4 minute read

Jangan Tidur Pake Headset, Ini Dampaknya

Jangan Tidur Pakai Headset, ini Dampaknya!

Ida Ayu Sagita

Advertisement

Awal beredarnya foto ini berdasarkan hasil riset yang telah saya lakukan terkait berita keliru mengenai korban meninggal karena tidur sambil menggunakan headset. Setelah menelusuri lebih lanjut, foto tersebut menampilkan seorang korban yang terkena tembakan pellet gun atau air gun yang terjadi di India. Foto ini diunggah pertama kali melalui akun twitter Kashmir Global pada 12 Oktober 2015 dengan takarir:

“Youth injured in #Bijbehara South #Kashmir today by Indian forces. Indian forces fire pellet gun shots on protesters”.

Setelah foto ini beredar di media sosial, terdapat beberapa oknum yang menggunakan foto tersebut sebagai berita keliru mengenai korban yang meninggal dunia akibat tidur sambil menggunakan headset. Salah satunya yang dilakukan oleh akun Desy Aryanti yang membagikan sebuah artikel dari situs Marisebarkan.blogspot.com bahkan artikel dari akun Desy Aryanti membuat narasi sebagai berikut:

“Pria ini meninggal akibat menggunakan handphone sambil mendengarkan musik pakai headset, sambil di charger dan pria tersebut ketiduran. Arus listrik yang masuk melalui telinga sampai ke sekujur tubuhnya dan meletup-letup sampai membentuk lubang-lubang di seluruh tubuh pria tersebut.” Jangan Tidur Pake Headset, Ini

Seorang peneliti bernama Alvin Laoh, Jimmy F. Rumampuk, dan Fransiska Lintong mengungkapkan pemakaian headset berlebih dalam kurun waktu lama dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Pada telinga yang terpapar bising untuk waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sel-sel rambut di koklea dan saraf pendengaran yang memperburuk proses degenerasi saraf pendengaran. Pada distribusi karakteristik responden menurut frekuensi menggunakan headset didapatkan hasil 63,3% responden yang sering menggunakan headset selain itu juga pada distribusi karakteristik responden menurut lamanya menggunakan headset didapatkan hasil 66,7% responden menggunakan headset lebih atau sama dengan 60 menit dalam sehari.

Berdasarkan hasil penelitian Muhammad Sazili, responden yang sering terpapar bising dengan waktu lebih dari 30 menit perhari mempunyai peluang 1,538 kali untuk terjadi gangguan pendengaran, dibandingkan dengan responden yang beresiko terpapar bising kurang atau sama dengan 30 menit dalam sehari. Selain itu juga, didapatkan nilai 95% Cl Common Odds Ratio Lower dan Upper menunjukkan batas atas dan batas bawah odds ratio, yang artinya: responden yang beresiko terpapar bising >30 menit lebih beresiko sebesar 1,115 kali lipat dapat terjadi gangguan pendengaran dan paling besar lebih beresiko sebesar 2,122 kali lipat dapat terjadi gangguan pendengaran.

Lalu, apakah benar dengan kebiasaan tidur sambil mendengarkan musik di handphone yang sedang diisi ulang bisa menyebabkan kematian?

Lucky Sebastian, seorang pengamat teknologi gawai menjelaskan bahwa handphone yang sedang diisi ulang mau itu sedang dipakai atau tidak, bisa saja meledak jika ada sistem yang salah. Sebab, pada saat diisi ulang, baterai mengalami reaksi kimia dan menghasilkan panas. “Saat pengisian daya dan digunakan sekaligus, panas yang dihasilkan memang bisa berlebihan. Sebab, prosesor tetap bekerja sementara baterai sendiri juga menghasilkan panas dari proses charging,” ucap Lucky.

Meski begitu, lanjut Lucky, rata-rata ponsel saat ini sudah memiliki teknologi yang ‘pintar’. Ketika handphone sedang diisi ulang dan digunakan, chip pengatur charging akan memperlambat prosesnya. Selain itu, ponsel masa kini juga sudah menerapkan teknologi fast charging sehingga panas yang akan dihasilkan nantinya tidak berlebih. Apabila panas melebihi batas, handphone akan memberikan peringatan.

Dalam menyikapi hal ini, saya sendiri langsung turun ke lapangan untuk melakukan riset dan mencari data. Apakah betul pada saat kita memakai headset sambil tidur menggunakan handphone akan meledak?

Lokasi yang saya kunjungi yaitu lapangan Andi Makkasau yang berada di Kota Parepare dan mendapatkan narasumber yang bernama Idilian Suroyo berusia 27 tahun yang bekerja sebagai pegawai di salah satu bengkel motor.

Dari hasil perbincangan saya dengan narasumber mengenai isu ini, rupanya narasumber sering membaca berita di internet maupun siaran televisi. Beliau memiliki pandangan yang berbeda tentang berita yang ada di internet. Idilian mengatakan “Internet adalah sebuah kepalsuan yang nyata. Berita hoaks atau tidak itu kembali kepada kita sendiri sebagaimana kita menyikapi hal tersebut dan masalah percaya atau tidak itu semua menurut saya pribadi tidak perlu dipercaya sepenuhnya.” Selain itu, ia mengungkapkan pandangan lain, bahwa itu semua tergantung kondisi apakah handphone yang kita gunakan sedang mengisi atau tidak bahkan kebiasaan buruk ini terjadi disekitar kita.

Saat beberapa orang tidur menggunakan headset untuk mendengarkan musik, hal ini dapat mengganggu waktu otak dan saraf-saraf lain yang seharusnya beristirahat dipaksa untuk bekerja lebih keras lagi. Dan jika hal ini dilakukan terus-menerus dengan volume yang cukup keras maka tidak menutup kemungkinan dapat berdampak pada menurunnya indra pendengaran.

Bahaya menggunakan headset saat tidur sementara itu dilansir dari Nakita, kebiasaan menggunakan headset saat tidur memang sebaiknya dihindari. Penggunaan headset dapat menyebabkan rasa sakit di telinga bahkan melukai indera pendengaran kita. Saat tidur, posisi kepala juga bisa membuat headset tertekan masuk ke dalam telinga sehingga kita merasa sakit saat terbangun. Lebih parah lagi, menggunakan headset dalam waktu lama dan frekuensi berulang dapat menurunkan kemampuan mendengar.

Berdasarkan hasil riset tersebut itu saya mengambil kesimpulan bahwa berita tersebut adalah hoaks. Gambar yang diunggah pada akun twitter Kashmir Global pada 12 Oktober 2015 itu adalah korban bekas peperangan yang terjadi di india dengan menggunakan air gun yang menyebabkan badan korban berlubang disebagian tubuh.

Faktanya beberapa dampak dari pengguna headset sambil tidur tentu benar sangat berbahaya bagi kesehatan, karena dapat menyebabkan gangguan pendengaran berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alvin Laoh, Jimmy F. Rumampuk, Fransiska Lintong dan beberapa penliti sebelumnya mereka mendapatkan 66,7% reponden yang menggunakan headset lebih dari 60 menit sehari mampu menyebabkan kerusakan saraf pada pendenganran, hal ini juga didukung oleh peneliti yang sebelumnya melakukan penelitian yang sama. Dan saya setuju dengan apa yang di ucap oleh Lucky Sebastian bahwa di zaman sekarang ponsel pintar mempunyai fitur untuk mengatur keterlambatan dalam masukan listrik ke daya baterai handphone.

This article is from: