3 minute read

Minum Air Es Sebabkan Perut Buncit? Cari Tahu Dulu sebelum Percaya

Latifah Khaerani

Pada 9 Desember 2019, saya ditugaskan untuk mewawancarai seorang narasumber yang berprofesi sebagai tukang parkir mengenai literasi digital. Narasumber tersebut bernama Pak Hendra berumur 35 tahun, berprofesi sebagai tukang parkir di Parkiran Baruga Unhas.

Advertisement

Saya menanyakan kepada beliau terkait tanggapannya terhadap berita yang ia peroleh. Narasumber menyebutkan bahwa ia sering memperoleh berbagai informasi melalui sosial media, khususnya WhatsApp. Tanggapan terhadap informasi yang narasumber peroleh yakni, ia langsung menerima segala informasi yang tersebar di WhatsApp tanpa mencari tahu kebenaran dari informasi yang ia baca.

Selanjutnya saya menanyakan kepada Pak Hendra isu tentang minum air es dapat membuat perut buncit. Lalu narasumber mengakui bahwa ia pernah mendengar isu tersebut dan ia percaya tentang isu tersebut. Narasumber menyebutkan bahwa penyebabnya karena air es memang bisa menyebabkan perut besar alias buncit, serta air es bisa beku sehingga membuat perut buncit. Narasumber percaya bahwa isu tersebut merupakan fakta dan bukan hoaks.

Dari riset sekunder yang saya peroleh lewat internet melalui situs terpercaya, informasi yang menyatakan bahwa minum air es bisa membuat perut buncit adalah hoaks. Faktanya, perut buncit adalah keadaan yang disebabkan oleh terlalu banyak makan dan terlalu sedikit bergerak.

Ada yang dinamakan kalori. Kalori itu sendiri adalah satuan energi tentang seberapa besar energi yang masuk ke tubuh lewat makanan dan seberapa besar energi yang dibuang dari tubuh melalui aktivitas fisik. Jadi, bila kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dibandingkan yang dibuang melalui aktivitas fisik, maka itulah yang menyebabkan peningkatan berat badan. Air putih yang dingin, hangat atau suhu ruangan mengandung 0 kalori. Bila air putih mengandung 0 kalori, berarti itu

tidak akan menambah jumlah kalori meski dikonsumsi dalam keadaan dingin atau hangat. Namun, jika air putih yang dikonsumsi dicampur gula atau sirup, barulah itu dapat memasok sejumlah kalori ke dalam tubuh dan menyebabkan perut buncit di kemudian hari.

Logika sederhananya, jika ada yang beranggapan bahwa dengan air es bisa membekukan lemak di dalam tubuh, maka logikanya adalah es batu kita anggap memiliki suhu 0 derajat, sedangkan tubuh manusia memiliki suhu sekitar 37 derajat. Otomatis air es tersebut jika masuk ke dalam tubuh sudah tidak akan beku lagi dan mengikuti suhu tubuh manusia dan tidak mungkin ia bisa membekukan lemak. Saat kita minum es batu atau minuman dingin serta setelah itu melakukan aktivitas membuang air kecil di kamar mandi. Apakah urin yang dikeluarkan tadi masih tetap terasa dingin? Atau malah berubah menjadi hangat? Pastinya, urin yang keluar dari tubuh akan terasa hangat kan? Maka tubuh secara otomatis akan menghangatkan air es atau es batu yang masuk ke tubuh kita sebelumnya.

Selanjutnya saya menanyakan kepada narasumber tentang literasi digital, namun ia belum mengetahui apa sebenarnya literasi digita itu. Literasi yaitu kemampuan dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah. Digital bisa diartikan sebagai sistem komputer yang menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Literasi digital dapat diartikan sebagai sikap individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, menganalisi, mengevaluasi informasi, membuat pengetahuan baru agar dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Jadi literasi digital itu ketika kita memperoleh informasi namun kita menelaah terlebih dahulu informasi yang kita dapatkan serta tidak membagikannya sebelum mengetahui fakta terkait informasi tersebut. Literasi digital dan sikap kritis diperlukan dalam menerima informasi agar tidak mudah termakan oleh berita-berita hoaks yang mungkin dapat mengadu domba masyarakat sehingga menimbulkan perpecahan.

Dari riset tersebut saya menemukan bahwa masyarakat awam yang mungkin tidak berkecimpung di dunia kesehatan, politik, budaya, atau dan sebagainya, masih menyerap informasi yang ia dengar, baca, atau lihat tanpa mencari tahu kebenaran dari informasi tersebut. Hal itu sebenarnya dapat berdampak buruk jika ada oknum yang ingin memecah belah bangsa dan menyebarkan isu-isu hoaks yang hanya bersifat adu domba, sementara masyarakat belum menanamkan pentingnya bersikap kritis dan literasi digital. Seharusnya literasi digital perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas agar tidak mudah percaya pada isu-isu kecil apalagi isu-isu yang besar.

This article is from: