Kpost ospek 2014

Page 1

Keadilan Post Informatif, Komunikatif, Aspiratif

Edisi Khusus Ospek

FOKUS UTAMA

• Sekelompok peserta Pesta berjalan melewati ceceran sampah di lapangan FPSB pada saat Pesta 2014 berlangsung (4/09).

Aussy/Keadilan

Menggairahkan Kembali Aktivis Mahasiswa

Aktivis mahasiswa FH UII kurang bergairah, karena mereka terpisah dari masalah sosial di masyarakat. Peradilan yang notabene sebagai langkah awal bagi mahasiswa baru pun masih menuai berbagai permasalahan.

Oleh: Yogi Wiranugraha

Yogyakarta-Keadilan. Identitas mahasiwa yang melekat pada pelajar di perguruan tinggi, sesungguhnya bukan hanya sebagai tanda yang tidak bermakna. Lebih dari sekedar siswa, mahasiswa merupakan kaum intelektual dalam masyarakat. Mahasiswa dituntut mampu mentransformasikan ilmu yang dia miliki dalam kehidupan bermasyarakat. Edward W. Said pernah menuliskan di buku yang berjudul “Peran Intelektual” (1998), “Seorang intelektual harus merupakan pencipta sebuah

bahasa yang mengatakan yang benar kepada yang berkuasa, entah sesuai atau tidak dengan pikiran-pikiran pihak yang berkuasa. Karena itu, ia cenderung ke oposisi daripada ke akomodasi”. Eko Riyadi, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) mengungkapkan bahwa hal tesebut yakni implikasi dari mahasiswa, dalam konteks sosial merupakan bagian kelompok intelektual yang mempunyai peran untuk mendorong perbaikan kondisi sosial yang ada.

“Mahasiswa kan tidak hidup di ruang hampa, tidak hidup untuk dirinya sendirinya, tapi hidup di tengah tengah masyarakat,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Alfadri Yanda mahasiswa FH UII yang juga aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, bahwa status mahasiswa tidak hanya untuk di habiskan dengan sibuk belajar dalam ruang kelas. Mahasiswa juga harus mengembangkan kemapuan soft skill dengan terjun ikut berdinamika dalam wadah organisasi yang ada dilingkup kampus, maupun

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

1


luar kampus. Kondisi pergerakan kampus FH UII sendiri belakangan dirasa kurang bergairah. Terlihat dari kondisi kampus yang semakin sepi dari kegiatan-kegiatan mahasiswa, seperti diskusi yang membahas kondisi kampus maupun masyarakat secara luas. Mahasiswa saat ini seakan terasing dari realita yang terjadi di sekelilingnya. Apatisme dan individualisme dikalangan mahasiswa dinilai sebagai penyebab dari kondisi kampus yang kurang bergairah. Lebih banyak mahasiswa saat ini lebih mementingkan diri sendiri,” imbuhnya. Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi. Eko melihat fenomena ketiJustru hal tersebut membuat mereka dakpedulian mahasiswa terhadap menjadi acuh terhadap kondisi kamkondisi di sekitarnya, salah satunya pus, demikian diungkapkan Darma disebabkan sistem pendidikan yang tiTyas Utomo mahasiwa FH UII angdak berpihak pada aktivis mahasiswa. katan 2012 yang juga aktif di Gerakan Dia mencontohkan pembatasan masa Mahasiswa Nasional Indonesia. “Jauhstudi mahasiswa, lewat peraturan yang kan sifat apatis individualistis seperti mewajibkan mahasiswa lulus dalam itu. Jadi kita harus bisa bergaul dengan waktu tertentu. Hal ini mendorong teman-teman yang lain,” ujarnya. mahasiswa hanya fokus pada kegiatan Sebagai contoh data dari Biakademik saja. Eko menambahkan dang Penelitian dan Pengembangan mahasiswa saat ini juga tidak memiliki Lembaga Pers Mahasiswa Keadilan kultur sebagai intelektual yang kuat. pada Keadilan Post edisi Juli menujukTerlihat dari tidak adanya perbincangkan dalam Pemilihan Wakil Mahasiswa an politik, ekonomi bahkan yang (Pemilwa) pada 2014 lalu, sebanyak bersifat ideologis dalam kehidupan 86 persen mahasiswa tidak menaruh mahasiswa di kampus. “Perdebatanminat ikut menjadi calon wakil manya besok mau nongkrong dimana, hasiswa. Padahal Pemilwa merupakan makan apa, gadget baru apa,” sindirnya. ajang pemilihan mahasiswa yang akan Dia menilai pihak kampus duduk dalam stuktur kelemjuga harus mendorong sebagaan mahasiswa. Hal cara aktif mahasiswa, ini juga menjadi kritikan dengan membuka diskeras bagi lembaga makusi-diskusi di luar tohasiswa yang seperti pik hukum. Dengan tidak memiliki posisi tademikian mahasiswa war di mata mahasiswa akan lebih mempunyai FH UII. pandangan yang luas. Menanggapi hal Sehingga membentuk tersebut Harry Setya Nukesadaran untuk tidak graha sebagai ketua Lembaga terpisah dari realitas sosialEksekutif Mahasiswa (LEM) nya. “Kita kan selama ini dis• Adi Kurnia FH UII memaparkan bahwa Setyawan kusi-diskusinya hukum saja,” kondisi pergerakan mahasiswa ujarnya. di lingkup kampus diakuinya tejadi penurunan. Dia membandingkan Peradilan Menjadi Langkah Awal bagaimana mahasiswa pada masa lalu Momentum penerimaan mayang memiliki daya juang tinggi, sehasiswa baru tahun ajaran 2014/2015 hingga menjadi pendorong perubahan coba dimanfaatkan oleh LEM FH UII sosial pada zamannya. “Tidak munafik untuk membangkitkan gairah aktisaya katakan mahasiswa sekarang pevis mahasiswa. Adi Kurnia Setyawan ngen enaknya saja hanya memikirkan selaku Ketua Steering Comitee Pekan

• Eko Riyadi, Dosen FH UII saat ditemui di kantornya menjelaskan tentang tugas dan fungsi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat (9/09).

Irkham/Keadilan

Raya Silaturrahmi dan Perkenalan (Peradilan) 2014 mengungkapkan tujuan dari acara ini untuk mengenalkan mahasiswa baru, agar tidak hanya berorientasi pada kegiatan akademik kampus. Menurutnya mahasiswa akan terdorong untuk aktif dalam dinamika organisasi agar tumbuh jiwa pejuang dalam diri setiap mahasiswa. “Pejuang yang membela rakyat,” tukasnya. Alfadri ketika diminta komentarnya sejauh mana Peradilan akan membentuk orientasi mahasiswa baru. Dia berpandangan bahwa Peradilan tidak akan secara langsung menghasilkan mahasiswa yang dipandang ideal. “Membutuhkan proses yang panjang,” ucapnya. Tetapi menurutnya, acara ini setidaknya membuka kesadaran mahasiswa bagi mereka agar tidak acuh terhadap kondisi sosial yang terjadi. Sementara Hari Muhammad Jasuri Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FH UII optimis mahasiswa baru tahun ini akan memberikan peningkatan jumlah mahasiswa yang ikut beroragnisasi. Dia memandang konsep Peradilan 2014 sangat mendukung dalam memberikan semangat untuk menjadi pejuang-pejuang baru pada para mahasiswa baru. Adi juga menuturkan bahwa dalam konsep acara Peradilan 2014 untuk membentuk orientasi mahasiswa. Dimulai dengan memberikan pemahaman orientasi mahasiswa dalam tiga sesi studium general yang meliputi aspek keislaman, peran mahasiswa, dan nasionalisme. Kemudian dilanjutkan dengan manajemen aksi, materi kelas, dan Forum Grup Discussion dengan hal tersebut dia berharap rasa

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

2


kepedulian mahasiswa akan tumbuh. kurang semangat dalam mengikuti Sementara Harry Setya Peradilan. “Minimal konsumsi itu jadi menyatakan, Peradilan merupakan penyemangat kita, kalau konsumsilangkah awal dari agenda yang ada nya enak jadi kan kita semangat,” ujar dibawahi LEM FH UII. Ke depan tinmiba yang dinobatkan sebagai mahadak lanjut agenda dalam mendorong siswi terbaik pada Peradilan 2014. agar aktivisme mahasiswa menemu Ketidaklancaran jalannya acakan lagi gairah perjuangannya. Menura juga dirasakan oleh Rohmat Esa rutnya LEM FH UII ke depan akan Hasan, mahasiswa baru dari jamaah meminimalisir kegiatan yang bersifat 28. Pada saat Peradilan, di bagian beseremonial dan hiburan. Tetapi lebih lakang merasa kurang dapat menangmemaksimalkan dalam memberikan kap apa yang disampaikan oleh pepembekalan pada mahasiswa. materi. Serta kondisi peserta di Menanggapi pebelakang kurang kondusif, ngaruh Peradilan dengan ditambah sound system yang minat mahasiswa untuk kadang bermasalah. berorganisasi, Eko me Terkait hal itu, Ketua mandang Peradilan haOrganizing Comitee (OC) rus menjadi ruang bagi Peradilan 2014 Mario organisasi dalam menunEvantio berpendapat jukkan identitas organisabahwa permasalahan yang si mahasiswanya. Sehingga terjadi di Peradilan, jika ditemahasiswa baru mempunyai • Mario Evantio lusuri terdapat pada sumbergambaran organisasi mana daya manusia dari panitia, yang pantas untuk diikuti. “Mahasiswa sekaligus dibarengi dengan minat mamempunyai menu untuk memilih,” hasiswa untuk menjadi panitia masih ujarnya. rendah. “Jadi malah kami dari OC Sayangnya dalam rangkaian yang mencari mahasiswa untuk dijadiacara selama Peradilan 2014 berlangkan panitia,” ujarnya. sung masih ada terjadi permasalahan Untuk Peradilan tahun ini, mendasar. Siti Honifah berpendapat menurutnya panitia menargetkan 170 secara keseluruhan acara Peradilan orang panitia dengan komposisi yang meninggalkan kesan buatnya, tetapi seimbang. Namun yang terjadi komdia mengeluhkan acara yang sering posisi panitia perempuan lebih banyak kali molor dan konsumsi yang di dari pada laki-laki. Dia berpendapat berikan panitia dinilai kurang layak Peradilan tahun ini ada kemajuan, nasehingga membuat teman-temannya mun kedepannya masih perlu adanya

perbaikan. Mohammad Natsir mahasiswa terbaik Peradilan 2014 juga mengungkapkan harapannya agar kedepan Peradilan dapat dilaksanakan lebih baik. Menurutnya sangat penting bagi mahasiswa memahami esensi perjuangan sebagai landasan untuk terus berjuang. “Kita harus benar-benar bisa menjadi mahasiswa yang terus berjuang, agar UII kedepannya tidak hanya menjadi sebuah mitos belaka,’’ imbuhnya. Mahasiswa memang tidak dapat terlepas dari keadaan sosial di sekitarnya. Eko kembali menegaskan perihal esensi mahasiswa. Fungsi sosial mahasiswa sebagai kontrol, transformasi, dan pendorong perubahan sosial. Hal tersebut harus dibangun dari dinamika kampus yang bergairah dengan aktivitas intelektual mahasiswa. Dengan membuka ruang diskusi yang tidak terbatas pada ilmu hukum saja, tetapi juga ilmu sosial lainya. “Kritik terbesar buat mahasiswa adalah mereka terputus dari fenomena sosial,” tegasnya.

Reportase bersama : Kaukab Rahmaputra, Irkham Zamzuri, Gandar Mahojwala Paripurna, Aditya Pratama Putra, Rendu Saadan Thandi.

EDITORIAL Mahasiswa merupakan garda depan bagi masyarakat dalam perubahan bangsa. Mereka kaum intelektual yang seharusnya berorientasi melakukan transformasi untuk pembangunan bangsa. Kontrol mereka terhadap realita sosial dalam masyarakat sangat diperlukan. Tak ayal mahasiswa mendapat julukan agen perubahan. Akan tetapi, melihat realita saat ini yang terjadi pada mahasiswa berlaku sebaliknya. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri dan akademik. Maka yang terjadi hanyalah sifat apatis dan individualis yang dimiliki. Mereka tak peduli akan polemik yang terjadi dalam masyarakat. Masalah tersebut ditengarai bukan hanya dari paradigma mahasiswa sendiri, akan tetapi juga datang dari pihak kampus. Mulai dari persoalan sistem akademik yang membelenggu sampai pihak kampus yang kurang mendorong mahasiswanya untuk berorganisasi. Ditambah pula adanya Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 yang melakukan pembatasan masa studi untuk program sarjana hanya lima tahun saja. Mereka—pemerintah—sengaja membuat agar mahasiswa hanya berorientasi pada studi akademik saja, tak memikirkan masalah-masalah sosial yang ada. Mahasiswa yang seharusnya dapat mengeluarkan seluruh ekspresinya dalam melakukan perubahan menjadi terbatasi. Gerak laju kaum intelektual menjadi tertatih-tatih, tak ada daya guna membela kaum proletar di hadapan kaum borjuis. Mahasiswa harus tahu akan tugas dan fungsinya. Tugas mereka sangat berat, yakni memperjuangkan hak-hak dari masyarakat yang belum terpenuhi oleh pemerintah. Fungsi mereka sebagai jembatan antara kaum proletar dan kaum borjuis haruslah tertanam dalam paradigma mereka. Sebagaimana mahasiswa yang tahu akan tugas dan fungsinya, perlulah mereka mengasah kepekaan sosial. Hal

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

3


tersebut berguna nantinya dalam memperjuangkan hak masyarakat. Bagaimana mahasiswa akan tergerak untuk berjuang apabila tidak paham akan tugas dan fungsinya? Untuk saat ini yang mereka butuhkan adalah wadah untuk menampung gerak perjuangannya. Wadah itu bernama organisasi. Organisasilah yang mereka butuhkan, dan tentunya yang berlandaskan pergerakan. Banyak macam yang dapat mereka ikuti. Tak dapat dipungkiri di kampus FH UII ini terdapat banyak organisasi pergerakan yang bertaburan dalam menyajikan ideologinya masing-masing. Tinggal pilih satu mana yang dapat sesuai dengan ideologi mahasiswa. Peradilan 2014 yang diadakan LEM FH UII merupakan langkah awal bagi mahasiswa baru untuk membuka cakrawala berpikir, guna menjadi mahasiswa yang ideal—tahu akan tugas dan fungsinya. Bolehlah hal itu jadi fokus utama LEM FH UII dalam melaksanakan progam kerjanya ke depan. Ospek yang dilaksanakan harus maksimal, tak boleh setengah hati. Penguatan dalam setiap konsepnya harus diperhatikan, tak boleh asal sekenanya. Teknis dalam lapangan pun harus dikerjakan dengan hati-hati, agar tujuan yang ingin dicapai dapat terpenuhi. Ditambah lagi dengan adanya evaluasi yang berkesinambungan untuk nantinya menjadi pertimbangan progam-progam LEM FH UII selanjutnya. Memang pada dasarnya dibutuhkan follow up bagi mahasiswa, agar dapat memenuhi tugas dan fungsinya. Sehinga mahasiswa Islam berkarakter mujahid, dalam mewujudkan masyarakat berkeadilan bukanlah mimpi belaka. Dengan demikian, LEM FH UII harus dapat mendorong mahasiswanya untuk melakukan pergerakan yang progresif. Memang Peradilan merupakan gerbang awal untuk membuka paradigma mahasiswa baru. Tetapi jangan lengah, jalan yang dilalui masih panjang. Tak bisa membentuk mahasiswa yang berkarakter dalam dua hari saja. Perlulah arahan selanjutnya bagi mahasiswa agar tak tersesat di jalan. Mahasiswa juga perlu sadar akan tugas dan fungsinya. Perjuangan mahasiswa sangat dibutuhkan saat ini oleh bangsa. Mereka adalah motor penggerak masyarakat dalam melakukan perubahan. Tak boleh ada sikap egois di dalamnya. Masuklah pada wadah-wadah yang ada sesuai minat dan lakukanlah perjuangan dengan sepenuh hati. Kalau bukan mahasiswa siapa lagi?

DIALOG

Sinergi Mahasiswa Hukum dalam Bermasyarakat Oleh: Dian Rachmmaningsih

P

ergerakan mahasiswa merupakan bentuk kegiatan guna memperjuangkan kebaikan dalam kehidupan sosial. Gerakan ini bukanlah hal yang unhistories, karena sejarahnya memang sudah ada sejak dulu. Namun setiap waktunya, pergerakan mahasiswa mengalami metamorfosis. Dulu intensitas pertemuan aktivis mahasiswa menjadi ujung tombak pergerakan. Kini hal tersebut kian redup, salah satunya disebabkan oleh revolusi teknologi yang makin tinggi. Oleh sebab itu, kesadaran sosial mahasiswa serta cara mengekspresikannya berbeda, karena sarana untuk melakukan pergerakan juga mengalami perubahan. Apalagi sebagai mahasiswa hukum, menurut Ifdhal Kasim, pria kelahiran tahun 1962 yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ini, menuturkan bahwa mahasiswa hukum harus peka terhadap ketidakadilan, agar dapat melakukan praktik pergerakan mahasiswa dengan baik. Ifdhal tidak hanya aktif di perkuliahan, namun juga terlibat di berbagai macam kegiatan. Dulu, kegiatannya banyak dihabiskan di bidang pers dan organ ekstra. Hal itulah yang membuatnya menjadi seorang aktivis sejak bergabung di Universitas Islam Indonesia tahun 1982. Seperti apa pandangan Bapak mengenai pergerakan mahasiswa saat ini? Sekarang agak berbeda dengan kami dulu, kalau

dulu intensitas pertemuannya sangat tinggi, karena tidak ada sarana lain selain berkumpul. Nah, sekarang karena ada perubahan masyarakat dan revolusi teknologi yang sangat tinggi, cara mahasiswa mengorganisir organisasi berbeda dengan yang dulu. Ada perubahan kesadaran sosial mahasiswa. Cara pengekspresiannya berbeda, karena sarananya sudah berbeda. Banyak sekali sekarang media sosial, karena lalu lintas informasi itu begitu tinggi. Ini tantangan bagi mahasiswa sekarang. Karena itu, menurut saya yang penting bagaimana menggunakan sarana yang ada dan mengaktualisasi pikiran lewat media-media sosial dan organisasi mahasiswa sekarang. Baik ekstra dan intra kampus harus sudah memanfaatkan ini dalam memobilisasi, mengekspresikan pikiran-pikirannya. Bagaimana seharusnya peran dan fungsi mahasiswa hukum? Saya kira mahasiswa hukum ini berbeda dengan mahasiswa yang lain. Dia punya peran strategis, peran yang bisa secara langsung dia ekspresikan, karena ini berkaitan dengan keadilan. Harusnya mahasiswa hukum bisa mengekspresikan ketidakadilan melalui sarana-sarana yang tersedia. Bisa saja membuat analisa tentang fenomena-fenomena hukum, karena concern terhadap isu-isu ini akan berpengaruh terhadap orientasi mahasiswa itu kedepannya. Penting sekali di masa mahasiswa itu mulai ditumbuhkan kepekaan terhadap ketidakadilan. Dan secara lebih praktis, mahasiswa hu-

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

4


kum itu harus bisa membuat apresi-apresi (tindakan) konkret dari pandangan-pandangannya tentang ketidakadilan tadi. Misalnya, membuat bantuan hukum terhadap masyarakat kurang mampu tanpa harus melalui lembaga yang resmi, seperti LKBH (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum) dan lain-lain. Jadi kita tidak hanya mendengarkan kuliah dari dosen dan membaca buku saja, organisasi di fakultas hukum itu harus mengarahkan ke sana.

• Ifdhal Kasim saat ditemu di ruang dosen memberikan pendapatnya mengenai pergerakan mahasiswa saat ini (7/09).

Jadi organisasi bisa menjadi wadah bagi mahasiswa? Iya, kemudian itu (organisasi) menjadi sarana. Kalau hanya mengandalkan wadah formal seperti seminar mahasiswa, LKBH, itu kan terbatas daya serapnya dan tidak mungkin dapat lebih luas. Maka dari itu, harus ada inisiatif dari mahasiswa untuk melakukannya. Sekarang banyak tantangan bagi mahasiswa hukum. Selain menguasai teori hukum, dia juga harus bisa membenturkan dengan realita sosial. Bagaimana pandangan Bapak? Menurut saya itu masalah yang besar, mahasiswa hukum itu emang harus peka terhadap keadilan. Nah, sementara di fakultas hukum sendiri itu tidak diajarkan tentang keadilan. Yang kita pelajari kan sebetulnya undang-undang. Dia mengenal Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Administrasi dan Tata Negara. Kalau Hukum Pidana yang diajarkan ke kita ada di KUHP, kalau Acara Pidana ada di KUHAP. Itu memang bagian penting dalam fakultas hukum, karena itulah teknologi dari hukum, sebagai pengetahuan teknis. Tapi keterampilan teknis ini harus dimiliki, tapi juga harus dilandasi oleh pengetahuan abstraknya, filsafatnya. Cara berpikir hukum, cara menalar hukum. Menurut saya, itu memang harus tidak ada pemisahan antara teori dengan realitas. Itu yang harus diajarkan di fakultas hukum. Sistem akademik yang menuntut agar cepat lulus, banyak mengubah orientasi mahasiswa saat ini. Bagaimana menurut Bapak? Sistem pengajaran sekarang yang sudah berubah karena kemajuan teknologi. Karena itu membuat masa kuliah menjadi sangat pendek dan uang kuliah juga mahal. Oleh karena itu mahasiswa lebih berorientasi untuk mempercepat masa kuliahnya. Dalam situasi seperti itu memang ada tantangan lain yang dihadapi mahasiswa sekarang, yaitu harus berlomba dengan kecepatan itu (waktu) dengan kemampuan dia untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, tidak sekadar teori tadi. Apakah itu bisa menjadi ancaman mahasiswa? Padahal hukum itu erat kaitannya dengan teori sosial? Jadi memang ada masalah lain dari sistem pengajaran sekarang. Nah, mestinya ini dijembatani oleh institusi, fakultas hukum. Kalau mahasiswa hanya dibekali oleh kemampuan teoritik tanpa ada pendalaman-pendalaman yang lebih luas terhadap materi undang-undang, itu akan menghasilkan sarjana hukum yang tidak begitu baik ketika terjun ke masyarakat. Oleh karena itu, ini bisa dijembatani dengan mengkritisi lagi materi kuliah sehingga pengajarannya tidak

Faluthi/Keadilan

terlalu positivis (penganut paham positivisme). Bagaimana cara membangun sinergisme antara mahasiswa dan masyarakat? Ya itu tadi, harus ada kegiatan sosial yang dibuat. Sistem pendidikan saat ini kan memang mengorientasikan orang agar cepat selesai, dan itu juga akan mengarahkan orang semakin individualistis karena dengan teknologi yang sangat cepat sekarang. Ibarat pisau bermata dua. Itu semua harus ada rangsangannya, kalau tidak dirangsang dari kampus ya susah. (Dulu) Kampus itu memberikan insentif bagi mahasiswa yang memiliki kepedulian sosial. Insentif enggak harus honor berupa duit, tapi dia bisa diberi kemudahan dalam perkuliahan, kalo enggak ada ya susah. Selain itu juga bisa membuat kegiatan sosial supaya melatih kepekaan untuk memberi bantuan hukum. Itu adalah bagian untuk melatih kepekaan sosial kita. Harapan Bapak untuk mahasiswa fakultas hukum seperti apa? Saya kira mahasiswa fakultas hukum adalah tempat untuk menempa para penegak hukum di masa depan. Apakah itu jaksa, apakah itu nanti hakim, pengacara, dan sebagainya. Karena menempa orang seperti ini, pewarisan nilai-nilai untuk peka terhadap keadilan itu harus terus ditanamkan. Sehingga mahasiswa yang akan mewarisi nilai-nilai itu, fakultas harus bisa memastikan itu terwujud. Maka kita tidak pernah kehilangan harapan pada mahasiswa ini untuk mempertahankan nilai-nilai itu ke depan. Kan kita ingin fakultas hukum ini tetap melahirkan orang seperti Artidjo Alkostar, dan itu tidak pernah berhenti untuk melahirkan sarjana hukum yang memiliki karakter, integrity moral dan berkarakter sebagai penegak hukum, sehingga dapat menggantikan generasi yang sudah ada.

Reportase bersama: Danar Masykur S.

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

5


FRAGMEN

Semangat Mujahid Baru dalam Bingkai Ekspresi Pintu gerbang bagi mahasiswa baru tahun ajaran 2014/2015 telah dibuka dengan diadakannya Peradilan 2014. Acara yang sejatinya sebagai ajang perkenalan kampus dan orientasi studi ini menjadi titik awal bagi mahasiswa baru untuk menapakkan kaki dan berdinamika di kampus perjuangan. Selama dua hari para mahasiswa baru ‘digodok’ agar bisa menjadi seorang intelektual yang berkarakter mujahid. Dalam berbagai rangkaian acara, tergambarkan dengan jelas ekspresi dan raut muka para peserta. Penatnya acara yang diikuti tak heran membuat jenuh dan kantuk tak tertahankan oleh sebagian peserta. Stamina yang semakin menurun juga melanda para peserta yang

harus senantiasa mengikuti berbagai agenda, mulai dari awal sampai akhir rangkaian acara. Namun, itu semua tak menjadi persoalan bagi peserta lainnya untuk terus berpartisipasi dalam berbagai agenda dengan semangat. Semua itu tampak ketika para peserta melancarkan aksi mengeluarkan pemikirannya dengan lantang. Bahkan ada yang mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap panitia. Walaupun berbagai ketidakpuasan muncul dari para peserta, namun mereka tetap mengikuti kegiatan pementasan seni dengan

sukacita. Di tengah kegiatan itu, tidak lupa para peserta untuk tetap menyempatkan waktu untuk berselfie-ria bersama wali jamaah. Kebersamaan yang dilalui peserta selama dua hari menjadi kenangan yang berharga. Peradilan 2014 diharapkan menjadi awal transformasi para intelektual baru untuk menjadi agent of change. Transformasi yang diharapkan membawa perubahan yang positif bagi kampus, bangsa, dan negara.

Sri Devi/Keadilan

Mendongak Diantara yang Tertunduk

Ismail/Keadilan

Tak Tertahankan


Ismail/Keadilan

Termenung Membelakangi Panggung

Ismail/Keadilan

Berembuk Untuk Aksi

Sri Devi/Keadilan

Tak Ada Kasur, Kursi pun Jadi

Ina/Keadilan

Selfie, Yuk!

Ina/Keadilan

Asyik Sendiri

Narasi oleh: Ismail Sani Ali M. Reportase bersama: Sri Devi Annisa F., Ina Rachma N.


LIPUTAN

Pesta ‘Membludak’, Konsep Berubah Penambahan sebanyak 2000 peserta Pesta—dari jumlah awal yang dikoordinasikan kepada pihak panitia sekitar 4000 peserta— mengakibatkan munculnya perubahan-perubahan konsep dan rencana awal Pesta. Oleh: Faluthi Fathurahman

Yogyakarta–Keadilan. Kegiatan tahunan Orientasi dan Pengenalan Kampus (Ospek) guna menyambut masa tahun ajaran baru kembali diselenggarakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII). Acara dengan tajuk Pesona Taaruf (Pesta) tersebut digelar pada hari Selasa (2/09) hingga Kamis (4/09) ini diikuti oleh sekitar 6400 mahasiswa baru dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Islam Indonesia (UII). Jumlah tersebut tidaklah sesuai dengan konsep awal acara Pesta. Pada awal koordinasi, jumlah peserta yang diterima panitia dengan pihak kampus yaitu sekitar 4000 mahasiswa. Namun sebelum acara Pesta berlangsung, terdapat penambahan peserta yang jumlahnya cukup signifikan untuk mengikuti acara tahunan ini. Penambahan peserta baru terlihat pada saat registrasi akhir. “Selama seminggu, pelonjakan registrasi itu sangat besar bahkan tanggal 25 sebelum tanggal 26 itu sudah ada sekitar 6200,” ujar Ketua LEM UII, Edi Subagio.

Faluthi/Keadilan

buku panduan tahun ini. Registrasi tetap dilakukan karena tidak mungkin UII menghalangi calon mahasiswanya yang sudah diterima kehilangan haknya, kecuali mereka terlambat dari tanggal 26 Agustus. Hangga juga menyatakan Waktu pendaftaran masuk bahwa pihak kampus mempunyai UII sudah dimulai sejak tanggal 18 risiko yang sama dengan panitia. PiNovember 2013 dan ditutup pada 23 hak kampus harus menyiapkan fasiliAgustus 2014. Jumlah pendaftas untuk studium generale dalam tar UII tahun ini meningkat waktu satu minggu sebedari tahun sebelumnya, lum acara. Kampus haterutama fakultas ekorus menyiasati agar senomi yang meningkat luruh mahasiswa baru dari 1300 menjadi dapat mengikuti acara 1600 mahasiswa baru. tersebut. Karena tidak Untuk kuota—atau seluruh mahasiswa disebut proyeksi daya dapat masuk dalam tampung—tahun ini Auditorium KH. Abdul mencapai angka sekitar Kahar Muzakir, maka ada 5000. Di samping itu, angka mahasiswa yang ditempatkan proyeksi daya tampung tidak • Edi Subagio di luar masjid. Sehingga dari selalu pas, selalu ada angka yang pihak rektorat memberikan fasilikurang atau lebih. Untuk angka lebih, tas berupa televisi plasma, agar materi biasanya hanya ada penambahan 10 studium generale tersampaikan dengan persen. baik kepada seluruh peserta. Penentuan proyeksi daya Awalnya, panitia Steering Comtampung didasarkan dari pertimbangmittee (SC) sendiri sudah berkoordinasi an finansial, infrastuktur dosen maudengan pihak kampus dan menunggu pun gedung, dan juga jadwal kuliah perkembangan pendaftar mahasiswa yang akomodatif. Ketika jumlah yang baru. Pada tanggal 18 Agustus, panitia didapati melebihi jumlah yang sehaSC berpatokan pada jumlah pendafrusnya, pihak kampus tetap mengtar yang ada di akademik, yaitu sekitar upayakan agar tidak ada 2900 mahasiswa. Lima hari kemudian, perubahan yang berdampendaftar sudah mencapai angka 5100 • Hangga pak pada mahasiswa yang mahasiswa. Pada tanggal 26 AgusFathana, sudah ada. tus, jumlah mahasiswa yang sudah fix Kepala Humas “Dari jumlah proyaitu sekitar 6400 mahasiswa, dengan UII membahas tentang daya yeksi mahasiswa yang supenambahan jumlah mahasiswa D3 tampung dah ditetapkan itu (jumlah sejumlah 300 orang. “Sampai harimahasiswa mahasiswa) melebihi hahari terakhir, jadi 6441 kalau enggak baru UII 2014 rapan dan target kita. Jadi di kantor salah,” papar Edi. Humas UII di satu sisi juga bentuk Penambahan peserta yang (9/09). kepercayaan masyarakat cukup signifikan tersebut mengakibatmeningkat,” tutur Hangga kan berubahnya beberapa konsep acaFathana selaku Kepala ra yang sudah direncanakan, seperti Humas UII. Menurutnya, penempatan mahasiswa saat mengikupenambahan mahasiswa ti beberapa acara yang ada dalam runsangat wajar, karena batas down, penempatan panggung utama, akhir registrasi terakhir jumlah buku, kekurangan air ketika adalah tanggal 26 Agustus. waktu solat dan kekurangan makanan Jadwal penanggalan tersesaat prapesta. Shadevi Puteri, salah but sudah tertera dalam

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

8


kita sudah mempunyai cadangan.” Untuk wali jamaah (Waljam) • Hafiedz selaku ketua sudah disiapkan 80 pasangan pada SC Pesta 2014 setiap jamaah. Dengan melihat menerangkan dari jumlah Waljam tahun lalu yang tentang koordinasi jumlahnya 80 pasang juga. Namun, jumlah peserta Pesta saat di estimasi jumlah peserta dalam jawawancarai di maah tahun ini dan tahun sebeFH (8.09) lumnya bertambah sekitar 20 orang pada tiap jamaah. Jumlah peserta pada jamaah tahun ini mencapai 70 sampai 80 orang pada masing-masing jamaah. Untuk pengefektifan acara, panitia memilih untuk meAussy/Keadilan madatkan jumlah jamaah daripada satu peserta Pesta, merasakan jummenambah jumlah Waljam. lah peserta cukup membeludak. “Ada Perubahan penempatan pangyang di dalam, ada yang di luar. Ada gung yang pada awalnya akan ditemyang kepanasan di lapangan,” sahutpatkan di depan gedung Fakultas nya. Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Jumlah panitia Pesta secara akhirnya dipindahkan sedikit ke utara keseluruhan yaitu sejumlah 400 orang. agar seluruh peserta dapat melihat ke Jumlah tersebut ditambahkan dari arah panggung. “Konsep kita berubah jumlah panitia Pesta tahun lalu yang yang awalnya panggung di depan berjumlah 360 orang. Penambahan menjadi di sebelah selatan menghatersebut diharapkan agar panitia dapat dap utara, jadi panggung di utara dan saling membantu. Perekrutan panipeserta di selatan,” sahut Edi. tia sendiri sudah dimulai sejak Ujian Tak hanya tata panggung Akhir Semester (UAS) lalu. Sementara yang bermasalah, namun pada saat itu batas penutupan Open Recruitment pra Ospek, ada jamaah yang tidak (Oprec) panitia sudah cukup molor dari mendapat makan. “Kita tidak diberi batas waktu yang sudah ditentukan, makanan apa pun. Panitia memberi karena ada beberapa departemen yang penjelasan yang tidak diterima oleh kurang dan ada beberapa panitia yang akal, karena perkiraan estimasinya mengundurkan diri. melenceng,” ungkap Indar Aris Dhar Hal ini menyebabkan permawan, peserta Pesta yang jamaahnya siapan menjadi cukup mengganggu tidak mendapat makanan. transformasi panitia dari SC ke Or Hal serupa juga ditambahganizing Committee. Untuk menyiasati kan oleh Ady Agsa, mahasiswa baru hal tersebut, Ketua SC Pesta, Hafiezd yang jamaahnya juga tidak mendamemberi tanggapan, “Sampai H-10 pat makanan pada saat pra-Ospek. kita banyak masih rombak-rombakan. “Untuk kelompok saya jamaah 45 Jadi jika ada yang mengundurkan diri, yang terletak di belakang, di lapa-

ngan psikologi, kita enggak kebagian makan. Akhirnya teman-teman iuran. Kemudian kita mendapat ganti roti dari Waljam,” ujarnya. Hal ini juga diakui oleh koordinator acara Pesta, Daeng Ganda Rahmatullah. Pada saat pra Pesta, tidak ada anggaran untuk mereka yang kekurangan makanan. Akhirnya peserta yang tidak mendapat makanan dimintai uang oleh Waljam masingmasing, yang kemudian uang tersebut dibelikan makanan untuk para peserta. Karena dari pihak katering sendiri hanya bisa memenuhi 80 persen permintaan panitia pada hari pertama. Walaupun satu minggu sebelum acara dimulai ada penambahan 2000 peserta, panitia merasa tidak ada kesulitan yang memberatkan sehingga jalan acara tetap lancar. “Kalau dadakan tidak apa kita menyesuaikan, panitia tidak usah kaku. Ketika harus diubah, H-3 ya harus diubah,” ungkap Edi. Apabila waktu persiapan Ospek yang diberikan kampus terlalu mepet, panitia dapat melaporkannya ke pihak kampus untuk bahan pertimbangan ke depan. Edi mengusulkan bahwa lebih baik dipersiapkan satu bulan atau dua bulan sebelum acara Pesta dimulai. “H minus sebulan bahkan untuk persiapan Pesta itu dua bulan,” tambahnya.

Reportase bersama: Lutfani Husna Novrida, Ausy Nurbani Dihar, Putri Ayu Prayogo, Jefrei Kurniadi, Lalu Subandari.

KUNJUNGI KAMI DI website: www.lpmkeadilan.com twitter: @keadilanpress facebook: LPM Keadilan FH UII

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

9


SEKITAR KITA

Mujahid-Mujahid Baru Harapan Bangsa Etos perjuangan dan pergerakan mahasiswa masa kini harus tetap berlandaskan pada ajaran Islam, sehingga dapat menghasilkan pejuang Islam selanjutnya. Oleh: Meila Nurul Fajriah

Yogyakarta-Keadilan. Lembaga Ni’matul Huda, S.H., M.Hum selaku Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hudosen tetap sekaligus alumni FH UII. kum Universitas Islam Indonesia Materi yang terakhir diisi oleh seorang (LEM FH UII) kembali mengadakan tokoh nasional yaitu Ifdhal Kasim, acara Orientasi Studi dan PengenalS.H., L.L.M, mantan ketua Komisi an Kampus (Ospek) pada tahun ini. Nasional Hak Asasi Manusia (KomAcara yang dikhususkan untuk para nas HAM) dua periode (2007-2012). mahasiswa baru angkatan 2014 kali Juga bertindak selaku moderator pada ini bertempat di area kampus FH UII acara kuliah umum, Rezky Dika Kurpada Hari Minggu (7/09) dan Senin niaputri, S.H., alumni FH UII angka(8/09). tan 2009. Pada acara Ospek fakultas Masyhudi Muqorobin sebagai kali ini, panitia banyak memasukkan pemateri pertama mengambil topik acara-acara penunjang untuk para matentang konsep mujahid yang dikorehasiswa. Diantaranya adalah kuliah lasikan dengan konsep pejuang Islam umum (Stadium General), Forum Grup dan cara merefleksikannya terhadap Discussion (FGD), serta pengenalan kehidupan sehari-hari para mahalembaga internal kampus ataupun unit siswa. Dia mengatakan bahwa mahakegiatan mahasiswa dan lain-lain. siswa harusnya bersungguh-sungguh Kuliah umum (Stadium Gedalam memahami ajaran agama dan neral) yang menjadi acara pertama Osjuga pelajaran di bangku kuliah mepek pada tahun ini dimulai pada pukul reka dengan tetap berlandaskan pada 09.00, tepat setelah acara pembukaan ajaran agama Islam. Konsep seperti Pekan Raya Silaturahmi dan Perkenaitulah yang disebut dengan mujahid lan (Peradilan) yang dibuka langsung atau pejuang Islam. oleh Moh. Hasyim, S.H., M.Hum., se Seorang mujahid dalam ajaran laku Dosen FH UII dan didampingi Islam adalah seorang ulil albab, yaitu oleh Hari Muhammad Jasuri selaku orang-orang yang mendengarkan perKetua Dewan Perwakilan Mahasiswa kataan dan mengikuti perbuatan yang (DPM) dan Harry Setya Nugraha, baik. “Alladziena yastami’uuna-l-qoula wa Ketua LEM FH UII. Mengambil yattabi’una-l-hasanah,” tambahnya detempat di area pelataran parkir kampus FH UII, acara ini diikuti oleh para peserta Peradilan 2014 dan beberapa panitia yang • Ifdhal Kasim,S.H duduk bersila beratapkan tenda (kanan) di depan panggung. sebagai Dengan tema “Ber- pemateri dan amal Ilmiah, Berilmu Amaliah”, Rezky Dika Kurniaputri, kuliah umum terbagi ke dalam S.H., (kiri) sebagai tiga sesi materi dengan pemateri moderator dan topik yang berbeda untuk di acara tiap sesinya. Materi awal diisi kuliah umum Peradilan oleh Dr. Masyhudi Muqorobin. 2014 (7/09). S.E, Akt, M.Ec., Ph.D., seorang tokoh agama sekaligus dosen tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selanjutnya diisi oleh Dr.

ngan sedikit mengutip ayat Alquran. Konsep mujahid dalam diri mahasiswa haruslah diikuti oleh konsistensi keimanan dan metodologi keilmuan yang benar. Masyhudi menambahkan pula, bahwa mengikuti konsep mujahid artinya tidak meninggalkan sesuatu yang sunah. Hal ini diikuti dengan contoh keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi-organisasi intra ataupun ekstra kampus. “Mahasiswa yang hanya mementingkan IP (Indeks Prestasi) tidak akan menjadi pemimpin,” ungkapnya dengan suara yang lantang. Senada dengan Masyhudi, Ni’matul Huda selaku pemateri kedua sekaligus dosen tetap FH UII ikut mendorong mahasiswa untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan organisasi ataupun kegiatan mahasiswa yang lain. Pada kesempatan kali ini, Ni’matul banyak memberikan beberapa contoh pergerakan mahasiswa pada masa Artidjo Alkostar—Hakim Agung Republik Indonesia—dan beberapa aktivis era 1980-an. Dengan mengambil judul “Refleksi Gelombang Mahasiswa pada Masa Lampau”, Ni’matul banyak memberikan cerita-cerita yang diketahuinya dari kehidupan aktivis pada masa itu. Perjuangan para aktivis dalam memperjuangkan independensi sebagai mahasiswa anggota lembaga, dengan tetap tidak melupakan keha-

Uni/Keadilan

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

10


rusan mengikuti perkuliahan. nitia juga memberikan plakat sebagai sehingga menghasilkan kegaduhan. Tidak ketinggalan juga dekenang-kenangan untuk para pemaSelain itu, rasa bosan dan lapar juga ngan cerita para mahasiswi saat itu, teri. mengganggu konsentrasi mahasiswa saat para demonstran aktif adalah Acara yang mengambil waktu baru. Wali Jamaah (Waljam) pun tidak para perempuan yang sangat kurang lebih tiga jam dari seluput dari kritiknya, dia menambahbersemangat dalam meluruh rangkaian Peradilan kan bahwa Waljam seharusnya bisa nyampaikan orasi. Contoh 2014 ini diharapkan mammengkondisikan mahasiswa dan tidak ini harus dapat diikuti pu meningkatkan ghirah ikut mengobrol dengan mereka. “Kaoleh para mahasiswi zamahasiswa untuk memlau Waljamnya mengondisikan untuk man sekarang. “Jadi punyai niat yang lurus, memerhatikan mungkin bisa konmahasiswa kupu-kupu dan meletakkan keislamdusif,” tambahnya. (kuliah-pulang, kuliahan sebagai dasar dalam Terlepas dari beberapa mapulang) itu eman,” tamupaya melakukan perubasalah yang terjadi di lapangan, Mia bahnya sambil menunjuk ke han. Sehingga nantinya menPermata Sari selaku Koordinator Aca• Ratna Kumala jadi cendekiawan yang dapat arah para mahasiswa. ra dari Organizing Committee tetap memSari Sesi terakhir kuliah memperjuangkan hak-hak mapunyai harapan yang sangat besar dari umum diisi oleh seorang tokoh nasyarakat dengan cara-cara yang tepat. para pemateri untuk mahasiswa baru. sional, Ifdhal Kasim yang memberiPerpaduan nilai-nilai keislaman dalam “Jadi harapannya, ya apa yang beliau kan materi dengan tema “Tantangan perjuangan serta bagaimana memaksampaikan itu bisa tersampaikan. Bisa dan Peluang Mahasiswa Masa Kini”. nai ‘agent of change’ dengan benar, juga jadi motivasi buat adik-adik semuanya, Di dalam materinya, dia banyak mengadalah harapan setelah mengikuti acabisa menjadi acuan buat kita semua ambil contoh kasus korupsi yang sura kuliah umum ini. Sebagaimana yang mahasiswa,” harapnya. dah banyak terjadi pada para pejabat, tertulis dalam buku panduan Peradilan Nurul Qomariah Adijaya elit politik, maupun para dosen-dosen 2014. selaku Sekretaris Steering Committee perguruan tinggi yang ada di Indone Beberapa materi mendapatmenjelaskan bahwa mahasiswa FH sia. kan respon positif dari mahasiswa, UII mempunyai hubungan yang erat Para mahasiswa saat ini harus Helianto Putro salah satu mahadengan pergerakan dan etos permemerhatikan kondisi sosial di sekitar siswa baru asal Salatiga mejuangan. “Kita butuh pembimereka, karena itulah tantangan terbengaku bahwa dia tertarik cara yang bisa memotivasi sar yang dihadapi pada mahasiswa saat dengan materi pertama. temen-temen sendiri untuk ini. Di era teknologi seperti sekarang, “Harus bisa mengorebisa melakukan pergermahasiswa lebih banyak menghabislasikan hukum dengan akan khususnya melalui kan waktu mereka untuk hal-hal yang agama. Maksudnya, ya jalur Islam sesuai dengan praktis tanpa mementingkan kondisi imbanglah antara hukum kampus kita sendiri yang sekitar. “Sebagai mahasiswa, kalian dengan agamanya. Jadi berciri khas agama Islam,” harus peka terhadap sosial,” ungkapnanti itu enggak timpang gitu tambah mahasiswa angkatan • Nurul nya. loh,” ujar mahasiswa baru bertu- Qomariah tahun 2012 ini dengan optimis. Adijaya Selain penyampaian materi buh tambun ini dengan mimik oleh beberapa pemateri, acara kuliah muka serius. umum kali ini juga memberikan ke Berbeda dengan Helianto, sempatan bagi para mahasiswa untuk Ratna Kumala Sari mahasiswa asal bertanya setelah acara penyampaian Lampung dari jamaah II, lebih banyak Reportase bersama: Yuniar Dwi Astuti, materi berlangsung. Pertanyaan diajumengkritisi teknis di lapangan. Suara Zein Rahmatullah kan oleh tiga atau empat mahasiswa dari sound system yang tidak terlalu jelas untuk setiap materinya. Selain itu, di menyebabkan mahasiswa lebih basetiap akhir penyampaian materi, panyak berbicara dengan teman sendiri

REDAKSI LPM KEADILAN • Menerima tulisan berbentuk opini, artikel, dan surat pembaca bertemakan bebas • Tulisan dapat dikirim langsung ke sekretariat LPM Keadilan atau via email di lpmkeadilanfhuii@yahoo.co.id • Tulisan yang dikirim akan dimuat setelah melalui proses editing

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

11


DARI KAMI Assalamualaikum Wr. Wb Salam sejahtera bagi kita semua. Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW kita haturkan atas terbitnya Keadilan Post edisi khusus Ospek. Kami menyajikan informasi yang berimbang dan teraktual bagi segenap pembaca. Kami haturkan terimakasih kepada narasumber serta tak lupa kepada seluruh pengurus yang turut andil dalam penulisan dan penyusunan Keadilan Post edisi khusus Ospek. Atas nama LPM Keadilan kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penerbitan ini. Pembaca pun dapat mengirimkan tulisan kepada kami melalui surat pembaca, baik mengenai permasalahan di lingkup UII dan sekitar Yogyakarta. Kami juga menerima kritik dan saran sebagai koreksi untuk terbitan selanjutnya. Selain itu kami membuka peluang untuk mahasiswa, dosen, ataupun publik untuk menulis di Keadilan Post dalam rubrik Opini dan Artikel. Wassalamualaikum Wr. Wb

Acara Pesta, mabanya enggak kondusif.

DIALEK

Ya iyalah, satu jamaah aja walinya cuma dua. Saat Pesta kok mabanya tutupan pake koran bekas, ya? Lah, tempatnya panas gitu. Sampah bekas Pesta dimana-mana. Yoi... masalah klasik enggak selese-selese. Mabanya 6000-an, kok waljam cuma 160. Ya gitu deh jadinya, kalau koordinasi gagal. Peradilan kok sampe tengah malem? Dapet jatahnya cuma dua hari dari dekanat. Banyak maba yang tidur ketika studium generale.

Lek DI

Ngebosenin, kali... Mahasiswa kok ngertinya cuma sinetron aja. Iyalah, wong habis kuliah langsung pulang. Bang ALEK

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

12


KARIKATUR

@tegardwipr

Keadilan Post Informatif, Komunikatif, Aspiratif

PEMIMPIN UMUM: JEFREI KURNIADI SEKRETARIS UMUM: RINI WINARSIH BENDAHARA UMUM: SISKA NOVISTA

KEADILAN POST DITERBITKAN OLEH LPM KEADILAN lpmkeadilanfhuii@yahoo.co.id JL. TAMAN SISWA 158 YOGYAKARTA 55515 TELP (0274) 377043 - 379171 / HP 082120986712

PIMPINAN REDAKSI: ADITYA PRATAMA P. REDAKTUR PELAKSANA: DANAR MASYKUR S. SEKRETARIS REDAKSI: DEVI TRIANA KOOR. KEADILAN POST: KAUSAR WILDANTIO A. KOOR. KEADILAN ONLINE: IDA ELSHA N. DESAIN: BENNY T., SEKAR S. N., R. SAADAN T., YUNIAR D. A. EDITOR BAHASA : TEGAR D. P., FAJRUL U. A. R., LALU S., SRI DEVI A.F. FOTOGRAFI: AUSSY N. D., LUTFANI H. N., FALUTHI F., INA RACHMA N.

PIMPINAN LITBANG: KAUKAB RAHMAPUTRA STAF LITBANG: M. ADHIKA R., ISMAIL S. A.M., M. ZEIN R., YOGI W., PUTRI A. P., DIAN R., PIMPINAN PENGKADERAN: MUDZAKIR STAF PENGKADERAN: RANU R. A., MADA P., MEILA N. F., NURANISYAH, IRKHAM Z., GANDAR M. P., HENDRA Y. REPORTER: SELURUH PENGURUS KEADILAN

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

13


SURAT PEMBACA

PERADILAN 2014 Nama: Rahmat Hasan Kesan Ospek: Peradilan menarik, seru, tapi banyak yang molor buat waktu. Konsumsi juga kurang. Pesan Ospek: Untuk kedepan, peradilan harus memperhatikan waktu, konsumsi dan fasilitas.

Nama: Mega Mustika Sitompul Kesan Ospek: Saya sangat berkesan dengan ospek fakultas di UII ini karena ospek ini sangat memberi banyak manfaat dan wawasanbukan sekedar ingin main saja, dan saya rasa ini adalah awal yang baik. Pesan Ospek: Saya harap ospek tahun depan lebih di koordinasi lebih baik lagi, meskipun ospek saat ini cukup baik, namun saya ingin lebih ditingkatkan.

Nama: Faghlaifi Naim Kesan Ospek: Rangkaian kegiatan yang memuat narasumber membuat maba/miba jenuh karena tata suara tidak berjalan seperti seharusnya. Pesan Ospek: Masalah teknis harus lebih diantisipasi sejak awal.

Nama: Septian Dwi Riadi Kesan Ospek: Kesannya mendidik tapi banyak acara yang terlalu dipaksakan. Pesan Ospek: Cari waljam yang lebih terlatih memanajemen maba, supaya acara jadi teratur.

Nama: Rian Putranto Kesan Ospek: Melelahkan Pesan Ospek: Peradilan tidak perlu ada acara penginapan di kampus.

Nama: Riza Mahendra Kesan Ospek: PERADILAN 2014 memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran bagi saya. banyak ilmu yang dapat saya ambil dari PERADILAN. Pesan Ospek: Untuk kedepannya mohon lebih disiapkan secara matang. Jangan telantarkan kami!!

Nama: Padly Kesan Ospek: Sangat bangga akan acara ini mendapatkan semangat perjuangan dan banyak belajar tentang apa itu perjuangan. Pesan Ospek: Terus lakukan ini, hindari kegiatan yang tidak mendidik, perbaiki mekanisme dan jadikan yang sekarang sebagai referensi untuk kedepannya.

Nama: Fijannatin Aliyah Kesan Ospek: Seru, kirain bakalan disiksa gitu pas kena hukuman, malah cuma duduk-duduk santai doang. Pesan Ospek: Kasih makan maba/miba barunya jangan telat lagi ya kak tahun depan.

Nama: Safira N.F. Kesan Ospek: Ketika Ospek ada tulisan yang positif, yang mendidik tapi terlalu membosankan. Pesan Ospek: Acaranya jangan bertele-tele.

Nama: Fitri Wulandari Kesan Ospek: Ga’ enak kurang berkesan Pesan Ospek: Lebih jelas lagi.

Keadilan Post Edisi Khusus Ospek

14


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.