WARTA REDAKSI
4 WARTA UTAMA REVOLUSI MENTAL KELUARGA INDONESIA REVOLUSI MENTAL MENJADI BEGITU POPULER SETELAH NAIKNYA JOKO WIDODO KE KURSI PRESIDEN. KINI SAATNYA REVOLUSI DIMULAI DARI KELUARGA. REVOLUSI MENTAL JUGA MENJADI TEMA SENTRAL PERINGATAN HARI KELUARGA NASIONAL XXII.
9 WARTA UTAMA 12 WARTA UTAMA
KELUARGA GARDA TERDEPAN PEMBANGUNAN SOSIAL
SATYA LENCANA UNTUK BUPATI MAJALENGKA
14 WARTA UTAMA
THIS IS JABAR: PUNCAK PERINGATAN HARGANAS XXII JABAR 2015
20 WARTA UTAMA
TEKNOLOGI PUN (BISA) MENJADI PEMBAWA MUSUH KELUARGA
23 WARTA UTAMA 26 WARTA UTAMA 30 WARTA DAERAH 31 WARTA DAERAH 32 WARTA DAERAH
WASPADA MENYAMBUT YANG TAK DIINGINKAN JABAR NGAHIJI DI ROADSHOW KIE
BKR PEPAYA DEPOK TERBAIK NASIONAL
CIANJUR BERTEKAD PERANG TERHADAP RATU SUNTIK
KELUARGA BENTENG KEKERASAN SEKSUAL
Penasehat KEPALA BKKBN JAWA BARAT Dewan Redaksi SUGILAR, IDA INDRAWATI, TETTY SABARNIYATI, YUDI SURYADHI, RUDY BUDIMAN, RAKHMAT MULKAN, PINTAULI R. SIREGAR Pemimpin Redaksi RUDY BUDIMAN Wakil Pemimpin Redaksi ELMA TRIYULIANTI Managing Editor NAJIP HENDRA SP Tim Redaksi ARIF R. ZAIDAN, CHAERUL SALEH, AGUNG RUSMANTO, DODO SUPRIATNA, HENDRA KURNIAWAN, Kontributor ACHMAD SYAFARIEL (JABOTABEK), AKIM GARIS (CIREBON), AA MAMAY (PRIANGAN TIMUR), YAN HENDRAYANA (PURWASUKA), ANGGOTA IPKB JAWA BARAT, RUDINI Tata Letak LITERA MEDIA Sirkulasi IDA PARIDA Penerbit Perwakilan BKKBN Jawa Barat Percetakan Litera Media - 022 87801235 www.literamedia.com Alamat Redaksi Kantor BKKBN Jawa Barat Jalan Surapati No. 122 Bandung Telp : (022) 7207085 Fax : (022) 7273805 Email: kencanajabar@gmail.com Website: www.duaanak.com
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
3
WARTA UTAMA
PRESIDEN JOKOWI SAAT MENDEKLARASIKAN REVOLUSI MENTAL
REVOLUSI MENTAL KELUARGA INDONESIA NAIKNYA JOKO WIDODO KE KURSI PRESIDEN SEPERTI MEMBAWA PESAN SEJARAH. REVOLUSI FISIK YANG BANYAK MENUMPAHKAN DARAH ANAK BANGSA KINI DILANJUTKAN DENGAN REVOLUSI MENTAL. AGENDA YANG PERNAH DIUSUNG FOUNDING FATHER REPUBLIK SEBELUM KEMUDIAN MENGUAP HILANG DITELAN SEJARAH. DI LINGKUNGAN BKKBN, GONG REVOLUSI KINI SUDAH DITABUH. SAATNYA REVOLUSI DIMULAI DARI KELUARGA. REVOLUSI MENTAL JUGA MENJADI TEMA SENTRAL PERINGATAN HARI KELUARGA NASIONAL XXII. 4
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA
T
ak sulit menunjukkan contoh bagaimana revolusi mental diwujudkan dalam kehidupan seharihari. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty sendiri punya contoh sederhana. Tak jauh-jauh, dia memulainya dari diri sendiri ketika mendapat amanah baru sebagai orang nomor satu di BKKBN. “Seminggu sampai dua minggu setelah dilantik (jadi Kepala BKKBN) ini saya banyak ditemui saudara. Mereka ingin mempertemukan saya dengan pengusaha. Saya nggak mau ketemu. Saya bilang, nggak usah ketemukan saya dengan pengusaha. Ngeri saya. Begitu ketemu, mulai dirayu-rayu. Makanya saya nggak mau,” ujar Surya menceritakan pengalamannya di hadapan pegawai Perwakilan BKKBN Jawa Barat pada 26 Juni 2015 lalu. Intinya, sambung Surya, revolusi mental itu harus dimulai dari hati dengan niat yang utuh. Revolusi mental berarti mengubah berpikir, dari semula dilayani menjadi melayani. Revolusi mental juga berarti mengubah cara bekerja dan sikap terhadap masalah. Jangan pernah berpikir untuk mengambil yang memang bukan menjadi haknya.
FALSAFAH JANTUNG Sebuah ilustrasi menarik untuk menggambarkan revolusi mental ditunjukkan melalui sistem kerja jantung. Jantung merupakan organ tubuh yang berfungsi menerima dan memompakan darah ke seluruh tubuh. Mekanisme dilakukan secara tertib di dalam bilik dan serambi. Meski bergelimang darah, jantung sama sekali tidak bisa mengambil darah untuk menghidupi dirinya. “Otot jantung tidak berhak menerima makanan dari darah yang dipompakan tersebut. Tuhan memberinya makanan lewat pembuluh arteri koroner. Dialah pembuluh darah yang bertanggung jawab penuh didalam memenuhi semua kebutuhan nutrisi dan oksigen jantung. Tiga di depan, tiga di belakang. Maka bila arteri itu tersumbat, maka mati orangnya,” Surya mencontohkan.
“Kita sudah dapat ga ji, remunerasi, honor yang legal, fasilitas, dan lain-lain. Mau apa lagi? Kalau masih kurang, ngomong ke DPR ga jinya kurang. Jangan ambil hal rakyat ini. Nah, niat sudah bagus. Maka pahala sudah dihitung. Kalau niat baik, Tuhan melindungi. Jangan sekalisekali mengambil yang bukan hak kita,” tandasnya lagi.
REVOLUSI MENTAL BKKBN Lebih jauh mengenai revolusi mental, mantan anggota Komisi IX DPR RI ini menguraikan agenda revolusi mental di lingkungan BKKBN. Dia menegaskan, sasaran Rencana Strategis BKKBN 2015-2019 harus dicapai dalam upaya mendukung sembilan Agenda Prioritas Pembangunan yang dikenal sebagai Nawacita. BKKBN turut berperan untuk mewujudkan agenda nomor 5, yaitu “meningkatkan kualitas
GUBERNUR HERYAWAN MENERIMA KUNJUNGAN KEPALA BKKBN
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
5
WARTA UTAMA hidup manusia Indonesia”. BKKBN memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan pembangunan sumber daya manusia yang berkaitan dengan prioritas kesehatan dan revolusi mental. “Revolusi mental harus digalakkan, diinternalisasikan, dan disosialisasikan oleh seluruh ja jaran BKKBN untuk memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing, dan mempererat persatuan bangsa. Revolusi mental memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin,” tegas Surya. Selayaknya revolusi, sambung dia, maka diperlukan juga pengorbanan dari masyarakat. Sebagai suatu bentuk strategi kebudayaan yang berperan memberi arah bagi terciptanya kemaslahatan hidup berbangsa dan bernegara, basis ideologis revolusi mental adalah Pancasila dengan tiga prinsip dasar Trisakti, yaitu berdaulat secara politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan. “Itu berarti upaya perbaikan karakter bangsa melalui revolusi mental sejak awal telah mempunyai koridor yang jelas dan tegas,” Surya menandaskan. Dalam konteks kekinian, revolusi mental merupakan suatu gerakan seluruh masyarakat, pemerintah dan rakyat, dengan cara
6
KEPALA BKKBN SILATURAHIM DENGAN PETUGAS LINI LAPANGAN SE-BANDUNG BAGIAN BARAT
yang cepat dan akurat untuk mengangkat kembali nilai-nilai strategis yang diperlukan oleh bangsa dan negara untuk mampu menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era globalisasi. Sebagai sebuah gerakan mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku, revolusi mental adalah sebuah
gerakan hidup baru yang berorientasi pada kema juan dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. “Revolusi mental mengandung nilai-nilai esensial yang harus diinternalisasi, baik pada setiap individu maupun
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA agen perubahan yang mendorong perubahan pikiran, sikap, dan perilaku sesuai dengan nilai strategis revolusi mental, yaitu integritas, kerja keras, dan gotong royong,” papar bekas politkus PDI Perjuangan ini.
