opini
TRIPLE QUETION METHOD: ALTERNATIF MEWUJUDKAN PEMIMPIN CERDAS DAN VISIONER O l e h Reni nuryanti
S
eorang pemimpin adalah aktor yang tak hanya berhubungan dengan sutradara dan skenario sebagai pengendali peran— lebih detil ia berhubungan dengan pemain lain yang tidak bisa tidak adalah penentu keber hasilan perannya. Dialah yang dinamakan rakyat dalam konteks yang sesungguhnya. Mau dibawa ke mana rakyat, bangsa, dan negara bergantung pada kecakapan pemimpin dalam mengelola dan mengorganisasikannya. A. Pengantar Ada satu pernyataan menarik: “Jatuh bangun nya sebuah negara terletak pada kekuatan pemim pin”. Menarik, pun menggelitik pernyataan pen dek itu. Sederhana, tetapi cukup mengena. Apalagi dikaitkan dengan kondisi bangsa Indo nesia saat ini, agaknya tidak salah kalau muncul satu tesis baru, “Indonesia lemah karena miskin pemimpin yang kuat”. Pas dengan pertanyaan Habibie (pada 21 Mei 1998): “Apakah Indonesia tidak memiliki budaya kepemimpinan, sehingga belum bisa menyelenggarakan transisi kepemim pinan yang mulus?” Pertanyaan yang belum terjawab ini teriris kembali oleh Tanri Abeng yang mengatakan, “Mimpi Indonesia mempunyai pem impin yang kuat.” Pernyataan demi pernyataan orang-orang penting di negeri ini seolah ikut mewarnai de-
Pada umumnya, manusia baru memanfaatkan 3% dari 10% kemampuan otaknya. Seandainya kita menggunakan 6% saja dari kuantitas yang ada, sudah pasti akan lebih jenius dari Einstein. 36
Pewara Dinam i ka j a n ua ri 2 0 0 9
rita bangsa. Kapankah Indonesia yang dulu di perjuangkan dengan segenap pengorbanan jiwa-raga ini bangkit berlari mengejar negara lain yang telah mapan dengan kendali ‘sopir’ yang matang, cerdas, dan visioner? Akankah cuma mimpi dan akan dijumpai di alam kubur layaknya lambang negara kita, Padi dan Kapas yang sekarang dikonotasikan dengan kalimat “Keadilan di alam kubur”? Dari sanalah perlunya refleksi. Berkeluh ke sah, hanya mencela, itu tak cukup. Yang harus dilakukan, bagaimana memberikan sumbang sih bagi bangsa sekecil apa pun kemampuan kita miliki. Sejak dini, wujudkan para pemim pin yang cerdas dan visioner—pemimpin tak akan terwujud dengan tiba-tiba, butuh proses —yang menjadi sanggaan dan tanggung jawab bersama. Lompatan demi lompatan yang men coba menampilkan wajah baru pemimpin Indo nesia sudah saatnya dimunculkan. Satu yang dikemukakan dalam tulisan ini adalah bagaimana mewujudkan pemimpin yang cerdas dan visioner dengan pendekatan neorosains melalui tiga kecerdasan otak: IQ (In telectual Quotion), EQ (Emotional Quotion), dan SQ (Spiritual Quotion), diistilahkan Triple Quo tion Method (TQM). Dunia yang berkembang saat ini tidak hanya menuntut persaingan intelektual, tetapi juga perang pemikiran atau ideologi. Oleh karena itu, perlunya menggabungkan tiga kekuatan otak sebagai manifestasi kekuatan jangka panjang. Banyak pernyataan, termasuk salah satunya penemu Kecerdasan Emotional (IQ), Daniel Goleman, mengatakan, kesuksesan seseorang hanya ditunjang 20% kemampuan IQ, lainnya EQ dan SQ. Lebih ekstrim, pengembang ESQ di Indonesia, Ari Ginanajar Agustian, mengatakan, IQ hanya menunjang 6-20% bagi kesuksesan manusia. Ungkapan menggelitik Hernowo, Direktur Mizan, patut direnungkan. Ia mengatakan,“Pada umumnya, manusia baru memanfaatkan 3% dari 10% kemampuan otaknya. Seandainya kita meng