Keadilan Post Informatif, Komunikatif, Aspiratif
Edisi April 2014
FOKUS UTAMA
Irkham/Keadilan • Kantor Program Internasional di Gedung Prof. Sardjito, UII Terpadu (11/04).
Satu Fakultas, Dua Pembuat Kebijakan
Seiring perkembangan waktu, diintegrasikannya International Program memang terasa apik, terutama untuk peningkatan nilai akreditasi. Bagai dua sisi mata pisau, program yang dirancang Edy Suandi Hamid pada tahun 2011 lalu, juga menimbulkan kebingungan mahasiswa IP khususnya di bidang administrasi seiring dengan munculnya istilah ‘Dean of International Program’.
Oleh: Mohammad Zein R.
Tamansiswa–Keadilan. Terdapat tiga fakultas di Universitas Islam Indonesia (UII) yang berbasis program internasional. Tiga fakultas tersebut terdiri dari Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ekonomi (FE), dan Fakultas Teknik Industri (FTI) yang dilebur menjadi satu melalui proses integrasi pada tahun ajaran 2011/2012. Mulanya, program ini adalah sebuah program unggulan dan diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih dalam berbahasa asing tanpa harus kuliah di luar negeri. Menurut Jawahir Thontowi selaku pencetus ide didirikannya program internasional di FH UII, kelas internasional bukan hanya
berkemampuan berbahasa Inggris. Tetapi, kelas tersebut juga didukung oleh sebuah content kuliah yang dapat diterima secara global oleh dunia kerja dan mampu menyesuaikan perkembangan sains dan teknologi. Terdapat tiga faktor yang sangat penting untuk mendirikan program internasional. Pertama, hanya sedikit alumni dari FH UII yang bekerja di institusi dalam negeri maupun departemen luar negeri. Kedua, karena tantangan arus globalisasi. Sehingga, pihak fakultas mendatangkan para ahli untuk mengajar di kelas internasional. Ketiga, untuk menghadapi persaingan global. Dengan diadakannya program internasional di FH UII, diharapkan
lulusannya tidak hanya sekedar berpikir atau berbicara tentang hukum saja. Namun berpikir atau berbicara tentang moralitas, agama dan tentunya nilainilai luhur ke-Islaman. Meskipun pada awal pembentukannya menemui pro dan kontra. Ini terbukti dari banyaknya dosen yang tidak setuju. Alasannya cukup signifikan. Salah satunya program internasional itu akan memiliki biaya lebih mahal yang akan mengalahkan program regular. Mengingat jumlah mahasiswa program unggulan yang sedikit, pembiayaannya pun harus dipersiapkan secara khusus. Tidak bisa semuanya dibebankan kepada mahasiswa. Oleh karenanya, pihak fakultas, universitas, termasuk Keadilan Post April 2014 | 1