Kerukunan Keluarga Ombai Besar Makassar 24 Pebruari 2019
https://www.opiumgewichte.com/
[MEMBANGUN PERADABAN DARI TANAH SEBERANG] Ibadah Keluarga Ombai Besar - Klombes
1
Membangun Peradaban dari tanah seberang2 Teks : Yermia 29:4-8 ; 1 Petrus 2:11-12 Pendahuluan: Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah (Kejadian 1:26-28). Manusia diberi kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru bagi kelangsungan kehidupannya. Ia diberi kuasa atas ciptaan. Dan diberi perintah oleh Allah untuk mem-bangun peradaban dalam ciptaan Allah, yakni mengusahkan dan memelihara ciptaan itu (Kejadian 2:15). Alkitab memberikan kesaksian dalam Kejadian 3, ketika manusia memilih untuk tidak taat kepada Allah berdampak pula bagi peradaban yang dibangun manusia. Dalam peradaban manusia kecenderungan hatinya untuk segala yang jahat. Peradaban yang dibangunnya untuk kepentingan diri sendiri, mencari nama dan menomorduakan Tuhan. Manusia menjadikan dirinya “allah� dampak dari semua ini adalah kesombongan dan kehidupan dalam kekerasan dan jauh dari
1
http://www.dutchpickle.com/indonesia/alor/apui.html
2
Pdt. Yunus Laukapitang
2
Allah. Dalam Kejadian 6-9, menunjukkan dampak dari semua peradaban manusia itu. Allah menghancurkan semua peradaban manusia. Nuh dan keluarganya yang mendapat kasih karunia dari Allah. Keluarga ini dipakai Allah untuk membangun suatu peradaban baru yang ditandai oleh perjanjian pelangi, sebagai tanda kehadiran Allah dalam kehidupan manusia. Dari tiga anak Nuh, muncul dari keturunan Ham seorang yang membangun peradaban Babel, yang pada intinya adalah peradaban yang berpusat pada diri dan kemuliaan diri bukan pada Allah dan rencanaNya. Akibat dari peradaban ini adalah manusia dikalau balaukan bahasanya. Peradan baru menjadi hancur, manusia terpencar berdasarkan bahasanya, namun nilai peradaban Babel yang berpusat pada manusia terus mewarnai sejarah peradaban bangsa-bangsa ini. Dari keluarga Sem, Allah memanggil Abraham dan mengikat perjanjian dengan dirinya untuk memberkati dia menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dari Abraham, terbentuklah suatu bangsa yang besar yakni Israel, yang diambil dari nama baru bagi Yakub. Israel dari satu keluarga, menjadi bangsa besar jauh dari tanah yang diberikan Allah bagi Abraham yakni Mesir. Allah melepaskan Israel dari perbudakan di Mesir. Pembebasan ini melalui suatu pertunjukan akan kuasa Allah terhadap para dewa-dewa sembahan Mesir yang disimbolkan dalam 10 tulah di Mesir. Peradaban yang dibangun tanpa pengenalan akan Allah yang benar dipermalukan oleh Allah. Ia adalah Tuhan atas bangsa-bangsa. Ia kudus,layak disembah. Allah mengikat perjanjian dengan bangsa Israel melalui Musa dengan memberikan hukum-hukum Allah sendiri untuk membedakan mereka dengan bangsa-bangsa yang lain. 3
Ketaatan kepada apa yang Allah berikan adalah kata kunci kepada kehidupan yang berbahagia. Sebaliknya kutukan, hinaan akan diperoleh ketika bangsa ini berbalik dari Allah yang benar kepada allah-allah lain yang sebenarnya bukan Allah. Musa tidak diperkenankan masuk ke tanah kanaan, demikian juga bangsa Israel yang umurnya 20 tahun keatas 40 tahun menjadi masa penghukuman Allah karena pemberontakkan kepada Allah, mati di padang gurun. Generasi baru yang masuk ke tanah kanaan bersama Yosua. Pada Yosua 24, generasi baru ini mengikat perjanjian untuk taat kepada Allah. Zaman hakim-hakim menjadi saksi bangsa Israel yang selalu berubah setia. Allah menghukum dan memulihkan dengan membangkitkan hakim untuk membebaskan. Ini berjalan hingga Samuel sebagai hakim terakhir. Israel menghendaki raja seperti bangsa-bangsa lain disekitarnya. Allah menghibur Samuel dengan mengatakan bahwa permintaan tersebut, adalah satu satu bentuk penolakkan Israel terhadap pemerintahan Allah. Allah menyetujui permintaan mereka dengan syarat yang masih sama, bila taat kepada hukum Allah diberkati, sebaliknya Allah menghukum dan membuang mereka kepada bangsa-bangsa. Raja Saul bersalah dengan tidak mendengar apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Ia melakukan apa yang bukan menjadi haknya sebagai seorang imam. Allah memilih Daud untuk mengantikan Saul. Daud seorang pemuda yang disertai oleh Tuhan. Ia raja Israel yang Allah mengikat perjanjian melalui keturunannya rencana kekekalan Allah terwujud. Allah memberkati raja Daud diberikan kekayaan dan keamanan. Allah menyetujui idenya untuk membangun Bait Allah, namun anaknya Salomo yang mendirikan dan menta-
4
biskan penggunaan Bait Allah yang mensimbolkan kemuliaan dan kehadiran Allah ditengah umatNya. Allah memberkati Salomo dengan memberikan hikmatNya, kekayaan dan kemuliaan yang menjadikan namanya termasyur. Semua raja ingin datang untuk melihat hikmat yang Tuhan berikan. Salomo dalam kemegahan yang diperolehnya, jatuh dalam kehidupan yang berpusat pada kesenangan pribadi bukan pada Allah. Pada masa pemerintahan anaknya Rehabeam, kerajaan Israel terbagi menjadi dua kerajaan, yakni Kerajaan Utara berpusat di Samaria dengan 10 Suku dan Kerajaan Selatan berpusat di Yerusalem dengan 2 Suku. Dalam perjalanan waktu, kerajaan utara rajarajanya tidak hidup takut akan Allah. Allah memakai kerajaan Asyur untuk menghancurkan kerajaan ini. Kerajaan Selatan juga menjalani kehidupan yang tidak jauh berbeda dari kerajaan utara, kehidupan sinkritisme dan kehidupan dosa telah menguasai segala sistim kehidupan (Yez. 22), bahkan Nabi Yermia yang dipakai untuk memperingati dianggap nabi palsu disiksa karena pembe-ritaannya. Allah memakai bangsa Babel untuk menghukum Israel Selatan. Bait Allah dengan segala kemegahannya dihan-curkan, orang-orang dibawa sebagai tawanan ke Babel dalam konteks inilah bagian Firman Tuhan diberikan kepada Yermia bagi orang Israel yang dipembuangan akan maksud Allah untuk menghukum mereka yakni selama 70 tahun untuk mewujudkan tujuanNya sebagai bangsa yang menyatakan Allah kepada dunia ini. Dalam pembuagan itu, Allah mempunyai kehendak untuk mereka tetap membangun peradaban kehidupan yang menghadirkan kesejahteraan bagi tempat di mana mereka dibuang. Dari bagian ini dapat menemukan beberapa prinsip kebenaran yang merupakan kehendak Allah dalam mem5
bangun peradaban dari seberang, diluar tanah yang dijanjikan untuk mereka berada Prinsip Pertama berhubungan dengan bentuk peradaban yang akan dibangun berhubungan dengan peradaban yang berpusat pada kesejahteraan Peradaban kesejahteraan berbicara mengenai kehidupan sehari-hari sebagai suatu sistim utuh dan terjalin sebagai suatu kesatuan. Sistim dimulai dari keluarga dan kota (komunitas kehidupan bersama. A. Peradaban keluarga ditandai oleh Firman Allah kepada umat yang dibuang untuk bangkit dari keterburukan, dari sikap putus asa dan tidak berguna karena segala kebanggaannya sudah lenyap. Peradaban ini bangkit dari keyakinan bahwa Allah mempunyai rancangan damai sejahtera bukan rencangan celaka untuk memberi hari depan yang penuh harapan. Peradaban keluarga yang dibangun berpusat pada tiga aspek yakni: 1. Rumah : rumah adalah tempat untuk berinteraksi dalam suatu kesatuan. Rumah, beda dengan tenda. Rumah menunjukkan suatu yang lebih parmanen. Melambangkan suat kehidupan yang lebih tenang dalam menikmati kehidupan. Rumah juga menunjukkan adanya suatu kerja keras untuk mewujudkannya. Ada harapan akan kehidupan yang lebih baik. 2. Kebun : berbicara mengenai kebutuhan ekonomi, setiap hari. Kebun juga menunjukkan suatu kehidupan yang tidak bergantung kepada orang lain. Tetapi suatu mentalitas kemandirian untuk memenuhi kebutuhan sendiri 3. Pernikahan: Menunjukkan suatu keberlanjutan peradaban keseimbangan. Pernikahan dapat terjadi bila adanya suatu perasaan dan kondisi yang stabil. Ada rumah dan 6
kecukupan secara ekonomi melalui hasil tanah untuk kelangsungan kehidupan rumah tangga tersebut. Implikasi: Bentuk peradaban keluarga apakah yang sedang dibangun saat ini? 1. Apakah semua kita telah mempunyai rumah tinggal yang pasti? 2. Apakah semua telah mempunyai kebun/tempat kerja yang pasti yang dapat memenuhi kebutuhan seharihari? 3. Apakah pernikahan/rumah tangga ada dalam keadaan yang baik? Adakah yang belum diurus pernikahannya? Ini perlu diperjelas. B. Peradaban Kota (Komunitas). Peradaban kota menunjukkan adanya suatu komunitas yang lebih sibuk. Kota Babel adalah pusat dunia kala itu. Bangsa dari berbagai tempat datang untuk berdagang, belajar dan membangun kehidupan bersama. Perbedaan karena latar belakang kebudayaan, agama dan tingkat pengetahuan menjadikan kota sebagai tempat yang rawan kepada konflik bila tidak dikelola dengan baik. Sehingga kesejahteraan kota, perlu diusahakan bersama oleh semua penghuni kota tersebut. Mengusahkan kesejahteraan kota berhubungan erat dengan peradaban keluarga yang dibangun dengan baik. Sehingga ada ketertiban secara hukum, kecukupan secara ekonomi maupun ketertiban dalam kehidupan sosial bersama yang juga berhubungan erat dengan kehidupan pernikahan dan rumah tangga.
7
Kata sejahtera, diterjemahkan dari kata Ibrani shalom yang artinya,1. kelengkapan, kesehatan, kesejahteraan, perdamaian 1a. kelengkapan (dalam jumlah) 3
1b. keselamatan, kesehatan (dalam tubuh) 1c. kesejahteraan, kesehatan, kemakmuran 1d. perdamaian, tenang, ketenangan, kepuasan 1e. perdamaian, persahabatan 1e1. hubungan manusia 1e2. dengan Allah terutama dalam hubungan perjanjian 1f. perdamaian (dari perang) 1g. perdamaian (sebagai kata sifat) Asal: dari 07999; TWOT - 2401a; n mPenggunaan: AV perdamaian 175, well 14, damai 9, esejahteraan 5, salut + 07592 4, kemakmuran 4, lakukan 3, aman 3, kesehatan 2, damai 2, misc 15; 236. Dari penjelasan ini menunjukkan mengusahkan kesejahteraan mempunyai pengertian menghadirkan suatu kehidupan yang sejahtera, damai secara utuh (dalam hubungan dengan Allah, sesama, diri dan dunia 3
~Alv'
~lov'
7965 shalowm {shaw-lome'} or shalom {shaw-lome'} Meaning: 1) completeness, soundness, welfare, peace 1a) completeness (in number) 1b) safety, soundness (in body) 1c) welfare, health, prosperity 1d) peace, quiet, tranquillity, contentment 1e) peace, friendship 1e1) of human relationships 1e2) with God especially in covenant relationship 1f) peace (from war) 1g) peace (as adjective) . Origin: from 07999; TWOT - 2401a; n m Usage: AV - peace 175, well 14, peaceably 9, welfare 5, salute + 07592 4, prosperity 4, did 3, safe 3, health 2, peaceable 2, misc 15; 236
8
di mana manusia itu ada). Dapat disingkat sebagai membangun peradaban sejahtera (shalom). Suatu doa Pembangunan peradaban sejahtera bagi kota sebagai suatu usaha tetapi juga adalah suatu doa. Doa bagi kesejahteraan kota. Pertanyaan penting mengapa kesejahteraan kota tidak cukup sebagai suatu usaha tetapi juga harus disertai dengan doa? Tuhan mau menunjukkan kepada umat Allah melalui Yermia bahwa Allah dapat memakai doa umatNya bagi terwujudnya kesejahteraan. Doa bagi kota juga menunjukkan ketergantungan kota itu kepada Allah. Allah berdaulat atas kota dan Ia tetap menjadi nomor satu bagi kota itu. Allah menegur dengan keras sikap hidup yang tidak mengandalkan Dia, sebagai suatu sikap hidup yang terkutuk. Bila doa adalah perwujudan sikap yang mengandalkan Tuhan berarti sedang membangun sikap yang diberkati oleh Allah (Yermia 17:5-8). Implikasi praktis: 1. Pastikan kesejahteraan dialami oleh setiap keluarga yang ditandai oleh: adanya rumah, adanya pekerjaan yang tetap dan kehidupan rumah tangga atau pernikahan yang sehat. 2. Persekutuan sebagai tempat juga untuk berdoa bagi kesejahteraan kota dan turut mengambil bagian dalam mengusahakan kesejahteraan kota. a. Pastikan sudah memiliki KTP b. Anak-anak telah mempunyai akte kelahiran c. Berikan tanggungjawab sebagai warga masyarakat dengan membayar pajak. 9
d. Memgikuti pemilihan umum dan memberikan hak politik pada partai dan orang yang tepat. e. Jadi anggota tetap pada suatu denominasi gereja dan bertumbuh serta terlibat dalam pelayanan di tempat tersebut. Prinsip kedua Bagaimana sikap yang diperlukan dalam membangun peradaban di tanah seberang prinsip ini diambil dari teks I Petrus 11-12. Teks ini menjelaskan nasehat rasul Petrus kepada orang Kudus yang ada di perantauan di luar Yerusalem untuk hidup sesuai dengan panggilan mereka sebagai bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat Allah sendiri dan umat yang telah memperoleh belas kasihan dari Allah (I Petrus 2:9-10). Dasar untuk sikap ini yakni telah mengalami kebaikan Allah, datang dan dipergunakan sebagai batu hidup untuk membangun suatu rumah rohani yang karena Yesus berkenan kepada Allah. Ini diawali dengan perjumpaan pribadi dengan Allah, yakni kelahiran kembali oleh benih yang tidak fana yakni Firman Allah (Yohanis 3:16; Yohanis 1:13; I Petrus 1:23-14). Adapun sikap yang perlu dikembangkan dalam membangun peradaban sejahtera yakni: 1. Menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa Keinginan daging -- I Yohanis 2:15-17 (keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup). Keinginan daging --- bila dituruti -- menghasilkan buah daging ( Yakobus 1:1-5), yang pada akhirnya membawa kepada kebinasaan. Buah daging itu bertentangan dengan buah Roh
10
No
Buah Daging
No.
Buah Roh
Galatia 5:19-21
Galtia 5:22-23
1.
Percabulan
1.
Kasih
2.
Kecemaran
2.
Sukacita
3.
Hawa nafsu
3.
Damaisejahtera
4.
Kebaikan
4. Penyembahan berhala, sihir 5.
Perseteruan, perselisihan, iri hati,
5.
Kesetiaan
6.
Amarah, kepentingan diri sendiri
6.
Kelemahlembutan
7.
Percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan dan pesta pora
7.
Penguasaan diri
2. Miliki cara hidup yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Cara hidup yang baik itu yang mana? 1. Dalam hubungan dengan Allah - 2:1-10. - Datang kepada Yesus - Siap dipergunakan oleh Yesussebagai batu yang hidup untuk membangun suatu rumah rohani. 2. Dalam hubungan dengan pemeritah - 2;13-16hormatilah raja 11
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Dalam hubungan dengan sesama - hormatilah semua orang, kasihilah saudara- saudaramu (ay. 17) Dalam hubungan dengan kerja ( Tunduk - Kristus menjadi teladan (2;18-25) Dalam hubungan dengan rumah tangga (3:1-7) Dalam hubungan dengan kehidupan bersama sebagai suatu persekutuan (3:8-12) Dalam hubungan dengan penderitaan yang dialami karena iman kepada Yesus (4:`2-19) Dalam hubungan dengan pelayanan (5:1-4) Dalam hubungan dengan kehidupan sebagai orang muda (5:5-11) (tidak sombong, jangan kuatir, lawanlah iblis dengan iman yang teguh.
Kesimpulan: 1. Tuhan memanggil setiap pribadi untuk masuk dalam keselamatan atau hubungan pribadi dengan Allah dalam Yesus Kristus. Keselamatan itu adalah anugerah Allah yang besar dalam kehidupan ini. Keselamatan itu adalah suatu kepastian di dalam Yesus (Yohani 1:12; I Yohanis 5:13; Kisah 4:12; Yohanis 10:28-29; Roma 10:9-10). 2. Keselamatan yang telah diberoleh secara cuma-Cuma (Efesus 2:8-10), Ia menghendaki untuk hidup dalam perbuatan baik. Ini dinyatakan dalam kehidupan yang membangun peradaban kesejahteaan (shalom) secara utuh dalam hubungan dengan Allah, sesama, lingkungan dan diri ini. Sehingga orang dapat melihat Kristus dalam kehidupan ini dan memuliakan Allah pada di Sorga (Galatia 2:20; I Yohanis 2:6) Tuhan memberkati. Taramiti tomi nuku.
12