6 minute read

Internship: Ajang Latihan jadi Dokter Sungguhan

Meningkatkan taraf pendidikan kedokteran adalah kunci pembangunan kesehatan Indonesia

PPerjalanan internship yang dilalui setiap dokter mempunyai kisah menarik yang seru untuk dibagikan. Begitu pula dengan pengalaman dr. Lowilius Wiyono, seorang dokter umum lulusan

Advertisement

FKUI angkatan 2016. Selesai dengan pendidikan kedokterannya, Lowi, sapaan akrabnya, menghabiskan waktu dengan ikut kegiatan magang atau menjadi asisten konsulen untuk memperbanyak pengalaman sambil mempersiapkan berkas-berkas untuk internship

Lowi memilih Singkawang, Kalimantan Barat sebagai tempatnya mengabdikan diri selama satu tahun dengan harapan untuk bisa mengeksplorasi dan memperoleh pengalaman lebih mengenai pelayanan kesehatan di luar Pulau Jawa. Enam bulan pertamanya ia habiskan di Puskesmas Singkawang Timur 1 sebagai dokter umum yang kesehariannya mengisi poliklinik, menjaga

IGD puskesmas, serta berpartisipasi dalam kegiatan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Selanjutnya, ia mendapat rotasi di sebuah rumah sakit rujukan tipe

B, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Azis Singkawang. Mulanya, Singkawang tidak menjadi pilihan pertamanya untuk menjalani internship. Di luar dugaan, Kota Seribu Kelenteng tersebut memberikan segudang cerita yang tidak terlupakan baginya.

Lowi bercerita bahwa kebudayaan masyarakat setempat sangatlah beragam, baik dari etnis Melayu, Dayak, serta Tionghoa. Budaya dan kebiasaan masyarakat yang masih sangat kental menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya. Lowi menjadikan perbedaan ini sebagai pacuan untuk beradaptasi dan terbiasa dengan situasi apapun yang nanti akan dihadapinya selama menjalani profesi. “Selama internship, kita dilatih menjadi dokter sebenarnya. Saat koas lebih banyak observasi dan asistensi saja, tetapi saat internship lebih menggunakan peran kita sebagai dokter,” terang Lowi. Secara umum, tidak ada perbedaan yang signifikan dengan fasilitas pelayanan kesehatan di Ibu kota, tetapi masalah logistik, bahan, serta fasilitas yang dirasa lengkap pun tentunya tetap terdapat keterbatasan. “Hal ini juga mengasah kemampuan sebagai dokter umum di IGD untuk bisa memutuskan apa yang harus dilakukan dalam menangani pasien, khususnya dalam hal tatalaksana kegawatdaruratan,” lanjutnya.

Awalnya, ia mengalami culture shock dengan hal-hal di sana. Lokasi puskesmas yang dekat dengan perkebunan membuat ia sering menerima kasus pasien dengan kecelakaan akibat kerja, digigit anjing, dan kasus lain yang berkaitan dengan perkebunan. Pun, banyak perbedaan dari segi istilah, bahasa, kebiasaan

Maksimalkan Fungsi Pendengaran

Yuk Jaga

Telinga Kita!

Gangguan pendengaran mengintai, sudahkah kita sadar dengan kebisingan di sekitar kita?

Dalam rangka memperingati Hari Pendengaran

Sedunia yang jatuh pada tanggal 3 Maret 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengadakan seminar virtual bertajuk “Apa Telinga Kita dalam Bahaya?”. Acara yang dibuka langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya kesehatan telinga dan mencegah gangguan pendengaran serta memperkuat integrasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit. Untuk mendukung peringatan ini, pemerintah akan melakukan gerakan dan kampanye deteksi dini gangguan pendengaran yang akan dilaksanakan pada Bulan yang berkaitan dengan kesehatan dibandingkan di daerah kota. Banyak masyarakat setempat yang berobat ke mantri ataupun dukun. Meskipun metode yang dilakukan juga membantu pengobatan, tentunya sebagai dokter dari sisi medis tidak jarang memiliki perbedaan pandangan. Namun, di satu sisi kita juga tidak bisa memaksakan pasien. Hal ini membuat Lowi belajar lagi cara untuk mengedukasi pasien. Sebisa mungkin ia mengakrabkan diri dengan masyarakat dan mempelajari bahasa mereka agar tidak terlalu merasa asing.