bangsa, yaitu etos kema juan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimis, produktifinovatif-adaptif, kerja sama dan gotong royong, serta berorientasi pada keba jikan publik dan kemaslahatan umum. Untuk menjamin BKKBN dapat mencapai sasaran RPJMN dan Renstra 2015-
2019 serta berkontribusi nyata mewujudkan dimensi kependudukan dan revolusi mental, perlu disusun suatu strategi yang didukung oleh sumber daya manusia aparatur BKKBN yang siap menghadapi berbagai tantangan lingkungan strategis dan kompeten di bidang tugas masingmasing. Selain itu juga perlu menyiapkan SDM yang dapat menjadi
Sejalan dengan itu, Surya berhadap karyawan BKKBN dapat menjadi pelopor gerakan revolusi mental. Sebagai pelopor, karyawan BKKBN harus menjadikan revolusi mental sebagai Gerakan Hidup Baru melalui perubahan cara berpikir, cara kerja, dan cara berperilaku yang memperkuat kedaulatan, serta meningkatkan daya saing dan persatuan nasional dalam kebhinnekaan. Revolusi mental harus menjadi gerakan segenap rakyat dan bangsa Indonesia. Revolusi mental melalui Gerakan Hidup Baru akan menghidupkan kembali dan menggelorakan idealisme sebagai sebuah bangsa, menggelorakan kembali rasa keikhlasan dan gotong-royong sesama anak bangsa, serta menjaga gelora api cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dalam setiap jiwa dan kalbu rakyat Indonesia. Sebagai pelopor, Surya berharap mulai saat ini segenap karyawan BKKBN dapat menginternalisasi tiga nilai strategis instrumental revolusi mental, yaitu integritas, kerja keras, dan gotong royong. Menurutnya,
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
7
WARTA UTAMA bangsa yang berintegritas adalah bangsa yang memiliki karakter dan corak berkehidupan yang jujur, dipercaya dan bertanggung jawab. Adapun kerja keras bercirikan etos kerja yang tinggi, sikap optimis, produktif, dan inovatif. Sementara itu, gotong royong bercirikan kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi kepada kemaslahatan umum.
TUJUH TEPAT Nah, dalam mewujudkan revolusi mental di internal BKKBN, baik di tingkat pusat maupun Perwakilan BKKBN Provinsi, Surya menegaskan, segenap pihak harus dipengaruhi oleh norma ketepatan yang disebut dengan Tujuh Tepat. Perlu dibuatkan sistem reward and punishment yang jelas dan disepakati semua pihak agar upaya mewujudkan revolusi mental di lingkungan BKKBN dapat berjalan dalam koridor yang benar.
tetap mengacu dan memiliki daya ungkit pada upaya pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMN/Renstra BKKBN 2015-2019; 4) Tepat penggerakan; seluruh kegiatan BKKBN tidak dapat lepas dari peran serta masyarakat, mitra kerja dan stakeholders di seluruh tingkatan wilayah sehingga kita harus memperkuat kemitraan yang aktif. Kemudian, 5) Tepat pelayanan; agar seluruh ja jaran BKKBN mampu memberikan pelayanan yang prima sesuai yang diminta dan dibutuhkan sehingga dapat memuaskan seluruh klien; 6) Tepat kebutuhan; agar seluruh kegiatan yang direncanakan maupun dilaksanakan dapat diukur sesuai kondisi, baik dari
sisi tatanan program dan kegiatan, sasaran yang ingin dicapai, anggaran, maupun kondisi kewilayahan (kearifan lokal); dan 7) Tepat jumlah; agar memperhatikan alur input, proses, dan output yang tercatat dengan tepat serta dilaporkan dengan benar. “Dengan Tujuh Tepat tersebut, kita mulai pancangkan tonggak utama perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi revolusi mental di ja jaran BKKBN. Melalui gerakan revolusi mental ini saya juga mengharapkan tumbuhnya kepribadian yang positif dan menjelma dalam wujud budi pekerti luhur, perilaku individual dan sosial yang baik, serta selalu menjaga integritas dengan merujuk kepada
Tujuh Tepat yang disebut Surya tersebut meliputi: 1) Tepat azas; agar dalam penerapan seluruh kegiatan berdasarkan sistem regulasi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan; 2) Tepat waktu; agar seluruh tugas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi dan monitoring dapat dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah ditetapkan; 3) Tepat sasaran; agar seluruh kegiatan yang dilaksanakan
8
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA nilai-nilai moral dan etik yang berlaku umum. Gerakan revolusi mental yang berhasil juga ditandai dengan terbangunnya modal sosial yang tecermin pada bekerjanya pranata gotong royong, berdayanya masyarakat adat dan komunitas budaya, meningkatnya kepercayaan antarwarga, orientasi untuk menumbuhkan kepedulian sosial, dan hilangnya diskriminasi,” pungkas Surya Chandra.
SAFARI JAWA BARAT Hari itu menjadi hari yang panjang bagi Surya Chandra. Jumat 26 Juni 2015 lalu, Surya Chandra Surapaty menghabiskan waktu seharian penuh di Jawa Barat. Selain bertemu khusus dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wakil Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra, Surya juga menyambangi peserta
capacity building pengelola program pelatihan dan pengembangan (Latbang) dan Balai Diklat KKBPK seIndonesia di sebuah hotel Bandung dan karyawan Perwakilan BKKBN Jawa Barat di kantor mereka di Jalan Surapati, Kota Bandung. Menjelang sore, Surya yang didampingi Deputi Bidang Latbang BKKBN Sanjoyo, Kepala BKKBN Jawa Barat Sugilar, dan Inspektur Ketenagaan dan Umum BKKBN Aidin Tentramin ini hadir di tengah-tengah pertemuan petugas lini lapangan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Kabupaten Bandung Barat. Di selasela kepadatan itu, Surya juga masih menyempatkan diri menerima permintaan wawancara dari puluhan pewarta Jawa Barat usai bertemu Gubernur
KEPALA BKKBN SILATURAHIM DENGAN PENGELOLA LATBANG DAN BALAI DIKLAT SE-INDONESIA
Heryawan di Gedung Sate maupun wawancara khusus dengan Ma jalah Warta Kencana usai salat Jumat di ruang kerja Kepala BKKBN Jawa Barat. “Jawa Barat itu merupakan barometer (program KB) nasional. Pemerintah pusat sangat concern terhadap Jawa Barat,” kata salah satu perancang Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ini di ruang kerja Kepala BKKBN Jabar. Itulah salah satu alasan Surya melakukan safari Jawa Barat setelah sebulan dilantik menjadi orang nomor satu BKKBN. “Saya baru sebulan dilantik menjadi Kepala BKKBN. Saya baru melihat-lihat, terbanyak banyak sekali masalah. Berat pekerjaan kita ini. Untuk menghadapinya, kita harus mengubah cara berpikir kita harus melakukan revolusi mental. Cara bekerja kita, sikap kita, terhadap masalah. Bagaimana menyelesaikan masalah itu. Melalui masalah itulah seseorang meningkat dera jatnya, meningkat menjadi lebih baik. Seperti bulan Ramadan ini misalnya, kita dilatih sekaligus diuji oleh Allah swt melalui ibadah puasa. Nah, masalah-masalah ini layaknya ujian dari Allah swt untuk kita semua. Kita harus bergotong royong menyelesaikannya,” kata Surya.(NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
9
WARTA UTAMA
U
ntuk kali pertama setelah lebih dari lima tahun, perintatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) –sempat berubah menjadi Hari Keluarga selama beberapa tahun– akhirnya bisa dihadiri Presiden. Ya, Presiden Jokowi menghadiri acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII tahun 2015 di Lapangan Sunburst, BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu 1 Agustus 2015. Sebelumnya, presiden terakhir kali menghadiri peringatan Harganas ke-15 di Jambi pada 2008 lalu. Presiden Jokowi hadir didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Hadir juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Kesehatan Nina F Moeloek, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Yembise, Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty, dan lain-lain. Di luar para pejabat top tersebut, Harganas XXII turut dihadiri ribuan pengelola program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) dan warga Kota Tangerang Selatan. Di hadapan sekitar 15 ribu peserta dari seluruh Indonesia, Presiden menekankan arti
10
KELUARGA GARDA TERDEPAN PEMBANGUNAN SOSIAL penting keluarga bagi pembangunan bangsa. Terutama pembangunan sosial dan kesejahteraan rakyat. Jokowi percaya bangsa Indonesia akan menjadi besar, kuat, dan sejahtera jika keluargakeluarga Indonesia kuat dan sejahtera. Keluarga merupakan wahana pembentukan dasar-asar karakter manusia Indonesia, terutama karakter dan kepribadian anak-anak.
“Karena itu, yang namanya budi pekerti sudah saya perintahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk lebih diberikan perhatian khusus. Saya titip pendidikan budi pekerti juga menjadi diberikan keluargakeluarga kita semuanya. Di dalam keluarga kita berupaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Di dalamnya keluarga kita semua mendapatkan landasan
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA
SAMBUTAN PRESIDEN JOKOWI PADA PUNCAK PERINGATAN HARGANAS XXII
dasar pendidikan, kesehatan, kasih sayang, rasa tenteram, dan saling memiliki. Semua berawal dari keluarga kita masing-masing. Kita perlu menyadari bahwa tantangan dan tanggung jawab yang dihadapi keluargakeluarga Indonesia ke depan akan semakin berat dan besar,” tandas Presiden. Dalam isu kependudukan, sambung Jokowi, Indonesia diprediksi akan mendapatkan bonus
demografi tahun 20202030. Jumlah usia angkatan kerja pada tahun 20202030 mencapai 70 persen, sedangkan sisanya sebesar 30 persen di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Karena itu, butuh persiapan matang menyambut periode bonus yang hanya datang sekali di setiap negara tersebut. “Bonus demografi ibarat pedang bermata dua, satu sisi adalah berkah, jika kita berhasil mengambil manfaatnya. Melimpahnya penduduk usia
kerja akan menjadi berkah dan sisi pembangunan, memacu kema juan ekonomi, sehingga meningkatkan kesejahteraan ke tingkat yang lebih tinggi. Dampaknya adalah kemakmuran masyarakat secara keseluruhan. Satu sisi lain adalah bencana apalabila kualitas manusia, penduduk Indonesia, tidak kita persiapkan dengan baik. Untuk itu, kita harus mulai mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi tersebut,” kata Presiden. “Kita perlu memprioritaskan pembangunan manusia, terutama meningkatkan kualitas penduduk di usia kerja. Kita memerlukan keterlibatan keluargakeluarga Indonesia untuk menyadari pentingnya membangun kualitas anakanak kita, sehingga mereka mampu menyongsong masa depan yang lebih baik,” mantan Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan. Menyadarui arti penting keluarga, tandas Presiden, pemerintah selalu menempatkan keluarga sebagai garda terdepan dalam pembangunan sosial, pembangunan kesejahteraan rakyat. Jokowi mengklaim saat ini banyak program kesejahteraan rakyat yang saat dilaksanakan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berbasiskan dan bermuara pada keluarga. Sebut sa ja misalnya program pengentasan kemiskinan,
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
11
WARTA UTAMA kesehatan, kesejahteran keluarga, sampai program keluarga berencana (KB). Di sisi lain, Kokowi secara khusus menyoroti peran perempuan dalam pembangunan keluarga. Menurutnya, program keluarga tidak bisa dilepaskan dari peran penting perempuan sebagai penggerak pembangunan sosial dan kesejahteraan. Perempuan merupakan ujung tombak pembangunan di akar rumput sekaligus sebagai penjuru dalam peningkatan kualitas hidup masingmasing keluarga. “Ini banyak dilakukan tim penggerak PKK di daerah-daerah. Saya ingin memberikan apresiasi. Dan para perempuan Indonesia yang tergabung dalam PKK telah menunjukkan kiprahnya sebagai motor penggerak Posyandu, motor penggerak program KB, dan motor kesejehteraan keluarga di desa-desa, di kampung, di seluruh tanah air,” ungkap Jokowi. Di bagian akhir, Jokowi berpesan agar peringatan Harganas bisa digunakan sebagai momentum untuk memperbarui tekad dalam memperkuat keluarga Indonesia dan memberdayakan peran peran perempuan dalam pembangunan. “Semoga keluarga-keluarga Indonesia menjadi tiang negeri yang kuat dan kokoh untuk menuju Indonesia yang ma ju dan sejahtera,” pungkas Presiden.(NJP)
12
BUPATI MAJALENGKA MENERIMA UCAPAN SELAMAT DARI PRESIDEN JOKOWI
SATYA LENCANA UNTUK BUPATI MAJALENGKA
K
onsistensi dukungan Bupati Ma jalengka Sutrisno terhadap program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) mendapat apresiasi positif pemerintah pusat. Atas kiprahnya itu, negara menilai Sutrisno layak dikukuhkan sebagai penerima Satyalencana Pembangunan pada bidang kependudukan dan keluarga berencana. Penganugerahan tanda
kehormatan berlangsung secara khidmat pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional ke-22 Tahun 2015 tingkat Nasional di Kota Tanggerang Selatan, Banten. Selain Sutrisno, penghargaan yang sama juga diberikan kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat dan 24 bupati dan wali kota di Indonesia. Pada saat yang sama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA selama kepemimpinan Bupati Sutrisno sampai saat ini mencapai 1,86. Artinya rata-rata seorang ibu memiliki 1 sampai dengan 2 orang anak. Dengan demikian, target program pemerintah dua anak cukup telah berhasil dilaksanakan,” jelasnya.
menganugerahkan penghargaan Manggala Karya Kencana kepada Bupati Indramayu Anna Sophanah dan 43 kepala daerah lainnya se-Indonesia. Penghargaan diberikan atas dukungan, komitmen dan dedikasi para penerima dalam mendukung keberhasilan program KKBPK dalam mewujudkan keluarga kecil bahagian sejahtera. Kepala BKKBN juga menganugerahkan penghargaan Wirakarya Kencana kepada Sekretaris Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat Na jip Hendra SP dan Siti Hannifah dari Klinik PKBI. Penghargaan lainnya adalah Dharma
Karya Kencana yang diberikan kepada Mien Ratminah, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMDPKB) Kabupaten Ma jalengka Eman Suherman yang ikut mendampingi bupati mengatakan, Satya Lencana Pembangunan diberikan kepada Sutrisno yang dianggapnya sangat konsisten mendukung program KKBPK. “Angka kelahiran dan la ju pertumbuhan penduduk (LPP) terkendali dengan baik. Angka kelahiran di Kabupaten Ma jalengka
Mengacu kepada hasil Sensus Penduduk 2010, LPP Kabupaten Ma jalengka tercatat yang terendah di Jawa Barat, hanya 0,40 persen. Komitmen Sutrisno dibuktikan antara lain melalui dukungan anggaran cukup besar untuk program KKBPK, sebesar Rp3,3 miliar per tahun. Selain itu dukungan terhadap pembentukan tenaga penggerak KB (TPD), pembangunan balai penyuluh KB di tiap-tiap kecamatan, dukungan anggaran untuk pembinaan kesehatan reproduksi rema ja, peserta KB, terutama peserta KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti metode operasi pria (MOP) dan metode operasi wanita (MOW) dari keluarga miskin diberikan bantuan paket perternakan ayam, peralatan teknologi tepat guna yang mau berusaha untuk meningkatkan pendapatnya. “Pak Bupati berkeyakinan bahwa program KB sangat penting. Meski hasil pembangunan melimpah, tetapi jika penduduknya tidak terkendali maka kurang bermakna. Guna mengantisipasi migrasi penduduk dari luar sebagai dampak kema juan Ma jalengka, Pak Bupati telah menyiapkannya,” imbuh dia.(HK)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
13
WARTA UTAMA
PERTUNJUKKAN KOLOSAL PERINGATAN HARGANAS XXII TINGKAT JAWA BARAT
THIS IS JABAR! MERIAHNYA PUNCAK PERINGATAN HARGANAS XXII JABAR 2015 TAK SALAH BILA ADA YANG MENYEBUT JAWA BARAT SEBAGAI GUDANG KREATIVITAS. SETIDAKNYA HAL ITU TERBUKTI PADA SAAT DIHELATNYA PUNCAK PERINGATAN HARGANAS XXII TINGKAT JAWA BARAT. PERPADUAN KREATIVITAS DAN AKTRAKSI BUDAYA MENGHADIRKAN SEBUAH SAJIAN SPEKTAKULER. INILAH JAWA BARAT. 14
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA dan performa khusus teatrikal. Tetamu pun berdecak kagum menyaksikan pertunjukkan budaya tersebut. Tampak hadir Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapati, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Bupati Bogor Nurhayati, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan, Sekretaris Utama BKKBN Ambar Rahayu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso, Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Wendy Hartanto, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sugilar, Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi, dan sebagian besar pengelola program KKBPK se-Jawa Barat.
G
ebyar puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII tahun 2015 tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Senin pagi 8 Juni 2015, benar-benar meriah. Dihadiri ribuan masyarakat dan pengelola
program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) se-Jawa Barat, ha jat tahunan ini berhasil menya jikan tontotan spektakuler. Tidak kurang dari seribu orang terlibat dalam rangkaian kegiatan berupa upacara adat, pertunjukkan tari kolosal,
Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi yang juga ketua panitia perhelatan tersebut menjelaskan, peringatan Harganas XXII mengusung tujuan besar membangkitkan kembali program keluarga berencana (KB) di Jawa Barat. Terlebih saat ini Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk paling jumbo di Indonesia. Karena itu, Gedung Sate sangat concern pada upaya-upaya pengendalian penduduk yang pada akhirnya mempu meningkatkan ketahanan
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
15
WARTA UTAMA keluarga di Jawa Barat. Harganas juga bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat Jawa Barat untuk bersama-sama mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
dari peran keluarga sangat mudah terjerumus dalam kubangan masalah-masalah sosial. Sebut saja misalnya pergaulan bebas, narkoba, HIV/AIDS, prostitusi, dan lainlain.
Hadadi menjelaskan, peringatan Harganas XXII beriringan dengan Hari Jadi ke-533 Tahun Kabupaten Bogor. “Perlu kami laporkan, peringatan Harganas XXII ini memiliki 14 rangkaian kegiatan. Antara lain, peluncuran Pendataan Keluarga 2015, pencanangan Bakti TNI-KBKesehatan di Korem 063, peresmian Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) hasil kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Roadshow KIE Jabar Ngahiji, lomba poster, jalan sehat, talkshow, seminar, peninjauan kampung KKB di Keluarahan Tengah, Cibinomg, temu kader, dan pemberian pengargaan kepada pengelola program KKBPK terbaik di Jawa Barat,” Hadadi melaporkan.
Di ending pertunjukkan, disa jikan penggambaran rumah tangga yang ditopang oleh delapan fungsi keluarga. Bangunan rumah sederhana yang hanya terdiri atas satu pintu dan dua jendela dengan latar belakang putih tersebut berhasil menghadirkan harmoni sebuah keluarga. Pesan kebangsaan pun tak luput dari pertunjukkan spektakuler selama lebih kurang dari 30 menit tersebut.
Spirit pembangunan dan ketahan keluarga tampak sangat melekat dalam serangkaian pertunjukkan. Tarian kolosal dari Sanggar Tari Dewi Ratih misalnya, di dalamnya menampilkan tarian bernuansa keluarga. Pun dengan aksi teatrikal persembahan Ega Robot Percussion yang menyuguhkan perjalanan sebuah keluarga dan masyarakat. Di sana digambarkan bagaimana anak-anak remaja yang sepi
16
Sementara itu, Ketua TP PKK Jawa Barat Netty Heryawan menyerukan segenap pemangku kepentingan bersepakat bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah masyarakat yang dapat membentuk karakter bangsa. Keluarga yang awalnya ruang privat kini menjadi ruang publik dengan permasalahan sosial yang ada. “Jika berbicara keluarga, maka seluruh stake holders harus bekerjasama untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi baik dalam kebijakan maupun tataran plementasi,” lanjut Netty. Netty memandang pentingnya ketahanan keluarga untuk menghindari musuh dalam keluarga
antara lain pornografi, human trafficking, narkoba dan HIV/Aids. Namun tidak dipungkiri juga pergeseran nilai dan perubahan tatanan kehidupan dimasyarakat dipengaruhi oleh kema juan teknologi. “Kita harus dapat bergerak bersama dengan melakukan gerakan penyadaran masif di masyarakat dalam menyelenggarakan good parenting, menyiapkan secara fisik dan psikologis bagi orang tua muda, merevitaslisasi delapan fungsi keluarga dan mengingatkan peran lakilaki sebagai ayah dalam keluarga,” kata Netty. Di tempat yang sama, Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapati menegaskan, keluarga merupakan pilar utama dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Harganas merupakan momentum upaya membangun bangsa mewujudkan Indonesia sejahtera. Sebagai mitra kerja stake holders BKKBN meliputi ja jaran TNI, Polri, dan PKK. Di lain pihak, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar mengatakan kegiatan Harganas XXII ini sebagai wujud untuk meningkatkan motivasi pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter keluarga dalam menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. (NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA
INI DIA JAWARA KKBPK JAWA BARAT •
Kategori Lomba Pembangunan Ketahanan Keluarga • Juara I Lomba Kelompok BKB
Juara I Pasangan KB Lestari 20 Tahun, oleh pasangan Muhammad Syah dan Nani Suhani, Kabupaten Bogor • Juara I Pengelola KB – Pria Wilayah Ekstensifikasi, oleh Atin Nurhayatin, S.Ag, Kabupaten Kuningan
• Kelompok BKB Flamboyan, Kabupaten Bogor. • Terbaik I Kader Bina Keluarga Balita, oleh Lenna Rojali, S.Pd, Kota Bekasi.
• Juara I Lomba KB Perusahaan, oleh PT Indonesia Power, Kabupaten Bandung
• Juara I Lomba Kelompok Bina Keluarga Lansia, oleh Kelompok BKL Khoirunnisa, Kabupaten Cirebon.
• Juara I Lomba Bidan Praktik Mandiri, oleh Hj. Aan Herayani, AM. Keb, Kabupaten Bandung
• Juara I Lomba Keluarga Harmonis, oleh pasutri Ogan Sudrajat & Kusmayanti, Bekasi
• Juara I Lomba Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Rumah Sakit (PKBRS) Tipe B, oleh RSUD Kabupaten Sumedang
• Terbaik I Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), oleh PPKS Rumah Ramah Kencana, Kota Cirebon
•
• Juara I Lomba Kelompok Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja Jalur Masyarakat, oleh PIK Remaja PIX S, Kabupaten Bandung
Kategori Lomba KB Pria
• Juara I Lomba Kelompok Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja/Mahasiswa Jalur Pendidikan, oleh PIK Remaja Matsanesik, MTS N Kabupaten Ciamis • Juara I Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), oleh Kelompok BKR Pepaya RW 01, Kota Depok • Terbaik I Kader Bina Keluarga Remaja, oleh Ipah Latifah, S.Pd.I, Kabupaten Bandung • Juara I Lomba Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) diraih oleh Kelompok UPPKS Flamboyan, Kabupaten Cianjur • Juara I Pemilihan Duta Mahasiswa Genre Putra, oleh Nursidik, Kabupaten Kuningan • Juara I Pemilihan Duta Mahasiswa Genre Putri, oleh Retmo Amalia A, Kabupaten Garut
Kategori Lomba IMP, PLKB/PKB, TPD/K Terbaik Serta Pasangan KB Lestari 10, 15, dan 20 tahun
Juara I Lomba Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Rumah Sakit (PKBRS) Tipe C, oleh RSIA Sentosa Bogor
•
Juara I Lomba Kelompok KB – Pria Wilayah Akselerasi, oleh Kelompok KB Pria “Sauyunan”, Kabupaten Bandung Barat
•
Juara I Lomba Kelompok KB – Pria Wilayah Intensifikasi, oleh Kelompok KB Pria “Mawar”, Kabupaten Sukabumi
•
Juara I Lomba Kelompok KB – Pria wilayah Ekstentifikasi, oleh Kelompok KB Pria “Proklamasi”, Kabupaten Karawang
•
Terbaik I Motivator KB – Pria Wilayah Akselerasi, oleh Obis Muhtar, Kota Banjar
•
Terbaik I Motivator KB – Pria Wilayah Intensifikasi, oleh Tamid Pramiadi, Kabupaten Subang
•
Terbaik I Motivator KB – Pria Wilayah Ekstensifikasi, oleh Misnan, Kabupaten Karawang
•
Juara I Pengelola KB – Pria Wilayah Akselerasi, oleh Budi Kusnadi, Kabupaten Bandung
•
Juara I Pengelola KB – Pria Wialyah Intensifikasi, oleh
Kategori Penghargaan Mitra Kerja Program KKBPK
•
Kader Terbaik Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), oleh Eli Nuraeni, S.Pd, Kabupaten Garut
•
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) / Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Terbaik, oleh Mulyana, Kabupaten Majalengka
•
Hj. Mien Ratminah, Amd.Keb, SKM, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Barat
•
•
Tenaga Penggerak Desa/Kecamatan (TPD/K) Terbaik, oleh Ambar Pramudita, Kabupaten Majalengka
dr. Siti Hannifah, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Barat
•
•
Juara I Pasangan KB Lestari 10 tahun, oleh pasangan Djunaedi dan Fitri Maryati, Kota Cirebon
Najip Hendra SP, Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat.(HK)
•
Juara I Pasangan KB Lestari 15 Tahun, oleh pasangan Muafah, S.Pd dan Tarjiah Suryani, Kabupaten Karawang
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
17
FOTO BERSAMA KONTINGEN JAWA BARAT
SENAM KELUARGA INDONESIA
UCAPAN SELAMAT DARI PRESIDEN
SENAM PAGI
GOYANG SIK ASIK
DUET MAUT PIMPINAN BKKBN
PAMERAN BATU AKIK
PELAYANAN RUMAH SAKIT TERBAIK
BU WAPRES DI STAND JABAR
TIM PELIPUT JABAR
KEPALA BKKBN DI HARGANAS JABAR
HEBOHNYA STAND BKKBN JABAR
WAGUB JABAR DI PUNCAK HARGANAS
PENDATAAN KELUARGA WAGUB
RESES KOMISI IX DI BOGOR
RESES KOMISI IX DI BEKASI
RESES KOMISI IX DI GARUT
SENAM GENRE PINGUIN EMAS
PENDATAAN KELUARGA GUBERNUR
RAPAT PERSIAPAN BAKTI TNI-KB
GELAR DAGANG BAKTI TNI-KB
WARTA UTAMA
TEKNOLOGI PUN (BISA) MENJADI PEMBAWA MUSUH KELUARGA TEKNOLOGI MENJADI PENGUNGKIT UTAMA KEMAJUAN PERADABAN UMAT MANUSIA. SAYANGNYA, PADA SAAT YANG SAMA, TEKNOLOGI JUGA MENJADI KABAR BURUK BAGI PEMBANGUNAN KELUARGA. DALAM BANYAK KASUS, TEKNOLOGI MENJADI JEMBATAN KEHADIRAN “MUSUH” BAGI KELUARGA. PERLU UPAYA EKSTRA MENGHALAU MUSUH MODERN TERSEBUT.
PERTUNJUKKAN KOLOSAL PERINGATAN HARGANAS XXII TINGKAT JAWA BARAT
K
etua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan
20
menyuguhkan cerita menarik ketika memberikan sambutan pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII di Kabupatan Bogor pada 8
Juni 2015 lalu. Netty masih ingat ketika masa kecilnya berada dalam sebuah lingkungan bersaha ja. Kala itu, ketika seorang anak sakit, maka seorang
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA ibu akan sibuk berlarian mencari bawang merah untuk kemudian diparut dam ditambah minyak telon atau kayu putih. Parutan itu kemudian dibalurkan ke sekujur tubuh. Pada kasus yang lain, ketika seorang ibu mendapati perut anaknya kembung, maka dia akan mencari daut jarak di halaman rumahnya. “Tapi hari ini, dengan kema juan teknologi dan informasi, boro-boro mencari bawang merah. Yang dibuka adalah ponsel atau Android-nya untuk kemudian mengubah status (di media sosial) menjadi, ‘GWS ya sayang’. Tentu ini fenomena yang perlu kita sikapi,” kata Netty gemes. Nyonya Gubernur Heryawan ini juga mengaku punya pengalaman menarik di microblogging Twitter. Saat itu Netty mendapat kiriman foto berjudul “Inilah ibu di era digital”. Dalam foto tersebut tampak seorang ibu dan seorang anak. Si ibu membelakangi anaknya sambil memegang ponsel cerdas, sementara si anak menghabiskan makan siangnya. Di belakang ibu dan anak tersebut ada papan nama restoran cepat sa ji terkemuka. “Ini gambaran betapa ibu hari ini hanya sibuk dengan urusan pribadinya, sementara anak dibiarkan besar sendiri. Inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia menempati peringkat pertama tingkat obesitas anak-anak Indonesia. Gizi buruk kelima di dunia. Kemudian tubuh kerdil menempati urutan
keempat di dunia,” kata Netty lagi. Bahaya Teknologi Informasi
adanya orang tua yang dengan sukarela menerima setoran anaknya yang PSK.
Doktor Ilmu Pemerintahan ini kemudian mengingatkan kekhawatiran John Naisbit sebagaimana terangkum dalam buku legendaris Megatrends 2000. Buku tersebut mengatakan, ke depan kita harus lebih berhati-hati dengan kecepatan teknologi dan informasi. Dan, Indonesia kini memanen bencana dari
“Ini pengalaman saya ketika mengadvokasi kasus PSK anak yang dititipkan di kantor saya, P2TP2A. Ketika diperiksa di Polrestabes Bandung, bapaknya si anak ditanya siapa yang salah dalam kasus tersebut. Bapaknya dengan tenang mengatakan, ‘Itu kesalahan anak saya.’ Ini sebuah realita mengerikan,” tandas Netty KETUA TP PKK JAWA BARAT NETTY HERYAWAN
ketidakhati-hatian terhadap gempuran teknologi tersebut. Ada lagi. Bila dulu orang tua malu dan merasa mendapay aib bila ada anaknya yang jadi pegawai seks komersial (PSK), kini sejumlah fakta menunjukkan sebaliknya. Pengalaman Netty dalam mengadvokasi kasus PSK anak menemukan
lagi. Di hadapkan pada fenomena di atas, tampaknya pesan-pesan orang tua dulu sudah berjungkir balik sedemikian rupa. Pesan ini misalnya, “Hati-hati Nak pada orang asing.” Dalam beberapa kasus, terdapat sejumlah ayah yang menjadi predator seksual bagi anak-anak perempuannya.
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
21
WARTA UTAMA Anak-anak kandungnya sendiri. “Kalau dulu, seorang istri melabuhkan perlindungan dirinya pada suami. Tapi hari ini, banyak ditemukan suami melakukan kekerasan terhadap istrinya. Baik verbal sampai fisik, seksual, dan sebagainya. Kita harus melainkan mewaspadai bahwa pergeseran itu sudah masuk ke ruang-ruang kita, ruang-ruang tidur anak kita,” imbuh Netty. “Bahkan, secara tidak sadar kita sendiri yang menitipkan musuh-musuh itu kepada tangan anak-anak kita. Kita sendiri yang memulai mengenalkan musuhmusuh itu kepada kehidupan mereka pada usia sangat dini. Bahkan, kini gawai atau smartphone itu sudah sangat dini dikenalkan orang tua kepada anak-anaknya. Hari ini anak-anak kita usia tiga tahun sudah terampil menggunakan ponsel Android melalui teknologi touch screen,” Netty melanjutkan. Beberapa waktu lalu, Kementerian Komunikasi dan Informasi menerbitkan buku Hidup Hanya Sekali. Dalam buku itu diingatkan bahwa dalam membangun keluarga dihadapkan pada empat tantangan besar. Pertama, pornografi. Menurut buku itu, hampir 100 persen anak-anak kita sudah mengakses
22
pornografi pada usia 17 tahun. Dan, 90 persen dilakukan pada saat mengerjakan tugas sekolah. “Sangat mengerikan bila pada usia 17 tahun anakanak kita sudah mengakses pornografi, secara senga ja atau coba-coba mengklik iklan pop-up pada saat membuka internet. Bayangkan bila anakanak kita sudah teradiksi dengan pornografi maka mereka akan ketagihan dan membuka situs-situs yang lain,” ujar Netty. Belum lagi, belakangan ini anak-anak senantiasa berada dalam ancaman kejahatan kemanusiaan, human trafficking misalnya. Yang mengerikan, apa yang menyebabkan mereka terjebak pada human trafficking, bukan hanya persoalan klasik ekonomi atau kemiskinan. Akhirakhir ini ditemukan kasus anak-anak hanya dengan alasan ingin rebounding di Singapura bisa menjadi korban trafficking. “Ini yang kemudian saya pesankan kepada Bapak dan Ibu untuk menjaga anak, baik laki-laki atau perempuan. Anak-anak laki-laki pun tidak bebas dari ancaman predator seksual maupun trafficking,” tambahnya. Dua hal lain yang turut menjadi sorotan adalah narkoba dan prostitusi. Persoalan narkoba, baik yang ditawarkan secara
tegas atau sangat halus, kemudian menghancurkan masa depan masa anakanak bangsa. Celakanya, kasus narkoba menjangkiti tanpa belas kasihan. Bila anak-anak dari kalangan mapan mengonsumsi merek-merek kenamaan, mereka yang tidak memiliki kesempatan membeli yang mahal berusaha melakukan pengoblosan dengan aneka obat-obatan. “Akhirnya hari ini harus prihatin dengan kasus prostitusi, baik yang dilakukan secara klasik dengan membuka lokasi di sebuah tempat maupun yang bersolo karir dengan menja jakan diri melalui online. Ini yang kemudian harus kita khawatiri yang mengancam keberadaan keluarga-keluarga di Jawa Barat,” pesan Netty. Menutup orasi penuh energi tersebut, Netty menga jak segenap keluarga di Jawa Barat bekerja keras, bersungguhsungguh, mengusung tema keluarga. Dia menegaskan, pentingnya bersepakat menjadikan keluarga sebagai tempat persemaian nilai-nilai kebaikan. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang akan menjadi penentu kekuatan sebuah bangsa. “Tidak ada sebuah bangsa manapun di belahan bumi ini, kecuali mengandalkan kekuatan sebuah bangsa dari kekokohan keluarganya. Namun, hari ini realitas yang kita hadapi tidak sederhana,” pungkas Netty. (NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA
WASPADA MENYAMBUT YANG TAK DIINGINKAN TAMPIL PERDANA DI DEPAN PUBLIK JAWA BARAT, KEPALA BKKBN SURYA CHANDRA SURAPATY MEMBAWA PESAN TEGAS: LEDAKAN PENDUDUK TENGAH MENGANCAM NEGERI INI. ANCAMAN ITU MENJADI BAGIAN DARI EMPAT MASALAH UTAMA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA. BUTUH ENERGI BESAR UNTUK MENUNTASKANNYA.
KEPALA BKKBN SURYA CHANDRA SURAPATY WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
23
WARTA UTAMA
P
uncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII tingkat Provinsi Jawa Barat di Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 8 Juni 2015 lalu menjadi momen perdana kehadiran Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty di Jawa Barat. Surya terpilih sebagai bos anyar BKKBN melalui seleksi terbuka (open bidding) belum lama ini. Dia memilih langsung tancap gas mengerem kuatnya ancaman ledakan penduduk di Indonesia. “Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi empat masalah besar dalam bidang kependudukan, yaitu jumlah penduduk yang besar, laju pertumbuhan yang tinggi, persebaran yang tidak merata, dan kualitas penduduk yang rendah. Program KB yang dilaksanakan sejak 1970 memang telah berkontribusi pada penurunan fertilitas total dari 5,6 anak pada 1970-an menjadi 2,6 pada 2002. Namun, TFR tidak mengalami penurunan sampai 2012,” kata Surya Chandra. Saat ini, sambung Surya, diperkirakan penduduk Indonesia berjumlah 255 juta. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. LPP Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun pada periode 200-2010 naik dari
24
semula 1,45 persen pada periode 1990-2000. Ini berarti setiap tahun lahir 4,5 juta bayi di Indonesia. Mengacu kepada perhitungan proyeksi penduduk yang Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Dunia untuk Kependudukan (UNFPA), jumlah penduduk Indonesia akan terus meningkat dan akan menjadi 305 juta jiwa pada 2035 mendatang. Dengan syarat, pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun harus dapat diturunkan menjadi 0,62 persen per tahun pada periode 2020-2035. “Namun bila tidak berhasil menurunkan LPP yang pada periode 2000-2010 malah meningkat, maka diperkirakan penduduk Indonesia akan meningkat menjadi 343 juta jiwa pada 2035. Artinya, ada tambahan beban sebagai dampak kependudukan yang disebabkan dari 3,8 juta kelahiran yang sebetulnya tidak direncanakan. Tentu kita semua sadar dan memahami betapa besarnya beban yang akan ditanggung keluarga dan negara untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” tandas Surya yang meraih gelar PhD dalam Population Planning & International Health di University of Michigan, Ann Arbor, Michigan, Amerika Serita pada 1987 dengan disertasi bertajuk Modernity
and Family Planning Behavior in Urban Indonesia. Menyoal persebaran penduduk, Surya mengutip hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 yang menunjukkan bahwa 58 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Padahal, luas Pulau Jawa hanya sebesar 7 persen dari total luas wilayah Indonesia. Sementara dari dari aspek kualitas, Surya mengingatkan Indonesia belum memiliki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan. Laporan indeks pembangunan manusia (IPM) dari UNDP pada 2014 menunjukkan Indonesia menempati urutan 108 dari 187 negara dengan nilai 0,681. Dengan nilai tersebut menunjukkan IPM baru mencapai tahap menengah. Pria non-skomer yang mengawali karir sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang ini juga menyinggung lintasan sejarah program KB di Indonesia. Jika merilis sejarahnya, terang Surya, program KB di Indonesia telah sukses mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional dengan diterimanya penghargaan tertinggi kependudukan dari PBB oleh mantan presiden Soeharto pada 1989 silam. Bagi dia, sejarah ini terukir berkat kuatnya
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA komitmen pemimpin negara dan segenap komponen pemerintahan, terutama partisipasi dan peran serta masyarakat dan gencarnya pelembagaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS). “Semangat gotong royong juga diyakini menjadi pondasi sosial yang menyatukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam program KB. Tentu semua itu terwujud dan didukung oleh pelembagaan yang kokoh dari pusat sampai ke daerah, bahkan sampai ke tingkat desa. Ini didukung dengan sumber daya manusia berkualitas dan cukup jumlahnya dan memiliki dukungan sarana dan prasarana yang lengkap,” imbuh mantan anggota pimpinan Komisi VII DPR RI bidang Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kependudukan, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan periode 1999-2004 tersebut. Kabar buruknya, sejak reformasi, desentralisasi, dan otonomi daerah
keadaan tersebut telah jauh berubah. Dia menyayangkan kelembagaan KB yang utuh menjadi hilang. Ada yang digabung dengan sektor lain. Ada yang diturunkan statusnya, malah ada yang tidak dimunculkan sama sekali dalam nomenklatur satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di kabupaten dan kota.
kelembagaan yang utuh, SDM yang cukup dan profesional, serta alokasi dana memadai. Bila tidak tersedia, maka program KKBPK tidak bisa terlaksana dengan efektif. Ini tentu berkontrubusi signifikan terhadap terhentinya penurunan TFR dan naiknya LPP dalam satu dasawarsa terakhir,” tambah Surya.
Surya meyakini kondisi tersebut membawa implikasi pada performa program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK). Terlebih SDM pengelola program terus tergerus pensiun dan mutasi pegawai serta alokasi anggaran program dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) menurun drastis. Jika ketiga prasyarat utama keberhasilan keberhasilan tersebut, maka akan sulit bagi pemerintah untuk memastikan program KKBPK bisa terlaksana dengan efektif di 514 kabupaten dan kota di Indonesia.
Di tengah ancaman itu, Surya bersyukur ketika tahun lalu lahir Undangundang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerinatah Daerah. UU tersebut menyatakan bahwa urusan pemerintah dalam pengendalian penduduk dan keluarga berencana adalah kewenangan wajib nonpelayanan dasar yang dilaksanakan secara bersama-sama atau konkuren oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota. Urusan pelayanan KKB meliputi empat sub urusan, yaitu pengendalian penduduk, KB, PK, dan standasrisasi pelayanan KB dan sertifikasi petugas dan penyuluh KB.(NJP)
“Prasyarat itu meliputi
JAWARA LINI LAPANGAN JABAR
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
25
WARTA UTAMA
JABAR NGAHIJI DI ROADSHOW KIE DI KALANGAN PENGELOLA PROGRAM KKBPK DI JAWA BARAT, JABAR NGAHIJI LEBIH DARI SEKADAR TAGLINE ATAU JARGON. DALAM KEGIATAN ROADSHOW KIE, JABAR NGAHIJI BENARBENAR DIWUJUDKAN. SEGENAP PELAKU KIE SE-JABAR NGAHIJI MENYUARAKAN PESAN PROGRAM KKBPK.
TIM ROADSHOW KIE JABAR NGAHIJI MAMPIR DI KABUPATEN CIANJUR
H
ari Keluarga Nasional (Harganas) XXII memang jatuh pada 29 Juni setiap tahun. Meski begitu, tahun ini Jawa Barat mendahului peringatan tersebut pada 8 Juni 2015 di Kabupaten Bogor. Peringatan tersebut diawali dengan roadshow KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) berta juk “Jabar Ngahiji” pada 5-6 Juni 2015.
26
Roadshow bakal melintasi lima kabupaten dan kota dengan enam titik perhentian dan pelepasan. Mengambil start dari halaman Gedung Sate di Kota Bandung, rombongan safari KIE ini bakal dilepas Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan disaksikan segenap pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) serta mitra kerja
terkait. Dari jantung Kota Kembang, rombongan menuju Kabupaten Bandung Barat (KBB) untuk kemudian dilanjutkan menuju Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan finish di lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor. Saat melaporkan kepada Gubernur, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sugilar menjelaskan,
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA roadshow dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII melibatkan 31 mobil unit penerangan (Mupen) keluarga berencana (KB) dari kabupaten dan kota se-Jawa Barat serta armada mupen milik Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Selain itu, acara tahunan ini juga diikuti sejumlah perwakilan SKPD di Jawa Barat. Ikut bersama roadshow mupen antara lain tim BP3AKB Jawa Barat, Dinas Pendidikan Jawa Barat, tim penyuluhan keliling Dinas Sosial Jawa Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Komunikasi dan Informasi Jawa Barat, Satuan Polisi Pamong Pra ja (Satpol PP) Jawa Barat, dan lain-lain. “Selain diikuti 31 mupen, baik milik BKKBN Jabar maupun SKPD KB kabupaten dan kota, roadshow juga diikuti delapan perwakilan SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rombongan akan melintas sejumlah kabupaten dan kota, dengan tujuan akhir di lapangan Tegar Beriman, Kabupaten Bogor. Tim akan menginap semalam di Kabupaten Sukabumi dan malam berikutnya bergabung dengan tim Harganas di Bogor sampai puncak peringatan Harganas pada 8 Juni 2015,” terang Sugilar.
SAFARI KIE LINI LAPANGAN Lebih jauh Sugilar menjelaskan, roadshow KIE dihelat dalam rangka peringatan Harganas XXII tingkat Provinsi Jawa Barat. Pola ini dipilih untuk mempromosikan dan menyosilisasikan program pembangunan di Jawa
KIE KREATIF BERSAMA GENRE KOTA BOGOR
Barat, khususnya terkait pembangunan KKBPK. Selain itu, roadshow juga merupakan aktivitas KIE below the line yang menyentuh langsung lini lapangan maupun masyarakat. Dari Gedung Sate, tim roadshow menuju Desa Mandalawangi, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tim tiba di lapangan Mandalawangi menjelang tengah hari, dan disambut Kepala BP3AKB KBB Asep Ilyas dengan marching band. Dalam sambutannya, Asep berharap roadshow mampu mengingatkan kembali tentang gerakan KB di masyarakat yang sempat
berjaya selama beberapa dekade ke belakang. “KB dulu pada masa Orde Baru betul-betul nanjeur, betul-betul eksis. Mudahmudahan dengan kegiatan ini masyarakat KBB ingat kembali dengan program KB atau gerakan KB. Kita berharap program KB di KBB akan meningkat, terutama menyangkut pembangunan keluarga,” kata Asep. Selanjutnya, tim roadshow dilepas untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Cianjur. Iring-iringan mupen menyusuri jalan utama Bandung-Cianjur yang pada mulanya dikenal sebagai salah satu ruas Jalan Raya Pos
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
27
WARTA UTAMA (De Grote Postweg) yang menghubungkan Anyer di ujung barat Pulau Jawa dan Panarukan di ujung timur Pulau Jawa. Rombongan langsung menuju lapangan parkir pusat perbelanjaan modern Hypermart di pusat kota Cianjur. Di sini tim disambut Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Cianjur Esih Sukaesih. Selain mempraktikkan teknik KIE, Esih tampak larut berjoget berbaur bersama kru mupen maupun masyarakat yang berkumpul di jantung kota Kota Tauco tersebut. Meski berirama dangdut, lirik yang dibawakan sesunguhnya sarat pesan keluarga. Maklum, lagu tersebut merupakan lagu khusus yang diciptakan Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat berta juk Keluarga Bahagia. Sore harinya, tim roadshow bergerak menuju Lapangan Siliwangi di Jalan Cibadak, Kabupaten Sukabumi untuk kemudian menginap di sana. Rencananya, kegiatan
akan dilanjutkan keesokan harinya dengan mengusung tema pembangunan ketahanan keluarga.
MOMENTUM BANGUN KELUARGA SEJAHTERA Sementara itu, dalam sambutannya saat melepas tim roadshow, Heryawan berpesan agar peringatan Harganas dijadikan momentum untuk membangun keluarga ideal, yaitu keluarga yang harmonis, damai, mengasihi anak dan pasangannya, termasuk menghindari timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. “Oleh karenanya, mari kita lakukan secara terus-menerus penyadaran baik pada diri kita maupun keluarga mengenai arti pentingnya ketahanan keluarga dalam menghadapi berbagai rintangan,” ujarnya.
GUBERNUR HERYAWAN MELEPAS TIM ROADSHOW
28
Ia menambahkan, Harganas tidak dipandang sebagai agenda tahunan. Namun, dapat dijadikan wahana untuk lebih memotivasi seluruh pemangku kepentingan terkait agar terus berupaya bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Aher, sapaan Gubernur Heryawan, berharap kegiatan roadshow ini peserta dapat mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana membangun keluarga yang di cita-citakan oleh bangsa dan negara.
BIKIN KAGET BKKBN PUSAT Inspektur Ketenagaan dan Administrasi Umum BKKBN Aidin Tentramin tak kuasa menyembunyikan kekagetannya saat ikut hadir pada pelesapasan tim roadshow di halaman Gedung Sate. Pemicunya tak lain dari kehadiran wakil sejumlah SKPD untuk mengikuti rangkaian roadshow bersama puluhan mupen KB dari jantung Kota Kembang menuju Kabupaten Bogor. “Pada pembukaan agak kaget karena saya pikir yang akan itu hanya Mupen KB. Ternyata yang ikut ada dari instansi atau dinas lain. Itu mengingatkan kita bahwa pembangunan keluarga itu, walaupun menjadi tagline BKKBN, sebetulnya tugas semua instansi. Pada akhirnya masyarakat ini kan terdiri
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA UTAMA dari keluarga-keluarga, dan kalau keluarga kuat pasti masyarakatnya kuat,” kata Aidin saat rehat di pelataran parkir sebuah kawasan perbelanjaan komersial di pusat kota Cianjur. Pembina wilayah Jawa Barat ini mengapresiasi langkah Perwakilan BKKBN Jawa Barat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan roadshow KIE atau komunikasi, informasi, dan edukasi. Poin lebih dari KIE ala Jawa Barat ini ini adalah keberhasilan dalam mendekatkan memberikan penerangan kepada masyarakat secara langsung. Langkah ini dianggap menjadi substitusi dari KIE melalui media massa yang tidak menyentuh langsung ke masyarakat. Terlepas dari tingkat efektivitasnya, Aidin menilai roadshow ini penting paling tidak untuk mengingatkan kembali bahwa pembangunan keluarga dan KB ini masih ada dan masih penting. “Itu yang ingin kita beri kesan. Apalagi, dalam roadshow ini tidak sa ja kita konvoi tapi di setiap titik ada pemberian penjelasan langsung kepada masyarakat. Bahkan, di beberapa titik dilakukan pemuaran film untuk lebih mendekatkan program kepada masyarakat,” terang Aidin. Pria murah senyum ini tidak memungkiri KIE below the line tersebut pernah
SALAM GENRE AIDIN TENTRAMIN UNTUK REMAJA BANDUNG BARAT
atau bahkan sering kita lakukan selama beberapa tahun ke belakang. Sayangnya kegiatan tersebut mengendur seiring melemahnya greget program KKBPK setelah bergulirnya era otonomi daerah. Disinggung ihwal format penyelenggaraan, Aidin lagi-lagi menilainya sudah sangat bangus. Terutama dalam kerjasama membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan lainnya di Jawa Barat. Kalaupun memberi catatan, Aidin menilai akan lebih keren bila kegiatan di setiap titik penghentian tidak hanya berlangsung beberapa jam. “Paling tidak di setiap titik menginap satu malam. Selama sehari tersebut dilangsungkan kegiatan KIE, pelayanan KB, dan kegiatan pendukung lain. Ini akan
sangat bagus,” kata Aidin. Di luar itu, Aidin menganggap kemitraan BKKBN Jawa Barat dalam menggelorakan program KKBPK sudah sangat bagus. Ini sejalan dengan agenda nasional yang lebih banyak mengedepankan mitra kerja untuk menyukseskan program. Alasannya, rentang kendali antara pemerintah pusat dengan masyarakat terlalu jauh. Karena itu, butuh mitra-mitra strategis untuk menggerakkan program secara efektif. “Sejauh ini apa yang kita lakukan dalam mendorong program itu dengan cara menggandeng mitra. Itu dari dulu seperti itu. Pusat itu kakinya jauh sekali, sehingga harus tetap memperluas mitra kita supaya mitra aktif membantu menggerakkan program. Sekarang ada banyak sekali yang kita lakukan bersama mitra. Bila dulu sendiri-sendiri, sekarang bersama-sama,” kata Aidin lagi. (NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
29
WARTA DAERAH
SUASANA KAMPUNG KB DI CIBINONG KABUPATEN BOGOR
BERKUNJUNG KE KAMPUNG KB DI KABUPATEN BOGOR
W
arga RW 05 dan RW 06 Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor boleh berbangga. Pasalnya, beberapa waktu lalu Bupati Bogor Nurhayanti menetapkan dua RW tersebut sebagai Kampung KB. Tentu bukan tanpa alasan bila kedua RW tersebut ditetapkan sebagai kampung KB. Lalu apa yang menyebabkannya layak disebut kampung KB? Tim Humas BKKBN Jabar berkesempatan melihat langsung suasana Kampung KB saat turut serta
30
dalam kungjungan Bupati Nurhayanti ke Kampung KB pada Minggu 9 Juni 2015 lalu, sehari menjelang peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII tingkat Provinsi Jawa Barat bersama dengan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sugilar dan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Jawa Barat Nenny Kencanawati. Tak jauh dari kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor, tepatnya di Jalan KSR Dadi Kusmayadi, sebuah gapura bertulis “Kampung KB” seolah menegaskan identitas warganya yang menjunjung norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
Seketika rasa penasaran muncul tentang bagaimana sesungguhnya wajah dari Kampung KB ini? Dan, apa yang membedakannya dengan kampung-kampung lain? Melewati gapura kampung KB, pandangan mata seketika tertuju pada hamparan lukisan mural pesan-pesan KIE program KKBPK di tembok sisi kiri dan kanan jalan menuju rumah penduduk.Keindahan mural sepanjang kurang lebih 50 meter ini, dijamin membuat terkesan siapapun yang melintas di jalan ini, terlebih bagi yang senang ber-selfie. Bahkan, Bupati Nurhayanti bersama para pejabat lainnya juga tidak mau melewatkannya. Setelah melintasi jalan penuh mural, maka kita akan sampai di sebuah pondok kecil, mirip Pos Ronda. Di pos tersebut, terdapat gambar peta Kampung KB yang menunjukkan dimana saja lokasi kelompok-kelompok kegiatan (Poktan) program KKBPK yang dikelola mandiri oleh masyarakat. Begitu kita beranjak dari pos tersebut, segera kita akan menemukan plang nama poktan di beberapa rumah warga. Meski tak banyak waktu tersedia, beruntung kami bisa menyempatkan mampir ke setiap poktan, setidaknya bisa sedikit mengamati kegiatan yang dilakukan para anggotanya. Awalnya kami berkunjung ke Kelompok Simulasi Gender di salah satu rumah. Lalu berlanjut ke rumah lainnya guna menyaksikan ibu-ibu yang tengah berdiskusi mengenai pencegahan KDRT di Kelompok Simulasi PKDRT. (HK)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA DAERAH
R
oadshow KIE Jabar Ngahiji menjadi momentum bagi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Cianjur untuk menyatakan perang terhadap ratu suntik. Maksudnya, perang terhadap predikat “Ratu Suntik” yang selama ini melekat dalam kepesertaan keluarga berencana (KB) di Kabupaten Cianjur. Deklarasi “perang” ini diungkapkan Kepala BKBPP Kabupaten Cianjur Esih Sukaesih Karo-karo saat tim roadshow singgah di jantung kota Cianjur pada 5 Juni 2015 lalu. Esih yang siang itu turut melakukan orasi dan berjoget ria bersama peserta roadshow menilai KIE yang dilakukan melalui kegiatan tersebut sangat tepat untuk mengedukasi masyarakat, terutama pasangan usia subur (PUS) peserta KB suntik dan pil agar beralih menjadi peserta KB MKJP. “Kabupaten Cianjur ini memang masih ratu suntik. Dari jumlah total peserta KB di Kabupaten Cianjur, 76 persen di antaranya merupakan peserta KB suntik dan pil. Karena itu, momentum ini menjadi kesempatan untuk mengajak masyarakat agar beralih dari KB suntik dan pil menjadi MKJP,” kata Esih. Merujuk kepada laporan evaluasi dan kontrak kinerja program KKBPK Jawa Barat, sampai 2014 lalu di Kabupaten Cianjur terdapat 393.935 peserta aktif (PA)
ESIH SUKAESIH BERSAMA PETUGAS LINI LAPANGAN
CIANJUR BERTEKAD PERANG TERHADAP RATU SUNTIK KB. Dari jumlah tersebut, nyaris setengahnya atau 49,74 persen merupakan peserta KB suntik. Di urutan berikutnya adalah peserta KB pil sebesar 25,92 persen. Secara keseluruhan, KB MKJP baru menyentuh angka 22,91 persen. Tak mau ketinggalan dari para petugas lini lapangan, Esih juga membuktikan diri sebagai juru penerang jempolan. Di hadapan masyarakat Kabupaten Cianjur yang memadati pelataran parkir di pusat perbelanjaan Hypermart, Esih tampil piawai menjelaskan pilihan
kontrasepsi, termasuk menepis anggapan minor seputar penggunaan KB MKJP, seperti IUD dan implan. Secara khusus, Esih mengaku bangga menjadi salah satu tuan rumah persinggahan tim roadshow KIE Jabar Ngahiji. Alasannya, KIE ala Jawa Barat ini sangat cocok untuk mempromosikan dan menyosilisasikan program KB kepada masyarakat. Roadshow juga merupakan aktivitas KIE below the line yang menyentuh langsung lini lapangan. “Tindak lanjut kegiatan ini adalah pelayanan terpusat di masing-masing kecamatan,” terang Esih.(NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
31
WARTA DAERAH
RATNA SUMIRAH DAN KELUARGA
BKR PEPAYA DEPOK TERBAIK NASIONAL
R
upanya Kota Depok tak hanya beken dengan buah belimbing atau Masjid Kubah Emas. Ada buah lain yang tak kalah keren dari Kota Depok. Pepaya, ya itulah nama buah keren itu. Kali ini bukan buah beneran, melainkan nama sebuah kelompok kegiatan bina keluarga remaja (BKR). BKR Pepaya namanya. Bertepatan dengan puncak peringatan Harganas XXII di Kota Tangerang Selatan, BKR Pepaya Kota Depok ditetapkan sebagai yang terbaik di Indonesia. Dicegat usai menerima penghargaan di sebuah hotel di Kota Tangerang pada 31 Juli 2015 lalu, pengelola
32
BKR Pepaya, Ratna Sumirah, menyebut ada kata kunci dalam pembinaan remaja di daerahnya: integrasi. Integrasi keluarga dan remaja melalui BKR dan pusat informasi dan konseling remaja (PIKR) diyakini menjadi alasan kuat di balik suksesnya BKR Pepaya di kancah nasional. “Kami tidak hanya melakukan pembinaan untuk keluarga, tetapi juga kepada remaja itu sendiri. BKR Pepaya bekerjasama dengan PIKR. Kami memiliki kafe gaul remaja, Pondok Siliwangi. Di kafe ini
kami biasa mengadakan penyuluhan, kemudian bedah buku bersama, dan lain-lain. Intinya wadah berkumpul kreatif,” kata Ratna sumringah. Ratna menjelaskan, integrasi kegiatan menjadi pilihan bukan sekadar tuntutan program. Melainkan untuk menyelaraskan cara pandang keluarga dengan dunia remaja. Remaja harus disentuh secara khusus melalui pendekatan remaja. Pada saat yang sama, orang tua perlu memahami psikologi remaja. (NJP)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
WARTA DAERAH
PAGUYUBAN SAUYUNAN KBB JAWARA KB PRIA
K
abupaten Bandung Barat (KBB) kembali mencatatkan namanya dalam daftar deretan terbaik pengelola program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) tingkat nasional. Kali ini menempatkan Kelompok KB Pria Paguyuban Sauyunan dari Kecamatan Cililin sebagai Juara I KB Pria Terbaik Regional II Tingkat Nasional. Penyerahan hadiah berlangsung di sebuah hotel di Kota Tangerang sehari menjelang puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII di Kota Tangerang Selatan pada 1 Agustus 2015. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) KBB Asep Ilyas menjelaskan, prestasi tersebut merupakan keberhasilan para kader kelompok KB Pria Paguyuban Sauyunan serta keandalan mitra kerja di lapangan. Mereka itulah yang getol melakukan fasilitasi dan pembinaan secara langsung. “Kami juga tidak menyangka KB Pria di KBB bisa meraih prestasi terbaik, terlebih di tingkat nasional. Prestasi ini diraih bukan semata-mata berkat peran Pemda semata, tetapi berkat kerja keras para
anggota kelompok serta para mitra kerja di lapangan yang terus memberikan fasilitasi serta pembinaan maksimal,” terang Asep. Asep mengklaim selama ini anggaran yang diberikan kepala kelompok KB Pria sudah memadai. Adapun program yang menjadi fokus BP3AKB KBB adalah pada pembangunan keluarga dengan tujuan utama membangun revolusi mental dengan harapan bisa lebih meningkatkan kualitas SDM sebagai dasar dan kunci keberhasilan pembangunan. Secara terpisah, Bupati Bandung Barat Abubakar mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan Paguyuban Sauyunan. Prestasi tersebut, imbuh
dia, tidak bisa terlepas dari pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. “Meskipun jumlah kelompok KB pria belum sebanyak di daerah lain, tapi ternyata kita bisa membuktikan bahwa kita juga mampu bersaing. Bahkan, kini menjadi yang terbaik di tingkat nasional. Saya rasa hal itu sangat membanggakan dan patut mendapat apresiasi lebih baik lagi,” ujar Bupati ketika ditemui menjelang pelaksanaan acara puncak Harganas XXII. Mangenai revolusi mental, Bupati menyebutkan hal itu merupakan perwujudan dari visi Cermat yang menyentuh langsung pada pengembangan SDM berkualitas. Keluarga merupakan titik awal terbentuknya SDM yang berkualitas, sehingga harus mendapatkan perhatian yang lebih menonjol. (BANDUNGBARATKAB.GO.ID)
PAGUYUBAN SAUYUNAN MENERIMA PENGHARGAAN DARI KEPALA BKKBN
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015
33
WARTA DAERAH
NY. DADANG M NASER BERSAMA REMAJA KABUPATEN BANDUNG
KELUARGA BENTENG KEKERASAN SEKSUAL
A
da harapan besar dari Bupati Bandung Dadang Mochamad Naser menyambut peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII tahun 2015 ini. Dadang percaya Harganas yang diperingati bersamaan dengan Hari Anak Nasional (HAN) tersebut bisa dijadikan momen meningkatkan kepedulian dan peran semua stake holders dan mitra kerja dalam melaksanakan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK). “Kegiatan ini juga bisa dijadikan ajang untuk mengevaluasi kembali peran keluarga melalui pelaksanaan delapan fungsi keluarga. Yakni, fungsi agama, kasih sayang,
34
reproduksi, perlindungan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan kepedulian terhadap lingkungan,” ungkap Bupati Dadang saat memimpin peringatan Harganas XXII dan HAN 2015 tingkat Kabupaten Bandung tahun 2015 yang berlangsung di Bale Rame Sabilulungan, Soreang, pada 6 Agustus 2015. Dadang meyakini keluarga merupakan unit terkecil yang dapat menentukan kualitas dan nasib bangsa. Keluarga menjadi pilar utama dan berawal lahirnya kualitas sumber daya manusia.
Dadang meminta seluruh keluarga di Kabupaten Bandung bisa menerapkan delapan fungsi keluarga ini dengan baik dan benar. “Selain bisa mencetak generasi penerus yang mempunyai kemampuan intelektual dan ahlak yang baik, penerapan delapan fungsi keluarga ini bisa dijadikan benteng sang anak dari kekerasan yang terjadi di lingkunganya,” ucap Dadang. Pencetus Gerakan Sabilulungan ini mengklaim pihaknya sangat concern terhadap masalah kekerasan terhadap anak, baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. (NJP/ BANDUNGKAB.GO.ID)
WARTA KENCANA • NOMOR 24 • TAHUN VI • HARGANAS 2015