
3 minute read
Literasi Masyarakat di Tengah Infobesitas
Rifqi
Informasi merupakan salah satu kebutuhan dari masing-masing orang dalam menjalankan kehidupannya setiap hari. Informasi selalu hadir membawa sebuah pesan bagi tiap individu untuk dikonsumsi. Namun, semakin berkembangnya sebuah zaman, banyak oknum yang memanfaatkan informasi untuk kepentingan pribadinya. Hal ini pun dimanfaatkan oleh oknum untuk pemenuhan kepentingan tertentu serta media penyebar informasi yang menimbulkan kegelisahan di masyarakat.
Advertisement
Membahas terkait penyebaran informasi adalah salah satu spesialisasi atau kegiatan khusus dari komunikasi, dalam hal ini merupakan sub-disiplin dari komunikasi massa yang medium penyebarannya saat ini sebagian besar melalui internet. Hal ini pun semakin didukung dengan kemajuan teknologi yang diiringi dengan meluasnya sistem internet dan makin mudah diakses membuat penyebaran informasi yang semakin cepat pula. Hal ini tentu sangat baik bagi masyarakat karena bisa memperoleh informasi secara cepat dan aktual. Namun sepertinya, informasi yang begitu cepat beriringan juga dengan kualitas berita yang membuatnya tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Tak jarang banyak masyarakat yang mengonsumsi berita secara mentah-mentah tanpa mengetahui kebenaran aslinya.
Penyebaran informasi yang tidak benar ini menyebabkan ketakutan dan kegelisahan bagi orang-orang yang menerimanya. Informasi tidak benar terus berkembang dan saat ini lebih kita kenal dengan sebutan hoaks. Berkembangnya fenomena hoaks didukung dengan banyaknya informasi yang tersebar di masyarakat yang diteruskan dari individu ke individu tanpa melakukan cross check terlebih dahulu.
Salah satu informasi yang tersebar luas adalah tentang tabung gas hijau 3 Kg atau biasa disebut tabung gas “melon”. Beredar informasi bahwa perbedaan karet yang ada di gas hijau itu menandakan kondisi gas tersebut. Tentu saja informasi yang tersebar ini tidak mempunyai dasar kebenaran pada isinya. Informasi hoaks yang dengan mudah tersebar luas dan banyak dipercaya. Akun tersebut mengunggah foto Elpiji dari bagian atas, kemudian diberi keterangan sebagai berikut:
“Sebagian Mungkin Orang Tidak Tau “Penting!!! khususnya bagi ibu ibu yang gak bisa lepas dari urusan dapur...
Selama ini saya belum tau dan baru tau sekarang kalau fungsi Lingkaran Merah Pada Tabung GasMungkin Anda mengira lingkaran merah yang terdapat di tengah tabung LPG itu hanya variasi warna saja atau desain warna tabung saja.
Jika dugaan anda seperti itu jawabannya salah besar ! Lingkaran merah itu memiliki fungsi yang penting bagi pengguna LPG , lingkaran merah itu berfungsi untuk rambu rambu menandakan ledakan.
Bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasan berikut : Bila pada saat anda memasak terjadi kebocoran gas dan api keluar dari selang yang bocor yang perlu dilakukan adalah melihat lingkaran merah tersebut, jika lingkaran merah tersebut masih berwarna merah berarti tabung itu masih aman untuk dilepas regulatornya saat terjadi kebocoran gas untuk mematikan apinya, namun sebaliknya jika lingkaran merah itu sudah berubah warna menjadi warna hitam berarti tabung LPG sudah tidak aman, dan anda harus cepat-cepat menyelamatkan diri karena tabung dalam kondisi status berbahaya.
Nah seperti itulah fungsi lingkaran merah pada tabung LPG yang dibuat oleh pertamina untuk keamanan pengguna. Semoga Bermanfaat ��”
Setelah membaca artikel tersebut, penulis mencoba menanyakan pendapat salah seorang masyarakat yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Hasanuddin, Fakultas Teknik bernama Pak Amri. Penulis menanyakan mengenai pendapatnya terhadap berita hoaks tersebut. Beliau menyebutkan bahwa saat ia mendengar informasi mengenai gas 3 Kg tersebut ia pun tak mempercayainya karena hal tersebut tidak masuk akal dan ia juga baru mendengar berita tersebut dari satu sumber saja.
Beliau berpendapat bahwa kita harus lebih selektif dalam membaca informasi atau berita di mana saja agar tidak mudah percaya dan tergiring opininya. Ini membuktikan bahwa literasi masyarakat perlu ditingkatkan dan banyak kalangan masyarakat yang masih mudah percaya dan tergiring opininya dari informasi hoaks tersebut.
Mungkin rendahnya literasi masyarakat disebabkan karena sebagian besar masyarakat tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni untuk menghadapi informasi yang terlalu banyak sehingga terjadi overload informasi yang kemudian dikenal dengan infobesitas.
Infobesitas adalah kondisi ketika seseorang atau suatu pihak mengalami kelebihan informasi, hal ini membuatnya lebih sulit atau tidak dapat membuat keputusan yang rasional. Infobesitas ditambah dengan gangguan psikologis akibat tinggal terlalu lama di rumah (cabin effect), menurut saya, dapat membuat orang makin mudah gelisah, lebih sensitif, ketakutan, dan kekhawatiran.