Keadilan Post Informatif, Komunikatif, Aspiratif
Edisi Khusus Ospek
Faluthi/Keadilan • Peserta pra Pesta menjalani serangkaian acara yang telah di konsepkan oleh panitia di depan Gedung Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budya dan Fakultas Kedokteran. (22/08) Mundurnya jadwal Sidang Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Islam Indonesia membuat jadwal Pesta yang sudah dijadwalkan akhirnya diundur.
FOKUS UTAMA
Pesona Ta’aruf 2015 Tanggung Jawab Siapa? “Kita ini (mahasiswa) perlu enggak genjrang-genjreng? Seperti kayak malam pentas seni dan sebagainya. Menurut saya, itu yang harus diluruskan kembali,” tegas Abdul Jamil.
Oleh: Muhammad Ariel Fahmi
Yogyakarta-Keadilan. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) telah menjadi agenda rutin tiap tahun bagi sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia. Acara ini ditujukan kepada peserta didik baru perguruan tinggi, baik di tingkat universitas maupun fakultas. Ospek di Indonesia telah dikenal sejak masa pendudukan Kolonial Belanda pada tahun 1898-1927 di School Tot
Opleiding Van Inlandsche Artsen yang kini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai perguruan tinggi swasta tertua di Indonesia juga tidak ketinggalan dalam melaksanakan kegiatan ospek. Agenda terbesar ini disebut pesona taaruf (Pesta). Dalam penyelenggaraannya melibatkan hampir seluruh unsur
mahasiswa yang ada di UII. Melihat hal tersebut diperlukan persiapan yang matang. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Pesta sebagai agenda Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Universitas (DPM U), yang kewenangan pelaksanaannya dilimpahkan kepada Lembaga Ekskutif Mahasiswa Universitas (LEM U) sebagai lembaga
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
1
eksekutor. Namun panitia Pesta 2015 siapa yang bakal menduduki jabatan Kemahasiswaan, mengungkapkan kali ini tidak dibentuk LEM U, tetapi Ketua LEM U. Menurut Limbong, bahwa panitia Pesta terlambat dalam oleh presidium—beranggotakan tiga pada awal SU, direncanakan waktu mengajukan ijin penggunaan auditorium orang dari legislatif terpilih—mewakili pemilihan Ketua LEM U hanya tiga yang telah penuh dari tanggal 15,16, dan DPM U dengan membentuk tim kerja hari, namun prakteknya membutuhkan 18 Agustus, karena ada acara International yang bertanggung jawab atas kepanitiaan waktu lebih dari satu bulan, hingga Islamic School Robot Olympiad (IISRO). Pesta. akhirnya terpilihlah Dhimas sebagai Malah pada tanggal 22 Agustus pra Anasti Limbong, Mahasiswa Ketua LEM U 2015/2016, tepat pada Pesta, auditorium digunakan untuk acara Fakultas Ilmu Agama Islam angkat- tanggal 12 Agustus 2015. Dhimas pernikahan. an 2012 yang juga ketua presidium, mengamini hal tersebut, “Tapi karena Jamil menambahkan, bahkan menjelaskan terbentuknya Tim kerja lama, diputuskanlah dibentuk tim kerja pihak rektorat yang lebih dulu Pesta dilatar belakangi karena belum itu biar tidak keteteran maksudnya,” menghubungi pihak Lembaga Keterpilihnya Ketua LEM U sebagai dele- ungkapnya. mahasiswaan, karena pada akhir bugatoris DPM U. “Jadi kemarin itu, melihat Limbong tidak dapat menjadi lan Juli kemarin, tidak ada konfirmasi SU (Sidang Umum) kita yang terhitung ketua tim kerja dikarenakan dia masih apapun terkait Pesta dari pihak Lemcukup lama. Sementara di depan kita menjadi ketua presidium dan pimpinan baga. Dia berpendapat, bahwa panitia itu sudah ada Pesta,” tambah Limbong. SU. “Yang mengeluarkan SK (Surat Ke- Pesta tidak siap, seharusnya pengajuan Dia juga menjelaskan, pembentukan putusan) tim kerja pun nanti saya. Aneh ijin auditorium sudah dilakukan dari tim kerja oleh presidium dilaksanakan rasanya saya mengeluarkan SK untuk tiga atau empat bulan yang lalu. “Itulah dalam rapat Pleno. Dalam rapat tersebut diri saya sendiri,” tambahnya. kelemahannya menurut saya, kenapa muncul lima nama yang bakal menjadi Menurut Peraturan Dasar Ke- itu bisa terjadi seperti itu? Karena keketua tim kerja di antaranya: Dhimas luarga Mahasiswa (PDKM) UII Bab lemahan di Lembaga Kemahasiswaan Panji Wira Atmaja, Daeng Ganda R., IX Pasal 28 tentang tim kerja, “Tim sendiri. Waktu musyawarahnya (SU) Wahyu Hidayat, Alfredho Perdana kerja dapat dibentuk oleh DPM UII ber- mundur-mundur. Seharusnya itu kan Akbar, dan Anasti Limbong. Terpilihlah dasarkan hasil musyawarah anggota DPM sudah selesai empat bulan yang lalu,” Daeng Ganda R. sebagai Ketua Tim UII dan/atau Perwakilan tiap-tiap lembaga tutur Jamil. Kerja. kemahasiswaan KM UII untuk melakukan Aldhi Setyawan selaku Ketua Saat ditemui Keadilan tugas-tugas tertentu sesuai kebutuhan DPM U menjelaskan penyebab telatdi Magelang, Daeng yang bersifat insidental.” nya SU pertama yaitu kuorum terpenuhi, menyatakan kurang setu Terkait hal tersebut, tapi pembahasan yang alot di internal ju dengan adanya tim masalah waktu SU yang DPM U sendiri, contoh pembahasan kerja pelaksana Pesta, lama menjadi alasan in- perioderisasi. Kedua, tidak kuorum. karena hal tersebut sidental bagi presidium Kuorum yang tidak terpenuhi selama merupakan tanggung membentuk tim kerja di SU, disebabkan adanya keterlambatjawab LEM U. Tim kertengah-tengah masa si- an, dan juga peserta yang berhalangan ja hanya untuk advokadang. Selama SU terbuka, hadir lebih dari satu orang, karena pada si, proyek jas almamater, tidak ada pembahasan apa- setiap akhir pekan ada yang pulang, dan inventaris atau aset. Dia pun terkait Pesta. “Karena me- dan sidang jarang bisa dilaksanakan. • Daeng terpilih sebagai ketua tim kerja Ganda R. mang masalah SU juga, akhirnya kan Kuorum minimal SU kali ini berjumlah karena berpengalaman menjadi mepet semua,” ujar Limbong. Dari 13 dari 16 orang. Kuorum adalah panitia Pesta sebagai koordinator aca- konsep awal, Pesta berlangsung dari jumlah minimum anggota yang ra tahun lalu. Pertimbangan memilih tanggal 18 Agustus 2015, tapi harus hadir dalam sidang agar Daeng sebagai ketua tim kerja, Limbong terjadi kemunduran akidapat mengesahkan suatu beralasan, satu dari lima kandidat bat gedung Auditorium putusan. Dalam Pasal 22 tersebut, yakni Alfredo pada saat rapat Kahar Muzakir sebagai ayat (1) Bab IX tentang Pleno berhalangan hadir, karena berada tempat acara Pesta, diKuorum, “SU XXXV di kampung halaman. Sedangkan Wahyu gunakan oleh pihak KM UII dapat dimulai dan Dhimas merupakan dua kandidat rektorat untuk acara apabila dihadiri oleh terakhir yang memperebutkan jabatan lain. Jadwal Pesta pun 5/6 dari jumlah peserta Ketua LEM U. diundur dan baru dapat sidang.” Penyebab belum terpilihnya dimulai pada tanggal 22, Aldhi juga meragukan Ketua LEM U, berimbas terbentuknya 23 dan 24 Agustus. SU dapat dilaksanakan pada tim kerja Pesta dikarenakan lobi yang Abdul Jamil, selasaat itu, “Bahkan pemilwa lama antara Wahyu dan Dhimas. Perihal ku Wakil Rektor III Bidang • Aldhi Setyawan ketika itu, ditarik lagi, ya kan,”
2
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
tambahnya. Mengutip dari Keadilan Post Edisi Juni 2015, Muhammad Faris Fajri, mantan DPM U Komisi III periode 2013-2014, yang juga Ketua Badan Pekerja Pemilwa menyebutkan, rapat pleno pembentukan panitia Pemilwa yang rencanakan bulan Febuari baru terlaksana di bulan April. Aldhi menambahkan, keharusan menunda SU, tidak hanya untuk membahas Pesta yang akan segera tiba, namun juga membahas penentuanpenentuan posisi para legislatif terpilih di dalam struktur DPM U ataupun LEM U. Penundaan SU yang pertama terjadi pada bulan Juni, “Sekitar tanggal 19 (atau) 20 Juni, tiga hari untuk posisi, dibuka lagi pending tiga hari lagi, terus dibuka lagi itu sampai (waktu) pending tidak ditentukan,” ujarnya. Dia mengungkapkan kemungkinan SU akan dibuka lagi setelah berakhir Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Saadan/Keadilan • Panggung pesta (23.08).
orang-orang yang dipercaya untuk menjadi SC dan OC adalah mereka yang berpengalaman di Pesta dan di fungsionaris LEM, serta berada di angkatan 2012, karena jika 2013 ditakutkan tidak Pembentukan kepanitiaan Untuk peran LEM U pada saat berpengalaman. Terpililah Ryan Satrya Prayoga, ospek, Dhimas mengungkapkan, saat Ketua LEM U sudah terbentuk, seluruh mahasiswa Fakultas Hukum angkatan kepanitiaan Pesta yang sebelumnya 2012 sebagai SC dinilai dapat berkontribusi dalam Pesta, “Dia (Ryan) menjadi tanggung jawab Tim kerja, punya kinerja yang bagus, dilimpahkan kepada dirinya makanya saya pilih dia,” tegas dengan mengeluarkan SuDaeng. Sebelum memilih rat Kerja dari LEM U. Ryan, Daeng juga sempat Yang menjadi kendala menghubungi beberapa ketika proses pelimpahmahasiswa lain untuk an tersebut, Daeng sediminta menjadi OC. bagai ketua tim kerja Namun, mereka mesedang tidak berada di nolak dengan alasan Yogyakarta, karena habahwa tahun lalu telah rus melaksanakan KKN berkontribusi di LEM di Magelang. TransformaU dan ingin melaksanakan si yang dia lakukan hanya KKN. Untuk ketua OC yang melalui via telepon. “Jadi yang • Ryan Satrya bertanggungjawab selama acara sudah dilakukan oleh temanPrayoga berlangsung, diisi oleh Ronaldo teman SC, karena otomatis saya Fajriansyah, mahasiswa Fakultas Tekyang bertanggung jawab, ditransformasi kepada saya. ‘Tema yang diangkat itu se- nik Sipil angkatan 2013, dengan alasan perti ini, lalu yang akan dibawakan ketika dia adalah fungsionaris, dan juga berpengalaman sebagai OC di beberapa kePesta itu seperti ini’,” terang Dhimas. Setelah terbentuknya tim ker-ja, giatan LEM U. Ryan diminta menjadi ketua SC segera ditentukan kepanitiaan Pes-ta oleh tim kerja pada saat H-2 lebaran, yang terdiri dari Steering Committee (SC) yang awalnya ditolak Ryan dengan alasan dan Organizing Commiitee (OC) selama kurang lebih 10 hari. Daeng menjelaskan tidak menyanggupi dan menyarankan
untuk mencari orang lain. Dia baru menjawab dan menyanggupi permintaan tersebut pada tanggal 20 Juli. Sedangkan Ronaldo, sebelum diminta menjadi ketua OC, awalnya dia mendengar kabar bahwa akan ditempatkan di komisi B sebagai staf. Kemudian dipilih pada tanggal 15 Juli menjadi ketua OC. Alasannya terpilih karena berdasarkan kinerja dan pengalaman kepanitiaannya selama ini dipandang baik. Perihal persiapan, Ryan mengatakan, SC mulai menjalankan kegiatan pada tanggal 22 Juli dengan beberapa orang saja, dikarenakan anggota lainnya baru berada di Yogya pada tanggal 25 Juli. “Teman-teman SC itu ada 21, angkatan 2012 dan 2013,” tambahnya. Sebelum terbentuknya panitia Pesta yang berjumlah 400 orang. Ryan dan Daeng mengatakan pendaftaran panitia Pesta dilakukan dengan cara online, karena sebagian besar mahasiswa tidak berada di Yogyakarta. Sedangkan untuk tes wawancara dilakukan secara langsung pada tanggal 26 Juli. Ryan menjelaskan, Penentuan komposisi para panitia Pesta, pihak tim kerja sudah memberikan opsi kepadanya. Namun, Ryan ingin menentukan sendiri beberapa bidang yang bakal diisi oleh orang-orang kepercayaannya. Tidak ada seleksi hanya berdasarkan pertimbangan, “Menurut saya
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
3
kecocokan kerja saya dengan teman- yang hanya dapat dilakukan pada saat teman, juga mana yang bisa, jadi seper- kondisi terdesak. ti yang didewasakan teman-teman SC,” Kegiatan lain yang menjadi pertuturnya. hatian Jamil, dia mengatakan, “Kita Untuk konsep, pihak SC tidak ini (mahasiswa) perlu enggak genjrangdapat berinovasi disebabkan waktu yang genjreng? Seperti kayak malam pentas terlalu pendek sehingga memiliki ke- seni dan sebagainya, menurut saya. samaan dengan Pesta tahun lalu. Veri- Itu yang harus diluruskan kembali,” fikasi yang diterima pada bulan Juli, tutur-nya. Jamil juga berasumsi, akhirbaru dapat terealisasi di bulan Agustus. nya dengan adanya kegiatan hura-hura Tercapainya substansi tema Pesta kepada akan menimbulkan persepsi mahasiswa para peserta hanya 60 persen. baru. Bahwa menjadi mahasiswa adalah Anisa Ramadani yang merupa- sebuah ‘kesenangan’. kan peserta Pesta dari Fakultas “Terus masih ada lagi, peminjamTeknik Industri mengatakan an gedung (auditorium) enggak dia tidak ‘menerima’ dengan bisa dipinjam, karena masih baik tema yang disampaiada aktifitas perkuliahan, kan saat acara, “Kalau sanah, dan lain sebagainya,” ya sih kemarin itu kan di ujar Ronaldo. Untuk perbelakang, di belakang banget. siapan yang singkat terdapat Jadi nggak terlalu kedengeran, beberapa kendala seperti mesoalnya dari jamaah-jamaah nentukan strategi-strategi yang • Anisa lain pada sibuk-sibuk sendiri, akan dikerjakan ketika jalannya Ramadani jadi kurang kedengeran apa yang acara, terhambat dengan adanya dibilang oleh pembawa acara,” pung- waktu perkuliahan, dan yang terakhir kasnya. terkait penyusunan jadwal Pesta yang Berbeda dengan Haryo Budi diubah, karena ada kegiatan IISRO di Prabowo, Mahasiswa Fakultas Psikologi auditorium. dan Ilmu Budaya angkatan 2015, hanya Pengadaan fasilitas penunjang mengikuti pra-Pesta. Karena waktu yang Pesta pun ada yang tidak jadi disediakan, digunakan untuk pra-Pesta terlalu lama. seperti proyektor yang direncanakan berTidak ada kegiatan lagi setelah pem- ada di luar auditorium, untuk membantu buatan co-card, makan siang, dan sholat mahasiswa yang jamaahnya mendapat zuhur. Kemudian baru dikumpulkan se- tempat di luar Kahar, dan pemasangan kitar pukul 16.00 di lapangan Fakultas tenda yang terlambat. “Itu kesalahan Psikologi dan Sosial Budaya. Sehing- kami dengan pihak penyedia. Ketika kiga dia tidak sempat mempersiapkan ta (panitia) mau nge-DP, dan meminta perlengkapan Pesta. “Menurutku kalau cuma bawa barang sederhana itu kenapa enggak diumumin dari awal-awal setelah kita buat atribut. Setelah kita sholat biar kita boleh pulang biar (siap-siap) buat besok (Pesta),” jelas Haryo. Jamil mengatakan, pada saat berkoordinasi dengan SC dan OC, pihak rektorat menginginkan konsep yang mengedepankan pemahaman terkait transisi dari siswa menjadi mahasiswa. Juga diadakan kegiatan yang mengajak mahasiswa untuk terjun ke masyarakat. Dia pun mengkritisi beberapa materi muatan Pesta yang dianggap sudah tidak relevan, seperti materi simulasi aksi atau demonstrasi yang dilakukan mahasiswa,
4
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
untuk cek lokasi ternyata saat tanggal itu tidak dapat digunakan, karena sudah dipesan terlebih dahulu oleh pihak lain,” terang Ryan. Menambahkan pernyataan Ryan, Ronaldo mengatakan, terkait proyektor yang tidak jadi disediakan, terjadi miskomunikasi dengan pihak penyedia untuk mengatasi hal itu, pihak OC menyebar foto copy materi Pesta kepada para peserta. Pendirian panggung pun menemui keterlambatan, panggung baru tiba di UII pada tanggal 22 Agustus, pukul 21.00. Pemasangan panggung dan pendekorasian pun dilakukan pada malam itu juga, “Pas malam itu kita kejar semuanya,” tutur Ronaldo. Tenda yang diperuntukan bagi mahasiswa yang berada di luar, memang pada awal pembuatan konsep tidak ada pendirian tenda, “Ya pertama emang enggak dikasih tenda, emang nggak dianggarkan untuk tenda, dan enggak kepikiran untuk tenda, soalnya kenapa? Kita konsep malamnya bakal ada lampion, flare dan sebagainya, kalau misalnya pake tenda, kita pake tenda ya otomatis merusak jalannya acara to? Mana harus bongkar pasang dan sebagainya dulu,” dalih Ronald. Bentuk pengawasan OC, Ronald tidak melakukan kontrol langsung terhadap koordinator, namun lebih kepada para kepala bidang (Kabid) yang ada di kepanitiaan Pesta. Ronald lebih menekankan pada hubungan antar koordinator dengan kabid.
Di hari kedua Pesta berlangsung, beberapa peserta terlihat tidak mengikuti acara dan berbaring di dekat kantin FPSB. Mengenai hal itu Ronaldo mengatakan, mereka tidak membiarkan, namun melihat pada saat itu sudah siang hari dan terik, dia tidak ingin mengambil risiko jika tetap memaksakan peserta. “Toh kalau mereka jatuh itu kan tanggung jawab kita (panitia). Saya yang bertanggung jawab ini. Jadi ya kita biarkan, ini tetap dalam hal pengawasan wal-jamnya, jadi pas mereka udah kumpul lagi, pas mulai lagi rangkaian acara, mereka harus ikut lagi,” ujarnya. Sama seperti Pesta sebelumnya, pada malam menjelang penutupan akan ada pelepasan Lampion, namun Ronaldo menyayangkan persiapan panitia yang bertanggunjawab melakukan tugas itu, padahal dirinya berada di sana, dan juga ikut melakukan geladiresik, serta juga menerbangkan lampion. Sehingga pelepasannya tidak berjalan baik. Edi Subagio, mantan Ketua LEM U periode 2013-2014 tidak ingin diwawancarai oleh Keadilan perihal persiapan pesta tahun 2014. Menurutnya tidak etis jika dibanding-bandingkan, dengan pesta yang diadakan tahun lalu 2014 yang diadakan oleh LEM U. Setelah Pesta berakhir, para pa-
nitia mengadakan evaluasi pada pukul 22.00. Ronaldo mengatakan, ada beberapa panitia yang pulang lebih dulu, dengan alasan untuk persiapan acara ospek di fakultas masing-masing, juga beralasan sakit. Ronaldo beranggapan, bahwa evaluasi itu tidak diperlukan, menurutnya sudah tidak ada acara lagi di kemudian hari, “Jadi otomatis menurut saya itu cuma kesan-kesan mereka terhadap acara itu apa. Jadi ya kekurangan itu disampein aja kesan-kesan terus apa aja yang didapet selama kepanitiaan ini, apa aja, menurut saya sih kayak gitu aja,” tegasnya. Untuk konsep ospek, Jamil mengatakan hal tersebut perlu persiapan yang benar-benar baik. Apa yang menjadi filosofis ospek itu diadakan. Karena filosofis ospek adalah memperkenalkan dunia kampus kepada mahasiswa baru. Materi yang menunjang tercapainya tujuan ospek, dan terakhir konsep di lapangan yang akan diterapkan, dan perlu disiapkan dengan matang. Jamil juga berpesan, agar materimateri Pesta berisi muatan yang lebih menekankan pada keagamaan, wawasan etika dan sebagainya. Tidak lagi dengan kegiatan hura-hura yang akan menimbulkan persepsi di mahasiswa baru. “Kalau kritik sih, kalau bisa tem-
patnya semua disamain, kalau satu teduh ya teduh semua, kalo satu panas ya panas semua, kemarin kan ada yang dapet tenda, ada yang pas tempat dingin,” ungkap Rizky Firdaus, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2015. Daeng berharap untuk ke depan terkait penentuan Ketua LEM U dan menjadi koreksi bagi legislatif agar tidak lama seperti tahun ini, yang memakan waktu 38 hari. Jika ke depannya SU mengalami kemoloran juga, harus ada somasi yang diberikan oleh Lembaga Khusus, Unit Kegiatan Mahasiswa, maupun mahasiswa kepada DPM U. Dia juga berpendapat, terkait tim kerja, hal tersebut harus diatur lebih jelas dalam PDKM UII, agar di tahun depan ketika terjadi kemoloran SU yang berimbas kepada ospek, jelas siapa yang bertanggungjawab atas pelaksanaan ospek. Ronaldo juga berharap Pesta di tahun yang akan datang, waktu persiapan yang lama untuk acara-acara besar seperti ini, dan hal tersebut benar-benar matang serta dapat dijalankan. Reportase bersama: Yuniar Dwi A., Paisal Salman A., Muhammad Zein R., Irkham Zamzuri
DARI KAMI
Assalamu’alaikum Wr. Wb Salam sejahtera bagi kita semua Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam terhanturkan untuk baginda Nabi Besar Muhammad SAW atas terbitnya Keadilan Post edisi Khusus Ospek September 2015. Kami berupaya menyajikan informasi aktual dan berimbang bagi segenap pembaca sekalian. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada seluruh narasumber dan pengurus LPM Keadilan yang turut andil dalam proses penulisan dan penyusunan Keadilan Post edisi Khusus Ospek September 2015 ini. Atas nama LPM Keadilan kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam terbitan ini. Pembaca dapat mengirimkan tulisan melalui rubrik surat pembaca kepada kami, berupa permasalahan di lingkup Universitas Islam Indonesia dan sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami juga selalu membuka ruang kritik dan saran sebagai koreksi untuk terbitan berikutnya. Selain itu, kami juga membuka peluang untuk mahasiswa, dosen atau segenap pembaca sekalian untuk menulis di LPM Keadilan dalam rubrik Opini dan Artikel. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
5
DIALOG
Miskinnya Inovasi dalam Pelaksanaan Pesta
U
Oleh : Mohammad Zein Rahmatullah
niversitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan ospek bagi mahasiswa baru angkatan 2015 yang akrab disebut Pesona Ta’aruf (Pesta). Untuk mengadakan hajatan tahunan ini, segalanya perlu persiapan, termasuk urusan tema yang menjadi patokan berjalannya acara sesuai harapan. Meskipun dalam proses persiapannya, dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat. Tema besar Pesta kali ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu—bahkan juga seperti dua tahun sebelumnya. Tema yang digunakan pada Pesta 2015 yaitu menumbuhkan kesadaran terhadap peran dan fungsi mahasiswa melalui internalisasi nilai-nilai Islam guna membangun karakter insan ulil albab. Pihak Steering Committee (SC) mengakui bahwa sedikit kemungkinan untuk diadakannya inovasi. Ketua SC Pesta 2015, Ryan Satrya Prayoga, memberi tanggapan terkait tema Pesta 2015, termasuk koordinasi antara SC dan rektorat pada Keadilan. Apakah ada kesamaan tema dengan tahun sebelumnya? Banyak sih kesamaannya, karena kita mau memberi inovasi pun dikejar oleh waktu. Verifikasi yang (direncanakan) awalnya bulan Juli, baru bisa dilakukan Agustus. Dengan tim kerja pun kita sepakati bahwa konsepnya masih sama seperti tahun kemarin. Terkait koordinasi dengan pihak rektorat itu seperti apa, seperti peminjaman tempat dan konsep? Pihak rektorat sebenarnya sudah mencari teman-teman Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM) untuk informasi daftar panitia, terutama SC. Ketika sudah terbentuk (panitia SC), kita adakan penentuan tanggal, kemudian bertemu dengan pihak rektorat. Ada dua kali pertemuan, pertemuan pertama sepakat tanggal 18 Agustus sebagai jadwal pra Pesta, lalu tanggal 19 dan 20 Agustus itu Pesta, kemudian telepon dengan asistennya Bapak Jamil ada perubahan tanggal. Setelah dua hari dari pertemuan pertama, kita ketemu lagi dan menentukan, 18, 21, dan 22—Agustus. Kemudian diubah jadi 23 sampai 24 Agustus.
luas bagi mahasiswa baru (maba). Hanya saja, ada sedikit kelemahan pada konsep acara, yakni tradisi simulasi aksi dimana maba dituntut untuk mengkritisi kondisi di sekitar mereka. Abdul Jamil menganggap bahwa demonstrasi yang selama ini kerap diidentikkan dengan mahasiswa, merupakan aktifitas yang tidak lagi mustahil untuk dilakukan oleh segala kalangan. Mahasiswa sebagai golongan intelektual harusnya mampu mencanangkan agenda atau kegiatan yang jauh lebih bermanfaat dibanding demonstrasi untuk diterapkan oleh maba dan kemudian diaplikasikan pada masyarakat luas nantinya. Berikut dialog antara Abdul Jamil dengan Keadilan membicarakan tema dalam Pesta 2015. Apa ada koordinasi antara pihak rektorat dari pihak panitia tentang tema? Ya, kami ada koordinasi soal tema. Yang kami inginkan adalah pemahaman, cakrawala bagaimana masa transisi antara seorang siswa SMA menuju ke mahasiswa. Panitia itu baik SC maupun OC datang kesini, beberapa kali kita bicara tentang itu. Terlepas dari masalah persiapan, bagaimana menurut Anda tentang tema Pesta tahun ini? Sebenarnya sih, begini juga bagus ya. Dia (mahasiswa baru) sudah saya kasih arahan, saya kasih provokasi bahwa seorang mahasiswa itu bukan hanya kutu buku. Nah, cuma memang harus ada pendalaman. Apa perlu sih kita ini latihan demo? Bukankah sekarang ini demo-demo itu sudah tidak lazim bagi mahasiswa. Demo itu bagian yang sudah akut. Dulu ada demo dan segala macam karena sudah memang tidak ada jalan. Dari segi aspek, saya sudah sepakat. Contoh, ada keagamaan, etika wawasan global yang disampaikan oleh Pak Busyro. Saya (bicara) tentang kemahasiswaan dan sebagainya. Itu menurut
Sejauh apa pencapaian tema selama ospek kemarin? Baru sekitar 60,70 persen sih. Dari berjalannya acara Pesta, apakah sudah mencapai target? Belum semua. Selain Ryan, Abdul Jamil, selaku Wakil Rektor III juga menanggapi tema yang digunakan pada Pesta 2015. Beliau menganggap bahwa tema ataupun konsep pada Pesta kali ini sudah bagus dengan adanya materimateri yang dirasa bisa membuka cakrawala nan
6
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
Fahmi/Keadilan
saya bagus, tapi yang harus diubah, mungkin, apakah perlu kita harus latihan demo? Karena bukankah sekarang ini tukang becak saja bisa demo? Bukankah sekarang ibu-ibu PKK bisa demo? Ibu rumah tangga bisa demo. Artinya, mahasiswa tidak perlu seperti itu. Kenapa dulu mahasiswa begitu? Karena memang ‘saluran’ terbuntu. Sehingga jalan satu-satunya ya demo. Sekarang ini demokrasi sudah terbuka, semua orang
sudah bisa demo loh. Dulu kan tidak ada, kecuali mahasiswa. Mahasiswa dianggap pembela rakyat. Sekarang apakah begitu? Mindset itu harus diubah sekarang ini. Butuh pendampingan bagaimana terjun ke masyarakat. Bagaimana masyarakat kekeringan saat ini? Adakah mahasiswa mampu memberi solusi bagi rakyat yang kekeringan air? Bukan lagi bicara pada demo. Jadi menurut saya tema sudah bagus, besok ditingkatkan lagi.
EDITORIAL
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) merupakan agenda tahunan universitas yang ada di Indonesia. Kampus-kampus tersebut memiliki tujuan khusus dalam penyelenggaran ospek, tapi memiliki garis besar yang sama, yaitu untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru dan juga membentuk pribadi mahasiswa ideal. Universitas Islam Indonesia (UII) juga menyelenggarakan ospek yang dikenal dengan Pesona Taaruf (Pesta) dengan tema berbeda setiap tahunnya. Acara ini termasuk dalam hajatan Keluarga Mahasiswa UII, melalui Dewan Permusyawaratan Mahasiswa (DPM), dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas (LEM U) sebagai pelaksananya. Tentunya berkoordinasi juga dengan pihak rektorat, khususnya Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan. Tahun-tahun sebelumnya, Ospek memang dilaksanakan setelah terselenggaranya Sidang Umum (SU) Keluarga Mahasiswa UII, guna memfilter calon wakil mahasiswa yang sebelumnya dilakukan Pemilihan Wakil Mahasiswa. Dirangkaian SU inilah nantinya akan terpilih DPM dan delegatoris ke LEM, yang nantinya akan bertangggung jawab untuk pelaksanaan ospek. Namun sangat disayangkan, agenda SU tahun ini terlalu lama. Dari mulai pembahasan sidang yang alot dan sering pending. Peserta sidang sendiri banyak yang tidak hadir sehingga kuorum tidak terpenuhi. Sampai proses lobi peserta memilih Ketua, memakan waktu mediasi yang notabene tidak sebentar. Hal inilah sebab awal dari panitia Pesta 2015 kali ini tidak dibentuk LEM U, tetapi oleh presidium— beranggotakan tiga orang dari legislatif terpilih—mewakili DPM U dengan membentuk tim kerja yang bertanggung jawab atas kepanitiaan Pesta. Tim kerja ini bisa terkumpul karena belum terpilihnya ketua LEM U. Pembentukan tim kerja ini juga tanpa dasar aturan. Di dalam Peraturan Dasar Keluarga Mahasiswa (PDKM) UII yang juga dibahas pada saat SU Bab IX Pasal 28 tentang tim kerja menyebutkan bahwa, musyawarah DPM memiliki kewenangan untuk membentuk tim kerja guna melakukan kerja-kerja yang memenuhi kebutuhan yang bersifat insidental. Padahal periode-periode sebelumnya tim kerja ini dibentuk untuk membantu kinerja di bawah komisi internal DPM, misalnya advokasi, proyek jas almamater, dan inventaris atau aset. Bak tabrakan karambol, alhasil ospek diadakan tanpa persiapan yang benar-benar matang. Tim kerja yang disahkan melalui Surat Keputusan Presidium, memilih Steering Committee (SC) dan Organizing Commiitee (OC) yang terkesan seadanya. Hingga konsep yang diusung pun kurang lebih sama seperti tahun kemarin, padahal dari pihak rektorat mendambakan adanya inovasi baru. Untuk membuat inovasi tentu saja membutuhkan waktu untuk merancangnya. Dengan waktu mepet, panitia memilih ambil jalur teraman, yakni melalui jalur yang pernah dilalui—konsep lama. Memilih jalur yang pernah dilalui pun tidak menjamin acara yang diselenggarakan akan lebih mulus. Hal tersebut terbukti dari berbagai masalah yang terjadi dalam teknis pelaksanaan Pesta. Dan terlebih kekurangan yang dialami, karena faktor kekurangsiapan panitia Pesta itu sendiri. Untuk itu, kedepannya perlu diadakan evaluasi yang benar-benar serius dari DPM dan LEM, agar nanti tidak terjadi kesalahan yang sama pada ospek berikutnya. Mulai dari persiapan kepanitiaan, koordinasi dengan pihak rektorat, konsep acara Pesta, dan yang terpenting mengenai estimasi waktu agenda keluarga mahasiswa.
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
7
FRAGMEN
Pesona Taaruf (Pesta) adalah sebuah kegiatan tahunan guna menyambut mahasiswa baru. Pesta diselenggarakan pada tanggal 23 sampai 24 Oktober di halaman depan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII). Mahasiswa baru senantiasa mengikuti acara sampai berakhir. Dibuka dengan pelepasan simbolis merpati dan dimeriahkan dengan balon-balon yang diterbangkan. Sorak-sorai peserta dan panitia mengiringi gemuruh pembukaan acara. Pesta memperkenalkan mahasiswa baru, bagaimana menjadi mahasiswa yang ideal, lembaga-lembaga kampus, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta para pemangku jabatan kampus UII. Tidak hanya itu, mahasiswa disuguhkan informasi keadaan kampus, sebagai bekal untuk menjalani perkuliahan. Matahari mulai meninggi dan menyinari para peserta yang tengah mengikuti acara. Panas, lelah, dan bosan seolah menjadi bumbu penyedap yang menghiasi berjalannya acara. Fasilitas dan lokasi yang kurang memadai tidak menguntungkan sebagian peserta. Jika beruntung, maka tendalah yang menaungi. Namun jika tidak, merelakan cocard maupun almamater menjadi penghalang teriknya matahari. Lokasi yang tidak strategis, hanya memantulkan suara yang seolah berbisik dari panggung tanpa rupa. Membuat banyak peserta yang mengantuk maupun kebosanan. Mengobrol, tidur dan membuka teman pintar bernama smartphone, menjadi cara untuk menghilangkannya. Azan zuhur mulai berkumandang dari Masjid Ulil Albab, masjid kebanggaan kampus yang terletak di kaki Gunung Merapi. Para peserta dipandu oleh pemandu barisan dan wali jamaah (waljam) untuk melaksanakan tugas mengisi pundi-pundi bekal akhirat. Melihat kapasitas masjid dan jumlah mahasiswa baru yang ribuan, panitia membuat aturan yang mengharuskan peserta bergiliran untuk melaksanakan sholat. Setelah disuguhkan materi-materi yang dipercaya dapat menjadi pedoman, acara berlanjut dengan penampilan dan antraksi yang ditampilkan dari UKM. Sembari menonton antar peserta dan waljam berbincang-bincang. Kelelahan terlihat dari raut wajah peserta Pesta ketika matahari memancarkan sinar senja di ufuk barat. Namun hal tersebut hilang ketika hari menjelang malam, pertunjukan dari panitia mampu memancarkan kecerian dari wajah peserta. Meskipun banyak hambatan tapi tidak menutupi meriahnya acara yang berlangsung. Mahasiswa baru mendapat pengalaman dan bekal untuk memulai dinamika perkuliahan yang telah menanti.
1
Faluthi/Keadilan
8
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
2
Subandari/Keadilan
Tahap Awal Pendidikan yang Lebih Tinggi
3
6
1. Barisan Maba
Subandari/Keadilan
2. Kreatifitas Tanganku
7
3. Spanduk Orasiku 4. Untungnya Bawa Payung 5. Gruppi dulu ya Zein/Keadilan
4
6. Kepoin Handphone
Zein/Keadilan
7. Perlu Tambah Cantik
8
8. Ikutan gruppi juga
Saadan/Keadilan
5 Subandari/Keadilan
Saadan/Keadilan
Narasi
: Rendu Saadan Thandi
Foto
: Muhammad Zein R.
Lalu Subandari
Faluthi Faturahman Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
9
LIPUTAN
Cerminan Pertama Para Maba
ketiga keislaman, keempat manajemen aksi, kelima Focus Group Discussion (FGD). Tidak heran jika training di berikan kepada Wali jamaah sebagai pemandu mahasiswa baru di setiap jamaah telwaljam karena “Mereka itu ibaratnya ah melalui kualifikasi berbeda dengan panitia yang lain. Namun hal itu yang mengatur forum kelompok mereka masih menyisakan pertanyaan akan kapabilitasnya sebagai waljam. sendiri. Fungsinya mereka dibekali itu karena waktu materi FGD langsung di pegang kendali oleh waljam,” tutur Sadiq. Oleh: Rizma Rosyta Terkait dengan tugas waljam, Mutia Yogyakarta-Keadilan. Kegiatan ta- dipilih oleh panitia dengan beberapa Mirna Herliani waljam dari jamaah hunan untuk menyambut mahasiswa kualifikasi. Al Sadiq Zulfianto selaku ke- 12 mengatakan, “Sebagai waljam tuh baru di Fakultas Hukum Universitas tua Steering Committee (SC) mengatakan membimbing mereka, terus memandu, Islam Indonesia (FH UII) telah sele- kualifikasi untuk menjadi waljam ber- ngasih arahan-arahan lah gimana sih kuliah di FH ini. Terus materi-materi sai. Agenda yang bernama pekan raya beda dengan panitia yang lain, kayak etos perjuangan, silaturahmi perkenalan (peradilan) ini yakni lebih ditekankan pengantar ideologidiselenggarakan oleh Lembaga Ekse- dapat memenuhi tiga ideologi yang biasanya kutif Mahasiswa (LEM) FH UII. Acara dasar, keislaman, mahasiswa itu”. tersebut berlangsung dari tanggal 1 sampai k e l e m b a g a a n , Ali Mahbud selaku 2 September 2015. Dalam penerapannya dan ke-UIIan. waljam dari jamaah seluruh peserta dan panitia peradilan Sebelum menjadi 15 mengatakan diwajibkan untuk menginap di kampus. waljam, harus tentang alasan Peradilan dalam kesempatan ini dilaksa- m e l e w a t i menjadi waljam, nakan dengan tema Membentuk mahasiswa beberapa proses “Cari pengalaman, Islam menjadi insan yang berilmu dan d i a n t a r a n y a , buat kayak menmemiliki semangat juang guna mewujudkan pendaftaran dan didik adik-adik yang masyarakat berintegritas. Terkait dengan seleksi wawancara. baru biar kita juga tema tersebut Dipo Septiawan selaku Selanjutnya bagi yang mengarahkan kedepannya Ketua LEM FH UII menjelaskan, untuk lolos seleksi diwajibkan • Mutia Mirna Herliani dia mau ngambil matkul apa, menjadi calon pemimpin itu harus orang untuk mengikuti training waljam mau masuk organisasi apa,” imbuhnya. yang bisa menghidupi dengan mencipta- pada tanggal 26 Agustus 2015. Pada kan orang-orang yang berintegritas. pelaksanaan trainning, Risang Cahya Saat mendampingi jamaah, waljam memiliki tugas tersendiri. Peserta peradilan dibagi menjadi 28 ja- Yudhantara selaku Ketua Organizing juga Seperti yang dikatakan Ali ialah maah, masing-masing jamaah terdiri dari Committee (OC) menjelaskan bahwa wal19 sampai 20 orang dengan dipandu jam dibekali lima perihal. Antara lain: mengayomi jamaah, dapat menjadi oleh dua orang waljam. Waljam tersebut pertama ke-UIIan, kedua kelembagaan, contoh yang baik, serta memberikan pengetahuan kepada jamaah. Armendhra Assegaf Lahide selaku koordinator departemen pemandu (waljam) juga menjelaskan bahwa memberitahukan arti nama dari jamaah merupakan suatu kewajiban yang ha• Dipo rus dilakukan waljam. Kewajiban itu Septiawan (Ketua dibuat oleh Komisi B—panitia yang LEM FH berwenang dalam membuat peraturan. UII) saat di wawancarai Adapun dalam Tata Tertib Peradilan di Kantor LEM FH UII tahun 2015. Disebutkan DPM bahwa, panitia diwajibkan mengikuti (3/09/2015) seluruh rangkaian kegiatan peradilan baik baik pra (rapat, training, geladi kotor, geladi bersih), pelaksanaannya, maupun pasca (forum evaluasi, Sehab/Keadilan
10 Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
pembuatan LPJ panitia) peradilan. banyak yang tidur, itu lebih tiDalam pelaksanaannya, pendapat ber- dak efektif,” tambah Armen. beda dikatakan oleh Jesinda Maurela, Namun Firda Adliah waljam mahasiswa baru dari jamaah 16. Dia dari jamaah 20, mengaku belum menjelaskan bahwa mengetahui arti dari pernah mengikuti evaluasi waljam nama jamaahnya Ius Constitutum melalui saat Peradilan berlangsung. Ali internet. Sedangkan dari waljamnya ti- juga menambahkan,“Mengenai dak menjelaskan arti nama jamaahnya. evaluasi kemarin sih katanya Hal yang sama juga disampaikan oleh ada ya ada cuman harusnya taIrvan Bakhtiar, mahasiswa baru jamaah di tu kan jam empat evaluasi 15. Dia menjelaskan, bahwa waljam datang kesini tapi nggak jadi.” tidak hanya sekedar mengingatkan Konsep dari Peradilan FH UII tetapi juga memberi contoh sebagai 2015 sendiri menurut Sadiq senior. Dia juga berpendapat bahwa hampir 70 persen sama dengan waljamnya belum bisa menjadi contoh, Peradilan tahun lalu, adanya “Kurangnya itu seperti waljam saya per-bedaan hanya terletak pada sendiripun masih belum, sholatnya teknis. Dia juga menjelaskan, belum terpenuhi gitu, mengoprak- “Paling yang berbeda itu di opraknya pun juga kurang,” tegasnya. acara jalan sehat. Kalau dulu kan Mengenai implementasi tugas dari biasanya senam digantikan jalan waljam, Dipo Septiawan menjelaskan sehat, itu dengan dia (peserta) bahwa, dalam konteks kemanusiaan bawa trash bag jadi namanya jalan ada suatu hal yang bisa kita paksakan, bersih. Risang juga menambahAisyah/Keadilan ada juga hal yang tidak bisa dipaksakan. kan terkait deng-an konsep “Nah, dalam Islam sendiri itu baru saja peradilan memang menerima • Al Shadiq Zulfianto (Ketua SC Peradilan kita sampai ditataran mengajak, kita tawaran dari konsep yang telah sudah mendapatkan pahala. Terlepas dari dibuat oleh periode sebelumnya, dengan kedepannya itu persiapannya lebih dia sholat, dia tidak itu kembali sedikit revisi yang kemudian dimatangkan lagi itu,” ungkapnya. ke individu,” tambahnya. diserahkan ke Dewan Per- Sependapat dengan Risang, Dipo juga Sedangkan terkait evaluasi musyawaratan Mahasis- mengatakan untuk Peradilan ke depannya Armendhra menyampaiwa untuk diverifikasi. dapat menciptakan suasana kekeluargaan kan bahwa pada hari Terlepas dari segala dalam kepanitiaan. “Secapek apapun jika pertama bersamaan p e r m a s a l a h a n n y a , dia bekerja bersama keluarganya pasti dengan evaluasi inti. Mutia berharap agar jalan. Masalah teknis mereka pada pinter Jadi evaluasi wajam nantinya koordina- lah tinggal gimana caranya, apa ya otak dilakukan pada hari tor pemandu le- pinter tapi ini (hatinya) nggak,” ujarnya. kedua, saat materi kebih mempersiaptiga. “Jadi sistemnya kan masalah waktu. itu perwakilan saja. Satu Karena koordinasi kelas itu kan ada empat baru dibangun pada waljam. Jadi dua orang itu di saat pelaksanaan ospek. Reportase bersama: Aisyah Humaida, Fajri • Risang Cahya Yudhantara kelas buat koordinir adiknya “Kita baru membangun Nur Imam, Kausar Wildantio A., Sehabuddin dan kondusifkan dengan pemateri kita, suatu kordinasi itu pas hari H (waktu Ardiansyah. dua orang itu evaluasi,” imbuhnya. pelaksanaan) nya. Sedangkan hari-hari Dari ketentuan tata tertib Panitia sebelumnya kita masih random gitu, jadi Peradilan FH UII 2015 di atas maka su- banyak yang masih ninggalin,” imbuhnya. dah jelas bahwa seluruh panitia wajib Sedangkan harapan berbeda disampaikan mengikuti evaluasi, begitupun dengan oleh Risang. Dia menambahkan bahwa waljam. Namun kenyataannya evaluasi kedepannya persiapan ospek harus hanya dilakukan oleh beberapa waljam lebih matang. “Yang jelas gini untuk saja. Armen mengaku hal tersebut sudah ospek kedepan itu persiapan harus efektif untuk dilakukan sebab mereka diminimalkan lagi, karena kepanitian bisa berkoordinasi. “Apabila itu pun di- di lembaga ini, apalagi peradilan ini lakukan malam banyak yang ngantuk, kepanitian paling singkat. Jadi untuk
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
11
OPINI
Orientasi dalam Pelaksanaan Ospek Oleh: Yoga Nugraha PJ*
D
unia pendidikan Indonesia setiap tahunnya disibukkan dengan agenda rutin dalam penyambutan tahun ajaran baru. Dalam dunia perguruan tinggi dikenal dengan sebutan Orientasi Studi dan Perkenalan Kampus (Ospek). Sebuah penyambutan yang bukan merupakan agenda strategis dunia pendidikan nasional. Seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi tidak menyebutkan wajibnya perguruan tinggi mengadakan Ospek. Pasalnya, sejak awal Ospek memang tidak menjadi bagian dari isu strategis yang terkait langsung dengan proses pendidikan. Dalam bahasa Yusuf Bilyarta Mangunwijaya semangat dari pendidikan adalah membebaskan atau memerdeka-
kan dari kebodohan. Pendidikan menjadi suluh bagi masa depan bangsa, terlebih di dalam pembukaan UUD RI 1945 terdapat empat pokok pikiran, dua di antaranya berkaitan dengan pendidikan. Salah satu pokok pikiran tersebut ialah mencerdaskan kehidupan bangsa. Data resmi dari Badan Pusat Statistik Nasional, menunjukkan sedikitnya angka partisipasi warga negara dalam pendidikan Perguruan Tinggi (PT) seolah menampar hingar bingar pelaksanaan Ospek. Rata-rata angka partisipasi dalam data tersebut menunjukkan 19.08 untuk partisipasi kasar PT dan 13.78 untuk partisipasi murni PT. Sudahkah kalian bersyukur dan tidak menertawakan sisa angka yang tidak berpartisipasi pada PT? Secara nasional setiap tahun menunjukkan angka yang terus melebar seperti jurang antara dollar dan rupiah.
12 Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
Ibaratnya setiap tahun ada jutaan anak masuk Sekolah Dasar, tetapi hanya ribuan yang masuk Perguruan Tinggi. Tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Yogyakarta, tempat jutaan sarjana diwisuda. Misalnya, Universitas Gadjah Mada menabuh genderang dimulainya tahun ajaran baru dengan sebuah pencitraan membentuk logo ASEAN dari ribuan mahasiswa barunya. Sedangkan jika tahun sebelumnya Universitas Islam Indonesia mengawali dengan menerbangkan balon udara, maka gaung yang terdengar tahun ini adalah jadwal Ospek yang molor. Namun bagaimanapun Ospek tetap menjadi bagian penting untuk menjadi batu loncatan dalam mewujudkan tujuan negara yang tercantum dalam alinea keempat UUD RI 1945. Mewujudkan Insan Ulil Albab Di UII sendiri dalam pelaksanaan Ospek di tingkat universitas atau fakultas, tema besar yang selalu digagas secara tersirat maupun tersurat sangat perlu diapresiasi. Mewujudkan Insan Ulil Albab adalah tujuan yang sangat mulia. Untuk itu dalam mencapai pelaksanaannya, panitia selalu menghadirkan para pembicara kelas wahid dengan gelar yang panjang menandingi kemacetan Tol Cipali saat musim mudik. Sudah lumrah bila mendatangkan orang-orang penting seperti pemimpin lembaga negara untuk silih berganti mengisi materi disetiap sesinya.
Indikator Pendidikan, 1994-2013
Materi yang disampaikannya pun tidak kalah hebat seperti sedang menjual mimpi, karena sifatnya inilah tak jarang membuat mahasiswa baru memilih untuk tidur. Sesuatu hal yang dipandang istimewa namun sebenarnya biasa saja, ketika orang-orang pemangku jabatan di lembaga negara datang bersa-ma materi yang disampaikannya. Hanya sebuah prestise dan kata ‘wah’ yang menjadikannya dalam sebuah etalase sempurna di kalangan mahasiswa baru. Setelah itu, Ospek selesai dan mahasiswa baru kembali ke dalam pesimismenya masingmasing. Tantangan ke depan yang sangat rumit dan tidak menentu ini bisa membangkitkan keadaan masa kelam. Thomas Hobbes menyebutnya dengan homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesama manusia lainnya. Menuntut setiap orang untuk bisa mempertahankan hidupnya dengan caranya sendiri, serta mengedepankan persaingan seperti tatanan klasik Adam Smith dalam liberalisme. Jika diibaratkan membaca penuh 10 judul buku sama dengan membaca realitas sosial yang ada di satu pojokan pasar. Maka dalam pelaksanaan Ospek harus menjadi penentu dalam
memahami realitas sosial sekitar. Menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk mengubah paradigma pada generasi yang sedang disibukkan dengan kotak pintar bernama smartphone. Ospek dapat dijadikan batu loncatan dalam memetakan realitas sosial. Minimnya penanaman integritas diri dalam pelaksanaan Ospek di negeri yang penuh drama ini menjadi sebuah kritikan terbesar. Materi-materi yang diajarkan di dalam kelas terkadang bersifat retorika doktriner yang outputnya menjadikan mahasiswa dengan tipe argumentum ad populum—mengikuti kebenaran mayoritas. Hal mendasar yang sebaiknya diajarkan dalam materi kelas saat Ospek adalah pengenalan diri, orientasi akademik, berpikir kritis, dan kepemimpinan. Kita tidak dapat menghindar, banyak mahasiswa baru yang datang ke kampus tidak dengan kepala tegak. Mereka masuk bergandengan dengan ketidakinginan dan ketidakmampuan. Pengenalan diri dan orientasi akademik akan berperan dalam memecahkan masalah tersebut, diharapkan mampu mengarahkan mahasiswa baru nantinya. Berpikir kritis dan kepemimpinan akan menghindarkan dari kondisi yang tidak berakar argumen ideologis melainkan berdasar dari alasan pragmatis. Tentu kita semua ingat yang dikatakan oleh Soe Hok Gie, “Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman se-ideologi, dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik dari sekolah
menengah. Mereka akan jadi korbankorban baru untuk ditipu oleh tokohtokoh mahasiswa semacam tadi.� Manusia adalah zoon politicon, kata Aristoteles. Sebagai bagian dari zoon politicon secara individual merupakan elemen terkecil dari sebuah negara. Manusia politik akan dipaksa mengkonsumsi menu publikasi yang dibentuk oleh media. Dalam sebuah negara demokrasi, sangat sulit membedakan antara media yang mendudukkan permasalahan secara benar dengan media sebagai tujuan pragmatisme. Kemudian ketika media tidak mampu mendalilkan ayat-ayat kebenaran, keadilan, independensi, dan terkesan memilih cara berbahasa yang menghindar. Sehingga menghasilkan mahasiswa yang mempertontonkan defisit argumentasi dan sebaliknya surplus retorika kepada media. Memang demokrasi terbuka bagi siapapun dan dapat dihuni oleh semua kualitas, tetapi demokrasi tidak dapat didirikan atas kekuasaan mediokrasi. Ini sebuah permasalahan serius ketika bangsa Indonesia yang terus menerus krisis ini dihantam oleh pelbagai permasalahan. Utamanya penanaman integritas dalam kancah Ospek mampu menjadi ajang cocok tanam untuk Indonesia ke depan. Mahasiswa yang argumentatif harus terus dihasilkan, media harus cepat pulih, dan mahasiswa harus tahan banting dari permainan psikologi media. Melihat keadaan saat ini, tidak harus terbenam dalam pesimisme. Realitas sosial dan literasi media memang sedang mengurung realita. Kecuali kita benar-benar menjadikan Ospek sebagai batu loncatan dari semua pesimisme. Masa depan akan merumuskan jalannya sendiri dan melampaui pemikiran kekinian.
*Mahasiswa FH UII angkatan 2013
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
13
RESENSI
Hal Dasar Seorang Pemimpin dalam Realita “Manusia tidak akan segan-segan membela dia yang mereka takuti dari pada mereka cintai, karena asas cinta diikat dengan rantai kewajiban, karena manusia pada dasarnya egois, maka pada saat mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan, rantai tersebut akan putus, namun rasa takut dipertahankan oleh hukuman-hukuman yang menakutkan yang tak pernah gagal,� Niccolo Machiavelli Oleh : Aryo Budi Prasetyo
yang dipimpin oleh Raja Spanyol. Seperti yang dilakukan oleh Judul : IL PRINCIPE Alexander Agung, dia menjadi Pengarang : Niccolo Machiavelli penguasa dari sejumlah kerajaan yang ditaklukkannya sekaligus dalam waktu beberapa tahun. Ketika Penerjemah : Dwi Ekasari Aryani dia wafat, dimana semua orang akan berpikiran bahwa semua daerah yang Penerbit : NARASI dikuasainya akan memberontak, mengingat banyaknya kesulitan untuk Tahun : 2014 mempertahankan kekuasaan di kerajaan yang baru didudukinya. Akan tetapi penerusnya mempertahankan Cetakan : Pertama, 2014 posisi mereka, tidak ada kesukaran dalam melakukan hal tersebut, kecuali Tebal : 184 yang memiliki ambisi masing-masing. Dalam hal ini negara yang diduduki uku ini kental akan nilai oleh Alexander Agung diibaratkan sejarah kerajaan-kerajaan sama kuatnya dengan Kerajaan Turki. masa lampau, kendalaKerajaan ini diperintah oleh seorang kendala yang dihadapi, raja, serta adanya para pembantu yang hingga penggunaan metode untuk bermemimpin di setiap daerah. Dengan tahan. Walaupun penulis menyadari membagi kerajaan dalam “sangiacateakan adanya pemerintahan republik, sangiacate,� yaitu raja mengirim mereka akan tetapi dalam Buku IL Principe ke daerah-daerah yang berbeda dan ini hanya mengulas tentang sistem dapat dipindah sesuka hatinya. Hal ini pemerintahan kerajan semata, dan akan membuat kerajaan Turki sangat hanya sedikit menyinggung akan sistem susah untuk diduduki, akan tetapi pemerintahan republik. Serta sangatlah menjadi sangat mudah mempertahanbanyak prinsip dasar yang harus dimikan jika berhasil menguasainya. liki seorang pangeran atau calon raja. Berbeda dengan kerajaan Peran Niccolo Machiavelli menceritacis. Dikelilingi oleh sejumlah besar kan sejarah dan terbentuknya sistem bangsawan yang memiliki orang-orang kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Sesetia, serta memegang hak-hak istimewa perti kerajaan turunan yang berasal sendiri. Hak tersebut tidak dapat dari keluarga penguasa terdahulu, ladikurangi raja, sehingga tidak memlu kerajaan baru seperti Milan yang bahayakan para bangsawan. Inilah yang dipimpin oleh Francesco Sforza. menjadikan Kerajaan Perancis mudah Serta contoh lainnya adalah kerajaan untuk diduduki, tetapi sangat susah turunan yang disusupi oleh asing untuk untuk dipertahankan kekuasaannya. merebut kekuasaan para pangeran Di antara penyebab sulitnya terdahulu seperti Kerajaan Nepal menduduki kerajaan Turki adalah, para
B
14 Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