Banyak pelajaran yang diperoleh dari internship yang ia anggap sebagai ajang latihan, terutama untuk koas yang jarang memiliki pengalaman klinis dengan pasien. “Menurutku, internship adalah ajang belajar, jangan takut untuk mencoba. Meskipun menjadi dokter umum, kita masih dibimbing di sini, masih ada pihak yang akan membantu meluruskan. Jadikan ini pengalaman baru untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya,” tutupnya. savira

Maret hingga April di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan. Tak hanya itu, pemerintah juga mengimbau kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif bagi teman-teman penyandang disabilitas

Sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam acara ini, seminar berjudul “Bising di Sekitar Kita” yang dibawakan langsung oleh Dr. dr. Tri Juda Airlangga

Sp.THT-BKL, Subsp.Kom(K), membahas topik tentang pengaruh kebisingan terhadap timbulnya gangguan pendengaran. Bising sendiri didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan dan dianggap sebagai stressor yang dapat berdampak pada kesehatan jika terpapar pada taraf tertentu. Pada tahun 2020, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa terdapat 466 juta orang di seluruh dunia yang mengalami gangguan pendengaran dan diprediksi akan naik menjadi dua kali lipat pada tahun 2050. Beberapa kasus pada remaja dan dewasa muda diantaranya seringkali disebabkan oleh headphone dan bising rekreasional lainnya. “Jadi, karena sekarang banyak kita lihat di jalan ada anak menuju sekolah dan di dalam kendaraan umum dia mendengarkan earphone dengan volume suara yang hampir maksimal, nah itu bisa menyebabkan gangguan pendengaran,” ujar beliau. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi gangguan pendengaran seperti usia, jenis kelamin, intensitas, frekuensi, dan durasi paparan. Adapun paparan bising yang dapat mencetuskan gangguan pendengaran adalah suara dengan intensitas diatas 85 dB, seperti alat pabrik dan konstruksi bangunan, kendaraan, konser musik, hingga headphone. “Gejala gangguan pendengaran akibat bising secara umum tidak nyeri, bersifat progresif, permanen, tetapi untungnya bisa dicegah,” terang beliau. Tak hanya berpengaruh pada kondisi pendengaran, manifestasi fisik akibat kebisingan juga diketahui dapat menghambat perkembangan kognitif anak, peningkatan nadi dan tekanan darah, serta perubahan sistem imun. “Gangguan pendengaran juga dapat memberikan efek psikologis seperti stres yang meningkat, efek sosial, gangguan tidur, dan masalah ekonomi,” tambah Tri. Narasumber juga membagikan tips tentang bagaimana cara mencegah gangguan pendengaran, yaitu dengan mengetahui jenis suara apa saja yang berpotensi merusak telinga, menjauh atau menggunakan pelindung telinga jika berada pada tempat yang bising, segera ke dokter THT jika dirasa mengalami penurunan kemampuan mendengar, serta cek pendengaran rutin. Masyarakat juga diingatkan untuk selalu awas terhadap efek samping pengobatan yang tidak sesuai dengan rekomendasi dokter, misalnya obat-obatan yang bersifat ototoksik dan penggunaan antibiotik yang berlebihan dalam jangka waktu lama. syidan

Badminton yang Membuat Hidup Tidak Monoton

Cerita tentang seorang dokter dan hobinya bermain badminton

Olahraga merupakan hobi yang tidak jarang dimiliki oleh seorang dokter, seperti dr. Riyan Apriantoni, Sp.Onk.Rad yang menjalani hobi badmintonnya sejak di bangku sekolah hingga menjadi seorang dokter spesialis. Riyan mulai sering bermain badminton di masa SMA, terutama di akhir pekan bersama teman-teman satu yang berada di asrama yang sama dengannya. Ia pun mulai menyukai hobinya dan berkeputusan untuk tetap melanjutkan bermain badminton di masa perkuliahannya.

Seiring dengan perjalanan pendidikannya, permainan badmintonnya pun berkembang. Riyan beberapa kali mengikuti berbagai turnamen, salah satunya mencapai tingkat daerah, dan meskipun tidak menang tetap menjadi pengalaman berharga. Tidak hanya dalam bagian kemampuan, pertemanan dan orang-orang yang ia kenal pun bertambah karena Riyan mengikuti berbagai kelompok bermain, baik dengan teman-teman seangkatannya, senior-seniornya waktu di pendidikan dokter spesialis, maupun pasien di rumah sakit yang ia kunjungi. Waktu bermain badminton tidak hanya dijadikan sebagai pelepas penat, tetapi juga sebagai wadah untuk saling bertemu, berkumpul, dan berbagi pengalaman.

Namun, jadwalnya sebagai dokter yang menuntutnya untuk fleksibel, termasuk berpindahpindah rumah sakit dan jadwal mengharuskan Riyan untuk terbuka dalam memilih komunitas bermainnya. Hal tersebut, ungkapnya, merupakan sesuatu yang membutuhkan adaptasi. “Berpindah-pindah terus berarti menjalin hubungan interpersonal baru, yang mungkin agak tricky,” ujar dokter yang lulus dari pendidikan dokter spesialis Radiologi Onkologi pada tahun 2022 yang lampau. Akan tetapi, tidak jarang menjalin hubungan baru itu tidak serumit seperti yang dibayangkan. Riyan mengungkapkan bahwa seringkali komunitas baru yang ia ikuti menerima dirinya dengan baik, dan akhirnya ia pun dapat kembali bermain tanpa masalah. Ia juga perlu menyesuaikan level bermainnya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. “Saya pernah bermain dengan rombongan yang serius, pernah juga dengan ibu-ibu, ada juga dengan pasien dan pedagang yang ternyata kenal saya. Akhirnya kadang berujung saya ke lapangan badminton lebih untuk bersosialisasi,”

Artikel Segar Edisi Skma

MARET-APRIL 2023

tambahnya.

Bermain badminton ternyata juga berpengaruh positif terhadap pekerjaan Riyan sebagai seorang dokter. Ia mengungkapkan bahwa dengan badminton dan aktivitas fisik lain yang ia jalani, seperti latihan kardio dan beban membuatnya mampu berkonsentrasi dan berpikir lebih positif. Dokter yang sekarang menjadi project officer dari Kajian Paliatif WHO Indonesia ini juga menyampaikan bahwa gejala COVID yang ia alami lebih ringan dibandingkan dengan sejawatnya yang jarang berolahraga. Selain itu, koneksi yang ia dapatkan juga mampu membantunya menemukan berbagai orang-orang yang bekerja lintas sektoral yang kompetensinya sedang dibutuhkan.

Kepada mahasiswa kedokteran lain yang juga menjalani aktivitas olahraga serupa, Riyan mengungkapkan bahwa selama ada niat, hobi dapat diseimbangkan dengan pendidikan kedokteran. “Kita tidak dapat mengikuti jadwal yang fixed, pasti ada dadakan, emergensi, tetapi kita tetap sadari bahwa kita mencintai dan membutuhkan olahraga. Kita tidak membatasi pada komunitas lingkup kecil,” tukasnya, “Kedokteran bukanlah sesuatu yang ringan, tidak sedikit yang gagal menyelesaikan dan mengalami gangguan kejiwaan. Mungkin berolahraga dapat menjadi salah satu cara jalan keluar dari gangguan tersebut. yosafat dr. Riyan Apriyantoni, Sp.Onk.Rad

Project Officer Kajian Paliatif WHO Indonesia

E-mail: riyan.apriantoni@gmail.com

Alamat: Matraman raya no 32 A

Puzzle tersusun atas 12x12 baris dan kolom. Jawaban dapat tertera secara mendatar, menurun, menyilang, dibaca dari kanan ke kiri, maupun dari bawah ke atas. Selamat bermain!

Simaklah petunjuk berikut untuk bersama-sama mengenal istilah maupun perayaan dalam hari besar kesehatan di Indonesia dan dunia.

1. Salah satu perayaan bulan vitamin A (menurun)

2. Pemilihan tanggal untuk peringatan sedunia setiap tanggal 21 Maret berdasarkan pada istilah (menyilang)

3. Istilah ‘Purple Day’ hadir untuk meningkatkan kesadaran (mendatar)

4. Hari donor darah sedunia diperingati pada tanggal 14 Juni setiap tahunnya. Salah satu organisasi yang mewadahi kegiatan donor darah di Indonesia (menyilang)

5. Edukasi dan deteksi dini yang digencarkan untuk memperingati Hari Kanker Payudara Sedunia (menurun)

6. Diperingati setiap bulan Juni sebagai upaya pemberantasan kebutaan (menyilang)

7. Latar belakang dari tema Hari Gizi Nasional 2023 (mendatar)

8. Salah satu bulan kesadaran pada November dengan tingkat prevalensi kanker tertinggi pada pria menyerang organ (menyilang)

This article is from: