1 minute read

Fakta Di Balik Viralnya Video KPK dan Mahasiswa di Gedung DPR

Fakta Di Balik Viralnya Video KPK dan Mahasiswa di Gedung DPR

Fakta Dibalik Viralnya Video KPK dan Mahasiswa di Gedung DPR

Advertisement

Nabilah Nurazizah

Beredar postingan video di media sosial yang menarasikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang rapat bersama mahasiswa jelang demonstrasi di Gedung DPR pada Selasa (25/9/2019) lalu dan menjadi penggerak demo mahasiswa. Dilansir dari Kompas. com, Juru Bicara KPK, Febri Diansyah meluruskan informasi tersebut. “Informasi yang benar adalah pada tanggal 11-12 September 2019 KPK menerima audiensi sejumlah perwakilan masyarakat antikorupsi seperti GAK dan akademisi yang concern dengan isu antikorupsi serta perwakilan Pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa,” kata Febri dalam keterangan tertulis. Febri menuturkan, KPK pun telah mengeluarkan rilis resmi terkait kegiatan itu.

Dalam rilis tersebut, tertulis bahwa para perwakilan antikorupsi berkumpul di ruang konferensi pers setelah aksi menyalakan lilin dan laser yang dilakukan mahasiswa. Pertemuan antara mahasiswa dan aktivis gerakan antikorupsi itu membahas sejumlah isu yang masih bergulir ketika itu, yakni seleksi calon pimpinan KPK, revisi UU KPK, dan revisi KUHP.

Untuk mengetahui pandangan beberapa orang mengenai pemberitaan tersebut, saya mewawancarai dua orang mahasiswa sebagai narasumber. Narasumber pertama adalah Fatimah, salah satu mahasiswi Universitas Terbuka Makassar memperoleh berita terkait video yang tersebar luas ini dari grup Whatsapp. Dipertegas dengan judul berita yang terkesan sarkas mengenai demo mahasiwa yang dicetus oleh pemerintah sendiri sontak membuat ia tak menyangka. Tanpa berpikir panjang, Fatimah menyebarluaskan berita tersebut sehingga menjadi buah bibirnya dengan teman-temannya. Kasus yang sama pun terjadi kepada narasumber kedua yang saya wawancarai. Namanya Rajab, mahasiswa Universitas Hasanuddin Program Studi Statistika ini pun memperoleh berita tersebut dari grup Whatsapp. Terpengaruh dengan teman – temannya, ia pun ikut percaya dan membagikannya di status Whatsappnya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi terkait postingan video yang beredar di media sosial adalah hoaks atau salah. Rapat tersebut bukan merupakan briefing antar mahasiswa dan pihak KPK terkait unjuk rasa, melainkan pembahasan lebih lanjut mengenai isu yang marak dipertentangkan masyarakat.

Literasi media yang tergolong minim membuat masyarakat Indonesia sangat cepat termakan berita hoaks. Perlu edukasi dan kesadaran diri agar penyebaran berita hoaks setidaknya dapat berkurang karna jika hal ini kerap terjadi dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan kekhawatiran dan berimbas pada kepercayaan masyarakat kepada media yang menurun.

This article is from: