WATCHES
EDISI 21-2023
INDONESIA
BRAND TALK
Italo Fontana
Jean-Claude Biver
Pierre Biver
Raynald Aeschlimann
Rebecca Struthers
LIPUTAN EKSKLUSIF
Omega Her Time
Patek Philippe Rare Handcrafts
Exhibition 2023
Watches and Wonders 2023
IN THE LIMELIGHT
Amandine
Eddie Redmayne
Iskandar Widjaja
Ivan Gunawan
Julia Roberts
Zoë Kravitz
AQUA TERRA, EVERY SHADE OF YOU
IDR 80,000 ISSN 2442-4188 9 772442 418026
OMEGA
COLLECTOR’S GUIDE ®
Classique 7337
breguet.com
A Classique Breguet watch is the exact opposite of programmed obsolescence. It is designed not only to masterfully tell but also withstand the test of time. Make History with us.
THE ART OF FUSION
SQUARE BANG UNICO
18K King Gold and black ceramic case. In-house UNICO chronograph movement.
AVAILABLE AT: P L AZ A IN D ONESIA L e v e l 1 #69-70A P L AZ A S E N AYAN L e v e l 1 N o 1 2 2 B - 1 2 8 B J l A s i a A f r i k a N o 8 J a k a r t a Te l : + 6 2 21 5 7 2 5 7 5 9 PA CIFI C P L A CE G r o u n d F l o o r U n i t 1 2 A - B J l J e n d S ud i r m a n K a v 5 2 - 5 3 J a k a r t a Te l : + 6 2 21 51 4 0 2 7 7 6 J l M H T h a m r i n K a v 2 8- 3 0 J a k a r t a Te l : + 6 2 2 1 31 0 7 7 1 5
https://www.uboatwatch.com/
Sustainable Luxury
Istilah Kemewahan Berkelanjutan kini semakin kuat didengungkan oleh para pelaku di industri jam tangan dan perhiasan mewah, yaitu gagasan bahwa kita dapat memiliki gaya hidup mewah tanpa berdampak negatif pada lingkungan. Gerakan ini sangat melegakan, dan di ajang pameran jam tangan mewah termegah di dunia, Watches and Wonders Geneva, para Maison ternama kembali menunjukkan keseriusan mereka dalam menerapkan konsep ini pada produksi jam tangan dan perhiasan mewah mereka. Salah satunya adalah Chopard, yang memelopori konsep ini sebagai Maison mewah pertama yang meluncurkan 80% baja daur ulang, Lucent Steel™. Komitmen ini memungkinkan mereka untuk secara signifikan mengurangi jejak karbon dari baja yang digunakan oleh Manufaktur, (simak beritanya di halaman 122).
Tahun ini adalah tahun yang sibuk, riuh dan menggairahkan bagi para pelaku di industri jam tangan dan perhiasan, optimisme dan semangat yang tinggi dari berbagai Maison ternama hingga merek-merek indipenden begitu terasa. Terlihat dari ajang pameran jam tangan mewah terbesar di dunia, Watches and Wonders Geneva yang baru saja digelar pada bulan Maret lalu, dan diikuti oleh 48 Maison ternama. Pameran ini berhasil mencatat kehadiran pengunjung hingga total 43.000 orang, hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Menariknya lagi adalah, dari sekitar 25% dari tiket yang dijual ke masyarakat umum di dua hari terakhir pameran, ternyata dibeli oleh mereka yang berusia di bawah 35 tahun, seperti yang disampaikan CEO Watches and Wonders Geneva Foundation, Matthieu Humair, bahwa semakin banyak anak muda yang hadir di pameran tersebut dan rata-rata berusia 35 tahun. Dan dengan kembalinya pasar Asia ke pameran ini, termasuk China, jumlah jurnalis yang diundang resmi dan hadir di tahun ini lebih banyak 50% dibandingkan tahun lalu, bisa dibayangkan betapa riuh dan sibuknya kami, media yang diundang ke sana, untuk meliput koleksi terbaru yang dapat kami lihat dan sentuh (sesi Touch & Feel), hadir di konferensi pers, wawancara eksklusif, undangan kunjungan ke manufaktur, museum, pesta makan malam hingga undangan dari merek-merek jam dan perhiasan lain di luar ajang tersebut. Optimisme ini memberi angin segar bagi kami para pelaku usaha maupun media yang berkutat di seputar dunia jam tangan dan perhiasan.
Bicara soal tren, tahun ini merek-merek ternama semakin berani menggunakan palet warna terang, cerah dan mencolok, yang tidak hanya menghiasi dial jam terbaru yang dipamerkan di Jenewa, melainkan juga yang ditampilkan oleh Omega. Merek ternama asal Swiss ini memilih kota London sebagai tempat peluncuran koleksi terbarunya yang penuh warna, Seamaster Aqua Terra Shades, termasuk nuansa Terracotta yang cerah dan kami tampilkan di halaman sampul majalah (simak berita lengkapnya di halaman 32). Dan salah satu warna paling menonjol tahun ini adalah hijau, mulai dari dial, casing hingga gelang atau tali jam kulit atau karet, mulai dari hijau limau, mint hingga bezel bertatahkan zamrud, jam tangan hijau terlihat di mana-mana. Merek ternama juga berani bermain-main dengan tampilan jam yang unik dan menyenangkan para penggemarnya, termasuk kejutan tak terduga dari Rolex yang tahun ini hadir dengan model yang terinspirasi Pop Art, Rolex Jigsaw Day-Date 36mm (simak lengkapnya mulai dari halaman 88). Dalam setiap edisi, kami juga menampilkan profil penting di industri jam tangan dan perhiasan. Simak perbincangan kami dengan sosok legendaris, Jean-Claude Biver, pembuat jam tangan pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam bidang horologi, Dr. Rebecca Struthers, dan Amandine yang baru berusia 12 tahun namun memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang jam tangan. Pemain biola klasik dan crossover, Iskandar Widjaja juga turut berbagi cerita tentang musik, desain jam hingga ketertarikannya terhadap jam tangan mekanis, dan desainer multi-talenta Ivan Gunawan hadir dengan lini perhiasan emas Techno Hollow yang unik dan mewah. Kami juga berbincang dengan Duta
Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder, tentang populernya jam tangan Swiss, pariwisata hingga kemitraan antar dua negara (halaman 50). Dan karena begitu banyak berita-berita menarik yang tidak dapat seluruhnya kami terbitkan di edisi cetak karena keterbatasan halaman majalah, jangan sungkan untuk mengintip berita-berita lainnya di situs online kami: www.cgw-indonesia.com Happy reading!
Publisher & Chief Editor
Lulu
Fuad Pasha
Bersama Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder; Bersama Ardhana Utama, Renaldi Hutasoit dan Presiden dan CEO Omega Raynald Aeschlimann; Bersama Zoë Kravitz dan rekan media internasional; Bersama CEO U-BOAT, Italo Fontana dan General Manager Roberto Sacchi; Bersama Ivan Gunawan
CGW Magazine 8 Publisher’s Letter
DARI ATAS
BUGATTI CHIRON W16 TOURBILLON
Gentlemen, Start Your Engines. The Bugatti Chiron W16 Tourbillon from Jacob & Co. recreates the famous Bugatti W16 engine in a timepiece. Visible from the top and through the Bugatti horseshoe grill, the world’s first “engine block” animation starts at the push of the right hand crown, the crankshaft turning and the pistons pumping. A seamless marriage of the worlds of hypercars and high watchmaking, the Jacob & Co. Bugatti Chiron W16 Tourbillon is available in titanium, 18K rose gold, gemset and bespoke versions.
jacobandco.com
New York 48 East 57 Street, New York, New York +1.212.719.5887 Jacob & Co. Geneva Boutique Rue du Rhone 86, 1204 Geneva, Switzerland +41 22 316 00 96
COLLECTOR’S GUIDE
EDISI 21/2023
PUBLISHER & CHIEF EDITOR: Lulu F. Pasha
FEATURES EDITOR: Billy Saputra
EDITOR: David Tang
ART DIRECTOR: Fatorahman Handayani
GRAPHIC DESIGNER: Taufik Nurman
SOCIALITE PHOTOGRAPHER: Setiyo Supratcoyo
PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA
CHAIRMAN: Ir. Nabiel Fuad. A. MSc (nabiel@zamrud-media.com)
MANAGING DIRECTOR: Lulu F. Pasha (lulu@zamrud-media.com)
DIRECTOR OF FINANCE: M. Ramzy (ramzy@zamrud-media.com)
TECHNICAL ADVISOR: Anwar Pasha (anwar@zamrud-media.com)
EXECUTIVE ASSISTANT: Deny Pratama (secretary@zamrud-media.com)
OFFICE STAFF : Ahmad Firdaus (firdaus@zamrud-media.com)
CONTRIBUTORS
JAKARTA: Charles Sutanto, Rendy Kairupan, Victor Revino, Yessar Rosendar, Yohanna Yuni / DUBAI: Faizal. A
SINGAPORE: Dr. Bernard Cheong / SWITZERLAND: Maria Ronnie Bessire
PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA
The City Tower Level 12-1N, Jl. MH. Thamrin No.81, Jakarta 10310, INDONESIA Phone: +62 21 344 0999 Website: www.cgw-indonesia.com
Switzerland Sales Representative: Maria Ronnie Bessire (Ms.) E-mail: ronnie@zamrud-media.com
SUBSCRIPTIONS/GENERAL INQUIRIES: info@zamrud-media.com
BANK ACCOUNT
PT. Zamrud Khatulistiwa Media
BCA - KCU TCT (The City Tower) A/C 31930 74797
PRINTING: PT. Harapan Prima
COLLECTOR’S GUIDE – WATCHES, INDONESIA is published quarterly by PT. Zamrud Khatulistiwa Media. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced without the written permission of PT. Zamrud Khatulistiwa Media. Opinions expressed in CGW Indonesia are solely those of the writers and not necessarily endorsed by the Publisher and its editors. PT. Zamrud Khatulistiwa Media accepts no responsibility for unsolicited manuscripts, transparencies or other material. For further inquiries, contact: info@zamrud-media.com
CGW Magazine 10 WATCHES
® INDONESIA
Your Ultimate Guide To The World Watches CGW INDONESIA 21 2023 OMEGA AQUA TERRA, EVERY SHADE OF YOU BRAND TALK Jean-Claude Biver Pierre Biver Raynald Aeschlimann Rebecca Struthers Amandine Eddie Redmayne Iskandar Widjaja Ivan Gunawan Zoë Kravitz LIPUTAN EKSKLUSIF Omega Her Time Patek Philippe Rare Handcrafts Exhibition 2023 WATCHES COLLECTOR’S GUIDE INDONESIA EDISI 21-2023 COVER PAGE OMEGA, AQUA TERRA, EVERY SHADE OF YOU
CGW Magazine 12 In Every Issue 8 Publisher’s Letter 10 Team 16 In Brief 140 Galas 144 Promo Time 146 Glossary Of Watch Terms 152 Archives Collector’s
26 Time To Beat Yang terbaik dari dunia pembuatan jam tangan independen 32 Cover Story Omega Seamaster Aqua Terra dan manufaktur yang modern 43 Hidden Treasure Ludwig Oechslin dan Ochs und junior Atelier 84 Timeless Tribute Breguet kalender perpetual interpretasi koleksi tahun 1780 86 It’s Time To Shine Chopard dan Lucent Steel™yang ramah lingkungan 88 The Remarkable Five Kreasi terbaru Rolex dari Watches and Wonders 2023 96 The Grandeur Of Time Keahlian Patek Philippe dalam estetika, gaya dan teknik mumpuni 100 The King Of Watches Grand Seiko dan mahakarya terbarunya tahun ini 104 Bold Innovation Inovasi yang berani dan desain kontemporer TAG Heuer 108 Legendary Wheels Breitling dan koleksi Top Time Classic Cars terbarunya 110 Striking Craftsmanship Edisi terbatas Seiko untuk perayaan ulang tahun ke-110 Interviews 38 Moving Forward Raynald Aeschlimann, lini Aqua Terra dan era baru Omega
Corner
40 Watchmaking Soul
Jean-Claude Biver,Pierre Biver dan Biver terbaru mereka
44 A New Dimension In Time
Italo Fontana, keahlian terbaik dan mesin jam Swiss
48 The Watch Doctor
Rebecca Struthers dan dunia pembuatan jam
50 Between Two Worlds
Olivier Zehnder, kemitraan dua negara, Swiss dan Indonesia
54 Musical Time
Iskandar Widjaja, musik dan jam tangan mekanis
56 The Rising Star
Haute Horlogerie dan kolektor jam belia, Amandine
59 Season of Wonders
Model-model terbaru dari Watches and Wonders Geneva 2023
82 To Be Truly Independent (Part-2)
Charles Sutanto dan pembuat jam tangan independen
114 Timeless Treasure
Pameran mahakarya artisan Patek Philippe yang eksklusif
Time for Fashion
118 Julia & Her Jewels
Duta global Chopard, Julia Roberts dan kampanye Feel-Good
122 Bejewelled Time
Jam tangan terindah dari ajang Watches and Wonders Geneva
124 Luxury Sustainability
Chopard dan kemewahan yang berkelanjutan
126 Playing With Chain
Desain Techno Hollow, YT Gold dan Ivan Gunawan
128 It’s Her Time
Zoë Kravitz dan Omega pilihannya
129 British Charm
Eddie Redmayne dan kegemarannya pada horologi
130 Sport It!
Penunjuk waktu pilihan Lenny Kravitz dan Cristiano Ronaldo
Time to Travel
132 Past, Present, Future
Wisata ke museum ultra-modern Omega di Bienne Swiss
136 Where Art, History and Romance Meet
Tugu Malang mempertemukan nilai sejarah, dan karya seni
138 A Blend of The Past and The Present
Destinasi sempurna untuk penyegaran jiwa di Tugu Blitar
CGW Magazine 14
T I S S O T W A T C H E S C O M T I S S O T S E A S TA R 1 00 0 P L A Z A S E N AYA N ( L E V E L 2 ) M A L L K E L A PA G A D IN G 3 ( G R O U N D F L O O R ) G R A N D I N DO N E S I A ( L E V E L 1 ) P O N DO K I N D A H M A L L 2 ( G R O U N D F L O O R ) KOTA KASABLANKA (GROUND FLOOR) I N T I M E C E NT R A L PA R K ( G R O U N D F L O O R ) I N T I M E PA RI S VA N J AVA B A N D U N G ( G R O U N D F L O O R ) I N T I M E S U N P L A Z A M E D A N ( G R O U N D F L O O R ) URBAN ICON (ALL STORES)
Patek Philippe memperluas koleksi Calatrava dengan tiga koleksi yang menampilkan gaya grafis modern
Tren warna yang kuat terlihat di ajang Watches and Wonders Geneva tahun ini, dan Patek Philippe hadir dengan iterasi model Calatrava dalam pilihan warna-warni yang memikat. Koleksi Calatrava terus berkembang dengan hadirnya tiga referensi baru (Ref. 6007G-001, 6007G-010 & 6007G-011), yang dihiasi dengan detail warna primer. Tiga pilihan jam terbaru ini tampil sporty dengan case dari emas putih, dial jam hitam eboni, dan sentuhan warna kuning (6007G-001), merah (6007G-010) atau biru langit (6007G-011) pada counter dan jarum detik, indeks jam, serta pada jahitan dan lapisan tali kulit jam warna hitam dengan pola “karbon” yang timbul.
Dengan tampilan yang lebih kasual, angka dan jarum jam dilapisi SuperLuminova, dial jam hitam memiliki sentuhan akhir yang unik dan berbeda untuk setiap lingkaran konsentrisnya. Yaitu dengan motif guilloche yang diukir secara manual dengan tangan dan terlihat seperti serat karbon yang berada di tengah, menampilkan pola garis silang yang dikelilingi oleh butiran dan sapuan melingkar yang serasi dengan motif detil pada tali jam, memberikan kesan sporty namun tetap elegan. Ketiga koleksi terbaru ini hadir dalam case ramping 40mm yang terbuat dari emas putih, dan ditenagai oleh mesin jam calibre berpemutar otomatis 26-330 S C yang terlihat jelas melalui penutup belakang jam dari safir tembus pandang. www.patek.com
CGW Magazine 16
A uction Private Sales Christies.com Important Watches: Featuring The Triazza Collection Part II 26 & 28 May HONG KONG AUCTIONS Learn more PATEK PHILIPPE. AN EXCEPTIONAL, HISTORICALLY AND HIGHLY IMPORTANT 18K GOLD TWO-CROWN WORLD TIME WRISTWATCH WITH 24 HOUR INDICATION AND CLOISONNÉ ENAMEL DIAL DEPICTING THE NORTH AMERICAN MAP. REF. 2523J, MANUFACTURED IN 1955. Estimate: HKD 55,000,000 – 120,000,000
Pembuat jam independen dari Jenewa, Pilo & Co Geneve meluncurkan Extraneō terbarunya dalam tiga iterasi - baja, rose gold lapis PVD dan titanium PVD hitam, yang menampilkan modernitas abadi berpadu dengan kecanggihan mesin jam. Tali jam dua warna tampil harmonis dengan dial yang berbeda dalam diameter 40mm, jam edisi terbatas 111 unit dengan nomor individual ini ditujukan untuk pria masa kini, modern, gemar bertualang dan selalu mencari tantangan baru. www.pilo-watches.com / contact@pilo-watches.com
Demi menyambut musim MotoGP™, Tissot meluncurkan seri T-Race MotoGP™ Limited Edition 2023 yang mewujudkan ketahanan, kecemerlangan, dan keberanian para pengendara. Sebagai pencatat waktu resmi dari olahraga balap yang sensasional ini, Tissot telah mendesain ulang sepenuhnya Tissot klasik yang khusus dikemas dalam helm mini. Angka Arabic besar berwarna merah pada dial dirancang untuk mencerminkan nomor balap sepeda motor, logo MotoGP™ terukir di caseback dan dilengkapi kronograf yang terinspirasi dari speedometer. Berdiameter 45mm, arloji Edisi Terbatas ini diproduksi terbatas 8.000 buah. www.tissotwatches.com
Nereide Avventurina adalah lini terbaru dalam jajaran jam tangan selam Venezianico yang tangguh, berkat dial berlapis kaca aventurine biru tua yang berkilau dan bezel tungsten yang sangat keras. Jam tangan selam 200m dengan casing 42mm ini memadukan tradisi dan modernitas, dengan cita rasa desain Italia yang biasa. Kedap air hingga 200m, dan bagian belakang casing baja bedah 316L menampilkan ukiran kapal selam, jam sporty ini dilengkapi tali karet baru buatan Italia, dirancang untuk kenyamanan maksimal. www.venezianico.com
Merek jam sporty asal Australia, Bausele (singkatan dari Beyond AUStralian ELE-ments) mendefinisikan kembali hubungan manusia dengan waktu. Terinspirasi oleh gaya hidup Australia, berpadu dengan keahlian jam Swiss, Bausele mendesain untuk Korps Intelijen Australia dan Resimen Insinyur Operasi Khusus, jam tangan penyelam, hingga edisi terbatas termasuk Sydney Opera House, karet Bathurst, medali dari Invictus Games, dan koneksi elemen lainnya. www.bausele.com
CGW Magazine 18
A spl it sec ond c an change ever y thing.
Dikenal dalam hal kualitas tertinggi keunggulan teknik Jerman, Leica hadir dengan Leica Watch Monochrom Edition, jam tangan Edisi Terbatas yang mengambil inspirasi dari rilis kamera Leica M11 Monochrom terbaru dan menghormati prinsip paling mendasar dari fotografi hitam putih: kontras dan cahaya.
Terdiri dari dua model, dan keduanya dilengkapi dengan mesin mekanis berpemutar manual yang dikembangkan dan diproduksi sendiri, yaitu mesin Leica ZM 1 dan Leica ZM 2, yang kini tersedia dalam Edisi Monochrom baru. Edisi ini tanpa warna atau sentuhan perak untuk mencapai estetika yang benar-benar minimalis, dengan pengecualian titik merah ikonik pada tombol-tekan jam yang dipatenkan dan mesin jam yang terlihat di bagian belakang.
Di balik kristal safir anti-reflektif dan sangat melengkung, terdapat indeks dan jarum jam berlapis rhodium hitam, berpotongan berlian dan sandblasted Dial jam yang baru ini juga menampilkan cetakan logo hitam glossy, pembagian menit dalam warna putih, dan pengecualian angka yang disengaja dari area detik kecil. Kenop tekan, tombol pengaturan tanggal, dan casing 41mm memiliki permukaan yang benar-benar berlapis satin dengan tepi yang sedikit miring dan dipoles serta lapisan PVD hitam. Desain baru ini dilengkapi oleh tali warna hitam dari kulit anak sapi, yang tebal dan motif yang identik dengan butiran
yang digunakan pada Monochrom M11, dan dibuat menggunakan konstruksi mutakhir dengan jahitan tangan untuk memberikan tampilan yang kokoh namun halus. Model ZM 1 dan ZM 2 Monochrom Edition juga sepenuhnya “Made in Germany”. Logo “ZM” dalam nama koleksi arloji adalah singkatan dari “Zeitmesser”, yang merupakan kata deskriptif Jerman untuk instrumen yang mengukur dan menampilkan waktu, mengikuti pandangan holistik pada portofolio produk Leica.
Pertama kali diluncurkan pada Februari 2022, Leica Watch Collection langsung menjadi aset berharga bagi para penggemar dan pecinta jam tangan Leica. Mengikuti kesuksesan itu, koleksi ZM akan diperluas untuk menyertakan Edisi Monochrom dan akan segera tersedia di 25 toko Leica di seluruh dunia. Leica ZM Monochrom Edition baru akan tersedia mulai akhir Mei di toko-toko Leica tertentu di seluruh dunia, termasuk Singapura, dengan harga mulai dari EUR11.550 (sekitar IDR 187,3 juta) untuk Leica ZM 1 Monochrom, dan EUR15.450 (sekitar IDR 250,6 juta) untuk Leica ZM 2 Monochrom, termasuk PPN. https://leicastoreid.com/
CGW Magazine 22
Leica M11 Monochrom terbaru hadir dengan tetap menghormati prinsip paling mendasar dari fotografi hitam putih
Keahlian Ulysse Nardin dalam desain dan rekayasa memang mengagumkan, dan teknologi silikon mereka menghasilkan osilator tercanggih di industri jam tangan. Versi pertama The Freak di tahun 2001 adalah gagasan mendiang Rolf Schnyder dan ahli pembuat jam tangan Dr. Ludwig Oechslin (kini memimpin ochs und junior, simak di halaman 43). Versi terbaru Freak One mirip dengan kriteria desain awal tanpa dial, tanpa jarum jam, dan tanpat tombol pemutar jam, karena tidak memiliki dial dan mesin jam, tourbillon korsel orbital satu jam itu sendiri berfungsi ganda sebagai jarum menit saat berputar, dan jembatan menit juga membawa osilator silikon besar. Kasing jam berdiameter 44mm dari Titanium dilapisi DLC, diproduksi hanya sejumlah 75 unit dengan harga GBP 60.300 (sekitar IDR 1,1 milyar). www.ulysse-nardin.com
Dari lini Masterpiece, Hublot meluncurkan koleksi MP-13 Tourbillon Bi-Axis Retrograde terbarunya yang menampilkan tourbillon kerangka yang mengambang bak keajaiban ruang angkasa. Meski mengusung banyak komplikasi yang menguras daya, seperti dial bi-retrograde, serta tourbillon bi-axis untuk kompleksitas tertinggi, mesin jam HUB6200 kaliber internal Hublot berpemutar manual menawarkan cadangan daya selama 4 hari (96 jam). Jam tangan titanium dengan case 44mm x 16.7mm ini diproduksi terbatas hanya 50 unit bernomor, dengan harga: USD 158.000 (sekitar IDR 2,3 milyar). www.hublot.com
Tahun ini, Jacob & Co. dan Bugatti memperkenalkan jam tangan baru dalam koleksi Twin Turbo Furious dan Bugatti Chiron, The Jacob & Co. Bugatti Chiron Tourbillon, dalam pilihan bahan case, termasuk Blue Titanium Grade 5 ini. Dengan ukuran 55x44mm dan tinggi 20mm, edisi terbatas yang mengusung mesin Caliber Manufacture Jacob&Co. Manual Winding JCAM37 ini hanya diproduksi sebanyak 50 buah dengan harga USD 320,000 (sekitar IDR 4.7 milyar), dan tersedia di butik mereka di Asia, termasuk Singapura. www.jacobandco.com
CGW Magazine 24
All About Luxury Watches
Collector’s Corner
Interviews
TIME FOR LUXURY
JAEGER-LECOULTRE
Dunia pembuatan jam tangan independen memiliki daya tarik tersendiri bagi para kolektor jam tangan, dan merupakan hal paling menarik dari lanskap horologis. Karena keunggulan mereka dalam kebebasan berekspresi yang berfokus pada individu, kepribadian, dan tentunya keterampilan pembuatan jamnya. Kami pilihkan beberapa koleksi terbaru yang paling mengagumkan dan pantas menjadi koleksi Anda tahun ini.
Lange & Söhne adalah salah satu produsen jam tangan mewah terbaik dan paling terkenal di Jerman. Tahun ini mereka mengeluarkan Odysseus Chronograph, jam tangan bermesin kronograf pemuntir otomatis pertamanya yang tampil sporty dan ditenagai mesin kaliber DATOMATIC L156.1. Diproduksi terbatas hanya 100 unit, referensi ini memiliki case baja tahan karat berdiameter 42.5mm dan tebal 14.2mm, dengan dial hitam ramping dan jarum detik chronograph merah. Desain jamnya mengadopsi model Odysseus sebelumnya dengan permukaan matte dan sudut halus. Fungsi inovatif pada jam memudahkan penggunanya untuk menyetel ulang jarum jam kronograf ke nol. Harga: EUR 135,000 (sekitar IDR 2,1 milyar). www.alange-soehne.com
CGW Magazine 26
Chronométrie Ferdinand Berthoud memungkaskan seri Chronomètre FB 1 dan edisi terakhir dari kaliber pertama FB-T.FC mereka di tahun 2015, dengan edisi final Chronomètre FB 2T yang untuk pertama kalinya menghadirkan mesin tourbillon dengan transmisi sekering dan rantai dalam kasing bundar. Hanya akan diproduksi 38 unit, merek ini menawarkan kesempatan unik bagi pemiliknya untuk personalisasi jam tangan, termasuk pilihan bahan casing, warna dan finishing dial, serta tali kulit. Terdapat tiga model dasar yang tersedia, masing-masing dengan fitur yang berbeda, dan dapat disesuaikan dengan preferensi pemilik, termasuk model FB 2T.1 dari emas putih dengan dial biru satin ini. Harga mulai dari CHF 255.000 untuk model dasar (sekitar IDR 4,2 milyar). www.ferdinandberthoud.ch
CGW Magazine 27
Tahun ini Hautlence menghadirkan Black Badger yang bersinar pada koleksi Vagabonde terbarunya. Kolaborasi yang menawan untuk dilihat baik dalam keadaan terang maupun gelap. Vagabonde X Black Badger ini adalah tentang tiga dimensi dan kontras, dan interaksi antara bentuk organik dan sudut tajam, tajamnya warna bercahaya dan hitam, interaksi antara ruang positif dan negatif, dan kontras penggunaan bahan luminescent mutakhir, dengan estetika yang mirip dengan permainan arcade tahun 1980-an. Case baja dengan dimensi 43.0 x 50.8 x 11.9 mm/10.9 mm, edisi terbatas hanya 28 buah. Harga: CHF 33.000 (sekitar IDR 546 juta). www.hautlence.com
CGW Magazine 28
Billionaire Timeless Treasure dari Jacob & Co. yang bertatahkan 880 karat berlian kuning total 482 butir dan Tsavorite ini tampaknya mengeringkan pasar berlian kuning ukuran besar dengan kualitas tinggi, demi melengkapi jam tangan mewahnya. Ini lini Miliarder berwarna pertama mereka yang menuntut keseragaman warna mutlak, konsistensi kualitas sempurna, dan cahaya paling terang dari 880 karat berlian kuning kasar menjadi 216,89 butir, setelah ribuan jam pemotongan hingga tercapai asscher-cut sempurna.
Ratusan permata warna Fancy Yellow dan Fancy Intense Yellow dan 76 butir tsavorite hijau ditata secara individual sebagai mozaik berukuran kecil, hingga tourbillon kerangka yang juga dihiasi 57 berlian kuning baguette-cut
Dimensi: 52.2 x 43.5mm dan tinggi 12mm, dari emas kuning 18K. Harga: USD20 juta (sekitar IDR 299 milyar). www.jacobandco.com
CGW Magazine 29
Dengan Monovortex Split-Seconds Chronograph terbarunya, Roger Dubuis berkomitmen pada pendekatan radikal dan tanpa kompromi yang dikenal sebagai Hyper Horology™, dengan “menentang dunia fisika yang rumit”, pilihan tepat bagi Anda penyuka jam tangan yang menunjukkan waktu dengan cara yang tidak biasa. Mahakarya inovatif bermesin RD114 Calibre ini mengontrol gaya gravitasi, dengan bobot Osilasi Silinder Turborotor ditambahkan untuk menjaga putaran jam tangan tetap efisien. Diposisikan pada posisi jam 9, Conical Monovortex™ Tourbillon memiliki lintasan 360°, melindungi presisi jam tangan, terlepas dari posisi pergelangan tangan pemakainya. Casing 47mm terbuat dari MCF (Mineral Composite Fibre) berteknologi tinggi yang 2,5 kali lebih ringan dari keramik, dan 13% lebih ringan dari karbon. www.rogerdubuis.com
CGW Magazine 30
Magic T UR-100V terbaru dari Urwerk ini mengusung casing titanium abu-abu metalik yang bercahaya dan intens, menawarkan kembali prinsip minimalis dari koleksi sebelumnya yang terbuat dari karbon hitam dan titanium mentah warna abu-abu. Model ini memamerkan nuansa, pantulan, dan kehalusan kromatik, dalam ukuran lebar 41mm, 49,7mm dari atas ke bawah, dan tebal 14mm termasuk kristal safir kubahnya. Dengan fokus khusus pada keterbacaan dan finishing kualitas alami titanium shot-blasted yang diampelas halus, UR-100V ini ditenagai mesin otomatis UR 12.02, dengan cadangan daya 48 jam dan laju 4 Hz, dikendalikan melalui kenop yang disetel pada jam 12. Harga: CHF 58.000 belum termasuk pajak (sekitar IDR 963 juta diluar pajak). www.urwerk.com
CGW Magazine 31
Omega semakin mengukuhkan posisinya di industri jam tangan berkualitas tinggi dengan peluncuran model terbaru dari lini yang
paling disegani di keluarga Omega, yaitu Seamaster
CGW Magazine 32
HALAMAN SAMPING
Omega Seamaster Aqua Terra Shades 38mm dalam warna dial Terracotta
HALAMAN INI DARI ATAS
Pilihan palet warna berani Atlantic Blue, Bay Green, Sandstone, Saffron, dan Terracotta dalam diameter 38mm; Versi dengan 46 berlian dan case berdiamater 38mm terbuat dari logam khusus Omega 18K Sedna™ Gold
Sebenarnya apa yang membuat Omega SA istimewa? Merek jam yang didirikan oleh Louis Brandt di La Chaux de Fonds, Swiss lebih dari 160 tahun yang lalu ini awalnya dikenal sebagai Louis Brandt & Fil, sebelum mengubah namanya menjadi Omega Watch Co. di tahun 1903 setelah pembuatan jam tangan kaliber 19 yang terkenal bernama Omega. Perusahaan ini sukses dan dilanjutkan putra-putranya sejak Brandt meninggal, dan mereka memindahkan operasi jam tangan mewah ke wilayah Bienne, Swiss (simak beritanya di halaman 3637), langkah yang mengubah perusahaan menjadi merek global dalam industri jam tangan. Di tahun 1948, Omega memperkenalkan edisi pertama dari salah satu jam tangan paling simbolisnya, yaitu Seamaster yang pertama kali diluncurkan untuk merayakan HUT ke-100 perusahaan, dan hingga saat ini masih menjadi salah satu jam tangan paling disegani di keluarga Omega.
CGW Magazine 33
HALAMAN INI DARI ATAS
Versi dengan diameter 34mm mengadopsi warna-warna lembut seperti biru muda, hingga hijau atau pink; Gelang jam pada versi Omega 18K Sedna™ Gold; Case belakang dan dial pada versi emas Moonshine 18K dan hijau laguna; Dial jam Shell Pink yang cantik, dalam diameter 34mm
HALAMAN SAMPING
Duta Omega, Zoë Kravitz, Eddie Redmayne dan Zhou Dongyu
Pada pertengahan Maret lalu, koleksi Omega Aqua Terra Co-Axial Master Chronometer terbaru mereka diluncurkan di London, dalam rangkaian warna dial yang berani, seakan memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengekspresikan gaya mereka dalam warna pilihan masing-masing. Di acara peluncuran Omega Aqua Terra Shades yang bertajuk “Every Shade of You” dan dihadiri oleh Duta Omega, Zoë Kravitz, Eddie Redmayne dan Zhou Dongyu ini ditampilkan koleksi lengkap Omega Aqua Terra Shades yang mengikuti spektrum dari lautan (Aqua) ke bumi (Terra). Terdapat 10 referensi baru, tersedia dalam diameter 34mm atau 38mm, dengan case baja tahan karat yang sepenuhnya dipoles dan ditenagai mesin Co-Axial Master Chronometer dan 9 pilihan dial warna-warni yang menawarkan tampilan segar yang dinamis dan bersemangat, dengan palet warna yang menggunakan alam sebagai inspirasi, seperti Atlantic Blue, Lagoon Green, Sandstone, Saffron hingga Terracotta.
CGW Magazine 34
“Bagi saya, jam tangan adalah aksesori yang ideal untuk memaksimalkan gaya Anda. Masing-masing model Aqua Terra Shades memiliki karakter tersendiri, jadi saya benar-benar merasa bisa menggunakannya mereka untuk bermain dengan penampilan Anda. Omega selalu memberikan hasil saat dihadapkan pada pilihan”
~ Zoë Kravitz
Jam tangan dengan diameter 34mm mengadopsi warna-warna yang menyegarkan, mulai dari biru muda hingga hijau atau merah muda, sementara versi 38mm, hadir dalam warna-warna yang lebih berani, yaitu Terracotta, Saffron, Atlantic Blue, Bay Green, dan Sandstone. Dial jam sunray-brushed dibuat dari kuningan dan masingmasing juga diberi lapisan pernis untuk kedalaman ekstra. Dan berkat kemajuan teknologi inovatif terbarunya, Omega telah mampu mencapai warna unik yang melampaui warna masa lalu, dengan teknologi PVD (Deposisi Uap Fisik) yang mencapai efek tertentu dan memungkinkan warna cerah seperti Terracotta, dan teknologi CVD (Deposisi Uap Kimia), untuk mencapai reaksi kimia tertentu dan cocok untuk nuansa seperti Atlantic Blue (biru laut). Seluruh koleksi Seamaster Aqua Terra ini cocok dikenakan untuk kegiatan sehari-hari, karena tampilannya yang sporty-chic dan tangguh, dan meski lini Aqua Terra tidak disebut sebagai jam tangan selam profesional, namun koleksi ini menawarkan yang terbaik dari kedua dunia dengan ketahanan airnya yang lebih dari 150 meter.
Selain itu, Omega juga merilis dua model baru yang menghadirkan kemewahan, yaitu versi dengan 46 berlian dan case berdiamater 38mm terbuat dari logam khusus Omega 18K Sedna™ Gold, paduan emas merah solid yang dikenal dengan nuansa hangat dan daya tahan tinggi terhadap pemudaran. Gelang jam juga terbuat dari
“Evolusi Aqua Terra benar-benar sangat mengesankan. Omega selalu berpikiran maju dengan desain dan Model Aqua Terra Shades mengambil jangkauan ke arah baru yang menyenangkan. Mereka memungkinkan Anda untuk menjadi berbeda dan tunjukkan gaya khusus Anda sendiri”
~ Eddie Redmayne
“Sangat menyenangkan untuk mencoba semua jam tangan yang berbeda. Masing-masing jam tangan Aqua Terra memiliki kepribadiannya sendiri, yang membuat gayanya sangat menyenangkan. Aku mengenakan model Sedna™ Gold malam ini, yang sangat saya sukai”
~ Zhou Dongyu
18K Sedna™ Gold dan ditenagai oleh Co-Axial Master Chronometer kaliber 8801. Versi kedua yang berdiameter 34mm terbuat dari emas Moonshine 18K, yaitu paduan emas kuning Omega yang dikenal dengan nuansa elegan dan daya tahan pudar yang tinggi, dipadukan dengan dial jam sunray-brushed, dipernis, dan teknologi CVD dalam warna hijau laguna, dipercantik dengan tali hijau yang serasi dengan gesper lipat emas. Arloji ini ditenagai mesin Co-Axial Master Chronometer calibre 8801.
CGW Magazine 35
Kunjungan ke manufaktur Omega yang megah dan memiliki fasilitas perakitan jam tangan mekanis
Meskipun terinspirasi oleh gaya pembuatan jam tangan tradisional, pabrik jam tangan Omega yang terletak di Bienne, Swiss ini sama sekali bukan fasilitas pembuatan jam biasa, melainkan gedung megah dan mengesankan seluas 170.000 kaki persegi. Pabrik yang dibuka pada November 2017 ini membutuhkan waktu 12 tahun perencanaan dan pengembangan, karya arsitek
Jepang Shigeru Ban yang memanfaatkan baja, kayu, beton dan kaca secara spektakuler, mahakarya ramah lingkungan yang dibangun seluruhnya dari pohon cemara dan beton Swiss.
Gedung dengan fasilitas canggih ini berfokus pada efisiensi, mulai dari perakitan jam tangan, pelatihan, kontrol kualitas, dan semua tahapan,
termasuk T2 (perakitan jam tangan), T3 (gelang), T4 (pengiriman), stok dan logistik, hingga pengujian merek kini berada di bawah satu atap. Suasana modern begitu terasa saat kita masuk ke ruang tunggu yang luas, dengan jendela kaca besar yang membentang dari lantai ke langit-langit, terdengar suara dengungan lembut robot yang bergerak di atasnya. Di dalam gedung terungkap bagaimana keahlian manusia sekarang berinteraksi dengan bantuan robot di tingkat paling tinggi. Ya, bagian yang paling mengagumkan adalah jantung gedung, berupa semacam lemari besi besar, yang menampung baris demi baris bagian yang seluruhnya dikelola oleh 4 mesin robot. Omega memasang sistem penyimpanannya ini agar tahan api, bebas debu dan sepenuhnya otomatis, menjulang setinggi 3 lantai, dan menjadi salah satu area yang paling mengesankan dan boleh difoto. Stok
CGW Magazine 36
pusat ini berisi lebih dari 30.000 kotak berisi semua suku cadang yang diperlukan untuk pembuatan jam Omega, dan seperti di film-film fiksi ilmiah, kita dapat menyaksikan sistem penyimpanan dan lengan robot yang beraksi, melalui jendela samping dan atas yang dibuat khusus, di mana dua lift beraksi, bergerak dengan kecepatan 4 meter per detik. Lebih dari 1.400 operasi per jam dapat dilakukan, dan hanya dua orang terlatih khusus yang diizinkan untuk memasuki sistem stok pusat ini, karena oksigen di dalamnya telah dikurangi menjadi 15,2% untuk memastikan bahwa api tidak dapat dimulai atau menyebar.
Di pabrik modern yang mempekerjakan sekitar 350 orang dengan produksi sekitar 700.000 jam tangan setahun ini, semua kegiatan dilakukan di area kerja yang luas dan bersih, sangat bersih dan boleh dibilang lebih bersih daripada rumah sakit. Karena setiap pekerja harus keluar masuk melalui pintu kedap udara khusus, mengenakan sepatu khusus agar tidak membawa kotoran dan debu dari dunia luar, dan
HALAMAN SAMPING
Manufaktur Omega yang modern. lengkap dengan panel surya dan tangga darturat; Instrumen terkecil jam juga harus bebas debu
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS, SEARAH JARUM JAM
Ruang kerja berteknologi tinggi tempat mesin jam dirakit; Ruang kontrol kualitas dan pengujian METAS; Saat dua lift beraksi di ruang penyimpanan suku cadang; “Biro Teknik” Omega tahun 1913; Atelier de décolletage tahun 1920; Pabrik Omega tahun 1902; Tes anti-magnetik; Ribuan kotak berisi suku cadang
memakai pakaian khusus. Terdapat tekanan negatif di area kerja sehingga jika pintu terbuka, debu terdorong keluar daripada tersedot ke dalam ruangan. Meja kerja juga dirancang agar ergonomis dan ramah bagi pekerja, dan memiliki filter udara besar di atas meja untuk menangkap setiap partikel debu yang mungkin turun dari langit-langit dan mendarat di area meja kerja.
Bagian lain yang penting adalah ruangan untuk menampung proses kontrol kualitas dan teknis Omega, termasuk pengujian METAS untuk sertifikasi Master Chronometer. Semua teknologi untuk tes 8 METAS terdapat di lantai 3, termasuk magnet kuat yang mengarahkan setiap jam tangan ke medan 15.000 gauss. Di sinilah Omega akan mengesahkan jam tangannya dengan standar tertinggi industri untuk presisi, kinerja, dan ketahanan magnetik. Saat mengakhiri tur dan keluar dari gedung utama ini, tersemat rasa kagum dan hormat kami atas hasil luar biasa yang dicapai Omega dalam menggabungkan tradisi pembuatan jam tangan dengan teknologi mutakhir. Bagian luar gedung pun tak luput dari sentuhan teknologi, dengan pemanfaatan potensi energi terbarukan, termasuk penerangan, dengan atap tenggara Gedung O ditutupi dengan modul fotovoltaik (panel surya).
Seluruh pasokan energi bangunan didasarkan pada sistem panas bumi yang menggunakan potensi energi regeneratif air tanah, dan radiant panel di dalam gedung beroperasi dengan suhu masuk 16 hingga 18°C yang dapat disuplai langsung dari air tanah, tanpa pendinginan tambahan. Seluruh pendekatan berwawasan ke depan inilah yang membuat Omega mampu menjamin standar tertinggi dalam kualitas seluruh jam tangannya. www.omegawatches.com
CGW Magazine 37
Berbincang tentang era baru, perayaan koleksi Aqua Terra
Shades dan daya tarik warisan yang abadi
Raynald Aeschlimann bukan nama asing di Omega, karena ia sudah bekerja untuk merek ternama ini sejak tahun 1996, era di mana Swatch Group banyak berinvestasi dalam membangun Omega sebagai merek jam tangan yang inovatif. Di tahun 2001, ia menjadi Wakil Presiden Penjualan Internasional, dan selama 15 tahun menjalankan peran itu, dia merestrukturisasi lini distribusi dan membangun kembali kepercayaan pelanggan pada merek yang berbasis di Bienne ini. Pada bulan Juni 2016, ia diangkat menjadi CEO Omega, dan di bawah kepemimpinannya, Omega berhasil melakukan transisi dari manufaktur tradisional ke merek asli yang menawarkan pengalaman tersendiri, dan kolaborasinya dengan induk merek, Swatch Group yang berhasil menjual lebih dari 1,5 juta Omega Moonswatch. Ini semacam cara sempurna untuk memberikan kesempatan kepada kolektor pemula untuk mengenakan Moonwatch terkenal versi mereka sendiri, dengan warna dan elemen desain yang jelas menonjol dari Speedmaster sebenarnya.
CGW Magazine 38
Raynald Aeschlimann Presiden dan CEO Omega
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Raynald Aeschlimann bersama Duta Omega Daniel Craig; Bersama Eddie Redmayne di pabrik pembuatan jam Omega
HALAMAN INI DARI KIRI
Omega Aqua Terra Shades, Terrcaotta; Omega Speedmaster Chrono Chime; Bersama George Clooney dan Nic Hayek di markas Omega
Kita juga masih ingat akan lini eksklusif Grande Complication, Speedmaster Chrono Chime yang diperkenalkan dengan harga hampir setengah juta euro, dan hanya beberapa jam tangan yang diproduksi setiap tahun. Dengan ini Aeschlimann menunjukkan bahwa Omega adalah merek yang menghormati komunitas dan kolektornya, termasuk pengenalan kembali chronograph 321 calibre yang pernah terhenti di tahun 1968, ini adalah contoh sempurna dari perhatian yang dia curahkan kepada para kolektor jam. Ia juga merangkul kalangan milenial dan bergabung di dunia Internet dengan memperkenalkan e-commerce , untuk pengenalan jam tangan tertentu hanya secara online dan berfokus pada media online untuk mencapai eksposur terbaik.
Kami sempat berbincang dengan CEO yang telah bersama Omega selama lebih dari 26 tahun ini. Berikut rangkuman wawancara kami bersama media lainnya di acara konferensi pers peluncuran koleksi baru Aqua Terra Shades di London. Hadir dengan ditemani para duta merek yang muda dan sukses di bidang masing-masing, dan serangkaian koleksi jam terbaru Aqua Terra Co-Axial Master Chronometer dengan palet warna yang segar, acara peluncuran koleksi ini jelas dirancang untuk membuat Gen-Z mencoba jam tangan dan nantinya mencintai jam tangan. “Kami benar-benar
Dengan ini Aeschlimann menunjukkan
ingin menarik generasi muda, meskipun, kami selalu menjadi merek dengan tampilan muda,” ungkap Aeschlimann sembari tersenyum. Saat ditanya apa alasan utama Omega memilih tiga bintang internasional dan Duta merek yaitu Zoë Kravitz, Zhou Dongyu, dan Eddie Redmayne untuk meluncurkan koleksi baru Aqua Terra Shades, ia berujar, “Eddie, Zoë, dan Zhou adalah bintang yang sempurna untuk kampanye ini. Semangat kreatif, bakat beradaptasi, dan gaya hidup mereka yang beragam sangat cocok untuk koleksi serba guna ini. Kami berharap ini akan menginspirasi pelanggan untuk benarbenar memikirkan warna yang ingin mereka pakai sendiri.” Dari beragam pilihan warna hingga ukuran yang tersedia, koleksi ini bisa dikenakan siapa saja, sesuai dengan mood , suasana hingga warna yang mereka inginkan, “Ada sisi keabadian dari koleksi ini yang tidak dapat diubah,” ungkap Redmayne. Dan pada jamuan makan malam yang menutup acara megah peluncuran koleksi terbaru di gedung Somerset House, London, ia berkata, “Jam tangan Omega adalah tentang ekspresi diri, dan koleksi Aqua Terra Shades adalah contoh yang bagus. Dengan acara ini, kami ingin menginspirasi semua orang dengan beragam warna, dan juga berbagi momen dengan Zoë, Zhou, dan Eddie, yang merupakan teladan sempurna untuk gaya pribadi.” Dan saat ditanya yang mana favoritnya saat ini, dia menjawab, “Terracotta!”
CGW Magazine 39
bahwa Omega adalah merek yang menghormati komunitas dan kolektornya
Sosok legendaris, Jean-Claude Biver mengejutkan dunia dengan merilis mereknya sendiri dalam koleksi minute-repeater yang sangat sporty
Jean-Claude Biver adalah sosok yang disegani di lanskap jam tangan mewah, bagaimana tidak, ia telah berhasil membesarkan berbagai merek jam, mulai dari Blancpain, Omega, hingga TAG Heuer. Kini dalam usianya yang sudah setengah abad, ia kembali dari pensiunnya dan mengajak anaknya yang berusia 22 tahun, Pierre Biver untuk merilis merek jam tangan dengan namanya sendiri, Biver. Jam tangan pertama yang dirilis oleh merek ini juga bukan sembarang jam, Carillon Tourbillon Biver merupakan minute repeater dengan inovasi dan tampilan yang luar biasa. “Apa yang saya ingin hadirkan ke dunia jam tangan adalah sebuah jiwa. Saya ingin merek ini tidak hanya mengandalkan teknologi, tapi juga seni dalam pembuatan sebuah jam,” ungkap Jean-Claude.
Fotografer: @Sebastien Agnetti
Dial jam sangat sulit dibentuk karena batu tersebut dipapas agar tidak
melebihi 0.6mm dan memiliki bentuk cembung, lalu diletakkan di atas lempengan emas setebal 1.15mm
CGW Magazine 40
Pierre Biver & Jean-Claude Biver CEO & Pendiri Biver Watches
Minute repeater adalah barang langka yang digemari para kolektor jam, sekaligus objek yang menarik, karena, selain mewujudkan seni pembuatan jam, ia membawa pesan yang lebih halus, bahkan spiritual. Carillon Tourbillon Biver adalah minute repeater yang ditemukan pada abad ke-18, yang lebih kontemporer lewat inovasinya. Fitur minute repeater menambahkan sebuah pemukul lonceng ketiga yang membuatnya mampu menghasilkan suara yang unik. Pemukul lonceng tambahan ini memiliki tempo ketukan yang diatur sedemikian rupa agar menghasilkan suara yang diinginkan. Lewat inovasi inilah sebuah minute repeater bertransformasi menjadi sebuah carillon. “Kita ingin agar minute repeater menjadi bagian penting dari merek ini,” ujar Pierre. “Jam ini dibuat dengan desain yang mudah untuk dikenali dan dengan mesin jam yang menampilkan estetika yang kita inginkan. Kesemua ini menjadikannya sebuah jam tangan yang kontemporer, terinspirasi oleh tradisi dan mewakili saya dan ayah saya,” tambahnya.
Mesin jam dilengkapi tourbillon dengan wadah yang terbuat dari titanium, bahan metal yang ringan namun sulit untuk dihias. Tiap detil jam dan mesinnya tidak ada satu pun yang luput dari sentuhan dekoratif, bahkan bagian terkecil yang tidak terlihat. Semua bagian telah di poles, finishing satin, dan juga pembakaran yang membuat sebuah bagian menjadi berwarna biru. “Untuk mencapai hal ini kita
HALAMAN SAMPING
Pierre Biver dan ayahnya, Jean-Claude Biver
HALAMAN INI DARI ATAS SEARAH JARUM JAM
Dialterbuat dari Sodalite, batu yang ringan namun kuat dengan corak unik; Carillon Tourbillon Biver versi Titanium: Mesin jam terlihat dari bagian belakang case; Kotak jam yang unik dan mewah: Mereka terlibat langsung dalam proses pembuatan jam; Proses pembakaran membuat bagian menjadi berwarna biru
harus mendorong semua rekan kita agar mengembangkan teknik baru untuk menghias beberapa bagian yang sebelumnya tidak didesain untuk dihias. Sebagai contoh, bagian bawah dari bridge digrafir menggunakan tangan yang sangat jarang dilakukan,” ungkap Pierre. Dial jam juga istimewa karena terbuat dari Sodalite, batu yang ringan namun kuat dan memiliki corak yang unik. Dial jam sangat sulit dibentuk karena batu tersebut dipapas agar tidak melebihi 0.6mm dan memiliki bentuk cembung, lalu diletakkan di atas lempengan emas setebal 1.15mm, dan total hanya setebal 1.6mm dengan applied indeks jam di atasnya.
CGW Magazine 41
Namun yang membuatnya unik adalah desainnya sebagai minute repeater yang dapat dikenakan setiap hari dan fleksibel di berbagai kondisi. Case jam terbuat dari pilihan bahan titanium, rose gold, atau kombinasi keduanya dengan diameter 42mm dan tebal 13.7mm, yang membuatnya cocok untuk dikenakan pada berbagai ukuran pergelangan tangan. Dengan rantai baja dengan konfigurasi lima link, jam yang memiliki mesin yang kompleks ini memiliki tampilan layaknya sebuah sport watch tulen. Jam ini juga memiliki kedap air sampai 50 meter, dan bisa digunakan ketika sedang mandi ataupun dibawa ke kolam renang. Jika ingin mengubah kembali tampilannya menjadi lebih dressy, jam tangan ini juga telah dilengkapi dengan tambahan tali kulit. “Ini adalah sebuah cara untuk tidak mendramatisir sebuah minute repeater, membuatnya keluar dari konteksnya dan out of the box,” ungkap Pierre.
Walaupun ditawarkan dengan harga yang mencapai USD 500,000 di luar pajak (sekitar IDR 7.3 milyar), namun Carillon Tourbillon Biver ini sangat memudahkan pemiliknya dalam penggunaan sehari-hari, karena jam ini menggunakan mesin jam otomatis dengan micro-rotor yang praktis dan cadangan daya yang mencapai 72 jam. Mesin jam JCB-001 memiliki 374 komponen dan 44 batu ruby, dan berdetak sebanyak 21,600 kali per jam. “Sebuah jam memiliki nilai untuk kita karena aspek spiritualnya, karena jiwa yang dimilikinya. Sebuah objek tanpa jiwa hanyalah sebuah benda mati, kita ingin memberikan jiwa kepada sebuah jam tangan,” ujar Jean-Claude.
Dialdan case backCarillon Tourbillon Biver dalam versi rosegold; Mereka hadir pada konferensi pers dan peluncuran jam tangan Biver;Dialdan case backCarillon Tourbillon Biver dalam versi perpaduan titanium dan rose gold
CGW Magazine 42
Sebuah objek tanpa jiwa hanyalah sebuah benda mati, kita ingin memberikan jiwa kepada sebuah jam tangan”
~ Jean-Claude Biver
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Dari tangan Ludwig Oechslin di bengkel kerjanya di Ochs und junior Atelier ke pergelangan tangan Anda
Salah satu legenda di industri jam tangan, Dr. Ludwig Oechslin mendirikan merek jam independen ‘ochs und junior’ (tanpa huruf kapital), merek jam tangan yang menarik dan sepenuhnya berdedikasi pada segala hal yang minimalis, tidak hanya dalam hal desain, tetapi juga dalam hal penyederhanaan komplikasi. Ia adalah seorang jenius dalam seni menyederhanakan komplikasi mesin jam, dan terkenal dengan minimalisme radikal yang dia buktikan dalam desain mereknya ochs und junior. Kolektor dan penggemar jam tangan menyukai desainnya karena estetika yang sangat sederhana, yang menempatkan ochs und junior dalam segmen yang sangat spesifik di dunia jam tangan independen. Produk mereka pun terbatas, terutama koleksi tertentu, seperti koleksi Two Time Zone (dua zona waktu), misalnya, ochs und junior hanya memproduksi sekitar 10 jam tangan dalam setahun. Setiap jam tangan dijual langsung oleh mereka dari bengkel ochs und junior di La Chaux-de-Fonds. Peminat dapat memilih sendiri jam tangan tersebut dari model yang ditampilkan di situs online mereka, atau Anda dapat mendesain jam
tangan dua zona waktu menggunakan fitur customizer, dan konsultasi pribadi dalam pencarian untuk memilih jam yang diinginkan.
Sayang kami tidak sempat berkunjung dan bertemu langsung, karena jadwal yang sangat padat selama Watches and Wonders kemarin. Bagi yang ingin berkunjung ke Atelier mereka, perjalanan dengan kereta api dari Jenewa (melalui Neuchatel) memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit, Atelier ini berjarak 5 menit berjalan kaki singkat dari stasiun SBB La Chaux-de-Fonds. Namun Anda harus mengkonfirmasi janji temu dengan mereka dahulu, untuk memastikan jadwal dan ketersediaan tempat. Untuk membuat janji temu dan kunjungan, silakan kirim surel ke: oj@ochsundjunior.ch
ochs und junior AG Rue Numa-Droz 143 2300 La Chaux-de-Fonds Switzerland
CGW Magazine 43
DARI KIRI
Two Time Zones edisi terbatas; Dr.Ludwig Oechslin. Foto @Marcus Krüger Hamburg for Ebner Media; Villa Grieshaber di La Chaux-de-Fonds; Two Time Zones + Date
Arloji buatan tangan dan Edisi Terbatas karya Italo
Fontana memadukan keahlian terbaik dan gaya Italia
dengan mesin buatan Swiss
Merek jam tangan asal Italia, U-Boat memiliki sesuatu yang istimewa yang bertahan dalam ujian waktu, dan ini menarik para kolektor jam yang ingin memiliki sesuatu yang benar-benar unik. Ketepatan dan kesempurnaan jam tangannya tidak dapat disangkal. Mengambil inspirasi besar dari kota tempatnya bermarkas, di sebuah vila Italia yang dikelilingi perbukitan Gragnano, hanya beberapa menit dari tembok kota tua abad pertengahan di kota Lucca yang indah, jantung kota Tuscany (Toskana). U-Boat memiliki posisi penting dalam industri jam tangan mewah independen karena selama lebih dari dua dekade, merek ini telah sukses membuat jam tangan yang indah, presisi, dan tahan lama dengan kualitas luar biasa dan desain yang sangat berani.
CGW Magazine 44
Italo Fontana Pendiri & CEO U-BOAT Watches
HALAMAN SAMPING
Italo Fontana; Arloji U-BOAT Firenze
Roma New Edition
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Detil indah pada dialdan case arloji
U-BOAT Firenze Roma; Keindahan
kota Florence (Firenze) menjadi
inspirasi koleksi U-Boat; U-Boat Capsoil
Darkmoon 40mm
Jenama yang didirikan oleh Italo Fontana ini terinspirasi oleh sekumpulan sketsa yang ditemukan Italo yang digambar oleh kakeknya, Ilvo Fontana. Sketsa itu adalah kumpulan jam tangan tangguh yang dipesan untuk dikenakan oleh Angkatan Laut Italia pada tahun 1940an. Mewujudkan desain ini, U-Boat menjadi terkenal karena jam tangan mereka yang kuat dan khas dengan dial yang mudah dibaca, case jam kedap air, dan tombol pemutar jam dengan tuas yang tidak biasa. Mesin jamnya dipercayakan pada produsen kaliber Swiss ETA. Jam tangan yang dihasilkan dari kombinasi ini unik, kuat, mudah dibaca, dan menarik dengan cara yang tak terlukiskan.
Tahun ini, untuk pertama kalinya U-Boat turut serta dalam pameran eksklusif Watches and Wonders di Jenewa, dan meluncurkan 3 model Darkmoon terbaru. Selain itu turut ditampilkan juga koleksi paling ikonik mereka termasuk U-Boat Classico, Chimera, dan DoppioTempo, dan produk mewah lainnya, seperti pena eksklusif hingga sunglasses
Di sela-sela jadwalnya yang padat di gedung Palexpo siang itu, ia dengan ramah menyambut tim Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia dan bersedia diwawancarai. Saat ditanya mengenai model favoritnya tahun ini, ia tersenyum dan berujar, “Sebetulnya, seluruh jam tangan yang saya ciptakan adalah favorit saya, saya suka semua jam tangan saya, masing-masing memiliki kisah, arti dan maknanya sendiri. Saat ini, saya suka koleksi jam tangan dengan mekanisme dan dial dalam rendaman minyak, koleksinya tidak seperti yang lain, yang membangkitkan banyak minat di seluruh dunia, yaitu Capsoil, arloji keanggunan stratosfer. Pertama-tama, ini benar-benar model baru. Kedua, Capsoil dibuat 100% di Italia, dan ketiga, ketika Anda melihat celah di sisi jam tangan dan memiliki kesempatan untuk melihat dial dari samping, itu adalah sesuatu yang benar-benar baru yang menurut saya tetap mengesankan. Saya sangat menyukainya sehingga saya terus mengembangkan koleksi ini. Pada saat yang sama, saya terus mengembangkan koleksi Sommerso dan Doppiotempo 1938.”
CGW Magazine 45
Terinspirasi dari sisi gelap bulan, Capsoil Darkmoon mengangkat konsep “immersion in oil”, menampilkan dial yang benar-benar terbenam dalam cairan berminyak
Moto Italo Fontana sejak langkah awalnya dalam industri jam tangan adalah “Kebebasan dalam Penciptaan”, “Saya suka identitas dan orisinalitas kreasi saya, saya tidak memiliki kewajiban untuk terus membuat jam tangan berukuran besar atau membuat hal yang sama seperti yang selalu saya desain. Ketika sebuah inspirasi datang kepada saya, saya melihatnya, merencanakannya secara strategis dan saya melakukan apa yang saya suka.” Saat ditanya soal penggunaan minyak pada jam tangan karyanya, dan mengapa ia memutuskan untuk memasukkan oli ke dalam jam tangan, ia mengaku, “Kami masih dalam perjalanan melakukan hal kami sendiri dan mencoba teknik baru. Misalnya, kami yang pertama membuat jam tangan dengan mesin yang dikelilingi oleh rendaman minyak. Ini memberi jam tangan efek 3D, terutama dengan kristal berbentuk kubah. Dan inspirasi jam tangan dengan minyak adalah sesuatu yang pribadi yang berasal dari kompas di kapal saya. Saya sangat menikmati melihat jarum kompas dan angka-angka yang tampaknya menempel di kaca kompas. Minyak di jam tangan memberikan penglihatan dan efek yang sama. Selain itu, jika dial berwarna hitam, ada efek yang jauh lebih gelap karena minyaknya. Jadi, ini memungkinkan kami menawarkan dial dengan kontras yang sangat gelap dan dalam,” jelasnya.
CGW Magazine 46
Dorongan kreatif dan ketekunannya untuk berinovasi terlihat jelas melalui jam tangan dan kisah sukses U-Boat, “Saya selalu terpesona dengan desain, berkreasi dengan kebebasan total, dan tidak mengikuti tren apa pun. Saya mencoba melakukan apa yang tidak dilakukan merek lain. Saya tidak memiliki kewajiban untuk selalu menciptakan hal yang sama.” Koleksi Capsoil Darkmoon menjadi bukti filosofi desain Italo Fontana yang unik dan radikal. Jam tangan ini memiliki DNA yang mirip dengan jajaran produk Classic yang populer dari merek ini, tetapi tampil lebih halus berkat desain tanpa bezel yang menyatukan tepi casing baja tahan karat dengan rapi ke dalam kaca kristal safir berkubah tinggi. Dengan efek desain yang tidak ortodoks ini, para ahli U-Boat membenamkan rongga internal jam tangan dengan oli. Terinspirasi dari sisi gelap bulan, Capsoil Darkmoon mengangkat konsep “immersion in oil”, menampilkan dial yang benar-benar terbenam dalam cairan berminyak, akibatnya, dial berubah menjadi hitam pekat menciptakan ilusi ketiadaan kaca. Satu-satunya petunjuk untuk cairan yang bergerak bebas ini adalah gelembung udara yang terkunci di bagian bawah kaca, yang mengapung dengan mudah di permukaan dial jam untuk menciptakan efek pembesar di seluruh elemen dial jam saat bergerak. Melayang di atas penanda jam atau jendela tanggal pada pukul 3, misalnya, menciptakan efek lensa cyclops tetapi juga berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan di dalam jam tangan, sekaligus meningkatkan rasa kedalaman dan kekayaan tampilan.
Koleksi ini ditenagai mesin kuarsa Ronda 712.3, dilumasi dalam rendaman minyak. Kasing 44m tersedia dalam varian baja, IP hitam, dan perunggu. Selain itu, terdapat pilihan antara gelas mineral bening
HALAMAN SAMPING DARI KIRI ATAS
Koleksi tahun lalu, U-Boat ROME; Detil kota Roma terpahat pada casing jam; Classico 40mm dengan sekrup pada bezelvintage; Model mengenakan Chimera 60; Tampilan U-BOAT Sommerso 45 mm terbaru dengan gelang baja
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Italo Fontana dan jam Capsoil kebanggaannya; Beberapa pilihan warna pada koleksi terbaru U-Boat Capsoil Darkmoon 40mm; Pilihan warna merah pada dialSommerso 45 mm
atau merah. Tahun ini U-Boat juga meluncurkan 3 model Darkmoon baru dengan kasing baja satin dan PVD hitam dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu 40mm, dan dengan variasi warna baru. Enam referensi baru disertai dengan versi 40mm dengan casing perunggu yang diberi treatment IP Bronze dan dial hitam, juga dengan angka, indeks, dan bola dalam kontras warna krem, berlapis luminova, dan tali jam dari kulit anak sapi coklat tua yang digores laser, dibuat dengan tangan dengan teknik penyamakan dari Tuscan. www.uboatwatch.com
CGW Magazine 47
“Saya selalu terpesona dengan desain, berkreasi dengan kebebasan total, dan tidak mengikuti tren apa pun”
~ Italo Fontana
Dunia pembuat jam tidak lebih besar dari seujung kuku, namun Rebecca berhasil merangkumnya dalam sebuah buku yang bernas
Penulis buku Hands of Time, A Watchmaker’s History of Time, Rebecca Struthers adalah pembuat jam tangan pertama dalam sejarah Inggris yang mendapatkan gelar PhD dalam bidang horologi di tahun 2017. Desainer pemenang banyak penghargaan, pembuat jam, dan sejarawan asal Birmingham Inggris ini juga co-founder dari tim suami-istri pendiri studio dan bengkel Struthers Watchmakers. Rebecca baru berusia 17 tahun ketika dia memulai perjalanannya untuk menjadi salah satu pembuat jam terkemuka di Inggris. Dengan hasrat untuk
Fotografer: @Andy Pilsbury
membuat perhiasan artikulasi yang rumit, ia mengikuti pelatihan sebagai pembuat perhiasan dan perak, dimana ia menemukan cara untuk menggabungkan kecintaannya pada kerajinan dengan kecintaannya pada sains dalam mengejar horologi. Kecanduannya pada pendidikan terus berlanjut seiring dengan karirnya sebagai seorang praktisi, dan kini ia adalah seorang dokter jam tangan yang bonafide. Collector’s Guide-WATCHES Indonesia berhasil mewawancarainya melalui surel, dan berikut rangkumannya.
CGW Magazine 48
Rebecca Struthers
Pembuat Jam, Sejarawan & Direktur Pendiri Struthers Watchmakers
Tentang Hands of Time. Dapatkah Anda jelaskan sedikit tentang apa yang dapat kami harapkan dari buku ini?
Hands of Time adalah sejarah waktu dari seorang pembuat jam yang diceritakan melalui beberapa perangkat cerdik yang kami ciptakan untuk mengukurnya. Saya mulai dengan ukiran tulang berusia 40.000 tahun dan membawa Anda langsung ke jam atom dan jam matahari di Mars. Saya berbagi cerita tentang jam tangan luar biasa yang telah saya kerjakan dengan senang hati dan mengundang orang ke dunia pembuatan jam saya yang kecil dan rumit.
Anda adalah pembuat jam Inggris pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam bidang horologi. Apakah itu benar?
Ya, saya ingin sekali ada lagi (yang mendapat gelar serupa), semoga buku ini menginspirasi orang lain. Jarang pembuat jam menulis tentang apa yang mereka lakukan. Sayang sekali sebagai pembuat jam, memberi Anda visi berbeda tentang objek yang sedang Anda kerjakan. Anda dapat memisahkan jam tangan untuk mempelajarinya guna mendapatkan petunjuk tentang cara pembuatannya, cara pemakaiannya, dan mencari pesan dan tanda tersembunyi yang ditinggalkan pembuat jam di masa lalu.
Hanya sedikit pembuat jam wanita, atau wanita yang tertarik dengan jam tangan mekanik. Apa pendapat Anda tentang hal ini?
Saya pikir ada lebih banyak wanita yang tertarik dengan jam tangan daripada pembuat jam (dari kalangan) wanita. Hal ini perlahan akan berubah. Untuk waktu yang lama, wanita terbatas pada sisi lini produksi pembuatan jam yang lebih monoton. Pertumbuhan karir mereka terbatas. Tapi perlahan kami melihat lebih banyak wanita ahli pembuat jam tangan yang bisa melakukan semuanya. Semoga dengan melihat banyak yang sukses di lapangan akan menginspirasi lebih banyak wanita untuk mengikuti jalan kita.
Kami dilatih sebagai ahli restorasi jam, dan kami telah mengerjakan jam tangan yang berusia 200-300 tahun
Apa tantangan terbesar bagi Anda dan suami Anda, pakar pembuat jam tangan Craig Struthers saat memulai workshop Struthers Watchmakers?
Hal-hal seperti berjuang secara finansial untuk waktu yang lama ketika kami memulai bengkel pertama kami. Kami adalah pembuat (jam), bukan pebisnis, jadi mempelajari sisi bisnis itu sulit. Saya pikir banyak orang kreatif yang sama!
Anda telah membuat mesin jam Anda sendiri, dan memiliki nama Anda pada dial jam tersebut. Bagaimana perasaanmu?
Sungguh perasaan yang luar biasa melihat nama Anda terukir di logam pada sesuatu yang Anda tahu bisa bertahan selama berabadabad jika dirawat. Kami dilatih sebagai ahli restorasi jam, dan kami telah mengerjakan jam tangan yang berusia 200-300 tahun. Sungguh bangga saat mengetahui bahwa mesin-mesin kecil ini akan ada di luar sana, ratusan tahun dari sekarang, membawa kenangan dari kita.
Anda telah membuat jam tangan buatan tangan sepenuhnya, Proyek 248, bagaimana hasilnya?
Lima jam tangan pertama itu sedang diselesaikan saat ini, semuanya akan bersama pemiliknya tahun ini. Ini adalah perjalanan 6 tahun untuk menjadikannya sebuah pencapaian besar!
Ada saran untuk calon pembuat jam tangan muda?
Bersabarlah dengan diri Anda sendiri dan Anda akan sampai di sana. Semua keterampilan membutuhkan waktu untuk dipelajari dan bisnis membutuhkan waktu untuk dibangun.
Kalau tidak salah, Anda penggemar berat jam tangan Casio. Mengapa Anda memilih merek tersebut dan mana yang akan Anda rekomendasikan?
Saya suka jam tangan Casio, sebagai seseorang yang menghabiskan hidup mereka bekerja dengan mesin jam vintage presisi tinggi, mengenakan jam tangan yang saya tahu tahan lama dan dapat bertahan jika terbentur di bengkel saat saya mengenakannya sangat menenangkan. Saya menyukai desain retro tahun 1970-an/80-an dan saya adalah penggemar khusus Casio Vintage Collection.
HALAMAN SAMPING:
Rebecca Struthers, peraih gelar PhD dalam bidang horologi pertama di Inggris
HALAMAN INI:
Aktivitas Rebecca di studio dan bengkel kerjanya, merestorasi mesin jam; Buku Hands of Time, A Watchmaker’s History of Time
CGW Magazine 49
Fotografer: @Andy Pilsbury
Fotografer: @Mike Smith
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, Olivier Zehnder membagikan pandangannya tentang populernya jam tangan Swiss, pariwisata hingga kemitraan antar dua negara
Swiss merupakan rumah dan asal dari berbagai merek jam tangan berkualitas tinggi yang terkenal di dunia, selain itu negara ini juga kaya akan pemandangan alam yang indah dan warisan budaya yang menakjubkan. Tim redaksi majalah (Collector’s Guide) WATCHES
Indonesia baru-baru ini mendapatkan wawancara khusus dengan Olivier Zehnder, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, yang membagikan pandangannya terhadap popularitas jam tangan asal Swiss di Indonesia, bagaimana kedua negara bekerja sama, hingga tips bagi yang ingin mengunjungi Swiss untuk pertama kalinya.
Di tiap edisi dari majalah Collector’s Guide WATCHES Indonesia, kami menerbitkan berbagai macam aspek dari industri jam tangan mewah asal Swiss. Kini banyak merek jam tangan asal Swiss yang akan membuka butiknya di Indonesia, ini berarti para kolektor jam tangan Indonesia mendapatkan perhatian dari Swiss. Bagaimana pandangan atau opini Anda mengenai hal ini?
Saya sangat senang mengetahui bahwa jam tangan Swiss mendapatkan perhatian yang begitu besar dari pecinta jam tangan di Indonesia! Tanpa diragukan lagi, jam Swiss menikmati reputasi yang tidak tertandingi secara global dan ini adalah hasil dari kerja keras selama lebih dari 500 tahun untuk menyempurnakan kualitas,
CGW Magazine 50
HALAMAN SAMPING
Olivier Zehnder, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Saat wawancara di Kedutaan Swiss, Jakarta; Dubes yang ramah ini berbagi tips bagi yang ingin mengunjungi Swiss untuk pertama kalinya
Kualitas sebuah jam tangan Swiss juga mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki oleh Swiss, seperti inovasi, ketahanan, tradisional namun juga canggih
keakuratan, desain, dan keunikan dari sebuah jam tangan. Di satu sisi, kualitas sebuah jam tangan Swiss juga mencerminkan nilai-nilai yang dimiliki oleh Swiss, seperti inovasi, ketahanan, tradisional namun juga canggih. Saya senang orang Indonesia bisa mendapatkan jam tangan asal Swiss di beberapa butik di Indonesia!
Bisakah Anda ceritakan tentang elemen-elemen terkenal dari kebudayaan Swiss dan upaya kedutaan untuk mengembangkan kerja sama dan mempromosikan kebudayaan dengan Indonesia?
Kami terlibat dalam mempromosikan kebudayaan kami seperti melalui minggu Bahasa, pemutaran film, pertunjukan musik dan kolaborasi-kolaborasi lainnya. Acara kebudayaan terbesar kami adalah kompetisi Batik Swiss yang diselenggarakan pada tahun 2019, dimana orang Indonesia menggabungkan elemen Swiss ke dalam desain batik yang segar dan penuh warna. Kami menantikan kerja sama budaya lainnya dengan rekan-rekan Indonesia!
Apa yang orang Swiss ketahui tentang Indonesia? Bagaimana Indonesia dipandang di Swiss?
Di Swiss, Indonesia dikenal sebagai salah satu tujuan wisata tropis paling populer dengan keindahan alam yang luar biasa. Sebelum pandemi, sekitar 50 sampai 60 ribu orang Swiss mengunjungi Indonesia dan saya yakin mereka telah berkunjung kembali ke Indonesia. Selain itu, Indonesia juga dikenal akan orang-orangnya yang ramah dengan budaya dan tradisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
CGW Magazine 51
Swiss adalah salah satu negara yang paling sering di kunjungi di dunia berkat sejarahnya yang begitu kaya, jam yang terkenal di seluruh dunia, wine dan makanan, serta tempat yang fantastis untuk olah raga musim dingin. Tips apa yang Anda bisa berikan untuk orang Indonesia yang akan mengunjungi Swiss untuk pertama kalinya?
Saya menyarankan mereka untuk menjelajahi Swiss lebih dari 2-3 hari karena kami menawarkan berbagai macam hal, mulai dari pemandangan alam yang menakjubkan sampai ke warisan budayanya yang begitu kaya. Dengan mudahnya akses ke berbagai tempat di seantero negeri, Anda akan bisa menikmati berbagai macam aktivitas dan pemandangan seperti kota-kota, danau-danau, dan pegunungan dalam satu hari saja! Kami memiliki empat wilayah bahasa yaitu Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh yang akan memberikan Anda pengalaman akan berbagai budaya dan juga akan hidangan kulinernya. Karena ketertarikan dari orang Indonesia untuk mengunjungi Swiss telah meningkat, saya sarankan untuk merencanakan perjalanan jauh-jauh hari untuk aplikasi visa sampai ke pemesanan hotel, untuk memastikan kunjungan mereka berjalan sesuai harapan.
Apakah Anda bisa menceritakan tentang ide di balik tagar #DariAlpenKeNusantara?
Tagar ini adalah sesuatu yang kami ciptakan untuk merayakan 70 tahun hubungan diplomatik antara Swiss dan Indonesia dari tahun 2021 ke 2022. Kita ingin menampilkan ciri khas dari alam kedua negara: Swiss dengan Pegunungan Alpen Swiss yang megah dan Indonesia sebagai negara kepulauan. Walaupun terpaut jauh secara geografis, Indonesia dan Swiss telah lama mempunyai hubungan yang erat di bidang politik, sosial, dan ekonomi. Atas dasar itu kami menciptakan tagar #DariAlpenKeNusantara (Dari Pegunungan Alpen ke Nusantara).
Kebanyakan pembaca kami adalah para kolektor jam tangan, investor cerdas, dan pemilik bisnis. Swiss adalah salah satu tujuan bisnis terbaik di dunia, Apakah benar para pengusaha tidak perlu mendapatkan perijinan khusus dari otoritas atau asosiasi dagang setempat untuk mendirikan sebuah perusahaan?
Memang benar bahwa mendirikan sebuah perusahaan di Swiss relatif mudah dan peraturan kami juga sangat ramah terhadap perusahaan untuk hal ini (kecuali di beberapa kasus). The Swiss Business Hub Indonesia adalah kontak awal bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang tertarik untuk menjadikan Swiss sebagai lokasi usaha mereka. Informasi lebih lanjut tersedia di situs: https://www.s-ge.com/ en/company/swiss-business-hub-indonesia
Apakah yang Anda sukai tentang Indonesia? Baik dari segi budaya, makanan, atau tempat wisata?
Semua yang Anda telah sebutkan, termasuk warisan budaya yang kaya dan pemandangan alam yang indah serta khususnya betapa ramah dan baiknya orang Indonesia.
Kedutaan Besar Swiss
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X 3/2, Kuningan, Jakarta 12950 Tel.: +62 21 525 60 61 www.eda.admin.ch/jakarta
CGW Magazine 52
Kami memiliki empat wilayah bahasa yaitu Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh yang akan memberikan Anda pengalaman akan berbagai budaya
Fotografer: Rendy Kairupan
Berbincang dengan Iskandar Widjaja tentang musik, desain jam hingga ketertarikannya terhadap jam tangan mekanis
Pemain biola klasik dan crossover, Iskandar Widjaja berhasil memukau para tamu undangan VIP dan kolektor jam tangan mewah yang hadir di Soehanna Hall, Energy Building, SCBD pada akhir Februari lalu, dengan penampilan musik klasiknya yang luar biasa, berkolaborasi dengan Jayakarta Chamber Orchestra. Pertunjukan konser musik klasik yang diselenggarakan oleh Grand Seiko bersama Independent (PT. Eurobutik Bangun Indonesia) ini menampilkan karya-karya musik klasik barok, komposisi Johann Sebastian Bach hingga Antonio Vivaldi, yang dimainkan dengan sempurna oleh sang solois biola profesional kaliber dunia, Iskandar dan kawan-kawan.
Musisi asal Indonesia kelahiran Jerman pada tanggal 6 Juni 1986 ini sudah memenangkan berbagai kompetisi internasional, dan darah seninya mengalir dari sang kakek Udin Widjaja, musisi Indonesia, pengarang, penggubah lagu, serta konduktor orkestra kesayangan Presiden RI pertama, Bung Karno yang sangat terkenal karena lagu-lagu gubahannya. Wajahnya yang tampan diwarisi dari orangtuanya, pasangan Ivan-Hadar dan Chin Widjaja yang memiliki darah Tionghoa Medan dari ibunya, dan Belanda-Arab-Maluku dari ayahnya. Saat remaja, ia ternyata pernah diterima sebagai siswa termuda di College of Music, Berlin, dan setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya ke University of the Arts di Berlin. Simak wawancara singkat kami dengan sang musisi multi-talenta yang memiliki tanggal kelahiran yang sama dengan Presiden Soekarno ini.
CGW Magazine 54
@Foto-foto: EBIWATCH
HALAMAN SAMPING
Iskandar Widjaya memilih jam tangan Grand Seiko saat konsernya di Jakarta, ia menghargai tradisi klasik yang terpelihara dengan baik seperti musik klasik
HALAMAN INI
Iskandar mengenakan tiga model terbaru dari jam tangan Corum, ia mengaku menyukai jam tangan mekanis
Ceritakan sedikit tentang kegiatan dan rencana terbaru Anda untuk tahun ini.
Saya telah memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Indonesia, sekitar 50 persen. Saya sudah di sini sejak Januari dan menyukainya sejauh ini. Kami telah merealisasikan banyak proyek termasuk tur bersama “Iskandar – The Show”, acara musik untuk Grand Seiko Indonesia, hingga acara musik amal untuk Bali Children Foundation. Tahun ini saya memiliki debut penting yang akan datang di Tokyo dan Turki, dan undangan ulang ke Aula Sinfonia Jakarta dan festival jazz Prambanan.
Siapa yang mengenalkan Anda pada dunia jam tangan? Dan apa yang paling menarik dari jam tangan?
Saya mewarisi Rolex pertama saya dari kakek saya Udin Widjaja dan juga Omega vintage, dengan desain yang sangat sederhana dan bersahaja. Saya terpesona oleh ketepatan dan kekokohan jarum jam. Itu mengingatkan saya untuk mengasah kerajinan artistik saya dengan ketelitian dan dedikasi yang sama.
Jika diberi kesempatan untuk mendesain jam tangan, warna, fitur, sistem mesin jam, atau detail apa yang Anda inginkan?
Saya menemukan jam tangan berkualitas tinggi yang bersahaja. Mungkin itu karena saya dibesarkan di Jerman. Orang-orang di sana tidak suka pamer, tetapi tetap menginginkan standar kualitas tertinggi. Mungkin saya akan memberikan sedikit sentuhan musik, tapi bukan yang murahan, mungkin lebih intelektual seperti kode tersembunyi dari Paduan Suara Bach.
