Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3

Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial di Instalasi Rehabilitasi Rs Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta

DISUSUN OLEH : AZRUL ARDIANSYAH, SST NIP. 199205042020121005

BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021


LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial Di Instalasi Rehabilitasi Rs Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta

Telah di lakukan Seminar Rancangan (secara daring) Tanggal 03 September 2021 Telah di lakukan Seminar Akhir (secara daring) Tanggal 22 Oktober 2021

Coach

Mentor

dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK NIP.197803272009122002

Susi Agustin, STr.Kes NIP.198008062014022001

Penguji

Verawati Lenny M, SKM, MKM NIP.197706112005012001

i


KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial Di Instalasi Rehabilitasi Rs Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta”. Kegiatan aktualisasi ini merupakan salah satu agenda kegiatan yang dilaksanakan sebagai proses pembelajaran dalam mengidentifikasi isu yang ada di Unit Kerja penulis dan juga sebagai bagian dari tahapan pelaksanaan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Dalam penulisan laporan aktualisasi ini penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan maupun hambatan, namun atas bimbingan dan arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ijinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Ibu dr. Ananditya Sukma Dewi, Sp.Kj selaku Kepala Instalasi dan Tim Instalasi Rehabilitasi yang mendukung kegiatan aktualisasi. 2. Bapak Drs. Suherman, M.Kes Selaku Kepala Balai Besar Kesehatan Cikarang 3. Ibu dr. Atiq Amanah R.P, MKKK Selaku Coach atas arahan dan bimbingan selama mengikuti kegiatan pelatihan dasar 4. Ibu Susi Agustin, STr.Kes Selaku Mentor atas dukungan dan bimbingan selama mengikuti kegiatan pelatihan dasar 5. Ibu Verawaty Lenny, SKM, MKM Selaku Penguji Rancangan Aktualisasi dan Seminar Aktualisasi atas masukan dan sarannya 6. Istri, Orang Tua dan Teman-Teman yang selalu mendukung selama kegiatan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulis dalam menyusun hasil laporan dimasa mendatang. Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta menjadi pedoman dalam proses pelayanan di Unit Rehabilitasi dan tetap menjadi pelayanan unggulan di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Penulis,

Azrul Ardiansyah, SST

ii


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Tujuan.................................................................................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Organisasi................................................................................................... 5 2.2 Profil Peserta ....................................................................................................... 11 2.3 Nilai-Nilai Dasar ASN ........................................................................................... 12 2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam Kerangka NKRI ............................................. 17 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu ...................................................................................................... 20 3.2 Penetapan Core Isu ............................................................................................. 22 3.3 Penyebab Isu ....................................................................................................... 23 3.4 Gagasan Pemecahan Isu..................................................................................... 25 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi ............................................................................ 26 3.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................................................. 35 BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI 4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................................................. 37 4.2 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ....................................................................... 37 4.3 Analisis Dampak Pelaksanaan Aktualisasi ........................................................... 63 4.4 Manfaat Pelaksanaan Aktualisasi ........................................................................ 64 4.5 Rencana Tindak Lanjut ........................................................................................ 64 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 65 5.2 Saran ................................................................................................................... 65 REFERENSI .............................................................................................................. 66 LAMPIRAN ................................................................................................................ 67

iii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu sumber daya dalam pemerintahan, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Tantangan yang dihadapi oleh ASN dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut ASN Indonesia untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebagai contoh,

perkembangan teknologi komunikasi

dan

transportasi menjadikan

aksesibilitas menjadi semakin mudah untuk berhubungan dari suatu negara ke negara lain, globalisasi ekonomi menjadi semakin nyata yang ditandai dengan persaingan yang tinggi di tingkat internasional. Ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional harus dapat diikuti oleh birokrasi Indonesia dengan baik jika kita ingin dapat memenangkan persaingan tersebut. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan alat perekat pemersatu bangsa. Untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki

kriteria

tersebut

maka

diperlukan

adanya

peningkatan

mutu

profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan terhadap bangsa. Proses pembentukan ini dilakukan pada Pelatihan Dasar CPNS yaitu pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat nasionalisme (Peraturan LAN Nomor 12 Tahun 2017). Melalui pelatihan ini diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

1


Dalam pelaksanaan pelatihan dasar CPNS ini terdapat beberapa tahapan kegiatan yang harus dilalui oleh peserta latsar CPNS yaitu Agenda 1 (MOOC), Agenda 2 (Distance Learning), Agenda 3 (Aktualisasi), Agenda 4 (Klasikal). Saat ini metode belajar yang dijalankan oleh peserta latsar CPNS yaitu dengan metode daring dikarenakan saat ini dunia sedang menghadapi pandemi yang tidak memungkinkan belajar secara tatap muka. Namun harapan dari peserta latsar CPNS ini yaitu dapat menerapkan dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dan menjadi seorang ASN yang dapat melaksanakan pelayanan secara professional dan berkarakter. Dalam proses pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS di tahap akhir nantinya peserta akan memasuki ke tahap habituasi. Dalam tahapan ini peserta latsar CPNS membuat suatu rancangan aktualisasi berdasarkan isu-isu yang telah di identifikasi di lingkungan unit kerja atau tempat bertugas peserta Latsar CPNS tersebut. Melalui kegiatan aktualisasi ini peserta CPNS mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran agenda habituasi memfasilitasi peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi mata-mata pelatihan khususnya pada pembelajaran agenda kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI dan pembelajaran agenda nilai-nilai dasar PNS yang telah dipelajari. Dalam proses pembelajaran agenda habituasi peserta latsar CPNS dalam melaksanakan kegiatan membuat rancangan aktualisasi tentu dibantu oleh coach dan mentor melalui proses pembimbingan. Sehingga peserta mampu menyusun laporan rancangan

aktualisasi,

melaksanakan

seminar

rancangan

aktualisasi

dan

menerapkan rancangan aktualisasi serta menyusun laporan aktualisasi selama masa pembelajaran non klasikal (off campus) di tempat kerja. Di penghujung pembelajaran diharapkan peserta mampu melaksanakan pekerjaan sebagai pelayan publik secara professional. Berdasarkan uraian di

atas,

penulis

berusaha

turut

serta

dalam

mengembangkan lingkungan kerja yang positif. Selain atas dasar kewajiban sebagai ASN, tindakan ini juga dilandasi atas dasar habituasi dalam masa Latihan Dasar CPNS. Hal ini mengacu pada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 24) bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan

2


Bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Untuk itu diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal ditempat pelatihan dan ditempat kerja, sehingga memungkinkan peserta menginternalisasikan,menerapkan, dan mengaktualisasikan serta membuatnya menjadi kebiasaan (Habituasi),dan merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter Pegawai Negeri Sipil yang professional sesuai bidang tugasnya. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan Pegawai Negeri Sipil professional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat memutuskan untuk mengangkat isu yang sudah di identifikasi berdasarkan pengalaman/observasi penulis serta hasil wawancara penulis dengan petugas yang berdinas di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Adapun isu yang diangkat yaitu belum adanya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi RSJ dr. Soeharto Heerdjan.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu menyusun rancangan aktualisasi yang didasari atas pemahaman mata pelatihan kedudukan, peran, dan fungsi ASN sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, dan Anti Korupsi).

1.2.2 Tujuan Khusus Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dapat mampu : a) Mengidentifikasi isu yang ada di unit kerja b) Menentukan gagasan inisiatif yang diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk memecahkan isu beserta outputnya c) Menentukan tahapan dari setiap kegiatan beserta outputnya.

3


1.2.3 Ruang Lingkup Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal yang berada dibawah naungan Direktorat Pelayanan Kementerian Kesehatan RI. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan jiwa secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan dengan visi menjadikan pusat rujukan nasional layanan neuropsikiatri yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan unggulan diantaranya yaitu kesehatan jiwa anak & remaja, medical health check up dan rehabilitasi medik psikososial serta fasilitas layanan lainnya yaitu instalasi diklat, instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, kesehatan jiwa masyarakat dan pelayanan penunjang. 1.2.4 Manfaat Adapun manfaat penulis dari kegiatan rancangan aktualisasi ini diantaranya: a) Dapat memahami dan menambah pengetahuan penulis dalam menerapkan nilainilai dasar ASN, fungsi dan kedudukannya serta dalam penerapannya. b) Dapat menjalankan tugas sebagai ASN yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik dan alat perekat pemersatu bangsa. c) Dasar usulan dalam memperbaiki kualitas pelayanan kearah lebih baik guna mencapai visi dan misi serta peningkatan mutu pelayanan di unit kerja. 1.2.5 Tempat dan Waktu Tempat Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di salah satu unit kerja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta yaitu Instalasi Rehabilitasi Psikososial. Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi yaitu 30 hari yaitu terhitung dari tanggal 04 September sampai dengan 08 Oktober 2021.

4


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Organisasi 2.1.1 Profil RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Gambar 2.1 RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan

Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan terletak di Jl. Prof. Dr. Latumenten Nomor 1 Grogol Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta dan didirikan berdasarkan keputusan kerajaan Belanda (Koninklijkbesluit) tertanggal 30 Desember 1865 No 100 dan berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal pada waktu itu tertanggal 14 April 1867 yang pembangunannya dimulai pada tahun 1876. Diberi nama RSJ Grogol pada tahun 1923 yang hanya menerima pasien dari Kejaksaan, Kepolisian, Pamong Praja, dan Instansi Pemerintah lain atas dasar indikasi gangguan jiwa berat. Pada tahun 1973 dirubah menjadi RSJ Pusat Jakarta dan terbuka untuk masyarakat luas. Untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat maka nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta pada Januari 2003 diganti namanya menjadi “Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan”. Rumah Sakit ini adalah unit organik di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan). Rumah Sakit ini khusus tipe A yang mempunyai tugas dan fungsi serta tujuan untuk melaksanakan upaya kesehatan jiwa secara berdaya guna dan berhasil gna dengan mengupayakan pelayanan kesehatan jiwa pencegahan (preventif), pelayanan kesehatan jiawa (kuratif) dan pelayanan kesehatan jiwa rehabilitasi (rehabilitatif). RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta sejak ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) oleh Keputusan Kementerian 5


Keuangan RI Nomor 277/KMK.05/2007 maka diikuti adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No.252/Menkes/Per/III/ 2008. Oleh karena itu, Dalam mengemban fungsi tersebut diatas, RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mempunyai tugas pokok berupa: 

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan professional.

Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.

Menyediakan pendidikan kesehatan jiwa sesuai standar RS Pendidikan

Menyediakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.

2.1.2 Visi dan Misi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah Rumah Sakit BLU yang terletak di pusat pemerintahan dan ibukota negara RI yaitu Jakarta. Sebagai rumah sakit yang terletak di pusat pemerintahan dan kota metropolitan, maka layanan yang dikembangkan tentunya layanan yang sangat dibutuhkan masyarakat dengan karakter metropolitan. Biasanya masyarakat dengan karakter metropolitan menuntut pelayanan serba cepat. Selain harus serba cepat, masalah yang dihadapi masyarakat metropolitan sangatlah kompleks. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan menyusun Visi, Misi dan Tata Nilai Sebagai Berikut. VISI; “Menjadi Pusat Neuropsikiatri Nasional Tahun 2019” MISI; 1) Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri 2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional 3) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri 4) Menyediakan pendidikan kesehatan jiwa sesuai standar RS pendidikan 5) Menyediakan

penelitian

dan

neuropsikiatri

6

pelatihan

yang

berbasis

layanan


TATA NILAI; R

: Responsibility (Bertanggung Jawab)

S

: Sincerely (Ketulusan)

J

: Justice (Berkeadilan)

S

: Social (Sosial)

H

: Humanity (Manusia)

2.1.3 Struktur Organisasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Dalam rangka pendayagunaan dan optimalisasi kerja serta peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja pejabat structural, fungsional, serta seluruh karyawan maka dilakukan penataan kerja sesuai struktur organisasi sebagai berikut:

7


Gambar 2.1 Struktur Organisasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

8


2.1.4 Struktur Organisasi Instalasi Rehabilitasi

KEPALA INSTALASI REHABILITASI Dr. Ananditya Sukma Dewi, Sp,KJ Administrasi

KEPALA RUANGAN REHABILITASI Junita Lasma, Skep, Ners

KEPALA KEGIATAN FISIOTERAPI

Administrasi TIM FISIOTERAPI KETUA TIM

Peksos

PELAKSANA

9


Instalasi Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Jiwa yaitu dr. Ananditya Sukma Dewi, SpKJ, kemudian Kepala Instalasi dibantu oleh Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Tim Profesi lainnya yaitu Perawat, Psikolog, Pekerja Sosial, Okupasi Terapi dan Fisioterapi. Pelayanan rehabilitasi ini sifatnya komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan rehabilitasi ini harus menerapkan strategi dari yang paling depan yaitu strategi pencegahan terhadap ketidakmampuan fungsional psikososial yang diberikan sejak dini atau sejak awal pasien menemui tenaga kesehatan. Apalagi tidak mungkin dicegah, tatalaksana yang dilakukan adalah bertujuan mencapai tingkat kemandirian seoptimal mungkin, sesuai dengan potensi yang dikembangkan. Sejumlah intervensi dapat bermanfaat untuk gangguan mental berat di antaranya: terapi keluarga, dukungan pekerjaan, pelatihan keterampilan, terapi perilaku kognitif (CBT), dan modifikasi perilaku. a. Tujuan 

menjadi acuan bagi pelaksanaan pelayanan rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa

meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Jiwa

menjadi acuan pengembangan pelayanan Rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa

b. Ruang Lingkup Pelayanan rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa meliputi seluruh upaya kesehatan pada umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 

Upaya Promotif Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang jiwa yang sehat, cara-cara menghindari stress yang timbul dalam kehidupan sehari-hari

Upaya Preventif Edukasi yang tepat bagaimana mengelola stress yang timbul sehingga tidak sampai mengalami gangguan jiwa, serta upaya penanganan yang tepat untuk meminimalkan disfungsi dan pencegahan kekambuhan bila sudah pernah mengalami gangguan jiwa.

Upaya Kuratif Penanganan melalui panduan intervensi medis, psikiatris, psikologis, psikoterapi, dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi gejala patologis atau gangguan jiwa untuk mengembalikan disfungsi yang terjadi

10


Upaya Rehabilitatif Penanganan secara komprehensif yang meliputi intervensi medis, psikiatris, psikologis dan upaya rehabilitatif lainnya melalui program pendekatan psikososio-edukasi-okupasi-vokasional mengembalikan

dan

untuk

mempertahankan

mengatasi

gangguan

kemampuan

dan

fungsional,

meningkatkan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL), fungsi pekerjaan serta fungsi sebagai mahluk sosial dalam interaksi dengan masyarakat dilingkungannya.

2.2 Profil Peserta

Nama

: Azrul Ardiansyah, SST

Tempat, Tanggal Lahir : Aek Nabara, 04 Mei 1992 NIP

: 199205042020121005

Golongan

: III-A

Jabatan

: Pekerja Sosial Ahli Pertama

Unit Kerja

: Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Pendidikan Terakhir

: DIV Pekerjaan Sosial

Sebagai seorang pekerja sosial, penulis memiliki tugas pokok jabatan yang tertuang dalam SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) sebagai bentuk tanggung jawab kinerja dalam mengemban jabatan sebagai pekerja sosial.

11


Berikut tugas jabatan seorang pekerja sosial dalam melaksanakan perannya yang tercantum dalam SKP yaitu:

1. menyusun rancangan sosialisasi program pelayanan kesejahteraan sosial 2. Menyusun materi sosialisasi program pelayanan kesejahteraan sosial 3. Menyusun rancangan kegiatan pemberian motivasi kepada calon penerima program pelayanan kesejahteraan sosial

4. Menyusun rancangan kegiatan seleksi calon penerima program pelayanan kesejahteraan sosial

5. Menyusun rancangan pemecahan masalah bersama penerima program pelayanan kesejahteraan sosial dalam bentuk bimbingan psikososial

6. Memberikan motivasi kepada penerima program pelayanan kesejahteraan sosial dalam bentuk bimbingan psikososial

7. Memberikan motivasi kepada penerima program pelayanan kesejahteraan sosial dalam bentuk bimbingan pengembangan masyarakat

8. Melaksanakan kegiatan bimbingan psikososial terhadap penerima program pelayanan kesejahteraan sosial

9. Melaksanakan kegiatan advokasi terhadap penerima program pelayanan kesejahteraan sosial

10. Melaksanakan evaluasi hasil program pelayanan kesejahteraan sosial 11. Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta 12. Menjadi anggota organisasi profesi pekerja sosial sebagai anggota 13. Pendampingan secara individu 14. Mengikuti kegiatan latsar 2.3 Nilai-Nilai Dasar ASN 2.3.1 Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dalam akuntabilitas terdapat beberapa aspek yaitu: 

Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) hubungan

yang

dimaksud

adalah

hubungan

dua

individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.

12

pihak

antara


Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented) hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.

Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requires reporting) laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.

Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences) akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggung jawab dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi tersebut berupa penghargaan atau sanksi.

Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian menurut Bovens, 2007 terdapat tiga fungsi utama dalam

akuntabilitas publik yaitu pertama, menyediakan kontrol demokratis. Kedua, untuk mencegah korupsi. Ketiga, untuk meningkatkan efiseiensi dan efektivitas. Akuntabilitas menjadi penting dalam sebuah institusi karena berkaitan dengan transparansi dan akses informasi, menghindari perilaku korupsi dari para pegawai, menghindari perilaku penggunaan sumber daya negara, penyalahgunaan data, dan konflik kepentingan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel. Dengan begitu, sebuah institusi diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal dan dapat diukur mutunya pleh seluruh pihak yang terlibat.

2.3.2 Nasionalisme Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dengan mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

13


Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme) tetapi harus mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain. Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus menjadi dasar dan mengilhami setiap gerak langkah dan semangat bekerja untuk bangsa dan negara. Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

2.3.3 Etika Publik Etika merupakan sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil (Ricocur,1990). Etika lebih difahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai system penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut (Catalano,1991). Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN yakni sebagai berikut:

14


Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila

Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945

Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak

Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah

Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun

Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. Pelayanan publik yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi

teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyakarat kalangan bawah. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan di praktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang lain.

2.3.4 Komitmen Mutu Konsep komitmen mutu berkisar kepada efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu. Efektivitas dapat diartikan sebagai kondisi saat tujuan atau hasil yang diharapkan dapat tercapai, sedangkan efisiensi diidentikkan dengan tidak adanya pemborosan baik dari aspek waktu, tenaga, maupun uang. Untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi, maka inovasi perlu terus dilakukan. Inovasi berarti perubahan menuju yang lebih baik atau optimal dan berkaitan erat dengan cara berpikir kreatif. Apabila evektivitas, efisiensi, dan inovasi sudah berjalan dengan baik, maka diharapkan mutu pelayanan dapat optimal.

15


2.3.5 Anti Korupsi Definisi korupsi sendiri menurut kamus hukum yaitu buruk, rusak, suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi. Ciri-ciri korupsi diantaranya dilakukan oleh lebih dari satu orang, merahasiakan

motif/ada

keuntungan

yang

diraih,

berhubungan

dengan

kekuasaan/kewenangan tertentu, berlindung dibalik pembenaran hukum, melanggar kaedah kejujuran dan norma hukum dan mengkhianati kepercayaan. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual. Dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spititual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik, agar dapat dipertanggung jawabkan juga secara publik. Nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA Akuntabilitas

Nasionalisme

Etika Publik

Komitmen Mutu

Anti Korupsi

(A) 1. Akuntabel

(N) 1. Akuntabel

(E) 1. Keadilan

(K) 1. Efektivitas

(A) 1. Kepedulian

2. Keadilan

2. Keadilan

2. Respek

2. Efesiensi

2. Kemandirian

sosial

3. Otonomi

3. Kinerja

3. Kedisiplinan

3. Tanggung jawab

3. Patriotisme

4. Amanah

4. Persatuan

5. Kejelasan

5. Kemanusiaan 5. Tidak

4. Inovatif

5. Kerja keras

6. Inovatif

6. Musyawarah

5. Kepuasan

6. Kesederhanaa

7. Norma dan

7. Kebangsaan

6. Kejujuran

8. Menghargai

7. Kerahasiaa

etika 8. Kepercayaan

4. Kemurahan hati

merugikan

9. Diferensiasi

n

16

berorientasi mutu

pelanggan

4. Tanggung jawab

n 7. Kejujuran


9. Kesinambungan 10. Transparan

8. Menepati

10. Konsistensi

janji

11. Kebersamaan 12. Profesionalisme 13. Kejujuran 14. Integritas

2.4 Kedudukan dan Peran ASN dalam Kerangka NKRI 2.4.1 Pelayanan Publik Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua penerima layanan yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan. Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan. Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan ASN yang memiliki pola piker sebagai pelayanan publik professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan nasional seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional, dibutuhkan pegawai ASN. Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan

17


Pegawai

ASN.

Adapun

tugas

pemerintahan

dilaksanakan

dalam

rangka

penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluuruh masyarakat. ASN

berperan

sebagai

perencana,

pelaksana

dan

pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. 2.4.2 Manajemen ASN Dalam menjalankan fungsinya sebagai ASN, seseorang perlu memiliki pedoman yang dijadikan panduan dalam memberikan pelayanan. Dalam manajemen ASN, kedudukan, peran, hak, kewajiban, dank ode etik diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014. ASN terdiri dari PNS dan PPPK yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk ditempatkan dalam suatu jabatan pemerintah dan diatur dalam undang-undang. ASN memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan alat perekat pemersatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, PNS dan PPPK memiliki perbedaan dari segi kontrak kerja, dimana PPPK dikontrak selama satu tahun dan akan diteruskan kontraknya berdasarkan hasil evaluasi kinerja atau selama jabatan tersebut dibutuhkan. ASN sebagai profesi berlandaskan kepada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga kehormatan dan martabat ASN. Manajemen PNS meliputi tahapan penyusunan dan penetepan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian

kinerja,

penggajian

dan

tunjangan,

penghargaan,

disiplin,

dan

pemberhentian. Dalam semua proses tersebut diberlakukan sebuah sistem evaluasi penilaian kinerja dengan menggunakan sistem merit. Sistem merit menekankan kepada tiga komponen penilaian meliputi, kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Hal ini diharapkan dapat menempatkan orang yang tepat pada jabatan/tempat yang tepat sehingga pelayanan dapat menjadi lebih optimal.

18


2.4.3 Whole of Government Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dapat berkaitan satu sama lain. Ketika suatu masalah diselesaikan dan muncul masalah baru dengan proses pengerjaan yang hamper sama maka permasalahan tersebut dapat dikatakan sebagai wicked problem. Contohnya, perbaikan saluran air, kabel listrik, dan jalur air yang membutuhkan penggalian di wilayah yang sama sebetulnya dapat dilakukan secara bersamaan dengan adanya kolaborasi dan koordinasi antar lembaga terkait agar pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Koordinasi dan kolaborasi antar sektor atau interagensi yang memiliki tujuan yang sama disebut Whole Of Government (WOG). Pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu merupakan contoh dari pelaksanaan WOG, yang bertujuan untuk memotong atau memudahkan alur birokrasi sehingga masyarakat tidak perlu pergi ke beberapa tempat untuk mengurus perijinan yang mereka butuhkan. Dalam prakteknya, WoG dapat berupa penguatan koordinasi antar lembaga, membentuk lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas, dan koalisi sosial. WoG juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan publik dengan menjunjung asas professional dan berkualitas.

19


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu Isu yang diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan/observasi dan wawancara dengan Kepala Instalasi, Kepala Ruangan, dan Pekerja Sosial di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta selama masa kerja mulai Januari 2021 hingga saat ini sebagai Pekerja Sosial Ahli Pertama di unit kerja Instalasi Rehabilitasi Psikososial. Unit kerja Instalasi Rehabilitasi Psikososial merupakan salah satu unit unggulan yang memberikan pelayanan dalam secara optimal dan professional sesuai dengan misi dari Rumah Sakit yaitu: 

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri. Program Rehabilitasi yang dimiliki oleh RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

merupakan program latihan kerja untuk pasien ODGJ. Pasien yang datang ke unit Instalasi Rehabilitasi Psikososial ini merupakan pasien dari Rawat Jalan dan Rawat Inap setelah mendapatkan perawatan di dalamnya. Pasien rawat jalan yang dimaksud yaitu pasien yang melakukan kontrol ke dokter psikiater setiap bulan mendapatkan rujukan dari dokter tersebut agar pasien dapat ikut rehabilitasi. Sedangkan Pasien Rawat Inap yaitu pasien yang sudah mendapatkan pengobatan secara medis oleh dokter maupun perawat kemudian atas dasar rujukan dari dokter untuk selanjutnya agar pasien mengikuti kegiatan daycare. Pasien yang masuk ke unit kerja Instalasi Rehabilitasi Psikososial ini disebut sebagai Rehabilitan. Setiap para rehabilitan yang mengikuti program rehabilitasi akan mendapatkan pelayanan dari pekerja sosial yang disebut Home Visit. Menurut W.S Winkle 1995 pengertian Home Visit merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah untuk membantu menyelesaikan masalah klien. Dalam melaksakan home visit tersebut diperlukan formulir khusus untuk pedoman pekerja sosial menggali berbagai bentuk permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan dalam menyelesaikan permasalahannya. Selama ini berdasarkan pengamatan penulis dalam pelaksanaan home visit ini masih banyak mengalami kendala sehingga pelayanan belum sepenuhnya dilakukan secara optimal. Oleh karena itu penulis

20


mengangkat beberapa isu yang penulis temukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Adapun identifikasi isu yang didapatkan yaitu: 1) Belum adanya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di instalasi rehabilitasi rs jiwa dr soeharto heerdjan Salah satu tugas dan fungsi seorang pekerja sosial yaitu melakukan kunjungan rumah (home visit) ke rumah rehabilitan yang mengikuti program di instalasi rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Home visit merupakan bagian dari pelayanan yang didapatkan oleh rehabilitan selama mengikuti program di instalasi rehabilitasi. Dalam melaksanakan tugasnya pekerja sosial wajib melaksanakan home visit ini untuk setiap rehabilitan yang mengikuti program. Tujuan dari home visit ini sangat berguna untuk pelayanan lanjutan yang diterima oleh para rehabilitan guna menggali informasi dari pihak keluarga terkait latar belakang penyakitnya serta menggali potensi yang ada dan melihat sistem sumber. Setelah pekerja sosial melakukan home visit nantinya akan menjadi pembahasan dalam manajemen kasus yang diikuti oleh 5 profesi lainnya seperti Psikiater, Psikolog, Perawat, OT dan Pekerja Sosial. Dari temuan yang diperoleh dari home visit ini nantinya akan diangkat kedalam pelayanan lanjutan program-program kegiatan apa saja yang dapat diberikan oleh petugas di instalasi rehabilitasi selama rehabilitan mengikuti program tersebut. 2) Kurangnya dukungan keluarga terhadap rehabilitan dalam pelayanan pekerja sosial saat home visit Pentingnya dukungan keluarga untuk membantu pekerja sosial dalam melaksanakan pelayanan sangat berpengaruh kepada keberhasilan program rehabilitan itu sendiri. Karena selama proses mengikuti program tersebut para rehabilitan akan di didik dan dilatih sesuai dengan bakat dan potensi yang ada, sehingga ketika para rehabilitan ini kembali ke masyarakat mereka sudah memeliki kemampuan atau skill dan bisa membantu keluarga baik itu secara ekonomi maupun sosial. Salah satu faktor yang menghambat pelayanan di Instalasi Rehabilitasi selama ini yaitu kurangnya dukungan keluarga terhadap rehabilitan tersebut. Adanya stigma dari masyarakat juga terkadang membuat keluarga enggan untuk dikunjungi melalui home visit. Terkadang juga keluarga sengaja mengikutsertakan ke program rehabilitasi di RS Jiwa karena merasa malu dengan tetangga dan cenderung tidak mau merawat rehabilitan itu sendiri. Namun ada juga keluarga mengikutsertakan rehabilitan ke program rehabilitasi dikarenakan keluarga menginginkan rehabilitan tersebut dapat mandiri dalam

21


mengurus diri sendiri. Maka dari itu pekerja sosial sangat berharap pihak keluarga dapat kooperatif agar dapat mensukseskan rehabilitan itu sendiri. 3) Belum konsistensi pelaksanaan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Sebagai seorang pekerja sosial salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan yaitu melalui home visit. Home visit merupakan suatu bentuk pelayanan yang diberikan dengan cara mengunjungi langsung tempat tinggal rehabilitan dengan maksud untuk penilaian kebutuhan dan masalah yang ada di kehidupan rehabilitan. Dalam melakukan proses pelayanan home visit harus sesuai dengan standar prosedur operasional di Instalasi Rehabilitasi. Tujuan dari home visit disamping mengidentifikasi dan pengungkapan masalah pada rehabilitan tentunya melalui home visit ini pekerja sosial dapat melihat persiapan keluarga dalam menyiapkan kebutuhan rehabilitan setelah mendapatkan program-program latihan kerja yang diterima selama menjalani tahap aktivitas di Instalasi Rehabilitasi. Jika mengikuti standar prosedur operasional di Instalasi Rehabilitasi tersebut bahwa pelaksanaan home visit ini dilaksanakan yaitu pertama kali seminggu setelah rehabilitan mengikuti kegiatan di Instalasi Rehabilitasi. Kemudian kunjungan berikutnya sebulan sekali untuk evaluasi keluarga dan lingkunga sosialnya, terakhir yaitu kunjungan tiga bulan sekali untuk rehabilitan yang sudah mandiri (sudah bekerja atau berwirausaha) untuk mengevaluasi pekerjaan dan wirausaha rehabilitan tersebut. 3.2 Penetapan Core Isu Alat bantu penetapan kriteria isu saat ini saya menggunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan.  Aktual merupakan suatu isu yang masih atau yang sedang terjadi dalam proses kejadian dan menjadi perbincangan yang hangat dikalangan masyarakat atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.  Kekhalayakan merupakan isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, serta masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.  Problematik yaitu suatu isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya

22


 Kelayakan yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab. Tabel 1.1 Hasil Analisis Isu ISU A 1) Belum Adanya Lembar Panduan 5 Pencatatan Home Visit Bagi Pekerja

Sosial

di

P

K

L

JUMLAH

PRIORITAS

5

5

5

20

1

4

2

3

3

12

3

3

4

4

4

15

2

Instalasi

Rehabilitasi RSJ Dr. Soeharto Heerdjan 2) Kurangnya

Dukungan

Keluarga

Terhadap

Rehabilitan

Pelayanan

Pekerja

Instalasi

Rehabilitasi

Dalam

Sosial

Di

RSJ.

Dr.

Soeharto Heerdjan Jakarta 3) Belum

Konsistensi

Pelaksanaan

Home Visit Bagi Pekerja Sosial Di Instalasi

Rehabilitasi

RSJ

Dr.

Soeharto Heerdjan Jakarta

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan matriks penilaian kualitas isu dengan analisis APKL dapat diketahui bahwa isu yang mendapatkan skor/peringkat tertinggi adalah belum bakunya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. 3.3 Penyebab Isu Isu yang ditetapkan yaitu belum bakunya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Tahap selanjutnya akan di analisis akar permasalahan yang terkait dengan isu yang terpilih. Analisis isu bertujuan untuk menemukan akar permasalahan menggunakan metode fishbone analysis. Fishbone diagram merupakan suatu pendekatan yang berupaya untuk memahami sebuah permasalahan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait, dan menekankan pada hubungan sebabakibat yang disebut dengan cause-and-effect Diagram. Hasil analisis dapat dilihat pada gambar 3.1 analisis diagram fishbone berikut ini.

23


Manusia

Beban kerja pekerja sosial berdampak kepada tugas Kurang disiplinnya petugas dalam mengikuti SOP yang sudah ada

Perlunya formulir baku yang dapat menunjang kinerja pekerja sosial dalam melaksanakan home visit

Metode

Pelaksanaan home visit agar lebih konsisten

Lingkungan

Kesulitan dalam menentukan program kegiatan yang diberikan kepada pasien Kurang tepat dalam mengidentifkasi masalah

Belum Adanya Lembar Panduan Pencatatan Home Visit Bagi Pekerja Sosial di Instalasi Rehabilitasi Sosial di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Tidak ada form home visit yang baku sehingga menghambat kinerja pekerja sosial dalam melakukan home visit Pekerja sosial memiliki form home visit untuk memudahkan kinerja dalam memberikan pelayanan Gambar 3.1 analisis diagram fishbone

24

Materi


3.4 GAGASAN PEMECAHAN ISU Gagasan pemecahan isu yang ditulis dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi ini merupakan suatu solusi yang dapat diterapkan dari hasil penulis dalam melakukan identifikasi isu di unit kerja penulis Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Gagasan isu sendiri adalah ide-ide penulis yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan yang masih ada di Unit Kerja penulis. Harapannya dengan adanya gagasan pemecahan isu tersebut penulis dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada sehingga menyebabkan proses pelayanan kurang optimal. Dalam memilih gagasan pemecahan isu tersebut penulis juga berdiskusi dengan pekerja sosial dan kepala ruangan di Instalasi Rehabilitasi. Dari diskusi tersebut ditemukan bahwa permasalahan yang ada selama ini yaitu belum adanya lembar panduan pencatatan dalam melakukan home visit oleh pekerja sosial. Berdasarkan hasil diskusi tersebut penulis mendapatkan suatu ide bahwa tidak adanya lembar panduan pencatatan home visit ini merupakan suatu masalah yang segera dicari jalan keluarnya. Oleh karena itu penulis langsung tertarik untuk mengangkat gagasan pemecahan isu tersebut yang dituangkan kedalam laporan rancangan aktualisasi. Isu yang diangkat dalam laporan rancangan aktualisasi ini, yaitu: “Belum adanya lembar panduan pencatatan pelayanan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta” dan dapat dirumuskan kegiatan pemecahan isu yaitu: 1. Persiapan dan Penyampaian rancangan inovasi pembuatan lembar pencatatan home visit 2. Persiapan penyusunan draft home visit pekerja sosial 3. Pembuatan formulir home visit dan melaksanakan sosialisasi 4. Pelaksanaan Sosialisasi hasil pembuatan draft formulir home visit 5. Evaluasi pelaksanaan dalam penggunaan formulir home visit pekerja sosial 6. Pembuatan laporan aktualisasi Keterkaitan dengan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government adalah sebagai berikut: 

Manajemen ASN a. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang professional b. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi c. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integrasi ASN

25


Pelayanan Publik a. Melaksanakan pelayanan publik sesuai dengan prosedur pelayanan b. Keadilan mendapatkan pelayanan c. Menjelaskan secara tepat dan tepat dalam memberikan pelayanan d. Kepastian jadwal pelayanan

Whole of Government Adanya koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan di Instalasi Rehabilitasi antara ruang rawat inap, instalatasi rawat jalan dan keluarga pasien dalam memberikan pelayanan.

3.5 MATRIKS RENCANA AKTUALISASI Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi diperlukan matriks rencana aktualisasi. Adapun matriks rencana aktualisasi pemecahan isu yang dimaksud penulis sebagai berikut: Unit Kerja

: Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

Identifikasi Isu

: 1. belum adanya lembar panduan pencatatan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi 2. Kurangnya dukungan keluarga terhadap rehabilitan dalam pelayanan pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi 3. Belum konsistensi pelaksanaan home visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi

Isu yang dipilih

: Belum adanya Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial Di Instalasi Rehabilitasi

Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit bagi pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi

26


No

1

Kegiatan

Persiapan dan

Tahapan Kegiatan

Output

jadwal/membuat

janji

kepada

rancangan

untuk bertemu dengan

atasan

inovasi

mentor dan atasan b) Menyampaikan

mentor

rancangan

kegiatan

pencatatan

aktualisasi

dengan

home visit

mentor dan atasan

dan

 Penyampaian

terkait inovasi

diskusi

agar dari organisasi bahwa dalam

kritik

sehingga

dan

terbentuk

tersampaikan

4  Etika Publik

mentor dan atasan arahan

dari mentor dan atasan

serta

masukan

untuk

mentor dan atasan

preventif

dari

rehabilitatif gagasan professional

Menjelaskan

kepada mentor dan atasan dengan sopan dan santun.

aktualisasi

Menyampaikan

ide

gagasan kepada mentor dan

atasan

merupakan

salah satu bentuk tanggung jawab

dan

transparansi

mengerjakan laporan

27

pembuatan rancangan

aktualisasi

kata menyediakan

mufakat merupakan sila ke kegiatan

kepada

melakukan laporan

saran pelayanan

sudah terlaksana dan

masukan  Mendapatkan

pelaksanaan

Melakukan

dapat menerima masukan dalam

rancangan

lembar

c) Menerima

Kontribusi Pada Penguatan Nilai Visi Dan Misi Organisasi Organisasi Sesuai dengan misi Bertanggung jawab

 Gagasan tersampaikan  Nasionalisme

a) Menentukan

Penyampaian

pembuatan

Keterkaitan Substansi Aneka

laporan

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi yang


 Komitmen Mutu Menemukan ide atau inovasi untuk menghasilkan pelayanan mutu  Anti Korupsi Disiplin dalam menghadiri pertemuan dengan mentor dan coach. berani

menyampaikan

gagasan-gagasan

yang

akan menghasilkan suatu inovasi 2.

Persiapan

a) Mencari bahan dan

penyusunan draft

literatur dalam

formulir home visit

pembuatan draft

pekerja sosial

formulir home visit b) Meminta arahan dari kepala ruangan dan

 Draft formulir home visit  Akuntabilitas sudah siap digunakan  Adanya dan

persetujuan kesepakatan

persetujuan

mendiskusikan setiap

dan

kegiatan

dengan atasan

Mengumpulkan data dan dari organisasi bahwa dalam

pembuatan

literature terkait program dalam

rancangan

rancangan kegiatan  Nasionalisme

dengan mentor  Adanya

Sesuai dengan misi Bertanggung jawab

kesepakatan

Melakukan

pelayanan

aktualisasi

menyediakan

laporan

musyawarah kegiatan

dengan mentor, atasan dan preventif pekerja

sosial

menambah literatur

28

melakukan laporan

untuk rehabilitatif professional

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi yang


 Etika Publik

c) Menyiapkan surat tugas untuk

Menyampaikan

pelaksanaan home

inovasi dengan sopan dan

visit

santun kepada atasan dan

program

mentor  Komitmen Mutu Menerima

kritikan

dan

saran dari mentor, atasan dan pekerja sosial untuk menghasilkan

formulir

home visit  Anti Korupsi Hadir tepat waktu dalam setiap pertemuan 3.

Pembuatan

a) Menyiapkan

draft

 formulir

visit  Akuntabilitas

home

Sesuai dengan misi Bertanggung jawab

formulir home visit

home visit yang sudah

sudah dapat digunakan

Mengerjakan formulir home dari organisasi bahwa dalam

dan

dibuat

oleh pekerja sosial

visit

mengujicobakan ke rehabilitan

b) Melakukan

diskusi

dengan mentor

dan

 Terlaksananya kegiatan aktualisasi

atasan terkait formulir

pembuatan

yang sudah dibuat

home visit

dalam

dengan

sungguh- dalam

sungguh dan bertanggung pelayanan kegiatan

Melakukan diskusi dengan preventif mentor

dan

atasan

rancangan

aktualisasi

menyediakan

jawab

formulir  Nasionalisme

29

melakukan laporan

pembuatan

laporan

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi


c) Berkoordinasi dengan tim

pekerja

sebelum

sosial

dilakukan

 Adanya masukan dan saran untuk perbaikan

mencapai rehabilitatif

kesepakatan (Sila 4)

yang

professional

 Etika Publik

penulisan

ujicoba d) Menguji

sehingga

Menyampaikan cobakan

program

inovasi dengan sopan dan

kepada rehabilitan

santun kepada atasan dan mentor  Komitmen Mutu Menerima

saran

dari

atasan dan mentor dalam pembuatan form home visit  Anti Korupsi Hadir

tepat

waktu

dan

bertanggung jawab dalam setiap pertemuan. 4.

Pelaksanaan

a) Melakukan Sosialisasi

Sosialisasi

hasil

dengan petugas dan

pembuatan

draft

pekerja sosial di unit

formulir home visit

Instalasi Rehabilitasi b) Mencatat

masukan

dan saran terkait hasil

 Membuat daftar hadir  Akuntabilitas pelaksanaan sosialisasi  Membuat

lembar

notulensi

Melaksanakan merupakan bentuk

 Melakukan

Sesuai dengan misi Bertanggung jawab sosialisasi dari organisasi bahwa dalam salah

melaksanakan tugas.

kegiatan

rancangan

aktualisasi

dalam menyediakan preventif

30

melakukan laporan

sebagai pelayanan

transparansi

pendokumentasian

satu dalam

pembuatan

laporan

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi


pembuatan

 Nasionalisme

draft

formulir home visit c) Memperbaiki sesuai masukan

Saling

bekerjasama

formulir

memberikan

dengan

dalam

yang

rehabilitatif dan professional

masukan

sosialisasi

agar

dapat menghasilkan draft

disampaikan

yang baku  Etika Publik Menghargai

jika

perbedaan

ada

pendapat

diantara rekan kerja dan menyampaikan

secara

sopan  Komitmen Mutu Sosialisasi bertujuan untuk menyampaikan

hasil

pembuatan draft formulir home visit serta menerima masukan jika masih ada kekurangan  Anti Korupsi Hadir tepat waktu dalam melaksanakan sosialisasi

31

yang


5.

formulir

 Memastikan

pelaksanaan

home visit oleh pekerja

penggunaan

penggunaan form

sosial

home

home visit

baku

Evaluasi

a) Penggunaan

yang

sudah

formulir

visit

terlaksana

b) Melakukan penggunaan

evaluasi formulir

home visit yang baku c) Menuliskan saran

 Akuntabilitas

dari

dapat sesuai

dengan harapan  Hasilnya

Memastikan home

pelaksanaan dari organisasi bahwa dalam sudah dalam

visit

kegiatan

penuh tanggung jawab.

sosial

lain

dalam

mentor

melakukan home visit.

preventif

Saling bekerjasama dalam rehabilitatif melakukan evaluasi hasil professional

ataupun atasan dalam

pelaksanaan

pelaksanaannya

melakukan

dan musyawarah

mufakat (sila 4)  Etika Publik Menghargai

jika

perbedaan

ada

pendapat

diantara rekan kerja dan menyampaikan

secara

sopan  Komitmen Mutu mendapatkan saran dari atasan

32

dan

mentor

pembuatan rancangan

aktualisasi

dengan menyediakan

dibuat

digunakan oleh pekerja  Nasionalisme

saran-

melakukan laporan

menggunakan form yang pelayanan sudah

dapat

Sesuai dengan misi Bertanggung jawab

laporan

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi yang


perbaikan

laporan

pelaksanaan kegiatan  Anti Korupsi Menyelesaikan

program

dengan tepat waktu dan sesuai

dengan

rencana

kegiatan. 6

Pembuatan

a) Mengerjakan

 Mengerjakan

laporan 

aktualisasi

Akuntabilitas

Sesuai dengan misi Bertanggung jawab

awal

Mengumpulkan bukti

dari organisasi bahwa dalam

pembuatan

hingga akhir sehingga

dokumentasi dengan

dalam

rancangan

baku pencatatan home

kedepannya

penuh tanggung jawab dan

pelayanan

aktualisasi

visit pekerja sosial

tersebut

dapat

bekerja keras

menyediakan

laporan

sebagai 

Nasionalisme

kegiatan

laporan

aktualisasi

aktualisasi

pembuatan

laporan

mengenai lembar

digunakan

dari

laporan

melakukan laporan

acuan dalam kegiatan

Penulisan laporan disusun preventif

home visit.

berdasarkan persatuan dan rehabilitatif kesatuan

antara

coach, professional

penulis dan mentor 

Etika Publik Menyampaikan laporan

kepada

atasan dan coach

33

hasil mentor,

dan

aktualisasi

promotif, merupakan

salah

dan satu nilai organisasi yang


Komitmen Mutu Terselesaikannya

laporan

aktualisasi tepat waktu dan sebagai

bentuk

inovasi

agar meningkatkan mutu pelayanan 

Anti Korupsi Berani jawabkan

mempertanggung laporan

telah dikerjakan.

34

yang


3.6 RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

No

Kegiatan

1

Persiapan dan Penyampaian rancangan inovasi pembuatan lembar pencatatan home visit Persiapan penyusunan draft formulir home visit pekerja sosial Pembuatan draft formulir home visit pekerja sosial Pelaksanaan sosialisasi hasil pembuatan draft formulir home visit Evaluasi pelaksanaan penggunaan form home visit Membuat laporan aktualisasi

1

2 3 4 5 6

35

Jadwal Kegiatan SEPTEMBER OKTOBER 2 3 4 1


BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi Kegiatan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan oleh penulis dari tanggal 04 Sept 2021 sampai dengan 8 Oktober 2021. Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini merupakan implementasi hasil pembelajaran yang diperoleh selama ini yaitu mengenai nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi). Hasil dari kegiatan aktualisasi ini diharapkan penulis juga dalam melaksanakan peran dan kedudukannya sebagai seorang PNS dapat mengaplikasikan nilai-nilai dasar PNS tersebut dalam melakukan pelayanan di instansi tempat kerja penulis. Adapun kegiatan aktualisasi tercantum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Matriks Jadwal Kegiatan Aktualisasi No 1

2

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Persiapan dan I. Menentukan penyampaian jadwal/membuat janji rancangan inovasi untuk bertemu dengan pembuatan lembar mentor dan atasan pencatatan home II. Menyampaikan visit pekerja sosial rancangan kegiatan aktualisasi dengan mentor dan atasan. III. Menerima masukan dari mentor dan atasan untuk pelaksanaan aktualisasi Persiapan I. Mencari bahan dan penyusunan draft literatur dalam formulir home visit pembuatan draft pekerja sosial formulir home visit pekerja sosial II. Meminta arahan dari kepala ruangan dan mendiskusikan setiap kegiatan III. Menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit.

36

Waktu Pelaksanaan

Realisasi Pelaksanaan

Waktu Terlaksana pelaksanaan yaitu di minggu 1 dari tanggal 6- 10 September 2021

Waktu Terlaksana pelaksanaan yaitu di minggu ke 2 dari tanggal 13-17 September 2021


3

4

5

6

Pembuatan I. Menyiapkan draft home formulir home visit visit yang sudah dibuat dan II. Melakukan diskusi mengujicobakan ke dengan mentor dan rehabilitan atasan terkait formulir yang sudah dibuat III. Berkoordinasi dengan tim pekerja sosial sebelum di ujicobakan IV. Mengujicobakan kepada rehabilitan Pelaksanaan I. Melakukan sosialisasi sosialisasi hasil dengan petugas dan pembuatan draft pekerja sosial di formulir home visit instalasi rehabilitasi II. Mencatat masukan dan saran terkait hasil pembuatan draft formulir home visit III. Memperbaiki formulir sesuai dengan masukan yang disampaikan Evaluasi I. Penggunaan formulir pelaksanaan home visit oleh pekerja penggunaan form sosial yang sudah baku home visit II. Melakukan evaluasi penggunaan formulir home visit yang baku III. Menuliskan saransaran dari mentor atau atasan dalam pelaksanaannya Pembuatan Mengerjakan laporan laporan aktualisasi aktualisasi mengenai pembuatan lembar baku pencatatan home visit pekerja sosial

Waktu Terlaksana pelaksanaan yaitu di minggu ke 3 dari tanggal 20-24 September 2021

Waktu pelaksanaan yaitu di minggu ke 4 dari tanggal 27- 02 Oktober 2021

Waktu Terlaksana pelaksanaan yaitu di minggu ke 4 dari tanggal 27- 02 Oktober 2021

Waktu Pelaksanaan yaitu minggu 1 bulan oktober

Terlaksana

4.2 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan dari tanggal 04 September hingga 08 Oktober 2021 terbagi kedalam 6 kegiatan yang diakhiri dengan pembuatan laporan aktualisasi. Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi tersebut penulis tidak lepas dari koordinasi dari pekerja sosial yang bertugas di instalasi rehabilitasi psikososial dan selalu meminta arahan dalam pelaksanaanya kepada mentor ataupun atasan penulis di tempat kerja.

37


Adapun kegiatan yang penulis laksanakan dijabarkan kedalam tahap kegiatan berikut ini: Kegiatan 1 Persiapan dan Penyampaian Rancangan Inovasi Pembuatan Lembar Pencatatan Home Visit Pekerja Sosial Tahapan Kegiatan

1. Menentukan jadwal/membuat janji untuk bertemu dengan mentor. 2. Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi dengan mentor dan atasan. 3. Menerima masukan dari mentor dan atasan untuk pelaksanaan aktualisasi

Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 1 ini yaitu tanggal 6

Kegiatan

September hingga 10 September 2021

Deskripsi

1. Menentukan jadwal/membuat janji untuk bertemu dengan

Kegiatan dan

mentor dan atasan

Outputnya

Dalam tahap kegiatan ini penulis melakukan pertemuan dengan mentor dan atasan untuk membahas rancangan inovasi pembuatan lembar pencatatan home visit pekerja sosial. Sebelum melakukan pertemuan tersebut penulis menghubungi mentor menanyakan kesediaan untuk melakukan bimbingan terkait rancangan inovasi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan aktualisasi. Setelah menghubungi mentor penulis dan mentor menyepakati untuk melakukan pertamuan di tanggal 8 september 2021. Selanjutnya di tanggal 9 september 2021 penulis bertemu dengan atasan di tempat kerja untuk menyampaikan rancangan inovasi yang akan dilaksanakan sebulan kedepan. Output : diperoleh kesepakatan dengan mentor mengenai jadwal pertemuan. 2. Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi dengan mentor dan atasan Dalam pertemuan antara penulis dan mentor berlangsung yang penulis lakukan yaitu menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi. Dalam pertemuan ini penulis menyampaikan tahapan-tahapan

kegiatan

dan

waktu

pelaksanaannya.

Kemudian penulis juga menyampaikan rancangan kegiatan

38


aktualisasi kepada atasan serta tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan penulis sebulan kedepan. Dari hasil pertemuan mentor dan atasan sudah mendapatkan gambaran kegiatan yang sudah disampaikan oleh penulis dan penulis mendapatkan dukungan penuh dari atasan agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik karena ini merupakan inovasi yang dapat membantu dalam peningkatan pelayanan di tempat kerja. Output : terlaksananya penyampaian ide atau gagasan kepada mentor maupun atasan 3. Menerima masukan dari mentor dan atasan untuk pelaksanaan aktualisasi Dalam tahap kegiatan ini penulis menerima masukan dari mentor dan atasan untuk pelaksanaan aktualisasi tersebut. Penulis diharapkan dapat membagi waktu kegiatan aktualisasi ini dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar nantinya bisa segera dapat digunakan oleh pekerja sosial lainnya. Output :terlaksananya kegiatan 1 persiapan dan penyampaian rancangan pembuatan lembar pencatatan home visit pekerja sosial Keterkaitan

Akuntabilitas: melakukan pertemuan dengan mentor dan

dengan nilai-

atasan untuk menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi

nilai ASN

yang akan dilaksanakan selama sebulan. 

Nasionalisme: melakukan diskusi dengan mentor dan atasan dalam pelaksanaan pertemuan membahas persiapan dalam pembuatan

lembar

pencatatan

home

visit

sehingga

menghasilkan suatu kesepakatan 

Etika Publik: penulis membuat janji terlebih dahulu dengan mentor dan atasan sehingga tidak mengganggu pekerjaan lain dan berbicara sopan santun ketika dalam menyampaikan rancangan aktualisasi.

Anti Korupsi: dalam melakukan pertemuan dengan mentor dan atasan penulis sesuai dengan waktu kesepakatan dan datang tepat waktu.

39


Kontribusi

Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang profesional

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

Dokumentasi

jawab sehingga

dalam

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas

Menentukan jadwal/membuat janji untuk bertemu dengan mentor

40


Menyampaikan rancangan kegiatan aktualisasi dengan mentor dan atasan

Gambar 1. Diskusi dengan Mentor 

Menerima

masukan

dari

mentor

dan

atasan

pelaksanaan aktualisasi

Gambar 2. Atasan memberi arahan kepada penulis

41

untuk


KEGIATAN 2 PERSIAPAN PENYUSUNAN DRAFT FORMULIR HOME VISIT PEKERJA SOSIAL Tahapan Kegiatan

1. Mencari bahan dan literatur dalam pembuatan draft formulir home visit pekerja sosial 2. Meminta arahan dari kepala ruangan dan mendiskusikan setiap kegiatan 3. Menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit.

Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 2 ini yaitu tanggal 13

Kegiatan

September hingga 17 September 2021

Deskripsi

1. Mencari bahan dan literatur dalam pembuatan draft formulir home

Kegiatan dan

visit pekerja sosial

Outputnya

Dalam tahap kegiatan ini penulis membaca buku yang diperoleh dari atasan penulis yang berjudul Implementasi, Teori Teknik dan Prinsip Pekerjaan Sosial. Dalam buku tersebut memuat mengenai apa saja yang perlu dilakukan pekerja sosial dalam pelaksanaan home visit tersebut dan metode-metode yang digunakan. Hal ini dapat membantu penulis untuk menuliskan item apa saja yang dapat dituliskan kedalam draft formulir home visit tersebut. Output : penulis mendapatkan literatur yang digunakan untuk bahan tambahan pembuatan draft form home visit 2. Meminta arahan dari kepala ruangan dan mendiskusikan setiap kegiatan Dalam tahapan ini penulis meminta arahan dalam pembuatan lembar form home visit. Dalam diskusi ini kepala ruangan pertama kali memberikan literatur tambahan untuk menjadi bahan dalam pembuatan form home visit. Kemudian penulis juga meminta ijin agar dalam pelaksanaan aktualisasi nantinya ada home visit sehingga form yang dibuat oleh penulis bisa digunakan nantinya oleh pekerja sosial lainnya. Kepala ruangan pada dasarnya sangat mendukung adanya lembar form home visit yang baru karena nantinya semua dokumen resmi ini akan di masukkan ke bagian rekam medis agar diberi nomor surat dan bisa dimasukkan ke sistem rs. Output : penulis telah mendiskusikan kegiatan pelaksanaan dan meminta arahan dari kepala ruangan.

42


3. Menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit. Penulis selain membuat draft form home visit ini juga langsung menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit karena surat harus dikerjakan seminggu sebelumnya agar surat bisa selesai sebelum pelaksanaan home visit di minggu selanjutnya. Pertama kali penulis menyiapkan surat permohonan untuk dibuatkan surat tugas yang di tandatangani oleh kepala instalasi. Kemudian setelah di tandatangani oleh kepala instalasi penulis bertemu dengan pak Mulyadi bagian Tata Usaha agar dibuatkan surat tugas home visit. Output : penulis telah menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit Keterkaitan

Akuntabilitas: penulis dalam melaksanakan setiap tahapan

dengan nilai-

kegiatan selalu meminta arahan mentor terkait pelaksanaan

nilai ASN

maupun penulisan sehingga dalam pembuatan laporan dapat dimonitor oleh mentor. 

Nasionalisme: penulis selalu berdiskusi dengan mentor terkait pelaksanaan kegiatan disetiap tahapannya sehingga kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis disetujui oleh mentor maupun atasan.

Etika Publik:

penulis dalam hal ini yaitu bertemu dengan

bagian tata usaha meminta ijin dibantu dalam pembuatan surat tugas dengan sopan santun dan meminta agar surat dapat segera di proses dengan cepat. 

Komitmen Mutu : melakukan perbaikan dalam pembuatan draft home visit dan menerima masukan dari atasan. Serta ada beberapa perbaikan dalam permohonan pembuatan surat tugas sehingga surat tugas dapat diambil di hari senin minggu ke 3

Anti

Korupsi:

setiap

tahapan

kegiatan

yang

penulis

laksanakan disesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan sehingga dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan tepat waktu. Kontribusi Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional

43


Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

Dokumentasi

jawab sehingga

dalam

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas

Mencari bahan dan literatur dalam pembuatan draft form home visit

Gambar 1. Literatur dan buku terkait Pekerja Sosial

Gambar 2. Jurnal tentang Pekerja Sosial Medis

44


Menerima arahan dari kepala ruangan serta mendiskusikan

setiap kegiatan

Gambar 2. Menerima arahan dari Atasan 

Menyiapkan surat tugas untuk pelaksanaan home visit

Gambar 3. Permohonan surat tugas

45


KEGIATAN 3 PEMBUATAN FORMULIR HOME VISIT DAN MENGUJICOBAKAN KE REHABILITAN Tahapan

1. Menyiapkan draft home visit yang sudah dibuat

Kegiatan

2. Melakukan diskusi dengan mentor dan atasan terkait formulir yang sudah dibuat 3. Berkoordinasi dengan tim pekerja sosial sebelum di ujicobakan 4. Mengujicobakan kepada rehabilitan

Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 3 ini yaitu tanggal 20

Kegiatan

September hingga 24 September 2021

Deskripsi

1. Menyiapkan draft home visit yang sudah dibuat

Kegiatan dan

Dalam pelaksanaan tahapan ini penulis merampungkan draft

Outputnya

form home visit dan mencetak untuk digunakan dalam pelaksanaan

home

visit.

Namun

sebelum

melakukan

pelaksanaan home visit penulis melakukan koordinasi dengan petugas di instalasi rehabilitasi terkait akan dilaksanakan home visit untuk rehabilitan yang baru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat pertemuan antara petugas di instalasi rehabilitasi setiap hari senin siang saat melakukan manajemen kasus. Output : Penulis telah menyiapkan draft home visit untuk dipergunakan saat home visit 2. Melakukan diskusi dengan mentor dan atasan terkait formulir yang sudah dibuat Setelah draft home visit dibuat sebelum melaksanakan home visit penulis melakukan diskusi dengan mentor dan atasan terkait formulir yang sudah dibuat. Setelah mentor dan atasan menyetujui form home visit tersebut penulis mempersiapkan dokumen yang akan dibawa saat melakukan home visit dalam hal ini yaitu surat tugas, dan menghubungi pihak keluarga rehabilitan yang akan di kunjungi tersebut. Output : telah melakukan diskusi dengan mentor dan atasan terkait formulir yang sudah dibuat 3. Berkoordinasi dengan tim pekerja sosial sebelum diujicobakan Sebelum melaksanakan kegiatan home visit penulis tetap berkoordinasi dengan tim pekerja sosial ataupun petugas intalasi rehabilitasi. Dalam hal ini yaitu membantu penulis kembali

46


mengingatkan keluarga rehabilitan agar meluangkan waktu saat penulis melakukan home visit. Kemudian juga dengan adanya koordinasi antara penulis dan petugas intalasi rehabilitasi nantinya yaitu penulis dapat melihat kondisi-kondisi apa saja yang perlu ditanyakan lebih dalam oleh penulis saat melakukan home visit. Output: telah melakukan koordinasi dengan tim pekerja sosial ataupun petugas instalasi rehabilitasi sebelum melakukan home visit. 4. Mengujicobakan kepada rehabilitan Setelah penulis menyelesaikan form home visit tersebut. Penulis langsung menggunakan form baru untuk melaksanakan kegiatan home visit yang merupakan salah satu pelayanan yang ada di Instalasi rehabilitasi. Dasar

pelaksanaan home

visit

ini

merupakan hasil pembahasan dari kegiatan manajemen kasus yang dilaksanakan setiap hari senin dimana perkembangan dan kemajuan rehabilitan di bahas dan dengan adanya pekerja sosial dalam melaksanakan home visit nantinya dapat memantau dan melihat kondisi rehabilitan di rumah dan dilihat baik aspek kebersihan di rumah maupun kegiatan yang dilakukan saat berada di rumah. Dengan adanya home visit ini pekerja sosial mendapatkan gambaran apakah ketika berada di rumah rehabilitan tersebut dapat menerapkan ilmunya di rumah atau tidak. Apabila terdapat masalah rehabilitan di rumah dapat di bahas kembali dalam manajemen kasus selanjutnya. Output : penulis telah mengujicobakan form home visit sesuai dengan waktunya. Keterkaitan

Akuntabilitas: Penulis menyampaikan kegiatan pelaksanaan

dengan nilai-

home visit dengan menggunakan form baru untuk di ujicobakan

nilai ASN

ke rehabilitan yang sudah dilakukan asesmen. 

Nasionalisme: Penulis melakukan diskusi dengan petugas rehabilitasi dan atasan sebelum melakukan pelaksanaan home visit dengan menggunakan form baru

Etika

Publik:

Penulis

dalam

pelaksanaan

home

visit

berkoordinasi dengan petugas rehab dan saling komunikasi

47


dalam pelaksaan home visit. Bertemu dengan ketua rt setempat dan menyerahkan surat tugas yang sudah dibuat saat home visit 

Komitmen Mutu: Penulis melaporkan semua kegiatan hasil home visit berupa dokumentasi dan pencatatan sebagai pertanggungjawaban tugas.

Anti Korupsi : Penulis melaksanakan home visit tepat waktu dan sesuai dengan surat tugas yang diberikan serta membuat laporan hasil home visit untuk diserahkan kepada atasan.

Kontribusi

Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

jawab sehingga

48

dalam

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas


Dokumentasi

Lembar Form home visit yang sudah dibuat

Gambar 1. Lembar Form home visit

49


Gambar 1. Lembar Form Home Visit

50


Gambar 1. Lembar Form Home Visit

51


Gambar 1.Lembar Form Home Visit

52


Melakukan Manajemen Kasus membahas rehabilitan yang akan di Home Visit

Berkoordinasi dengan tim pekerja sosial sebelum diujicobakan

53


Mengujicobakan kepada rehabilitan

I.

Rumah rehabilitan dari tampak depan

II.

Wawancara dengan keluarga rehabilitan

54


III.

Kondisi kamar rehabilitan

IV.

Bertemu dengan RT dan meminta ijin pelaksanaan home visit

55


KEGIATAN

4

PELAKSANAAN

SOSIALISASI

HASIL

PEMBUATAN

DRAFT

FORMULIR HOME VISIT Tahapan Kegiatan

1. Melakukan sosialisasi dengan petugas dan pekerja sosial di instalasi rehabilitasi 2. Mencatat masukan dan saran terkait hasil pembuatan draft formulir home visit 3. Memperbaiki

formulir

sesuai

dengan

masukan

yang

disampaikan Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 4 ini yaitu tanggal 27

Kegiatan

September hingga 02 Oktober 2021

Deskripsi

1. Melakukan sosialisasi dengan petugas dan pekerja sosial di

Kegiatan dan

Instalasi Rehabilitasi

Outputnya

Setelah melakukan tahapan kegiatan pembuatan draft form home visit dan mengujicobakan ke rehabilitan dari Instalasi Rehabilitasi penulis selanjutnya melanjutkan ke tahap kegiatan pelaksanaan sosialisasi dengan petugas dan pekerja sosial di Instalasi

Rehabilitasi.

Dalam

tahap

ini

selain

penulis

mensosialisasikan lembar panduan pencatatan home visit ini penulis juga menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan home visit. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh pekerja sosial itu sendiri, Fisioterapi, Perawat dan Okupasi Terapi serta tenaga administrasi lainnya. Output : penulis telah melaksanakan sosialisasi form home visit tersebut ke petugas rehabilitasi dan pekerja sosial 2. Mencatat masukan dan saran terkait hasil pembuatan draft formulir home visit Dalam pelaksanaan sosialisasi pembuatan draft lembar formulir home visit ini penulis mendapatkan beberapa masukan baik dari pekerja sosial maupun dari petugas rehabilitasi lainnya. Masukan ini bertujuan yaitu untuk menyempurnakan formulir home visit yang telah dibuat oleh penulis dan sebagai penyempurnaan dari proses pembuatan yang sudah dilakukan oleh penulis. Output : terdapat beberapa masukan yang perlu ditambahkan dalam pembuatan lembar pencatatan home visit.

56


3. Memperbaiki

formulir

sesuai

dengan

masukan

yang

disampaikan Setelah

pelaksanaan

sosialisasi

ini

penulis

kemudian

memperbaiki formulir sesuai dengan masukan ataupun saran yang

sudah diberikan saat melakukan sosialisasi.

Dari

pelaksanaan sosialisasi ini diharapkan form ini mempermudah pekerja sosial yang ada di instalasi rehabilitasi ini untuk melakukan tugasnya dalam melakukan home visit dan nantinya laporan-laporan hasil home visit ini dapat dimasukkan kedalam arsip di Instalasi Rehabilitasi. Output

:

dengan

adanya

perbaikan-perbaikan

tersebut

membantu penulis menyempurnakan penulisan laporan dari kegiatan aktualisasi Keterkaitan

Akuntabilitas: penulis melakukan sosialisasi sebagai bentuk

dengan nilai-

transparansi penulis dalam bekerja dan dapat berkoordinasi

nilai ASN

apabila penulis membutuhkan beberapa masukan dari hasil inovasi yang sudah penulis buat. 

Nasionalisme: penulis mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam melakukan sosialisasi tersebut. Dalam pelaksanaanya penulis bertukar pikiran dengan pekerja sosial lainnya yang bertugas di instalasi rehabilitasi dan memberikan masukanmasukan jika terdapat kekurangan dalam pembuatan formulir home visit tersebut.

Etika Publik: dalam pelaksanaan sosialisasi ini penulis menyampaikan dengan sopan dan santun serta mendengarkan dengan baik beberapa masukan dari peserta sosialisasi.

Komitmen Mutu: penulis memperbaiki formulir home visit tersebut

sesuai

dengan

masukan-masukan

peserta

agar

menghasilkan inovasi yang berkualitas dan bermutu. 

Anti Korupsi: melaksanakan sosialisasi dengan tepat waktu dan terlaksana dengan baik agar info tersampaikan kepada peserta.

Kontribusi

Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

57


Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

Dokumentasi

jawab sehingga

dalam

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas

Melakukan sosialisasi dengan petugas dan pekerja sosial di Instalasi Rehabilitasi

58


Daftar Hadir peserta Sosialisasi

Mencatat Masukan dari Peserta Sosialisasi

59


KEGIATAN 5 EVALUASI PELAKSANAAN PENGGUNAAN FORM HOME VISIT Tahapan Kegiatan

1. Penggunaan formulir home visit oleh pekerja sosial yang sudah baku 2. Melakukan evaluasi penggunaan formulir home visit yang baku 3. Menuliskan saran-saran dari mentor atau atasan dalam pelaksanaannya

Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 4 ini yaitu tanggal 27

Kegiatan

September hingga 02 Oktober 2021

Deskripsi

1. Penggunaan formulir home visit oleh pekerja sosial yang sudah

Kegiatan dan

baku

Outputnya

Dalam tahapan ini yang dapat penulis evaluasi yaitu hasil pelaksanaan home visit menggunakan formulir home visit yang baru adalah dalam pelaksanaanya pekerja sosial dapat terbantu dengan adanya form ini. Dengan adanya form ini membantu pekerja sosial menemukan beberapa permasalahan rehabilitan yang terdapat dilingkungan rumah apabila nanti kembali ke rumah. temuan-temuan di lapangan ini menjadi bahan laporan pekerja sosial untuk di angkat dalam kegiatan manajemen kasus yang dilakukan di Instalasi Rehabilitasi. Sehingga nanti kedepannya para petugas dapat menentukan intervensi apa saja yang akan diberikan kepada rehabilitan dan bagaimana nantinya teknis pengembalian ke pihak keluarga. Output : dari hasil kegiatan aktualisasi ini mempermudah pekerja sosial dalam membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Melakukan evaluasi penggunaan formulir home visit yang baku Dalam tahapan ini dengan adanya formulir ini menjadi laporan pekerja sosial dalam melaksanakan tugasnya. Dan dalam pelaksanaannya laporan lebih menjadi tertata lebih rapi dan bisa menjadi arsip pekerja sosial dalam melaksanakan tugas. Output : dari hasil kegiatan aktualisasi ini mempermudah pekerja sosial dalam membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Menuliskan saran-saran dari mentor atau atasan dalam pelaksanaan aktualisasi. Dalam pelaksanaan aktualisasi ini tentu adanya masukan saran baik dari petugas di rehabilitasi, mentor maupun atasan.

60


Masukan-masukan ini membantu penulis dalam memperbaiki hasil penulisan laporan aktualisasi tersebut. Dan selain itu penulis mengumpulkan dokumentasi untuk laporan aktualisasi. Output

:

dengan

adanya

perbaikan-perbaikan

tersebut

membantu penulis menyempurnakan penulisan laporan dari kegiatan aktualisasi Keterkaitan

Akuntabilitas:

Dalam

melakukan

kegiatan

terakhir

yaitu

dengan nilai-

melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembuatan form home

nilai ASN

visit tersebut penulis selalu meminta arahan dan masukan dari mentor agar setiap kegiatan terlaksana dengan baik 

Nasionalisme: Dalam pelaksanaan pembuatan formulir home visit tersebut penulis melakukan diskusi dengan petugas di instalasi rehabilitasi dan memberikan masukan agar dapat menambah

masukan

jika

form

tersebut

masih

terdapat

kekurangan 

Etika Publik: Penulis dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi selalu mengutamakan sopan santun dalam menyampaikan pendapat saat diskusi serta selalu meminta ijin meminta waktu apabila ingin meminta arahan ke mentor

Komitmen Mutu: Menerima masukan-masukan dari beberapa petugas instalasi rehabilitasi sangat penting untuk keberhasilan penulis dalam membuat formulir home visit agar menghasilkan karya yang bermutu serta dapat dimanfaatkan oleh orang banyak

Anti Korupsi Melaksanakan kegiatan tahapan aktualisasi tepat waktu dan bertanggung jawab dalam semua kegiatan serta membuat laporan home visit sebagai bentuk tanggung jawab kinerja kepada atasan.

