3 minute read

Waspadai Menstruasi Lebih dari Tujuh Hari

Dapat menjadi pertanda keganasan, bagaimana cara mengidentifikasi penyebab anemia dan pansitopenia?

Pertanyaan

Advertisement

“Wanita 34 tahun, belum menikah, datang dengan keluhan menstruasi selama 10 hari keluar darah sehari ganti pembalut 3 kali. Keluhan saat ini lemas, pucat, pusing berkunang, dan sedikit sesak. TD 100/70, n 120, rr 26, Hb 6,5, plano test (-). Sudah minum asam traneksamat dan vitamin k dari klinik tetapi keluhan tidak membaik. Dx nya apa dok? AUB dd polimetroragia? Lalu untuk penatalaksanaannya bagaimana?” – dr. D

Jawaban

Gangguan menstruasi rupanya cukup sering terjadi dan menyumbang sekitar 3040% kasus yang masuk ke departemen obstetri ginekologi. 1 dari 3 perempuan juga diketahui pernah mengalami gangguan haid yang banyak dipengaruhi oleh hormon. Abnormal uterine bleeding (AUB) merupakan perdarahan pervaginam yang ditandai dengan menstruasi abnormal dan tidak teratur. Kriteria menstruasi normal biasanya berlangsung antara 4 hingga 7 hari sedangkan pada kondisi AUB, lama menstruasi biasanya lebih dari 7 hari dengan jarak antara haid pertama dan berikutnya lebih pendek dari 21 atau lebih panjang dari 31 hari.Secara umum, kondisi pansitopenia dapat disebabkan oleh gangguan produksi (nutrisional atau non-nutrisional), gangguan konsumsi, dan destruksi sel yang berlebihan. Penyebab pansitopenia yang sering ditemukan antara lain infeksi (misalnya virus HIV, hepatitis B, hepatitis C), kelainan darah (hipersplenisme pada talasemia), hingga keganasan hematologi. Maka dari itu, diperlukan algoritma khusus untuk menemukan etiologi pansitopenia, mulai dari yang sederhana hingga pemeriksaan tingkat molekuler.

Perdarahan yang normal dalam kasus menstruasi seharusnya tidak sampai mengganggu kadar Hb dan status generalis seseorang, misalnya tekanan darah dan nadi.

Jika nadi seseorang mencapai 120 dengan nilai Hb

6,5, maka artinya sudah mengalami perdarahan hebat, apalagi jika menstruasi sudah berlangsung lebih dari

7 hari. Maka, kasus ini dikategorikan sebagai AUB polimenorea atau menoragia emergensi.

Beberapa etiologi AUB rupanya menghasilkan karakteristik manifestasi klinis yang berbeda pada pasien. Jika darah menstruasi yang keluar banyak dan lama (>7 hari), tetapi di luar fase menstruasi masih berjalan normal, kemungkinan besar disebabkan karena gangguan rahim dan pembekuan darah. Dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi (USG), kita bisa menilai kondisi rahimnya, apakah mengalami pembesaran atau tidak. Dalam kasus ini, etiologi terseringnya adalah mioma uteri dan adenomiosis. Jika pasien mengalami keterlambatan menstruasi baru kemudian perdarahannya banyak, bisa jadi disebabkan karena gangguan hormonal. Untuk kasus keganasan, biasanya pasien mengalami perdarahan sedikit demi sedikit tetapi tidak pernah berhenti.

Tata laksana untuk awal kasus AUB emergensi adalah wajib merujuk pasien ke rumah sakit dan tidak boleh hanya sekadar memberikan obat. Yang harus dilakukan pertama adalah menstabilkan nadi karena kemungkinan besar pasien tersebut mengalami takikardia hipovolemik akibat kehilangan banyak darah. Tentunya, kita harus cepat memasang infus untuk membantu pasien agar tidak terjadi syok. Batas kita bisa melakukan transfusi pada kasus menoragia adalah nilai Hb dibawah 8.

Selanjutnya, perlu dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium (pemeriksaan darah), dan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui etiologi pastinya. Untuk sementara waktu, kita bisa menghentikan darah dengan obat seperti asam mefenamat dan traneksamat, tidak cukup hanya dengan vitamin K. Jumlah dosis yang biasa diberikan adalah 3 x 500 mg secara peroral. Akan tetapi, obat ini memiliki kontraindikasi pada pasien dengan keluhan lambung karena bersifat asam. Solusinya

Kirimkan pertanyaan Anda seputar medis ke redaksima@yahoo.co.id adalah dengan memberikan asam traneksamat melalui jalur intravena, sedangkan untuk asam mefenamat tidak tersedia preparat infusnya.

Pertanyaan Anda akan dijawab oleh narasumber spesialis terpercaya.

JIka setelah dilakukan pemeriksaan ternyata didapatkan diagnosis pasti mioma uteri atau adenomiosis, pemberian asam traneksamat dan vitamin K tidak cukup untuk membantu menghentikan perdarahan. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti darah yang keluar, memperbaiki keadaan umumnya, dan melakukan penghentian haid dengan cara yang lebih kuat yaitu dengan pemberian hormon atau obat-obatan lain seperti progestine tetapi hal ini juga bergantung pada hasil USG. jika miomanya berukuran besar, maka tidak ada cara lain selain melakukan operasi. Jenis operasi bergantung pada ukuran dan letak miom.

Gangguan menstruasi seperti AUB tidak dapat dicegah 100% karena belum bisa diketahui penyebab pastinya. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan deteksi dini. Caranya, semua perempuan perlu diedukasi bahwa haid yang normal, siklus atau jarak antara hari pertama haid dengan hari pertama haid berikutnya tidak boleh kurang dari 24 dan fase menstruasi tidak boleh lebih lama dari 7 hari. Jika sudah di luar kriteria tersebut, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas layanan kesehatan. Selain itu, kita juga bisa meminimalisir risiko AUB dengan menjaga pola hidup sehat. Salah satu hal yang berpengaruh cukup besar adalah tidak boleh sampai obesitas. syidan

Narasumber

Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH

- Guru Besar Obstetri dan Ginekologi FKUI

- Staf KSM Obstetri dan Ginekologi RSCM

- Wakil Dekan 1 FKUI

- Wakil Ketua Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia

E-mail: dwianaocviyanti@yahoo.com

Jasa Terjemahan Dan

Pembuatan Buku

Kabar Gembira! Media Aesculapius menyediakan jasa terjemahan Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia dengan waktu pengerjaan singkat (3 x 24 jam) serta hasil terjamin. Kami juga menyediakan jasa penyusunan buku yang sangat fleksibel baik dalam hal desain cover dan isi, ukuran dan tebal buku, maupun gaya penulisan termasuk menyunting tulisan anda. Tak terbatas hingga penyusunan saja, kami siap melayani distribusi buku anda. Adapun buku yang pernah kami buat: buku biografi tokoh, buku pemeriksaan fisik berbagai departemen, buku jurnal, dan Kapita Selekta Kedokteran.

This article is from: