Bantul Abdul Halim Muslih secara langsung turun ke lapangan untuk memantau dan memastikan ketersediaan bahan pokok dan memantau kenaikan harga pada beberapa komoditi.

Halim mengatakan, kegiatan pemantauan di pasar ini adalah agenda rutin setiap menjelang Lebaran. Pemkab melakukan survei harga ke pasar rakyat untuk memastikan kebutuhan pokok memiliki harga yang terjangkau.

“Karena jika tak terjangkau, pemerintah akan melakukan tindakan-tindakan tertentu, misalnya operasi pasar. Tetapi Alhamdulilah sejauh pantauan, kenaikan harga masih dalam batas yang bisa ditoleransi,” ujarnya.

Bupati Bantul menilai, bahwa setiap menjelang hari raya Idulfitri hampir dipastikan terjadi lonjakan permintaan. Berdasarkan hasil survei, secara umum kenaikan harga bahan pokok masih dinilai wajar, bahkan ada beberapa komoditi yang harganya stabil. Meski demikian, ada pula komoditi yang mengalami kenaikan harga signifikan. “Hampir semua jenis cabai mengalami kenaikan signifikan, tetapi masih dalam batas jarak bawah dan atas yang bisa kita pahami. Misalnya cabai merah keriting Rp42 ribu per kilogram, cabai rawit merah Rp35 ribu per kilogram,” ujarnya. Dua jenis cabai ini mengalami kenaikan sebesart Rp5.000 hingga Rp20.000 jika dibandingkan minggu sebelumnya. Pun demikian, Halim menilai, kenaikan tersebut masih dalam batas wajar. “Dengan demikian, pantauan hari ini (kemarin) disimpulkan kenaikan masih dalam batas wajar. Karena, Lebaran akan men- dorong terjadinya inflasi beberapa komoditi. Dalam kasus kita hari ini, tak perlu ada operasi pasar murah,” ucapnya. Adapun harga beberapa komoditi lain, yakni daging sapi Rp140 ribu per kilogram, daging ayam di kisaran Rp33 ribu, telur pada harga Rp26 ribu. Sementara untuk minyak kemasan premium Rp19 ribu, gula pasir di harga Rp13 ribu. Seorang pedagang di Pasar Bantul, Yayuk mengatakan, harga bawang merah saat ini mencapai Rp38 ribu, sementara untuk kualitas super harganya Rp45 ribu per kilogram. Sedangkan harga bawang putih di kisaran Rp30-32 ribu per kilogram. “Dari sebelum puasa juga segitu, terbilang stabil. Sementara untuk beras ada pada harga Rp11-12 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya juga,” ujarnya. Menurutnya, harga beberapa komoditi masih stabil, jika pun terjadi kenaikan tak terlalu signifikan. Hal itu berbeda di- haruddin Kamba, mengapresiasi langkah Kejari Sleman yang menaikkan pengusutan kasus itu ke tahap penyidikan, meskipun prosesnya terkesan lamban. Ia mendorong Kejaksaan untuk segera menetapkan tersangka.

“Dengan dinaikkannya kasus ke tahap penyidikan, artinya Kejari Sleman telah memiliki minimal dua alat bukti yang cukup. Sehingga, tidak perlu berlama-lama lagi menetapkan tersangka kasus ini. Harapannya, siapa pun yang terlibat dalam kasus ini harus diproses hukum secara adil, profesional dan transparan. JCW akan mengawal kasus ini hingga ke pengadilan Tipikor Yogyakarta,” kata dia. (rif)

TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA bandingkan yang ia rasakan pada Lebaran tahun lalu. “Pada tahun kemarin H-7 sudah naik, sekarang masih stabil. Ka- lau soal cabai, naik turun itu wajar, tidak hanya terjadi saat puasa atau menjelang Lebaran,” katanya. (nto/ayu/ord)

KENAIKAN WAJAR - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berbincang dengan pedagang daging di Pasar Bantul, Selasa (18/4).

This article is from: