Pembuatan (SPO) Persiapan Pasien Dalam Pemberian Pelayanan Terapi Sistetemik Pada Masa Pandemi

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I

PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PERSIAPAN PASIEN DALAM PEMBERIAN PELAYANAN TERAPI SISTEMIK PADA MASA PANDEMI DI INSTALASI TERAPI SISTEMIK RS KANKER DHARMAIS

DISUSUN OLEH: EKA WIDYA KHORINAL NIP. 198203232020121001

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021

1


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

PEMBUATAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PERSIAPAN PASIEN DALAM PEMBERIAN PELAYANAN TERAPI SISTEMIK PADA MASA PANDEMI DI INSTALASI TERAPI SISTEMIK RS KANKER DHARMAIS

Telah diseminarkan Tanggal 5 Agustus 2021, di Bapelkes Cikarang

Coach,

Mentor,

dr. Titiek Resmisari, MARS

dr. Resti Mulya Sari, SpPD K-HOM

NIP. 198104282008012006

NIP. 197310182014122001

Penguji,

dr. Maryono, M.Kes NIP. 196704201999031006

2


DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang

4

1.2.

Tujuan

6

1.3.

Manfaat

7

1.4.

Ruang Lingkup

7

BAB II. PROFIL INSTITUSI DAN PESERTA 2.1. Profil RS Kanker Dharmais

8

2.2. Visi dan Misi RS Kanker Dharmais

8

2.3. Struktur Organisasi

9

2.4. Nilai Budaya Organisasi RS Kanker Dharmais

11

2.5. Profil Peserta Diklat Latsar

11

BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI 3.1. Identifikasi Isu

13

3.2. Penetapan Isu Prioritas

17

3.3. Analisis Penyebab Isu

19

3.4. Gagasan Pemecahan dan Matriks Rancangan Aktualisasi

21

3.5. Matriks Rancangan Aktualisasi

22

BAB IV. PELAKSANAAN AKTUALISASI 4.1. Rangkuman Singkat Aktualisasi

31

4.2. Hasil Aktualisasi dan Pembahasan

31

4.3 Rencana Tindak Lanjut

49

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

50

5.2 Saran

51

LAMPIRAN

52

DAFTAR PUSTAKA

62

3


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka dari itu, kompetensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan masyarakat yang profesional mutlak diperlukan. Pada tanggal 15 Januari 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengesahkan Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Undang-undang ini mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Tujuan dari diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), nomor 15 tahun 2015 tentang pedoman penyelenggaraan diklat latsar CPNS golongan III, dinyatakan untuk membentuk ASN profesional dibutuhkan pembaharuan pola diklat. Untuk mencapai tujuan tersebut LAN menyiapkan dua tahap pembelajaran utama, yaitu internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar. Sistem pembelajaran pada diklat latsar pola baru, menuntut setiap peserta untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA. Adapun indikator dari nilai-nilai dasar tersebut sebagai berikut: •

Indikator Akuntabilitas 1. Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan publik dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan

4


2. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi. 3. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis. 4. Memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik 5. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandal sebagai penyelenggara pemerintah. •

Indikator Nasionalisme 1. Dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila bagi ASN dalam menjalankan tugasnya 2. Memahami fungsi dan peran ASN sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik. 3. Memahami peran ASN sebagai pelayan publik. 4. Memahami fungsi ASN sebagai pemersatu bangsa.

Indikator Etika Publik 1. Memahami kode etik dan perilaku pejabat publik. 2. Memahami bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya. 3. Menganalisis dan menilai ilustrasi aktualisasi nilai dasar etika publik

Indikator Komitmen Mutu 1. Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik 2. Menunjukkan sikap perilaku kerja yang kreatif dan inovatif yang berorientasi pada mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

Indikator Anti korupsi 1. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa. 2. Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi. 3. Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya , dan 4. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

5


Telah diketahui bersama, bahwa dunia tengah dilanda wabah pandemi Covid19 yang kasus pertama di Indonesia diumumkan pada bulan februari 2020. Sejak saat itu jumlah kasus terus bergulir dan meningkat. Penyebaran tidak hanya terjadi di tempat-tempat umum namun merambah sampai kepada satuan komunitas terkecil, yaitu keluarga. Penyebaran juga melibatkan setiap orang dengan berbagai latar belakang dan penyebab utama dari penyebaran tersebut adalah tidak berjalan atau dipatuhinya Protokol Kesehatan (ProKes). Rumah sakit pun turut menjadi tempat potensial untuk penyebaran Covid-19 baik transmisi antar pasien, pasien ke petugas RS atau sebaliknya maupun antar petugas. Disisi lain, pasien kanker merupakan salah satu populasi yang rentan untuk mengalami infeksi COVID-19. Hal ini dikarenakan populasi ini mudah untuk mengalami penurunan kondisi imunitas baik diakibatkan oleh kondisi kanker sendiri maupun yang terkait dengan pengobatan. Aakash dkk menyebutkan pasien kanker yang mengalami COVID-19 mencapai 2%. Namun demikian, beberapa ahli menyebutkan angka ini bisa jadi lebih kecil dari kenyataan dikarenakan laporan saat ini masih dalam skala kecil. Studi menunjukkan pasien kanker yang mengalami COVID-19 memiliki risiko perburukan kondisi hingga 53,6% dengan tingkat kematian mencapai 28,6%. Oleh karena itu, pasien kanker yang akan dan sedang menjalani pengobatan perlu mendapat perhatian serius. Persiapan yang baik sebelum pasien mendapat terapi sistemik misalnya perlu dilakukan. Ini semua adalah bagian dari upaya pencegahan transmisi COVID-19 di antara sesama pasien maupun antar pasien dengan tenaga medis Persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik (kemoterapi) ini nantinya akan sejalan dengan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan peran serta kedudukan ASN khususnya RS Kanker Dharmais dalam kapasitas sebagai bagian pelayan publik. 1.2 Tujuan Setelah mendapatkan materi mengenai ANEKA, peserta diklat latsar ditugaskan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut di dalam lingkungan pekerjaannya sehari-hari khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini terkait dengan upaya persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik. Hal ini bertujuan agar nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut akan tertanam kuat di dalam dirinya. Selain itu peserta diharapkan dapat menganalisis dampak dari aktualisasi nilai-nilai dasar tersebut.

6


1.3 Manfaat 1.3.1

Manfaat untuk Instalasi a. Terdapatnya panduan baku dalam mempersiapkan pasien menjalani terapi sistemik, khususnya di Instalasi Terapi Sistemik selama masa pandemi b. Sebagai salah satu syarat akreditasi rumah sakit (perbaharuan dokumen rumah sakit) yang disesuaikan dalam kondisi pandemi.

1.3.2

Manfaat untuk Penyelenggara Pelatihan Dasar a. Perwujudan dan penerapan nilai-nilai ANEKA khususnya pada sektor kesehatan di masa pandemi. b. Penerapan aktualisasi kedudukan ASN di masa pandemi.

1.4 Ruang Lingkup Pendidikan dan pelatihan Latsar Golongan III diselenggarakan dari tanggal 29 Maret hingga 14 Juli 2021 yang terdiri dari 4 tahap: 1. Tanggal 29 Maret – 20 April 2021 MOOC, di tempat tugas masing-masing. 2. Tanggal 26 April – 28 Mei 2021 Distance Learning 3. Tanggal 29 Mei – 5 Juli 2021 melaksanakan kegiatan aktualisasi di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta. 4. Tanggal 7 – 14 Juli 2021 klasikal berupa evaluasi aktualisasi di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang. Di akhir masa pelatihan, peserta akan melakukan aktualisasi yang dimulai dari penetapan isu di satuan kerja dan menetapkan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka upaya pemecahan isu. Pada kesempatan ini, penulis akan memilih satu isu di RS Kanker Dharmais sebagai tempat kedinasan penulis. Dalam penetapan gagasan pemecahan dan kegiatan, penulis akan melakukan internalisasi nilai-nilai ANEKA.

7


BAB II PROFIL INSTITUSI DAN PESERTA 2.1. Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais Perencanaan pembangunan RS Kanker Dharmais bermula ketika pada tahun 1988 ketua Yayasan Dharmais yang juga Presiden RI saat itu, Bp. H.M.Soeharto, meminta DR. Dr. Ary.Harryanto Reksodiputro, Sp.PD-KHOM untuk memikirkan model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah model rumah sakit kanker yang dirancang untuk memberikan layanan yang bersifat holistik dan terpadu pada penyakit kanker. DR. Dr. Ary.Harryanto Reksodiputro, Sp.PD-KHOM kemudian menghubungi para pakar di FKUI dan meminta nasehat Departemen Kesehatan serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat itu dan terbentuklah tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit kanker pada bulan Oktober 1988. Usulan tersebut akhirnya dapat diselesaikan pada bulan Desember 1988 dan diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 8 Januari 1989. RS Kanker Dharmais pun akhirnya berdiri dan diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1993 oleh Presiden Republik Indonesia Bpk. H.M. Soeharto RS Kanker Dharmais (RSKD) ditunjuk sebagai Pusat Kanker Nasional (INCC: Indonesian National Cancer Center) di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Penetapan sebagai Pusat Kanker Nasional (PKN) dilakukan pada tanggal 1 November 2017 oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. DR. Dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.01.07/MENKES/531/2017. Selanjutnya RS Kanker Dharmais melakukan pembangunan, perluasan sarana prasarana, dan pengembangan fasilitas layanan sebagai PKN yang dituangkan dalam Rencana Strategi (RENSTRA). 2.2. Visi Dan Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais VISI: Menjadi Pusat Kanker Nasional yang setara tingkat Asia MISI: 1. Memberikan pelayanan kanker komprehensif sesuai dengan perkembangan

kekinian

berbasis

bukti

serta

Good

Clinical

Governance,

Patient

Safety dan Patient Care Center

8


2. Menyelenggarakan

pendidikan rujukan nasional dibidang kanker yang

tersertifikasi berbasis Academic Health System untuk peningkatan pelayanan kanker tingkat rumah sakit kanker komprehensif dan Pusat Kanker Nasional. 3. Menyelenggarakan penelitian dibidang kanker berbasis bukti dan nilai yang

dapat diterapkan dalam pelayanan. 4. Menyelenggarakan

registrasi

kanker

rumah

sakit

dan

mendukung

terlaksananya registrasi kanker nasional 5. Mengembangkan sistem jejaring dengan institusi dalam dan luar negeri di

bidang

pelayanan,

pendidikan

dan

penelitian

untuk

mendukung

penanggulangan kanker di Indonesia 6. Menciptakan iklim kerja yang kondusif, menyediakan SDM yang kompeten dan

berbudaya kinerja tinggi serta menyediakan sarpras dan IT sesuai best

practice untuk tingkat rumah sakit kanker komprehensif dan Pusat Kanker Nasional 2.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Selanjutnya direktur utama membawahi empat direktorat dan komite serta satuan pemeriksa internal yang meliputi: •

Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang,

Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian,

Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara,

Direktorat Umum dan Operasional Struktur organisasi RSKD diatur dalam Permenkes no. 46 tahun 2020. Instalasi

Terapi Sistemik sendiri baru disahkan pendiriannya berdasarkan SK Direktur Utama RS kanker Dharmais Nomor: HK.02.03/1/559/2019 tanggal 9 Januari tahun 2019. Untuk selanjutnya instalasi ini berada di bawah naungan Direktorat Medik, Keperawatan dan Penunjang.

9


Adapun struktur lengkap organisasi RS Kanker Dharmais sbb:

Gambar 1. Struktur Organisasi RS Kanker Dharmais Instalasi Terapi Sistemik menyelenggarakan fungsi; 1. Penyusunan kebijakan teknis pelayanan medis di Instalasi Terapi Sistemik 2. Penyusunan rencana pemberian pelayanan medis di Instalasi Terapi Sistemik 3. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis termasuk dengan instalasi terkait lainnya 4. Pelaksana kendali mutu, kendali biaya dan keselamatan pasien dibidang pelayanan medis 5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan medis di Instalasi Terapi Sistemik Adapun struktur organisasi ITS adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalsi Terapi Sistemik 2.4. Nilai-Nilai dan Budaya Organisasi RS Kanker Dharmais

10


Budaya kerja yang telah ditetapkan untuk dilakukan dalam pelaksanaan tugas oleh seluruh pegawai, mulai dari staf sampai ke tingkat pimpinan adalah “Pro Care CS” yang merupakan akronim dari:

Profesional

mengandung makna melaksanakan dan Pro menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu secara tuntas, memuaskan, dan tepat waktu. Care atau Peduli mengandung makna berkomunikasi dengan Care santun kepada semua pihak. Continuous Improvement atau Perbaikan Berkelanjutan C mengandung makna menghargai umpan balik, coaching dan mentoring. Synergy mengandung makna saling berkomunikasi dengan jelas S dan terbuka. 2.5. Profil Peserta Diklat Latsar Peserta adalah serorang CPNS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Golongan IIIb dengan Jabatan Struktural di unit kerja Instalasi Terapi Sistemik RS Kanker Dharmais Jakarta sebagai Koordinator Operasional Pelayanan. Pengangkatan jabatan Koordinator Operasional Pelayanan berdasarkan SK Direktur Utama nomor HK.02.03/1/1132/2019 tanggal 31 Januari 2019 Tugas pokok peserta berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) adalah: 1. Mengkoordinasikan dan Menyusun rencana dan program kerja operasional pelayanan terapi sistemik agar pelayanan berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan 2. Mengkoordinasikan dan melaksanakan persiapan urusan pelayanan terapi sistemik dan memastikan segala kebutuhan operasional pelayanan terapi sistemik di Instalasi Terapi Sistemik berjalan efektif dan efisien sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 3. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pelayanan di Instalasi Terapi Sistemik 4. Mengevaluasi

standar

prosedur

operasional

(SPO)

dalam

lingkup

operasional pelayanan di Instalasi Terapi Sistemik 5. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan terapi sistemik di Instalasi Terapi Sistemik 6. Menyusun

draft

kebijakan

tentang

penerapan

Standar

Asuhan

Keperawatan (SAK) dan standar pelayanan terapi sistemik 7. Menyusun rencana program pengendalian mutu pelayanan terapi sistemik

11


8. Memberi masukan kepada Kepala Instalasi tentang rancangan kebijakankebijakan yang diperlukan oleh Instalasi Terapi Sistemik 9. Melakukan koordinasi kebutuhan pelatihan peningkatan kemampuan SDM 10. Mewakili Kepala Instalasi dalam rapat koordinasi dengan staff di Instalasi Terapi Sistemik dan unit terkait bila diperlukan 11. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan terapi sistemik 12. Melakukan evaluasi kinerja staff (IKI) 13. Melakukan investigasi dan analisa insiden / kecelakaan kerja

12


BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1. Identifikasi Isu Identifikasi isu dimulai dengan melihat kesenjangan uraian tugas dan fungsi peserta di instalasi antara realita dan kondisi yang diharapkan. Uraian tersebut ditampilkan dalam tabel berikut: No

Uraian Tugas

Kondisi saat ini

Kondisi yang diharapkan

1

Mengkoordinasikan dan

Koordinasi dan

Terdapat

Menyusun rencana dan program

penyusunan program

rancangan

kerja operasional pelayanan

kerja operasional

(penyusunan)

terapi sistemik agar pelayanan

pelayanan terapi

program kerja

berjalan efektif, efisien, dan

sistemik belum

operasional

sesuai dengan ketentuan

disesuaikan dengan

pelayanan terapi

kondisi pandemi Covid-

sistemik tentang

19 saat ini sehingga

persiapan pasien

persiapan pasien yang

yang akan

akan menjalani terapi

menjalani terapi

sistemik di ITS selama

sistemik di ITS

masa pandemi belum

yang disesuaikan

seragam

dengan kondisi pandemi saat ini.

2

Mengkoordinasikan dan

Persiapan pelayanan

melaksanakan persiapan

terapi sistemik dan

pelayanan terapi sistemik dan

pemenuhan kebutuhan

memastikan segala kebutuhan

operasional pelayanan

operasional pelayanan terapi

berjalan efektif, efisien

sistemik di Instalasi Terapi

dan sesuai waktu

Sudah sesuai SPO

Sistemik berjalan efektif dan efisien sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

13


3

Mengkoordinasikan dan

Koordinasi pelayanan

Koordinasi

melaksanakan kegiatan

dan pelaksanaan

pelayanan dan

pelayanan di Instalasi Terapi

kegiatan di Instalasi

pelaksanaan

Sistemik

Terapi Sistemik dengan

kegiatan di

unit lainnya masih

Instalasi terapi

belum berjalan mulus

sistemik dapat

sehingga masih

dilakukan dengan

terdapat miskomunikasi

baik

antara ITS dengan instalasi lainnya 4

Mengevaluasi standar prosedur

SPO dalam lingkup

operasional (SPO) dalam lingkup

operasional pelayanan

operasional pelayanan di

di Instalasi Terapi

Instalasi Terapi Sistemik

Sistemik telah

Sudah sesuai SPO

dievaluasi 5

6

Menyusun laporan pelaksanaan

Penyusunan laporan

kegiatan pelayanan terapi

kegiatan instalasi

sistemik di Instalasi Terapi

sesuai dengan

Sistemik

ketentuan (SPO)

Menyusun draft kebijakan

Tersusunnya draft

tentang penerapan Standar

kebijakan tentang

Asuhan Keperawatan (SAK) dan

penerapan Standar

standar pelayanan terapi

Asuhan Keperawatan

sistemik

(SAK) dan standar

Sudah sesuai SPO

Sudah sesuai SPO

pelayanan terapi sistemik 7

8

Menyusun rencana program

Tersusunnya program

pengendalian mutu pelayanan

pengendalian mutu

terapi sistemik

layanan terapi sistemik

Memberi masukan kepada Kepala

Masukan kepada

Instalasi tentang rancangan

Kepala Instalasi

kebijakan-kebijakan yang

tentang rancangan

diperlukan oleh Instalasi Terapi

kebijakan-kebijakan

Sistemik

yang diperlukan oleh

Sudah sesuai SPO

Sudah sesuai SPO

Instalasi Terapi Sistemik telah disampaikan reguler

14


9

Melakukan koordinasi kebutuhan

Melakukan koordinasi

pelatihan peningkatan

kebutuhan pelatihan

kemampuan SDM

peningkatan

Sudah sesuai SPO

kemampuan SDM 10

Mewakili Kepala Instalasi dalam

Mewakili Kepala

rapat koordinasi dengan staff di

Instalasi dalam rapat

Instalasi Terapi Sistemik dan unit

koordinasi dengan staff

terkait bila diperlukan

di Instalasi Terapi

Sudah sesuai SPO

Sistemik dan unit terkait sesuai ketentuan 11

Melakukan monitoring dan

Monitoring dan evaluasi

evaluasi terhadap pelayanan

terhadap pelayanan

terapi sistemik

terapi sistemik telah

Sudah sesuai SPO

dilakukan teratur 12

Melakukan evaluasi kinerja staff

Evaluasi kinerja staff

Seluruh staff dapat

(IKI)

belum dilakukan secara

memahami dan

menyeluruh dan rutin

mematuhi

sehingga masih didapat

ketentuan jam

staff admin yang tidak

kerja pelayanan

mematuhi jam kerja dan mengganggu pemberian pelayanan 13

Melakunkan investigasi dan

Investigasi dan

analisa insiden / kecelakaan

analisa insiden atau

kerja

kecelakaan kerja

Sudah sesuai SPO

telah dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran

Selama kami menjalankan tugas sebagai Koordinator Operasional Pelayanan di Instalasi Terapi Sistemik, kami menilai terdapat beberapa isu yang memenuhi kriteria untuk kami ajukan, yaitu: 1. Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi

15


2. Kurangnya koordinasi dengan instalasi lainnya dalam proses layanan terapi sistemik di ITS 3. Belum optimalnya pelayanan administrasi di Instalasi Terapi Sistemik.

Berikut akan kami deskripsikan tentang isu-isu tersebut sekaligus alasan mengapa isu-isu tersebut diajukan. 1. Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi Pasien kanker merupakan salah satu populasi yang rentan untuk mengalami infeksi COVID-19. Hal ini dikarenakan populasi ini mudah untuk mengalami penurunan kondisi imunitas baik diakibatkan oleh kondisi kanker sendiri maupun yang terkait dengan pengobatan. Studi menunjukkan pasien kanker yang mengalami COVID-19 memiliki risiko perburukan kondisi hingga 53,6% dengan tingkat kematian mencapai 28,6%. Oleh karena itu, penanganan pasien kanker dengan COVID-19 pelu menjadi perhatian serius terutama pasien kanker yang menjalani pengobatan Persiapan yang baik terhadap pasien yang akan menjalani terapi sistemik menjadi salah satu kunci suksesnya pemutusan mata rantai dan pengurangan risiko penularan covid-19, khususnya risiko transmisi antara pasien dan dengan petugas kesehatan. Kemoterapi (terapi sistemik) sendiri merupakan salah satu pilihan pengobatan kanker disamping pembedahan dan radiasi. Dalam pelaksanannya, pemberian terapi sistemik memerlukan panduan yang jelas dan seragam. Hal ini untuk mencegah agar jangan sampai pasien dengan Covid-19 menjalani kemoterapi yang nantinya juga berisiko untuk menularkan terhadap petugas Kesehatan. Oleh karena itu, isu ini perlu diangkat, dikaji akar penyebab serta mencari solusi kreatif yang tepat. Salah satunya pemecahannya adalah dengan penerbitan Standar of Procedure (SPO) agar setiap lini petugas Instalasi Terapi Sistemik dapat menerapkan SPO seragam tentang pelayanan pemberian terapi sistemik di masa pandemi. 2. Kurangnya koordinasi dengan instalasi lainnya dalam proses layanan terapi sistemik di ITS Instalasi Terapi Sistemik (ITS) adalah sebuah unit kerja yang bernaung di bawah Direktorat Medik RS Kanker Dharmais. Unit ITS ini melayani kegiatan terapi sistemik (khususnya kemoterapi) dan pelayanan untuk tindakan suportif. Tindakan suportif sendiri meliputi kegiatan transfusi, obat penguat tulang, dan pembersihan alat

16


akses kemoterapi. Dalam kesehariannya, pelaksanaan kegaitan tersebut tidak terlepas dari peran kerjasama dan koordinasi dengan unit lainnya antara lain instalasi Farmasi terkait pemberian obat kemoterapi atau suportif, Instalasi Laboratorium dan Penunjang untuk ketersediaan laboratorium pasien dan Instalasi Rekam Medik untuk administrasi pendaftaran dan penyiapan status pasien. Sebagai contoh dalam pemberian obat kemoterapi (terapi sistemik) untuk pasien dengan jaminan BPJS, perlu dilakukan koordinasi yang baik antara obat yang diverifikasi oleh apotek dengan bagian

keperawatan ITS yang akan menerima dan menjalankan pemberian obat

kemoterapi tersebut agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tindakannya.

3. Belum optimalnya pelayanan administrasi di Instalasi Terapi Sistemik Isu ketiga terkait dengan ketidakpatuhan staff administrasi ITS terhadap waktu kerja. Dampak dari isu tersebut adalah waktu tunggu pasien yang lebih lama dan keterlambatan mulai pelayanan pasien yang akan menjalani terapi sistemik. Hal ini sebenarnya merupakan bentuk dari korupsi waktu dan sekaligus pelanggaran dari kewajiban ASN terhadap fungsinya. Beberapa ASN kadang menganggap

korupsi

waktu adalah hal yang sederhana dan tidak mengakibatkan kerugian besar. Padahal sejatinya korupsi waktu kerja akan menurunkan kinerja, mengganggu alur kerja dan koordinasi dengan bagian lainnya dan berujung pada kerugian pelayanan pasien. 3.2. Penetapan Isu Prioritas Dari ketiga isu di atas kami lakukan penapisan untuk memilih isu prioritas (core

isu) dengan

menggunakan

metode

“Analisis

Aktual

Problematik

Kekhalayakan - Kelayakan (APKL)” di mana isu yang memiliki total skor paling tinggi akan kami pilih sebagai isu prioritas.

17


Isu Kontemporer (instalasi/instalasi) Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang

Identifikasi Isu

Kriteria Prioritas Akt

WoG dan Pel Publik

Prob

Kh

Layak

5

5

5

5

20

3

4

5

5

17

3

3

5

5

16

akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi Kurangnya koordinasi

WoG

dengan instalasi lainnya dalam proses layanan terapi sistemik di ITS Belum optimalnya pelayanan administrasi

Manajemen ASN

di Instalasi Terapi Sistemik

Keterangan APKL: Aktual (A) artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan (K) artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik (P) artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan (L) artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Sedangkan skala penilaian yang diberikan dengan rentang 1-5 Sebagai kesimpulan dari hasil penapisan isu di atas dengan metode APKL, maka kami memilih isu “Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi”sebagai isu prioritas yang akan kami analisis lebih lanjut dengan metode fish bone untuk penentuan penyebab isu tersebut.

18


Isu ini dipilih dengan mempertimbangkan aktualisasi saat ini yang mana dunia khususnya Indonesia masih mengalami situasi pandemi yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Disisi lain isu ini bersifat problematik, yang artinya pasien yang mengalami kanker tetap perlu dan berhak menjalani pengobatan yang optimal untuk perbaikan kesintasan terhadap penyakit ( morbidity) maupun kematian (mortality). Namun disisi lain, apabila persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik tidak dilakukan secara baik dan disiplin oleh petugas rumah sakit maka, akan terjadi peningkatan risiko penyebaran (transmisi) Covid-19 tidak hanya antar pasien namun juga ke khalayak yang lebih luas yaitu petugas medis RS. Adanya efek domino risiko transmisi ini tentu akan merugikan pasien lainnya. Oleh karena itu, isu ini layak untuk diangkat karena realistis dengan beberapa solusi pemecahan masalah. Dampak dari isu tersebut bila tidak diselesaikan adalah sebagai berikut: •

Menurunkan mutu pelayanan akibat kurangnya koordinasi dan keseragaman dalam mempersiapkan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di masa pandemi

Menurunkan kredibilitas RS dikarenakan ketidakmampuan dalam upaya patient

safety •

Risiko peningkatan transmisi Covid-19 di antara pasien dan antara pasien dengan petugas medis RS

1.3.

Memperberat beban RS dan negara akibat penambahan kasus Covid-19

Analisis Penyebab Isu Dari isu yang diangkat yaitu “Belum ada keseragaman dalam persiapan

pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi” dan melihat berbagai faktor penyebab atau akar masalahnya melalui fish bone (bagan terlampir), untuk selanjutnya kita menentukan rencana atau gagasan pemecahan masalah. Peserta mencoba melakukan telaah lapangan dilanjutkan diskusi langsung bersama staff petugas di lapangan dalam penerimaan dan pendampingan pasien yang akan menjalani terapi sistemik (kemoterapi) maka dirumuskan penyebab utama adalah belum terdapatnya “Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam persiapan dan pemberian pelayanan terapi sistemik bagi pasien di masa pandemi”.

19


SURROUNDINGS

Ketidak seriusan penerapan persiapan pasien yang akan menjalani kemoterapi Sarana/dokumentasi berkas yang masih terbatas

SUPPLIER

Koordinasi dengan instalasi lain yang belum optimal

Masih terbatasnya akses data penunjang untuk persiapan pasien

Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang

Belum ada SPO spesifik persiapan pasien

Faktor pengawasan yang belum

terkait kemoterapi di masa pandemi

optimal

akan menjalani terapi sistemik di

Inkosistensi aturan atau kebijakan

Perbedaan ketelitian staff dalam pengecekan data pasien

ITS selama masa pandemi

Keterbatasan sosialisasi

Pengetahuan staff tidak

kebijakan

seragam

SYSTEM

SAFETY

20


3.4.Gagasan Pemecahan dan Matriks Rancangan Aktualisasi Berdasarkan isu yang dipilih tersebut, untuk selanjutnya peserta membuat gagasan pemecahan isu dan merancang aktualisasi. Adapun gagasan pemecahan isu yang dipilih adalah “Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik di masa pandemi.” Selanjutnya rancangan aktualisasi sebagai penjabaran pemecahan isu tersebut dituangkan dalam rancangan aktualisasi sebagaimana terlampir di bawah ini.

21


3.5 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI Unit Kerja

: Instalasi Terapi Sistemik (ITS) RS Kanker Dharmais

Identifikasi Isu

:

1. Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi 2. Kurangnya koordinasi dengan instalasi lainnya dalam proses layanan terapi sistemik di ITS 3. Belum optimalnya pelayanan administrasi di Instalasi Terapi Sistemik Isu yang diangkat : “Belum ada keseragaman dalam persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di ITS selama masa pandemi” Gagasan Kreatif Pemecahan Isu : •

Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) pemberian pelayanan terapi sistemik di masa pandemi.

22


No.

Kegiatan

Tahapan

Output/ Hasil

Keterkaitan Substansi

Kontribusi

Penguatan Nilai

Mata Pelatihan

terhadap Visi Misi

Organisasi

Organisasi 1.

Penyampaian isu

1.1. Menyiapkan gagasan

Dokumen gagasan sebagai

-Penyampaikan gagasan

Diharapkan dapat

Pelaksanaan kegiatan

dan gagasan

secara tertulis (diuraikan

masukan untuk perubahan

sebagai perwujudan dari rasa

memenuhi visi dan

yang

kepada Kepala

berdasarkan literatur,

SPO persiapan pasien dalam

tanggung jawab terhadap

misi Rumah Sakit

mengaktualisasikan

Instalasi Terapi

panduan internasional, dll) pemberian pelayanan terapi

tugas dan fungsi yang

sebagai Pusat

nilai-nilai ANEKA

diembang oleh peserta

Kanker Nasional

dapat mendorong

(AKUNTABILITAS) sekaligus

yang setara tingkat

terciptanya organisasi

sebagai bentuk kepedulian

asia (visi) dan

yang PROFESSIONAL.

terhadap keselamatan pasien

memberikan

(ANTI KORUPSI)

pelayanan kanker

Sistemik

sistemik pada masa pandemi

-

komprehensif sesuai -Penyampaian gagasan

dengan

1.2. Meminta izin waktu

kepada mentor merupakan

perkembangan

untuk bertemu dan diskusi

upaya kerjasama dan saling

kekinian berbasis

menghormati baik dalam

bukti serta Good

bentuk diskusi, musyawarah

Clininal Governance,

sebagai bagian dari

Patient Safety dan

23


1.3. Melaksanakan

komunikasi aktif

Patient Care Center

pertemuan dengan Kepala

(NASIONALISME)

(misi)

Instalasi

-Mempersiapkan konsep gagasan dengan matang dan memberikan strategi efektif sehingga tepat sasaran

1.4. Meminta izin pelaksanaan implementasi

disertai efisiensi waktu (KOMITMEN MUTU)

gagasan

-Dalam menyampaikan gagasan kepada Kepala Instalasi disampaikan dengan sikap sopan santun dan penuh semangat (ETIKA PUBLIK), menerima masukan pimpinan, mencatat hal-hal penting untuk perbaikan mutu (NASIONALISME DAN KOMITMEN MUTU), berani menerima masukan dan saling menghargai

24


(NASIONALISME), bersedia menerima dan memperbaiki bila ada kesalahan (AKUNTABILITAS).

2.

Melakukan

2.1. Meminta dokumen

Dokumen telaah (tertulis)

Meminta dokumen SPO

Sebagai bagian dari

Kegiatan telaah

telaah dokumen

SPO pelayanan terapi

terhadap SPO pelayanan

Pelayanan Terapi Sistemik

upaya perwujudan

dokumen merupakan

pelayanan terapi

sistemik (kemoterapi)

terapi sistemik dalam kondisi

(kemoterapi) dengan ramah

visi dan misi Rumah

perwujudan dari nilai

sistemik yang

dalam kondisi normal

normal (tidak pandemi)

dan sopan (ETIKA PUBLIK)

Sakit Kanker

budaya CONTINOUS

sudah ada saat

(tidak pandemi)

kepada Kepala Instalasi

Dharmais

IMPROVEMENT

ini (pada kondisi

Terapi Sistemik dan Bidang

normal)

Medik sebagai bagian saling bekerjasama (NASIONALISME) dan akan dijaga dengan penuh tanggung jawab (AKUNTABILITAS) sebagai bentuk tanggung jawab terhadap asset RS (ANTI KORUPSI)

25


2.2. Menelaah SPO

SPO pemberian terapi

pemberian terapi sistemik

sistemik telah ditelaah

(kemoterapi)

dengan cermat (KOMITMEN MUTU) dengan selalu mengutamakan keselamatan pasien (AKUNTABILITAS)

3.

Melakukan

3.1. Mempersiapkan

Masukan dari Bidang Medik

Kegiatan mempersiapkan

Mewujudkan misi

Pelaksanaan tahapan

Konsultasi

materi yang akan

untuk perubahan SPO

gagasan yang matang akan

Rumah Sakit dalam

kegiatan ini sebagai

dengan Bidang

dipresentasikan terkait isu

persiapan pasien dalam

memberikan strategi paling

memberikan

perwujudan nilai

Medik yang

yang diangkat

pemberian pelayanan terapi

efektif sebagai bagian dari

pelayanan kanker

ANEKA akan

sistemik pada masa pandemi

tanggung jawab dan

komprehensif,

mendorong

Instalasi Terapi

konsistensi (AKUNTABILITAS)

berintegritas dengan

terciptanya organisasi

Sistemik

sehingga tepat sasaran dan

mengutamakan

yang PROFESSIONAL

tercapai target dengan tetap

keselamatan pasien.

dan SINERGITAS

membawahi

mengutamakan efisiensi

melalui kolaborasi

waktu (KOMITMEN MUTU).

dengan bidang lainnya (Bidang Medik)

3.2. Meminta izin waktu

Dalam menyampaikan

untuk bertemu dan diskusi

gagasan dan berdiskusi dengan Bidang Medik disampaikan dengan sikap

26


sopan santun berupa permohonan secara tertulis dengan rasa saling menghargai (NASIONALISME dan ETIKA PUBLIK)

3.3. Menghadap dan

Langkah-langkah pemecahan

berdiskusi dengan Bidang

isu yang dikonsultasikan

Medik untuk menjelaskan

dengan sopan dan santun

mengenai rancangan

(ETIKA PUBLIK), serta bekerja

kegiatan yang akan

sama dan diskusi secara baik

dilakukan.

dengan lintas bagian atau instalasi dengan selalu menjunjung kode etik profesi (NASIONALISME).

3.4. Mencatat hasil

Dokumen hasil konsultasi

konsultasi

disusun dengan cermat (komitmen mutu) dan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas).

27


4.

Membuat

4.1. Mencari informasi dari

Rancangan draft (awal) SPO

Pemberian pelayanan

SPO yang sesuai

Pelaksanaan kegiatan

rancangan SPO

literatur, panduan

persiapan pasien dalam

dilakukan sesuai integritas

dengan misi RS yang

yang

Pelayanan

internasional maupun

pemberian pelayanan terapi

dan terpercaya

selalu

mengaktualisasikan

pemberian terapi

jurnal dan kepustakaan

sistemik pada masa pandemi

(AKUNTABILITAS) yang

mengedepankan

nilai-nilai ANEKA

sistemik

lainnya untuk merancang

dibarengi oleh rasa

keselamatan pasien

dapat mendorong

(kemoterapi)

SPO persiapan pasien

kepedulian terhadap

(patient safety)

terciptanya organisasi

dalam masa

dalam pemberian

keselamatan pasien dari

yang PROFESSIONAL

pandemi

pelayanan terapi sistemik

bahaya penularan Covid-19

dengan menjunjung

selama masa pandemi

(ANTI KORUPSI) serta

tinggi keselataman

kejujuran terhadap dokumen

pasien (CARE) dengan

(ETIKA PUBLIK) sehingga

pelayanan yang

menghasilkan pelayanan

berkesinambungan

bermutu (KOMITMEN

(CONTINUOS

MUTU)

IMPROVEMENT)

4.2. Menelaah

Dokumen hasil telaah

dokumentasi nota dinas

disusun dengan cermat

yang sudah pernah

dengan memperhatikan

ditetapkan di RS Dharmais

efektifitas dan efisiensi

terkait pemberian

(KOMITMEN MUTU) dan

pelayanan di masa

dapat

pandemi

dipertanggungjawabkan

28


4.3. Penyusunan usulan

secara jujur (AKUNTABILITAS

SPO yang berisi persiapan

dan ANTI KORUPSI).

pasien yang akan menjalani terapi sistemik pada masa pandemi

5.

Melakukan

5.1. Mempersiapkan

Tercapainya sosialisasi dan

Dokumen draft SPO disusun

Sebagai bagian dari

Kegiatan yang

sosialisasi draft

dokumen draft SPO

input balik dari anggota SM

dengan cermat (KOMITMEN

upaya perwujudan

dilandasi nilai ANEKA

SPO persiapan

persiapan pasien dalam

HOM dan tenaga kesehatan

MUTU) dan dapat

visi dan misi Rumah

ini merupakan bagian

pasien terkait

pemberian pelayanan

yang terkait terhadap

dipertanggungjawabkan

Sakit Kanker

dari upaya SINERGITAS

pelayanan

terapi sistemik pada masa

rancangan SPO persiapan

secara jujur (AKUNTABILITAS

Dharmais

dengan melibatkan

pemberian terapi

pandemi

pasien dalam pemberian

dan ANTI KORUPSI).

sistemik pada masa pandemi

pelayanan terapi sistemik 5.2. Melakukan diskusi dan

pada masa pandemi

setiap pemberi layanan

Upaya meminta waktu untuk

sosialisasi ke setiap

berdiskusi dilakukan dengan

anggota SM HOM dan

sopan dan ramah (ETIKA

tenagan kesehatan terkait

PUBLIK), dengan upaya

tentang SPO persiapan

mencari masukan melalui

pasien dalam pelayanan

diskusi yang baik

pemberian terapi sistemik

(NASIONALISME)

pada masa pandemi

29


6.

Pengajuan draft

6.1. Mempersiapkan

Rancangan draft (final) SPO

Kegiatan mempersiapkan

Mewujudkan visi

Inovasi layanan akan

SPO persiapan

materi yang diusulkan dan

persiapan pasien dalam

gagasan yang matang akan

Rumah Sakit

berhasil dengan baik

pasien dalam

akan dipresentasikan

pemberian pelayanan terapi

memberikan strategi efektif

memberikan

apabila dijalankan oleh

pemberian

setelah mendapatkan

sistemik pada masa pandemi

sehingga tepat sasaran dan

pelayanan

aparatur yang memiliki

pelayanan terapi

input dan koreksi dari hasil

tercapai target sehingga

komprehensif sesuai

kompetensi sesuai

sistemik pada

sosialisasi

terciptanya efisiensi waktu

dengan

syarat jabatan

(komitmen mutu).

perkembangan

(PROFESIONAL) dan

kekinian berbasis

memiliki

masa pandemi

6.2. Mengajukan ke Bidang

Dokumen hasil konsultasi

bukti serta Good

tanggungjawab untuk

Medik rancangan SPO

disusun dengan cermat

Clininal Governance,

selalu melakukan

persiapan pasien dalam

(komitmen mutu) dan dapat

Patient Safety dan

perbaikan

pemberian pelayanan

dipertanggungjawabkan

Patient Care Center

(CONTINUOS

terapi sistemik pada masa

secara jujur (akuntabilitas

pandemi untuk

dan anti korupsi).

IMPROVEMENT)

selanjutnya akan ditelaah dan ditandatangani oleh Direktur Utama RSKD

30


BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI

4.1 Rangkuman Singkat Aktualisasi Pada tahapan Aktualisasi Latsar CPNS KEMENKES golongan III angkatan I Bapelkes Cikarang tahun 2021, penulis membuat program berupa “Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik di masa pandemi.” Aktualisasi ini telah dilaksanakan mulai tanggal 31 Mei sampai 25 Juni 2021 bertempat di Rumah Sakit Kanker Dharmais bagian Instalasi Terapi Sistemik. Program gagasan yang akan diangkat telah melewati evaluasi tahapan penentuan core issue dengan teknik Analisis Aktual – Problematik – Kekhalayakan - Kelayakan (APKL) Pada bagian ini penulis akan menjelaskan secara berturut-turut mengenai hal yang berkaitan dengan deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi, hasil capaian atau output kegiatan aktualisasi, uraian dampak, penyelesaian dan manfaat kegiatan. 4.2 Hasil Aktualisasi dan Pembahasan Pada bagian ini akan dipaparkan uraian pelaksanaan aktualisasi di Instalasi Terapi Sistemik RS Kanker Dharmais secara berurutan. Urutan disusun berdasarkan rancangan kegiatan awal hingga akhir sebagaimanan terlampir pada tabel kegiatan di bawah. KEGIATAN I

Penyampaian isu dan gagasan kepada Kepala Instalasi Terapi Sistemik

Waktu Kegiatan

31 Mei – 4 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Menyiapkan

gagasan

secara tertulis

(diuraikan

berdasarkan

literatur, panduan internasional, dll) 2. Meminta izin waktu untuk bertemu dan diskusi 3. Melaksanakan pertemuan dengan Kepala Instalasi 4. Meminta izin pelaksanaan implementasi gagasan Output/Hasil

Dokumen gagasan sebagai masukan untuk perubahan SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi

Kaitan Substansi

Saya mengawali kegiatan ini dengan mempersiapkan usulan gagasan

Mata Pelatihan

SPO persiapan pasien dalam pelayanan terapi sistemik di masa pandemi 31


sebagai bentuk rasa ingin menolong pasien dan peduli yang merupakan bagian dari MP. Anti Korupsi dan selaras dengan integritas dan tanggung jawab sebagai seorang ASN yang merupakan perwujudan MP. Akuntabilitas. Dalam menyampaikan surat permohonan untuk bertemu dan berkonsultasi dengan atasan, permohonan dilakukan secara sopan dan beretika, dengan mempertimbangkan ketersediaan waktu atasan yang merupakan perwujudan aktualisasi MP. Etika Publik. Selanjutnya dalam diskusi dengan atasan (kepala Instalasi) akan tercipta suasana saling menghormati dan menghargai pendapat, bermusyawaran untuk mencapai keputusan terbaik sebagai wujud MP. Nasionalisme. Dimana keputusan tersebut diharapkan mampu mewujudkan efektivitas hasil yaitu mutu keselamatan pasien dengan tetap memperhitungkan efisiensi waktu yang merupakan bagian dari MP. Komitmen Mutu. Kontribusi terhadap

Usulan

gagasan

ini

sejalan

dengan

misi

RSKD

yaitu

untuk

Visi & Misi

menyelenggarakan pelayanan komprehensif yang sesuai dengan

Organisasi Serta

perkembangan kekinian (dalam hal ini adalah kondisi Pandemi Covid-

Penguatan Nilai

19) dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien (patient safety).

Budaya Organisasi

Kegiatan ini juga sesuai dengan nilai care dan synergy yaitu mampu berkomunikasi secara santun, terbuka dan jelas dengan semua pihak.

Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan tidak didapatkannya arahan/acuan terutama dari Kepala Instalasi Terapi Sistemik dalam pembuatan rancangan SPO baru di masa pandemi yang sesuai dengan kondisi lokal rumah sakit.

Capaian

Kegiatan ini merupakan bagian pertama/awal dari penyelesaian

Penyelesaian Isu

masalah dimana diperlukan arahan dari kepala satuan kerja untuk

dan Kendala

perancangan SPO yang akan disusun berdasarkan kondisi terkini

Pelaksanaan

(pandemi) dan disesuaikan dengan kondisi lokal rumah sakit. Kegiatan dapat berjalan dengan lancer dan baik tanpa kendala berarti.

32


Manfaat

Kegiatan pertama ini bermanfaat utuk mendapatkan arahan, masukan dan saran dari Kepala Instalasi Terapi Sistemik dalam penyusunan draf SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi

Dokumentasi

1. Foto kegiatan

Kegiatan

2. Dokumen gagasan 3. Notulensi hasil pertemuan BUKTI KEGIATAN

1. Foto Kegiatan

33


2. Dokumen Gagasan

3.Notulensi Hasil Pertemuan 34


KEGIATAN II

Melakukan telaah dokumen pelayanan terapi sistemik yang sudah ada saat ini (pada kondisi normal)

Waktu Kegiatan

7 – 11 Juni 2021

Tahapan Kegiatan

1. Meminta dokumen SPO pelayanan terapi sistemik (kemoterapi) dalam kondisi normal (tidak pandemi) 2. Menelaah SPO pemberian terapi sistemik (kemoterapi)

Output/Hasil

Dokumen telaah (tertulis) terhadap SPO pelayanan terapi sistemik dalam kondisi normal (tidak pandemi)

Kaitan Substansi

Saya mengawali kegiatan ini dengan menjalin komunikasi secara

Mata Pelatihan

sopan, santun dan beretika terutama saat meminta dokumen ke divisi lain yaitu Bidang Medik sebagai perwujudan dari MP. Etika Publik. Upaya saling bekerja sama antar instalsi atau divisi tentu memerlukan sikap dan perilaku saling menghormati dan menghargai sebagai bagian dari perwujudan MP. Nasionalisme. Dokumen yang saya peroleh selanjutkan akan saya jaga dengan baik selama saya melakukan proses telaah SPO sebagai perwujudan kedisiplinan dan tanggung jawab di MP. Anti Korupsi. Dalam proses telaah, harus selalu berorientasi terhadap kualitas hasil telaah dan upaya memperbaiki sebagai perwujudan efektivitas dan efisiensi MP. Komitmen Mutu. Hasil telaah ini selanjutnya dituangkan dalam dokumen telaah yang bersifat transparan dan bertanggung jawab yang selaras dengan MP. Akuntabilitas.

35


Kontribusi terhadap

Hasil telaah ini akan sejalan dengan misi RSKD yaitu untuk

Visi & Misi

menyelenggarakan pelayanan komprehensif yang sesuai dengan

Organisasi Serta

perkembangan kekinian (dalam hal ini adalah kondisi Pandemi Covid-

Penguatan Nilai

19) dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien ( patient safety).

Budaya Organisasi

Kegiatan ini juga sesuai dengan nilai organisasi berupa continuous

improvement yaitu perbaikan berkelanjutan mengandung makna menghargai umpan balik, coaching dan mentoring. Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan terhambatnya

pencarian

literatur

pendukung

terhadap

usulan

perubahan/penyesuaian persiapan pasien yang menjalani terapi sistemik di masa pandemi sebagai dasar pembuatan SOP. Capaian

Kegiatan ini merupakan bagian dari penyelesaian masalah dimana SPO

Penyelesaian Isu

yang akan disusun dilakukan dengan mempertimbangkan dan

dan Kendala

mengacu kepada SPO sebelumnya (di masa normal). Kegiatan ini

Pelaksanaan

dapat berjalan lancer dan tanpa kendala berarti.

Manfaat

Kegiatan

ini

bermanfaat

bahwa telaah

dokumen

sebelumnya

merupakan dasar penyusunan draft SPO yang baru di masa pandemi. Dokumentasi

1. Foto Dokumen SPO lama (masa normal)

Kegiatan

2. Dokumen hasil telaah SPO lama

36


BUKTI KEGIATAN

1. Foto Dokumen SPO lama (masa normal)

2. Dokumen Hasil Telaah SPO lama

37


KEGIATAN III

Melakukan Konsultasi dengan Bidang Medik yang membawahi Instalasi Terapi Sistemik

Waktu Kegiatan Tahapan Kegiatan

7 – 11 Juni 2021 1. Mempersiapkan materi yang akan dipresentasikan terkait isu yang diangkat 2. Meminta izin waktu untuk bertemu dan diskusi 3. Menghadap dan berdiskusi dengan Bidang Medik untuk menjelaskan mengenai rancangan kegiatan yang akan dilakukan. 4. Mencatat hasil konsultasi

Output/Hasil

Masukan dari Bidang Medik untuk perubahan SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi

Kaitan Substansi Mata

Kegiatan ini diawali dengan persiapkan materi yang akan dipresentasikan

Pelatihan

sebagai usulan gagasan SPO persiapan pasien dalam pelayanan terapi sistemik di masa pandemi selaras dengan integritas dan tanggung jawab sebagai seorang ASN yang merupakan perwujudan nilai ANEKA MP. Akuntabilitas. Permohonan untuk menyampaikan gagasan, berkonsultasi dengan atasan, dilakukan secara sopan, santun, dan beretika merupakan perwujudan aktualisasi MP. Etika Publik. Selanjutnya dalam diskusi dengan Bidang Medik merupakan bentuk kerjasama, kegiatan

bermusyawarah mufakat, saling menghargai untuk

mencapai keputusan terbaik adalah perwujudan MP. Nasionalisme. Dimana keputusan tersebut diharapkan mampu mewujudkan efektivitas hasil yaitu mutu keselamatan pasien dengan tetap memperhitungkan efisiensi waktu yang merupakan bagian dari MP. Komitmen Mutu. Hasil diskusi dituangkan dalam notulensi berita acara kegiatan secara terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan MP. Anti Korupsi. Kontribusi terhadap

Usulan gagasan ini sejalan dengan misi RSKD yaitu untuk menyelenggarakan

Visi & Misi Organisasi

pelayanan komprehensif yang sesuai dengan perkembangan kekinian (dalam

Serta

hal ini adalah kondisi Pandemi Covid-19) namun tetap mengutamakan

Penguatan Nilai

keselamatan pasien (patient safety). Kegiatan ini juga sesuai dengan nilai

Organisasi

professional dan synergy

38


Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan tidak diperolehnya masukan dari Bidang Medik RS Kanker Dharmais untuk perubahan SPO pelayanan pasien yang akan menjalani terapi sistemik di masa pandemi. Hal ini juga dapat mengakibatnya terputusnya koordinasi antar lintas divisi dan gangguan dalam gerak langkah pelaksanaan aturan ke depannya.

Capaian Penyelesaian

Kegiatan ini merupakan bagian dari penyelesaian masalah dimana SPO yang

Isu dan Kendala

akan disusun haruslah sepengetahuan dari bidang medik yang nanti draftnya

Pelaksanaan

akan diserahkan kepada bidang medik. Kegiatan ini dapat berjalan lancer.

Manfaat

Kegiatan ini memberikan manfaat terciptanya koordinasi yang baik antar Instalasi Terapi Sistemik dengan Bidang Medik agar draft SPO yang dirancang nantinya dapat didukung oleh semua pihak.

Dokumentasi Kegiatan

1. Foto kegiatan pertemuan dan diskusi 2. Daftar hadir kegiatan

BUKTI KEGIATAN

1. Foto kegiatan pertemuan dan diskusi

2. Daftar hadir kegiatan

39


KEGIATAN IV

Membuat rancangan SPO persiapan pasien dalam pelayanan pemberian terapi sistemik (kemoterapi) di masa pandemi

Waktu Kegiatan Tahapan Kegiatan

14-18 Juni 2021 1. Mencari informasi dari literatur, panduan internasional maupun jurnal dan kepustakaan lainnya untuk merancang SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik selama masa pandemi 2. Menelaah dokumentasi nota dinas yang sudah pernah ditetapkan di RS Dharmais terkait pemberian pelayanan di masa Pandemi 3. Penyusunan usulan SPO yang berisi persiapan pasien yang akan menjalani terapi sistemik pada masa pandemi

Output/Hasil

Rancangan draft (awal) SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi

Kaitan Substansi

Kegiatan

ini

diawali

dengan

persiapkan

materi

yang

berbasis

Mata Pelatihan

bukti/rekomendasi (evidence based medicine, EBM) baik berupa jurnal maupun penelitian pemberian terapi sistemik di masa pandemi yang akan selaras dengan integritas dan tanggung jawab sebagai seorang ASN yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin sebagai perwujudan nilai ANEKA MP. Akuntabilitas. Permohonan untuk menelaah nota dinas sebagai dokumen rumah sakit kepada atasan, dilakukan secara sopan, santun, dan beretika merupakan perwujudan aktualisasi MP. Etika Publik. Telaah dokumentasi nota dinas yang sudah ditetapkan RS Dharmais juga merupakan bentuk kerjasama, dan saling menghargai antar lintas divisi terutama antara ITS dengan Tim Covid-19 RS Dharmais untuk mencapai keputusan terbaik adalah perwujudan MP. Nasionalisme. Dimana kegiatan tersebut berorientasi terhadap kualitas mutu Kesehatan dan keselamatan

pasien yang merupakan bagian dari MP. Komitmen

Mutu. Proses pembuatan rancangan SPO sendiri sebagai bagian dari tanggung jawab dan kepedulian peserta sebagai koordinator pelayanan di ITS dan merupakan perwujudan di MP. Anti Korupsi. 40


Kontribusi terhadap

Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi RSKD yaitu untuk untuk menjadi

Visi & Misi

Pusat Kanker Nasional yang setara di Asia dan misi yang sesuai dengan

Organisasi Serta

perkembangan saat ini (Pandemi Covid-19) namun dengan tetap

Penguatan Nilai

mengutamakan keselamatan pasien (patient safety). Kegiatan ini juga

Organisasi

sesuai dengan nilai budaya professional dan care.

Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan kesulitan dalam pengumpulan literatur evidence based dan acuan nota dinas yang sudah ada

Capaian

Kegiatan ini merupakan bagian dari penyelesaian masalah dimana

Penyelesaian Isu

rancangan SPO yang akan disusun haruslah juga berdasarkan bukti literatur

dan Kendala

yang terbaru dan berbasis bukti (evidence based). Sehingga rancangan yang

Pelaksanaan

akan disusun nantinya merupakan kombinasi antara acuan/panduan internasional dengan kondisi lokal Rumah Sakit Dharmais. Kegiatan dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Manfaat

Kegiatan ini memberikan manfaat terciptanya draft SPO yang dirancang berdasarkan bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan

Dokumentasi

1. Foto jurnal atau rekomendasi acuan.

Kegiatan

2. Dokumentasi nota dinas 3. Foto/PDF dari rancangan/usulan perbaikan SPO

41


BUKTI KEGIATAN

1. Foto jurnal atau rekomendasi acuan

2. Dokumentasi nota dinas

42


3. Foto/PDF dari rancangan/usulan perbaikan SPO 43


KEGIATAN V

Melakukan sosialisasi draft SPO persiapan pasien terkait pelayanan pemberian terapi sistemik pada masa pandemi

Waktu Kegiatan Tahapan Kegiatan

14-18 Juni 2021 1. Mempersiapkan dokumen draft SPO persiapan pasien dalam

pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi 2. Melakukan diskusi dan sosialisasi ke setiap anggota SM HOM dan

tenaga kesehatan terkait tentang SPO persiapan pasien dalam pelayanan pemberian terapi sistemik pada masa pandemi Output/Hasil

Tercapainya sosialisasi dan input balik dari anggota SM HOM dan tenaga kesehatan yang terkait terhadap rancangan SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi

Kaitan Substansi

Kegiatan ini diawali dengan persiapkan materi/dokumen draft yang akan

Mata Pelatihan

dipresentasikan sebagai usulan gagasan SPO persiapan pasien dalam pelayanan terapi sistemik di masa pandemi selaras dengan integritas, transparansi dan tanggung jawab sebagai seorang ASN yang merupakan perwujudan nilai ANEKA MP. Akuntabilitas. Permohonan untuk menyampaikan gagasan, berkonsultasi dengan bidang lainnya (SM HOM atau tenaga Kesehatan lainnya), dilakukan secara sopan, santun, dan beretika dalam hubungan kerjasama yang harmonis dan saling menghargai dan menghormati

antara Instalasi Terapi Sistemik (ITS)

dengan SM HOM merupakan perwujudan aktualisasi MP. Etika Publik dan Nasionalisme. Dari diskusi tersebut diharapkan dapat diperoleh masukan atau koreksi yang berarti terhadap rancangan SPO yang akan diajukan untuk mempertahankan mutu pelayanan sebagai bagian dari MP. Komitmen Mutu. Hasil diskusi dituangkan dalam notulensi berita acara kegiatan secara terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan MP. Anti Korupsi.

44


Kontribusi terhadap

Diskusi dan sosialisasi ini sejalan dengan misi RSKD yaitu untuk menyelenggarakan

Visi & Misi Organisasi

pelayanan komprehensif yang sesuai dengan perkembangan kekinian (dalam hal

Serta

ini adalah kondisi Pandemi Covid-19) namun tetap mengutamakan keselamatan

Penguatan Nilai

pasien (patient safety). Kegiatan ini juga sesuai dengan nilai budaya professional

Organisasi

dan synergy

Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan gangguan sosialisasi SOP baru tersebut di kalangan dokter pelaksana yang akibat lanjutannya dapat menghambat implementasi kegiatan di waktu mendatang.

Capaian Penyelesaian

Kegiatan ini merupakan bagian dari penyelesaian masalah dimana rancangan SPO

Isu dan Kendala

yang telah disusun dilakukan simulasi di lapangan dengan dokter atau tenaga

Pelaksanaan

kesehatan lainnya yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan ini untuk melihat kendala dan masukan dalam uji coba penerapannya. Pelaksanaan kegiatan ini terkendala oleh kondisi pandemi saat ini yang semakin luas sehingga menyulitkan dalam melakukan pengumpulan tenaga medis dan sosialisasi

Manfaat

Kegiatan ini memberikan manfaat terciptanya rasa kerjasama, saling percaya dan bantu membantu dalam antar bagian sehingga memudahkan proses implementasi nantinya.

Dokumentasi Kegiatan

1. Foto kegiatan pertemuan/diskusi 2. Daftar hadir kegiatan

BUKTI KEGIATAN

45


1. Foto kegiatan pertemuan/diskusi

2. Daftar hadir kegiatan 46


KEGIATAN VI

Pengajuan draft SPO persiapan pasien dalam pelayanan pemberian terapi sistemik pada masa pandemi

Waktu Kegiatan Tahapan Kegiatan

21-25 Juni 2021 1. Mempersiapkan materi yang diusulkan dan akan dipresentasikan setelah mendapatkan input dan koreksi dari hasil sosialisasi 2. Mengajukan ke Bidang Medik rancangan SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi untuk selanjutnya akan ditelaah dan ditandatangani oleh Direktur Utama RSKD

Output/Hasil

Rancangan draft (final) SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi.

Kaitan Substansi Mata

Kegiatan ini diawali dengan persiapkan materi yang akan dipresentasikan sebagai

Pelatihan

usulan gagasan SPO persiapan pasien dalam pelayanan terapi sistemik di masa pandemi yang sejalan dengan integritas dan tanggung jawab sebagai seorang ASN yang merupakan perwujudan nilai ANEKA MP. Akuntabilitas. Permohonan untuk menyampaikan usulan pengajuan draft SPO (final) ke bidang medik dilakukan secara sopan santun, ramah dan menjunjung tinggi etika sebagai perwujudan aktualisasi MP. Etika Publik. Pemaparan dan diskusi dengan Bidang Medik (dan atau direktur) dilakukan dalam suasana yang hangat, kekeluargaan dan saling menghargai adalah perwujudan MP. Nasionalisme. Hasil dari diskusi tersebut diharapkan dapat menghasilkan draft SPO pelayanan pemberian terapi sistemik di masa pandemi yang lebih sempurna untuk mendukung terciptanya MP. Komitmen Mutu. Draft final yang dihasilkan merupakan tanggung jawab ITS untuk mempertahankan mutu pelayanan dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien sebagai bentuk kedisiplinan dan kerja keras sebagai perwujudan MP. Anti Korupsi.

Kontribusi terhadap

Usulan gagasan final ini sejalan dengan misi RSKD yaitu untuk menyelenggarakan

Visi & Misi Organisasi

pelayanan komprehensif yang sesuai dengan perkembangan kekinian (dalam hal ini

serta

adalah kondisi Pandemi Covid-19) namun tetap mengutamakan keselamatan pasien

Penguatan Nilai

(patient safety). Selanjutnya kegiatan ini sesuai dengan nilai professional dan care.

Organisasi Analisa Dampak

Tidak dilakukannya penerapan nilai-nilai ANEKA akan mengakibatkan tidak terwujudnya acuan resmi bagi setiap petugas medis dalam pemberian pelayanan terapi sistemik (kemoterapi) di masa pandemi. Dampak lanjutan adalah

47


ketidakseragaman dari petugas medis dalam pemberian pelayanan terapi sistemik di masa pandemi. Capaian Penyelesaian

Kegiatan ini merupakan bagian akhir dari penyelesaian masalah dmana draft SPO

Isu dan Kendala

yang dirancang berdasarkan bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, telah

Pelaksanaan

disesuaikan dengan kondisi lokal dan kemampulaksanaan RS serta telah dilakukan sosialisasi dan simulai di kalangan dokter atau tenaga kesehatan yang terlibat. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancer tanpa kendala berarti.

Manfaat

Kegiatan ini memberikan manfaat terciptanya draft SPO yang mampu laksana dan diterima semua pihak.

Dokumentasi Kegiatan

1. Foto kegiatan pertemuan/diskusi 2. Daftar hadir kegiatan

BUKTI KEGIATAN

1.Foto kegiatan pertemuan/diskusi

2.Daftar hadir kegiatan

48


4.3 Rencana Tindak Lanjut Pada bagian ini akan dipaparkan rencana tindak lanjut dari kegiatan aktualisasi “Pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi.” sebagaimana terlampir pada tabel kegiatan di bawah ini.

No.

Kegiatan

Output

Lama

Pihak

Sumber

Waktu

yang

Biaya

Keterangan

terlibat 1

Pengesahan draft

Dokumentasi

9 Agustus

Bidang

Rumah

SPO menjadi

resmi SPO

s/d 10

Medik dan

Sakit

September

Direktur

2021

Medik dan

dokumen resmi RS

-

Keperawatan 2

Monitoring

Dokumentasi

13

Instalasi

Rumah

implementasi SPO

pelaksanaan

September

Terapi

Sakit

s/d 12

Sistemik

-

Desember 2021 3

Evaluasi kegiatan

Laporan

13

Instalasi

Rumah

implementasi SPO

evaluasi

September

Terapi

Sakit

s/d 12

Sistemik

-

Desember 2021

49


BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berfungsi sebagai pelaksana dan pembuat kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Terdapat nilai-nilai dasar yang harus diinternalisasi oleh PNS yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Diklat Latsar sebagai salah satu syarat Calon Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi PNS merupakan proses yang menitikberatkan pada internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA tersebut. Konsep ini dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan yang diaktualisasikan di tempat tugas masing-masing peserta. Proses ini dimulai dari identifikasi isu, memilih isu yang strategis dan diprioritaskan untuk diselesaikan serta penerapan nilai-nilai ANEKA dalam aktualisasinya. Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) diharapkan dapat membantu RS Kanker “Dharmais” mewujudkan visi yaitu menjadi pusat kanker nasional yang setara di tingkat Asia. Adapun isu yang dipilih disesuaikan dengan kondisi paling hangat saat ini yaitu adanya pandemi covid-19. Hal ini mengharuskan kita untuk mampu beradaptasi dalam memberikan pelayanan khususnya di Instalasi Terapi Sistemik. Pasien kanker merupakan pasien yang rentan untuk mengalami infeksi covid-19. Padahal, infeksi covid-19 yang terjadi pada pasien kanker dapat memperburuk kondisi pasien disamping mengganggu kesinambungan pengobatan. Disamping itu, infeksi covid-19 yang tidak terdeteksi pada pasien dapat membahayakan pasien lainnya dan petugas medis itu sendiri karena meningkatkan risiko penularan. Sampai saat ini, belum ada panduan lokal dan resmi yang berlaku di diharmais terkait persiapan pasien yang akan menjalani pelayanan terapi sistemik (kemoterapi) pada masa pandemi ini. Persiapan yang dilakukan sampai saat ini hanya berjalan secara pemikiran per individu sehingga menimbulkan ketidakseragaman dalam persiapan dan tatalaksana pasien. Oleh karena itu, melalui pembuatan Standar Prosedur Operasional (SPO) ini diharapkan terjadi keseragaman persiapan pasien dalam pemberian terapi sistmeik pada masa pandemi. Tujuan akhir adalah upaya mempertahankan mutu pelayanan dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien dan tenaga kesehatan.

50


5.2 Saran 1. Hendaknya setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam penerapan SPO mampu memahami dan mengimplementasikan tata alur persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi. 2. SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi tersebut dapat menjadi salah satu referensi persiapan kegiatan di Bapelkes Cikarang pada masa pandemi covid-19 3. Hendaknya institusi RS Kanker Dharmais berkomitmen dalam menerapkan SPO persiapan pasien dalam pemberian pelayanan terapi sistemik pada masa pandemi secara konsisten dimana monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala.

51


LAMPIRAN 1. Form Pengendali Kegiatan I

52


2. Form Pengendali Kegiatan II

53


3. Form Pengendali Kegiatan III

54


4. Form Pengendali Kegiatan IV

55


5. Form Pengendali Kegiatan V

56


6. Form Pengendali Kegiatan VI

57


7. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

8. Briefing dan Bimbingan Aktualisasi oleh Coach

58


9. Dokumen Draf (FINAL) SPO Persiapan Pasien dalam Pemberian Pelayanan Terapi Sistemik pada Masa Pandemi

59


60


61


DAFTAR PUSTAKA 1. RS Kanker “Dharmais”, 2016. Rencana Strategis Bisnis (RSB) RS Kanker “Dharmais” Tahun 2016 – 2020, Jakarta. 2. Profil RS Kanker “Dharmais”. Diunduh dari: http://dharmais.co.id/page/69/Profil-RS 3. Panigoro SS. Rencana strategis pengembangan pusat kanker nasional Indonesia, sebuah studi kasus. Jurnal ARSI.2014;11 – 8. 4. Fatimah, E., dan E. Irawati, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Analisis Isu Kontemporer, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 5. Idris, I., Y. Suwarno, B.H. Purwana, S. Dendi, S. Imran, dan B.S.P. Nusa, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Manajemen Aparatur Sipil Negara, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 6. Kumorotomo, W., N.R.D. Wirapradja, dan A. Imbaruddin, 2015, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nilai - Nilai Dasar PNS: Etika Publik, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 7. Kusumasari, B., S. Dwiputrianti, dan E.L. Allo, 2015, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nilai - Nilai Dasar PNS: Akuntabilitas, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 8. Komisi Pemberantasan Korupsi, 2015, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nilai - Nilai Dasar PNS: Anti Korupsi, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 9. Latief, Y., A. Suryanto, dan A.A. Muslim, 2015, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nilai – Nilai Dasar PNS: Nasionalisme, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 10. Suryanto, Y., dan T.A. Sejati, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Whole of Goverment, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 11. Purwanto, E.A., D. Tyastianti, A. Taufiq, dan W. Novianto, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Pelayanan Publik, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara. 12. Yuniarsih, T., dan M. Taufiq, 2015, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS: Nilai – Nilai Dasar PNS: Komitmen Mutu, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara

62


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.