Pewara Dinamika Januari 2009

Page 43

bina rohani

Meneladani Rasul (lagi) O l e h M uhammad S afrodin

A

gama apapun di dunia ini pastilah dise­barkan dengan dakwah. Dengan cara yang berbeda namun tujuannya sama. Yak­ni, ingin mengajak umat untuk ikut aga­ma tersebut sebanyak mungkin. Ada yang memakai kekerasan, tipu melihat, hing­ga dengan kebaikan. Dalam Islam, ten­tu kita sepakat bahwa agama ini dise­ barluaskan dengan cara yang baik. Tak ada satu pun ayat Alquran yang membo­ lehkan pemaksaan terhadap ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, apa­­lagi jika disertai kekerasan. Karena hal itu bertolak belakang dengan mi­si Is­lam yang pada dasarnya mengi­ngin­ kan per­ubahan kearah lebih baik. Keba­ ik­an tentu harus melalui jalan yang ba­ ik pula. Mereka yang tak setuju dengan Islam akan berpendapat sebaliknya. Islam ada­ lah identik dengan kekerasan, meng­ang­­ kat pedang, perang, dan sebagainya. Me­­re­­ka mengklaim bahwa Alquran meng­­ha­­lal­­kan peperangan de­mi agama. Me­mang be­nar bahwa beberapa ayat Al­ qur­an bercerita mengenai perang, akan te­tapi bukan berarti Islam harus­lah ber­ pe­rang. Kuat dugaan, adanya ang­­gap­ an se­per­ti itu disebabkan terla­lu sem­ pit­nya da­lam me­ma­hami teks tanpa di­ka­it­kan dengan konteks zaman dan pe­ la­jar­an se­sung­uh­nya yang bisa diambil da­ri ayat tersebut. Kondisi ini tentu membuat Islam semakin ditakuti. Terutama bagi mereka yang baru mengenal Islam atau bagi yang imannya lemah. Bisa jadi mereka ma­lah menjauhi dan tidak tertarik lagi dengan Diin al- Islam. Dalam hal ini me­re­ka akan mencari agama alterna­tif yang menurutnya lebih humanis dan flek­sibel. Cara berdakwah seperti ini ha­

nya akan memperkeruh citra Islam dan ga­gal guna membumikan ajaran Nabi Mu­hammad SAW. Pemaknaan keliru mengenai ayat-ayat perang dan semacamnya tak hanya meng­hinggapi kaum non-Islam tetapi ju­ga sebagian orang Islam sendiri. De­ ngan embel-embel Islam terkadang me­ re­ka menghalalkan darah kaum yang di­ ang­gapnya kafir. Dalam pandangannya orang kafir layak dimusnahkan dan bah­ kan bernilai jihad. Pada perkembangan­ nya kelompok ini sering disebut sebagai “teroris”. Di Indonesia, kelompok ini telah menghabiskan nyawa ratusan orang tak bersalah sebagaimana yang terjadi di Bali beberapa tahun silam. Saat ini para pelaku sudah tertangkap dan di­ek­­ se­ku­si, akan tetapi mereka sama se­ka­li tidak menyesal dengan perbuatan­nya. Mereka bersikukuh perbuatannya ada­ lah benar, jalan dakwah dan Islami. Benarkah Nabi Muhammad SAW sebagai satu-satunya suri teladan yang sempur-

na bagi kita, mengajarkan demikian? Ada kisah menarik yang patut diteladani dari Baginda Rasulullah SAW mengenai kearifan dakwah Islam. Suatu saat datang kepada Nabi lelaki yang ingin me­meluk Islam. Setelah mengucap dua kalimah Syahadat lelaki tersebut beru­ jar,”Ya Rasul, sesungguhnya hamba ini selalu berbuat dosa tetapi payah untuk meninggalkannnya.” Rasul pun menjawab, ”Maukah engkau berjanji untuk sang­gup berkata jujur?” Lelaki yang ke­ so­hor karena kejahatannya itu menyang­ gupi janji Rasul. Ia pun pulang. Singkat cerita, suatu saat lelaki tersebut hendak melakukan kejahatan. Akan tetapi di te­ ngah perjalanan ia ingat untuk selalu ber­kata jujur apa pun yang terjadi. Sampai akhirnya, ia urungkan niat berbuat ja­hat karena takut ketahuan sewaktu di­ta­nya Rasul mengenai perbuatannya. An­dai berbohong maka berarti ia telah meng­khianati janji Nabi. Lelaki itu hanya bisa berkata dalam hati betapa pesan se­derhana Rasul mengandung hikmah yang sangat agung. Dan akhirnya, ia men­jadi salah satu sahabat Nabi yang taat. Di sinilah kebesaran Islam. Islam bukanlah agama sangar yang membuat bu­lu kuduk berdiri. Islam adalah agama yang toleran, manusiawi, dan ramah. Dakwah bi al-Hikmah sebagaimana yang dicontohkan Nabi akan membuat Is­lam kian merasuk ke sanubari manusia mana pun. Persoalan akan lain jika dakwah Islam haruslah membom, me­ ru­sak kafe, memukul, membunuh dan se­ma­camnya. Wallahu a’lam.

Muhammad Safrodin Mahasiswa Jurusan KPI UIN Sunan Kalijaga

P e wa r a Di n a m i k a j a n ua ri 2009

41


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.