2 minute read
Masih Ada 16 Korban Dukun Maut
Mbah Slamet Ubah Keterangan Saat Diinterogasi Polisi
BANJARNEGARA, TRI-
Advertisement
BUN - Korban pembunuhan dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohari (45) alias Mbah Slamet, diduga lebih dari 12 orang. Kini, polisi masih terus mencari jasad lainnya.
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka mengaku masih ada 16 korban belum ditemukan. “Kami sudah melakukan interogasi terhadap tersangka. Terakhir tersangka mengakui tambah 16 korban,” ungkap Hendri, Selasa (18/4).
Untuk itu polisi kembali membawa tersangka ke lokasi yang disebut untuk mengubur korban lainnya. Lokasi itu tidak jauh dari lokasi temuan jasad sebelumnya. Namun dalam pencarian yang dilakukan selama dua hari itu belum membuahkan hasil.
“Awalnya kami lakukan secara manual. Hari pertama tidak menemukan korban.
Besoknya kami meminjam alat berat. Kami gali semua sampai seperti kolam tetapi (korban lainnya) belum juga ketemu,” ujar Hendri.
Untuk itu, sampai saat ini polisi masih terus mendalami keterangan tersangka. “Kami terus melakukan interogasi terhadap tersangka sebenarnya tempat menguburnya 16 orang ini di
POLISI TERUS MENCARI mana,” kata Hendri. Selain itu dari hasil interogasi, Mbah Slamet mengubah keterangannya terkait kapan mulai melakukan pembunuhan. Jika sebelumnya tersangka mengaku pembunuhan dilakukan sejak tahun 2020, saat ini berubah menjadi sejak 2011 silam.
Korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slameh, diduga lebih dari 12 orang.
Pengakuan terbaru Mbah Slamet, masih ada 16 korban yang belum ditemukan.
Sejauh ini, posko orang hilang sudah menerima 28 orang yang dilaporkan hilang.
Polisi masih terus mencari keberadaan jasad lainnya dengan menggali tanah sekitar TKP.
“Pengakuan awal itu kan (pembunuhannya) sejak tahun 2020. Setelah dilakukan interogasi intens terhadap tersangka, nambah 16 korban. Itu dilakukan mulai tahun 2011-2012,” lanjut AKBP Hendri Yulianto.
Diberitakan sebelumnya, polisi menemukan 12 jasad korban Mbah Slamet yang dikubur di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Dari 12 korban, delapan di antaranya berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kepada pihak keluarga. Sebelumnya hingga Jum- at (14/4), posko orang hilang yang dibuka untuk mengidentifikasi korban dukun Mbah Slamet menerima 28 orang yang dilaporkan hilang. Pencarian kemudian dilakukan menggunakan alat berat di lokasi kuburan massal korban Mbah Slamet. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal Alqudusy mengatakan, aktivitas posko antemortem atau posko DVI di Polres Banjarnegara mendapatkan 22 laporan. Enam laporan di antaranya mengaku kehilangan dua anggota keluarga sekaligus sehingga total orang yang hilang ada 28.
“Terdapat 22 pelapor. Di antaranya pelapor yang melaporkan dua orang hilang sebanyak enam pelapor. Jadi total orang yang dilaporkan hilang ke posko ante mortem ada sejumlah 28 orang,” kat Iqbal dalam keterangannya kala itu. (kpc/ dtc)
Terdakwa Kasus Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Divonis 6 Tahun
SOLO, TRIBUN - Pengadilan Negeri (PN)
Solo memvonis Bambang Tri hukuman penjara selama enam tahun dalam persidangan yang digelar pada Selasa (18/4). Vonis dijatuhkan setelah Bambang dinyatakan bersalah dalam dakwaan kasus ujaran kebencian ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun vonis Bambang lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). JPU sempat menuntut vonis 10 tahun terhadap Bambang. “Menjatuhkan vonis 6 tahun penjara dan dan dibebani biaya sidang Rp2.000,” kata Majelis Hakim Moch. Yuli
Hadi didampingi Hakim anggota Hadi Sunoto dan Bambang Aryanto.
Dalam pertimbangannya, majelis hakim menguraikan pertemuan antara Bambang
Tri dengan Sugi Nur Rahardja alias Gus
Nur hingga keduanya melakukan podcast di Channel YouTube Gus Nur 13 Official.
Dalam podcast itu, Gus Nur mengundang
Bambang Tri untuk membahas dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan, Bambang Tri diminta Gus Nur melakukan sumpah mubahalah untuk meya-