Kontribusi

Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

61


Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

Dokumentasi

jawab

dalam

sehingga

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas

Diskusi dengan mentor terkait pelaksanaan aktualisasi

KEGIATAN 6 PEMBUATAN LAPORAN AKTUALISASI Tahapan

Mengerjakan laporan aktualisasi mengenai pembuatan lembar baku

Kegiatan

pencatatan home visit pekerja sosial

Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi di minggu ke 1 bulan oktober

Kegiatan Deskripsi

Laporan Aktualisasi yang dikerjakan oleh penulis yaitu dalam bentuk

Kegiatan dan laporan tertulis yang mendeskripsikan hasil kegiatan yang dilakukan Outputnya

selama 1 bulan yang dalam pelaksanaan tersebut dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN. Output dari pembuatan laporan aktualisasi ini yaitu berkaitan dengan mengingatkan penulis agar nanti di Instansi tempat bekerja selalu menerapkan nilai-nilai tersebut yang sudah dipelajari selama proses pelatihan yang dilaksanakan.

Keterkaitan

dengan nilainilai ASN

Akuntabilitas: Mengumpulkan bukti dokumentasi dengan penuh tanggung jawab dan bekerja keras.

Komitmen Mutu: Penulis berharap dengan adanya inovasi ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan form yang sudah dibuat

dapat

bermanfaat

melaksanakan tugasnya.

62

bagi

pekerja

sosial

dalam


Anti Korupsi : Inovasi berupa form home visit ini merupakan salah satu karya bagi penulis dan penulis melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi selama sebulan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Kontribusi

Visi dan Misi

Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional

Kontribusi

Bertanggung

Nilai

aktualisasi

Organisasi

pelayanan

Dokumentasi

jawab sehingga

dalam

setiap

membantu

pelaksanaan

kegiatan

meningkatkan

kualitas

Hasil Pelaksanaan Aktualisasi dalam bentuk Lapoan Aktualisasi

4.3 Analasis Dampak Pelaksanaan Aktualisasi Dalam pelaksanaan aktualisasi yang dilaksanakan mulai dari tanggal 06 September hingga tanggal 08 Oktober sangat berpengaruh dalam kualitas pelayanan di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa dr.Soeharto Heerdjan Jakarta. Home visit itu sendiri merupakan suatu bagian proses dalam pelayanan yang didapatkan oleh rehabilitan dan juga sebagai bagian dari tugas seorang pekerja sosial dalam menggali informasi terkait permasalahan yang di alami oleh rehabilitan itu sendiri. Sehingga dalam mendapatkan informasi tersebut tidak hanya diperoleh dari rehabilitan akan tetapi juga diperoleh informasi dari pihak keluarga. Dampak apabila pelaksanaan aktualisasi ini tidak tercapai dan tidak diterapkannya nilai-nilai dasar ANEKA yaitu diantaranya:  Dalam menggali informasi hanya diperoleh dari rehabilitan saja pekerja sosial tidak dapat menentukan intervensi selanjutnya sehingga dalam proses pelaksanaannya pelayanan tidak akan berjalan optimal.  Mempengaruhi terhadap kinerja petugas lainnya sehingga dapat berpengaruh dalam proses pelayanan dan berpengaruh terhadap indicator kinerja Instalasi  Pihak keluarga tidak akan mendapatkan informasi mengenai perkembangan dari proses pelayanan yang didapatkan oleh rehabilitan  Kurangnya kepedulian keluarga dalam membantu proses pelayanan yang dijalankan oleh petugas rehabilitasi dan berpengaruh terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada rehabilitan.

63


4.4 Manfaat Pelaksanaan Aktualisasi Realisasi pelaksaan dalam proses pembuatan lembar panduan pencatatan pelayanan home visit bagi pekerja sosial di instalasi rehabilitasi rs jiwa dr soeharto heerdjan

Jakarta

bermanfaat

dalam

meningkatkan

kualitas

pelayanan

dan

mempermudah pekerja sosial sehingga akan berdampak positif pada: 

Efisiensi waktu terhadap pembuatan laporan pekerja sosial untuk keperluan dalam proses pemulihan rehabilitan agar lebih mandiri dan memiliki keterampilan kerja.

Mempercepat petugas lain dalam melaksanakan intervensinya sehingga dalam pelaksanaan bermanfaat dan tidak salah melakukan intervensi.

Keluarga rehabilitan lebih peduli terhadap perkembangan proses pelayanan yang diberikan dan turut serta membantu dengan memberikan dukungan moril dan materiil kepada rehabilitan.

4.5 Rencana Tindak Lanjut Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dari hasil laporan aktualisasi dengan judul Pembuatan Lembar Panduan Pencatatan Pelayanan Home Visit Bagi Pekerja Sosial Di Instalasi Rehabilitasi RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Dukungan dari Kepala Instalasi dan Kepala Ruangan untuk legalisasi form home visit berupa penomoran ke bagian Rekam Medis. 2. Mengembangkan formulir home visit tersebut kedalam aplikasi google form untuk pelaksanaan home visit agar pekerja sosial tidak banyak membawa berkas saat melakukan home visit 3. Melakukan edukasi ke keluarga pasien terkait peran pekerja sosial di rumah sakit dan perlunya pelaksanaan home visit serta kerjasama pihak keluarga pasien agar dalam melaksanakan intervensi pelayanan dapat dijalankan sebaik mungkin.

64


BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi merupakan suatu implementasi yang dilakukan penulis dalam menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,

Etika Publik, Komitmen Mutu

dan Anti Korupsi. Setelah

melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi ini tidak hanya semata diterapkan saat ini saja. Akan tetapi penulis dapat menerapkan nilai-nilai ASN nantinya saat melaksanakan tugas di instansi penulis. Manfaat dari terlaksananya kegiatan aktualisasi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta mempermudah petugas di Instalasi Rehabilitasi khususnya Pekerja Sosial dalam melakukan pengarsipan yang lebih baik. Dalam pelaksanaan aktualisasi ini baik atasan maupun para petugas sangat mendukung dengan pembuatan form baru ini dengan harapan adanya form ini dapat mempermudah dalam menggali informasi terkait kondisi rehabilitan di RS. Dengan adanya inovasi dalam pembuatan form baru home visit ini tidak hanya sampai disini saja. Diharapkan form ini tetap ada pembaharuan dikemudian hari sesuai dengan keilmuan pekerja sosial yang terupdate. Di samping itu perlu adanya inovasi baru dengan menggunakan digitalisasi yang mempermudah kinerja para petugas dalam melakukan home visit tersebut. 5.2 Saran Dalam pelaksanaan aktualisasi yang sudah dilaksanakan ini terdapat saran yang dapat menjadi masukan yaitu pengembangan form home visit berbasis digitalisasi dan perlunya sosialisasi kepada keluarga terkait pelayanan yang diberikan pekerja sosial kepada rehabilitan yang mengikuti kegiatan di rehabilitasi RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.

65


REFERENSI Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Jakarta. 2019. Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rehabilitasi. Jakarta.Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. 2015. Standar Prosedur Operasional Instalasi Rehabilitasi. Jakarta.Rumah Sakit Jiwa. Dr. Soeharto Heerdjan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI.1985.Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia. Jakarta.Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI Pujileksono S, Wuryantari M. 2019.Implementasi,Teori,Teknik dan Prinsip Pekerjaan Sosial.Bandung.Intrans Publishing Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2019.Modul Pelatihan Dasar CPNS: Analisis Isu Kontemporer. Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2017.Modul Pelatihan Dasar CPNS: Whole of Government.Jakarta.LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2017.Modul Pelatihan Dasar CPNS:Habituasi.Jakarta.LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.2017.Modul Pelatihan Dasar CPNS:Pelayanan Publik.Jakarta. LAN RI Lembaga

Administrasi

Negara

Republik

Indonesia.----.Modul

Pelatihan

Dasar

CPNS:Manajemen ASN.Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.----.Modul Diklat Prajabatan: Komitmen Mutu. Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.-----.Modul Diklat Prajabatan: Akuntabilitas.Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.-----.Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik.Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.-----.Modul Diklat Prajabatan: Etika Publik.Jakarta. LAN RI Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.-----.Modul Diklat Prajabatan: Nasionalisme.Jakarta. LAN RI https://www.academia.edu/22828165/Materi_Home_Visit dikunjungi 28 Agustus 2021 https://jurnal.unej.ac.id/index.php/E-SOS/article/download/5685/4239 di kunjungi 30 September 2021

66


LAMPIRAN

67


RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jalan Prof. Dr. Latumenten No.1 Jelambar Jakarta 10430, Telp (021)5682841

Nama

:

No RM/Diagnosa

:

Tanggal Home Visit :

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH PEKERJA SOSIAL INSTALASI REHABILITASI PSIKOSOSIAL

1.

Nama Lengkap

:

2.

Tempat, Tanggal Lahir

:

3.

Jenis Kelamin

:

4.

Agama

:

5.

Jumlah Besaudara

:

6.

Nama Keluarga/Kerabat yang dikunjungi

:

7.

Hubungan dengan Klien

:

8.

Alamat Lengkap yang dikunjungi

: ................................................................................................................ ................................................................................................................ RT ............... RW ................ No ....... Blok ........ Kode Pos .................... Kelurahan : ..................................................................... Kecamatan : ..................................................................... Kota / Kabupaten : ..................................................................... Provinsi : …………………………………………………………………

9.

Pekerjaan Kerabat/Keluarga

:

10.

Gambaran Permasalahan/Riwayat Penyakit klien (Sebab-Akibat

:


11.

Kondisi Aktual Kerabat / Keluarga (pekerjaan, interaksi dengan klien, perlakuan ke klien)

:

12.

Gambaran Relasi Sosial klien di Lingkungan Rumah

:

13.

Kondisi Ekonomi Keluarga

:


14.

Kondisi lingkungan sosial

:

15.

Kondisi rumah dan keluarga

:

16.

Riwayat Pendidikan/Pekerjaan Klien

:


17.

Dukungan Keluarga terhadap Klien

:

19.

Harapan Keluarga terhadap Klien

:

……………………,

September 2021

PERWAKILAN KELUARGA

PEKERJA SOSIAL,

(……………………………………….)

(…………………………………………….)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.