pangerannya tidak memudahkan bangsa asing untuk masuk ke dalam kerajaannya. Hal ini, membuat bangsa asing tidak bisa memprovokasi pemberontakan untuk merebut kekuasaannya. Seperti masyarakat yang menjadi budak pun pasti memihak kepada raja, sehingga akan lebih sulit untuk dihasut. Ketika mereka berhasil terprovokasi, dampak yang bisa diharapkan sangatlah kecil. Oleh karena itu, siapapun yang ingin menyerang Turki harus bersiap-siap menghadapi pasukannya, dengan mengandalkan kekuasaannya sendiri daripada pemberontakan. Ketika berhasil mengalahkan dan mendudukinya, yang perlu ditakuti adalah keluarga pangeran. Apabila mereka sudah dimusnahkan, maka tidak ada satupun yang harus ditakuti. Kebalikannya adalah kerajaan Perancis yang lebih mudah dimasuki,
karena rajanya lebih suka bersekutu dengan beberapa baron dari kerajaan tersebut. Sehingga, menjadikan ketidakpuasan dalam kerajaan. Inilah yang membuka jalan kepada raja lain untuk mengambil kekuasaanya. Ketika sudah berhasil menduduki, pemikiran masyarakat yang tertindas serta dari mereka yang membantu menaklukkan, menyebabkan sulit untuk mempertahankan kekuasaan di sana. Selain memberikan contoh sebuah sistem, Noccolo Machiavelli juga memberikan contoh seorang rakyat biasa yang menjadi seorang raja. Agathocles dari Sicilian yang menjadi raja Syracuse, namun dia berasal dari kalangan pa-ling rendah dan hina. “Membunuh sahabat seperjuangan, mengkhianati teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan dan tidak memiliki agama; kesemua hal ini tidak dapat digolongkan tindakan yang bermoral,
namun metode-metode ini dapat memberikan kekuatan, namun bukan kemuliaan.� Niccolo Machiavelli lahir di Florence, Italia, tahun 1469. Memiliki beberapa karya, di antaranya adalah IL Principe (The Prince), The Discourse upon the First Ten Books of Titus Livius, The Art of War, A history of Florence, dan La Mandragola. Di antara semua karyanya itu IL Principe adalah yang paling diingat orang. Karena isinya yang dianggap melegalkan tipu muslihat, kelicikan, dusta, serta kekejaman dalam menggapai kekuasaan. Di dalam penulisannya Niccolo Machiavelli mencoba memberikan gambaran nyata seorang pemimpin dan sikap-sikapnya. Serta tindakantindakan yang harus dilakukan seorang pemimpin untuk mempertahankan kekuasaanya. Tetapi bila pembaca kurang memiliki wawasan dasar mengenai sejarah kerajaan-kerajaan
di dunia, maka akan kesulitan untuk mengerti jalan cerita buku ini. Walaupun penulis menggambarkan sosok kepemimpinan di kerajaan, akan tetapi kepemimpinan dari masa ke masa akan tetap sama. Karena pemimpin itu sendiri adalah seorang manusia, sehingga tidak menutup kemungkinan memiliki sikap tamak dan egois. Buku terbitan NARASI ini memiliki bahasa terjemahan yang sukar untuk dibaca. Selain itu sifat dari buku yang edukasi bukan hiburan, membuat pembaca berpikir keras untuk memahami maksud si penulis. Akan tetapi isi dari tulisan Niccolo Machiavelli ini sangatlah mengena pada tujuannya, yaitu untuk memahami sosok pemimpin, buku ini sangat disarankan bagi kalangan remaja sampai dewasa yang bertujuan memahami seluk-beluk seorang pemimpin dari segi realita di lapangan.
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
15
KARIKATUR
KEADILAN POST Informatif, Komunikatif, Aspiratif
KEADILAN POST DITERBITKAN OLEH PEMIMPIN UMUM SEKRETARIS UMUM BENDAHARA UMUM
:IRKHAM ZAMZURI :MOHAMMAD ZEIN R. :SEKAR SANTI N.
PIMPINAN REDAKSI :KAUSAR WLDANTIO A. REDAKTUR PELAKSANA : LALU SUBANDARI SEKRETARIS REDAKSI :INA RACHMA N. KOOR. KEADILAN POST :FAJRUL UMAM AR. KOOR. KEADILAN ONLINE :TEGAR DWI P DESAIN :YUNIAR DWI A. RENDU SAADAN T. IDA ELSHA N. RIZMA ROSYTA EDITOR BAHASA :SRI DEVI AF. FAJRI NUR I. NURUL AULIA AISYAH HUMAIDA FOTOGRAFI :FALUTHI FATURAHMAN ARYO BUDI P. AUSSY NURBANI D. DEVI TRIANA
PIMPINAN LITBANG STAF LITBANG
:ISMAIL SANI AM. : PUTRI AYU P. DIAN RACHMANINGSIH MUHAMMAD ARIEL F. SEHABUDDIN ARDIANSYAH JEFREI KURNIADI
PIMPINAN PENGKADERAN :MADA PUDYATAMA STAF PENGKADERAN :SISKA NOVISTA MEILA NURUL F. PAISAL SALMAN A. SURAYYA AZZUHRA S. MUDZAKIR RANU RAHMAN A. REPORTER : SELURUH PENGURUS LPM KEADILAN
16 Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
JL TAMAN SISWA 158 YOGYAKARTA 55515 TELP (0274) 377043 - 379171 / 085868329000 lpmkeadilanfhuii@yahoo.co.id
KLIK www.lpmkeadilan.com Media Komunikatif dan Informatif
DIALEK Bukannya setiap panitia harus berpakaian sopan? Kok ada yang nglanggar? Wong peraturan dibuat untuk dilanggar Katanya Kahar Mudzakkir susah pakainya untuk PESTA 2015? Kan nikahan lebih penting
Pesta telat?
Yang dimusyawarahi banyak Ini Peradilan atau Open Recruitment? Mau menghemat waktu dan biaya mungkin Jambi dan Pekanbaru kok mendung, kan belum musim hujan? Itu asap kebakaran hutan bukan mendung Pengungsi Suriah pada pergi ke Eropa, kok ndak ke negara Timur Tengah? Takut jatuh miskin kali Timur Tengah
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
17
SURAT PEMBACA Nama : Tasa Gina Santoso Jamaah : 27 Pesan : Barang yang gak perlu di sita jangan disita. Selagi bisa ngomong baik-baik. Bicarakan dengan baik.
Kepada Yth. Panitia PERADILAN 2015 JL. Taman Siswa 158 Yogyakarta
Kesan : Asik jamaah sama waljamnya !
Nama : Hanum Delfita Asmara Jamaah : 25 Pesan : Acaranya jangan terlalu lama ya kak, hanya duduk-duduk saja pun membuat kami lelah & pegal-pegal Kesan : Tiap acara bagus, terutama materi-msterinya Lebih seru peradilan daripada pesta!
Nama : Wahyu Nadya W.
Jamaah : 22 Pesan : Lain kali panitia jangan mencontohkan hal yang seharusnya dilarang untuk peserta. Kesan : Lumayan asik. Nama : Muhammad ari dewantara
Nama : Ayunina Siantana Jamaah : 25 Pesan : Jangan terlalu bentak-bentak, teriak- teriak ya kak. Karena ekspresinya kurang menjiwai dan terlalu lebay.
Kesan : bagus, semua tertata dengan rapi jadwalnya. Materinya bagus. Memotivasi.
Jamaah : 24 Pesan : Lebih baik lagi jika waktu istirahat diperpanjang dan jangan kebanyakan sambutan Diperbanyak kegiatan yang tidak hanya diam
Nama : Muhammad Fatur Fahrezi
Kesan : Lumayan membosankan, tapi asyik.
Pesan : Buat tahun datang harus bisa lebih baik lagi. Lebih memotivasi yang akan datang. Salam hukum.
Jamaah: 24
Kesan : Saya beruntung mengikuti ospek ini, karena saya dalam ospek ini memicu saya agar tau arti hidup bermasyarakat, memicu saya untuk bersemangat dalam hal menuntut ilmu. saya sangat
Nama : Adjie Hari Setiawan Jamaah: 15 Pesan : Keamanannya jangan serem-serem ya ! Kesan : Tak ada salam maka tak ada sayang, jadi kita harus saling salam agar tercipta kesayangan.
Nama : Endang Putra Jaya Jamaah: 23
Nama : Mirza Putri Zaulani Jamaah: 25 Pesan : Pemberian materi kebanyakan, membuat ngantuk. Tidurnya terlalu lama untuk bangun jam 4 pagi. Sehingga peserta lain ngantuk dan tidak konsentrasi. Kesan : Semua terkoordinir, kompak acaranya kerenkeren.
Pesan : Persiapannya tolong lebih matang dan menjadi contoh yang sepatutnya. Kesan : Seru. Heboh. Pengalaman baru, mantap, mendidik lah.
Nama : Adinda Restu Utami Friyatna Jamaah: 28 Pesan : Lebih ditingkatkan lagi fasilitas, kinerja panitia di peradilan selanjutnya.
PERADILAN 2015 18 Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
Kesan : Rame. Bisa lebih mengenal UII, lebih solid dengan teman-teman maba-miba. Menambah ilmu yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Menambah banyak pengalaman yang insya allah akan bermanfaat dikemudian hari.