Keadilan Post Informatif, Komunikatif, Aspiratif
Edisi Khusus Ospek
FOKUS UTAMA
• Sekelompok peserta Pesta berjalan melewati ceceran sampah di lapangan FPSB pada saat Pesta 2014 berlangsung (4/09).
Aussy/Keadilan
Menggairahkan Kembali Aktivis Mahasiswa
Aktivis mahasiswa FH UII kurang bergairah, karena mereka terpisah dari masalah sosial di masyarakat. Peradilan yang notabene sebagai langkah awal bagi mahasiswa baru pun masih menuai berbagai permasalahan.
Oleh: Yogi Wiranugraha
Yogyakarta-Keadilan. Identitas mahasiwa yang melekat pada pelajar di perguruan tinggi, sesungguhnya bukan hanya sebagai tanda yang tidak bermakna. Lebih dari sekedar siswa, mahasiswa merupakan kaum intelektual dalam masyarakat. Mahasiswa dituntut mampu mentransformasikan ilmu yang dia miliki dalam kehidupan bermasyarakat. Edward W. Said pernah menuliskan di buku yang berjudul “Peran Intelektual” (1998), “Seorang intelektual harus merupakan pencipta sebuah
bahasa yang mengatakan yang benar kepada yang berkuasa, entah sesuai atau tidak dengan pikiran-pikiran pihak yang berkuasa. Karena itu, ia cenderung ke oposisi daripada ke akomodasi”. Eko Riyadi, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) mengungkapkan bahwa hal tesebut yakni implikasi dari mahasiswa, dalam konteks sosial merupakan bagian kelompok intelektual yang mempunyai peran untuk mendorong perbaikan kondisi sosial yang ada.
“Mahasiswa kan tidak hidup di ruang hampa, tidak hidup untuk dirinya sendirinya, tapi hidup di tengah tengah masyarakat,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Alfadri Yanda mahasiswa FH UII yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, bahwa status mahasiswa tidak hanya untuk di habiskan dengan sibuk belajar dalam ruang kelas. Mahasiswa juga harus mengembangkan kemapuan soft skill dengan terjun ikut berdinamika dalam wadah organisasi yang ada dilingkup kampus, maupun
Keadilan Post Edisi Khusus Ospek
1