Sebagai pemain biola terkenal dan pemenang berbagai kompetisi internasional, Anda pasti sangat sibuk. Bagaimana Anda mengatur waktu Anda?
Saya mencoba untuk sangat terorganisir tentang kegiatan saya. Hal-hal tertentu seperti olahraga, meditasi, latihan biola tidak dapat dinegosiasikan. Saya suka bekerja melawan tenggat waktu. Melakukan daftar membuat saya bahagia.
Mana yang Anda sukai, jam tangan pintar atau jam tangan mekanis?
Benar-benar mekanis, karena saya menyukai tradisi klasik yang terpelihara dengan baik seperti musik klasik.
Ada pesan untuk penggemar dan pecinta jam tangan di Indonesia?
Luangkan waktu Anda, nikmati saat ini, dan breathe!
CGW Magazine 55
Mungkin saya akan memberikan sedikit sentuhan musik, tapi bukan yang murahan, mungkin lebih intelektual seperti kode tersembunyi dari Paduan Suara Bach
Amandine baru berusia 12 tahun, namun pengetahuannya tentang jam tangan dan antusiasmenya yang luar biasa behasil memukau industri Haute Horlogerie
CGW Magazine 56
Foto-foto: Dokumen pribadi @watch_it_with_amandine
Dunia Haute horlogerie kian merangkul media sosial, dan seorang siswi di Jenewa ini berhasil meraih simpati publik dan memesona para pelaku di industri jam tangan mewah dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang jam tangan yang dibagikannya melalui akun instagramnya (@watch_it_with_Amandine). Ini untuk pertama kalinya kami dari Collector’s Guide-WATCHES Indonesia mewawancarai influencer kelahiran Jenewa, Swiss pada 27 November 2010 yang baru berusia 12 tahun namun telah menjadi sensasi di media sosial ini. Memang influencer anak-anak bukan hal yang baru, tetapi Amandine adalah seorang influencer jam tangan, dan kami bangga berhasil mewawancarainya. Berikut cuplikan wawancara yang kami lakukan secara daring yang didampingi oleh ayahnya yang merupakan orang pertama yang mengenalkan puterinya akan dunia jam tangan dan berbagi hasrat dan pengetahuan tentang jam tangan, Philippe.
Kamu gadis 12 tahun, tetapi pengetahuanmu tentang arloji dan perhiasan sangat luar biasa! Bagaimana kamu mulai mengetahui dan membangun kecintaanmu terhadap jam tangan?
Saya mulai tahu tentang jam tangan saat berusia tujuh tahun, waktu itu di pesta Bvlgari dan saya merasa jatuh cinta pada jam tangan. Namun kecintaan saya terbangun dari membaca buku tentang jam tangan, The Magic of Watches karya Louis Nardin. Saya senang melihat jam tangan di Instagram, TikTok, dan saat saya pergi ke pesta, saat saya bertemu orang-orang, dari situ jugalah kecintaan saya terbangun.
Siapa yang memperkenalkan pada dunia jam tangan mewah dan perhiasan?
Ayah saya, tentu saja, karena dia menggarap jam tangan. Waktu itu saya masih dua atau tiga tahun, arloji sering dibawa dari tempat kerja ke rumah. Di usia itu memang belum menjadi minat saya, tetapi ayah memperkenalkan sedikit demi sedikit. Seperti, oke, ini ada jam tangan, kamu boleh memegangnya kalau mau, tapi ayah tidak akan memaksamu menyukai jam tangan.
Menurutmu, apa yang paling menarik tentang jam tangan?
Ada banyak hal yang menarik tentang jam tangan. Saya rasa, pandangan (kesan) pertama. Ketika kita bicara tentang jam tangan dan kita melihatnya untuk pertama kalinya, itu benar-benar…. Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi rasanya seperti sewaktu saya pergi ke Watches and Wonders, kali pertama saya di sana, rasanya, wow! Jadi, kesan pertama yang saya dapat ketika melihat sebuah jam tangan.
Jika kamu punya kesempatan untuk mendesain jam tangan, warna, fitur, mesin jam, atau detail seperti apa yang ingin kamu pergunakan?
Sepertinya saya pernah membahas di broadcast saya, saya akan beri desain burung terbang di jam tangan, karena menurut saya kedengarannya sangat menyentuh. Dan saya rasa saya juga akan pakai banyak warna karena saya suka warna-warni. Hidup tanpa warna itu sangat menyedihkan. Jadi, pakai banyak warna, kupukupu…. Warna favorit saya ungu, tapi lebih seperti ungu pastel. Untuk sistem penggeraknya, saya rasa complicated movement, tapi tidak terlalu rumit. Saya suka fase bulan. Salah satu jam tangan yang paling saya sukai, dan yang pernah saya desain, menggunakan fase bulan, dan saya suka sekali fase bulan.
HALAMAN SAMPING
Amandine dengan jam tangan terbaru H.Moser & Cie
HALAMAN INI
Di depan jam tangan raksasa di booth A Lange & Soehne
CGW Magazine 57
Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi rasanya seperti sewaktu saya pergi ke Watches and Wonders, kali pertama saya di sana, rasanya, wow!
Bagaimana pandanganmu tentang tren arloji 2023 setelah menghadiri Watches and Wonders bulan lalu?
Saya rasa trennya adalah model yang besar dan semakin besar. Saya juga merasa ada tren humor dalam industri jam tangan. Sepertinya itu tren saat ini. Misalnya, ketika saya melihat di Instagram, saya melihat banyak humor tentang ini. Menurut saya bagus sekali. Saya tahu saya belum banyak pergi ke acara Watches and Wonders, tapi saya melihat tren tentang ukuran yang besar ini.
Kamu pernah bilang tentang arloji untu pria dan arloji untuk wanita, dan bahwa kamu tidak suka penamaan seperti itu. Bagaimana menurutmu, apakah itu semacam tren atau hal lain?
Saya rasa ini tren. Memang menyedihkan karena ini menjadi tren. Saya benar-benar berharap ini bukan hanya tren dan, menurut saya, orang sekadar mengatakan, oh ini arloji wanita, tapi saya rasa mereka akan terus membuat jam tangan untuk pria dan jam tangan untuk wanita, dan Anda bisa melihat bahwa di pameran selalu ada arloji pria, arloji wanita, dan saya belum pernah melihat arloji unisex di pameran-pameran.
Ceritakan sedikit tentang koleksi jam tanganmu dan mana yang menjadi favoritmu dan mengapa?
Koleksi jam tangan saya, rasanya untuk gadis seusia saya cukup besar. Sepertinya saya punya sekitar 10 atau 15 jam tangan. Yang paling saya suka adalah arloji dari ibu saya, warnanya merah, rasanya itu yang paling sering saya pakai. Ayah pernah menawarkan arloji pada saya waktu saya masih lebih muda, tapi tidak benar-benar saya pakai. Tapi arloji dari ibu saya ini semacam kejutan. Waktu itu saya tidak tahu warnanya, tapi saya sangat suka warna merah, dan saya selalu memakainya. Yang saya suka dari jam tangan ini adalah saya bisa terus memakainya sampai sekarang, keren sekali.
Beranilah melihat apa pun yang Anda inginkan, buat segala sesuatu yang Anda inginkan. Jika orang dewasa sudah bisa membuatnya, kita juga bisa
HALAMAN
Bersama Georges Bamford (Bamford Watch Department), Adrian (Bark & Jack) dan Andrew McUtchen (Time + Tide) di ajang W&W; Touch & feel jam tangan Bovet; Dengan watchroll untuk menyimpan arloji Rolex dari kakeknya yang telah disesuaikan untuk Amandine dan dipasangkan dengan tali buaya warna ungu; Amandine (@watch_it_with_ Amandine)
Mana yang menjadi favoritmu? Inikah yang pernah dipakai ayahmu?
Saya rasa ini masuk koleksi saya sekarang. Rolex, saya benar-benar suka, tapi saya tidak bisa selalu memakainya. Ini arloji yang sangat sentimental. Tapi yang saya suka dari jam tangan ini adalah saya bisa memakainya, tapi saya tidak bisa memakai Rolex ke sekolah. Saya rasa model Oyster. Arloji vintage, dari kakek saya.
Ada pesan atau saran bagi generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap jam tangan dan perhiasan?
Saya punya dua kata: Make it! Jika Anda menyukai arloji seperti saya, lakukan saja. Semua orang bisa membuat sesuatu, seperti juga saya. Baik itu di jam tangan, atau bahkan dalam renang, tenis, atau mungkin biola, alat musik, dalam segala hal, buat saja. Beranilah melihat apa pun yang Anda inginkan, buat segala sesuatu yang Anda inginkan. Jika orang dewasa sudah bisa membuatnya, kita juga bisa.
Apa kegiatan favoritmu di waktu luang?
Belanja dan nonton Desperate Housewives. Itu serial favorit saya dan saya selalu menontonnya kapan pun saya bisa. Saya juga senang pergi bersama teman, bersama sahabat saya Alice, dia keren.
CGW Magazine 58
INI DARI KIRI ATAS
Watches and Wonders Geneva baru saja berakhir, namun masih begitu banyak berita menarik yang ingin kami bagikan untuk para kolektor jam di Indonesia. Di kolom Liputan Khusus kali ini, kami pilihkan sepuluh merek jam tangan ternama (yang kami susun secara alfabetis), yang memamerkan keunikan, kecanggihan dan keberanian mereka dalam menggunakan bahan yang tidak biasa. Silakan pilih jam tangan favorit terbaru Anda dan berikan alasannya, jangan lupa kirimkan pendapat Anda melalui surel ke: info@zamrud-media.com. Untuk tiga pembaca yang pendapatnya paling menarik akan kami tampilkan di situs online majalah kami dan mendapatkan bingkisan dari Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia.
Bell & Ross berhasil membuat debut yang impresif tahun ini dengan koleksi jam tangan yang mengesankan. Salah satu yang paling menonjol adalah BR 05 Green Gold. Sesuai dengan namanya, jam tangan ini hadir dalam kombinasi dial berwarna hijau dengan pola sunray, dan case serta bracelet dari bahan rose gold 18-karat 5N. Bell & Ross memilih desain yang simpel dan sederhana, pada bagian dial menampilkan rona hijau dengan corak yang bercahaya dan berkilau. Ketika jam tangan dimiringkan, bagian dial ini memperlihatkan efek sunburst yang mampu berubah warna, tergantung pada pantulan sinar yang menyentuh permukaannya. Untuk melengkapi model ini, hadir pilihan dengan strap kulit untuk pertama kalinya. Modern dan berani, Bell & Ross mendobrak batasan dalam hal desain, dan BR 05 Green Gold adalah contoh sempurna dari hal itu.
CGW Magazine 60
HALAMAN SAMPING
Bell & Ross BR 05 Green Gold, dalam pilihan bracelet dari bahan rosegold 18-karat 5N atau tali kulit warna senada; Mesin jam BR-CAL.321 otomatis
HALAMAN INI
Tampilan sporty dari Bell & Ross BR 03-92
Diver White Bronze; Helm penyelam yang ikonik terukir di belakang case menggunakan hypoallergenicstainlesssteel
Model terbaru lainnya yang tidak kalah menarik adalah BR 03-92
Diver Bronze. Kombinasi case perunggu dan dial dengan warna putih mutiara mengingatkan akan era paling awal saat penemuan dilakukan di bawah laut, yang diberi sentuhan kontemporer dengan gaya estetisnya, yang mengingatkan kita pada perlengkapan yacht dan perahu layar yang antik. Menariknya, warna dial perak opaline yang lembut berpadu mulus dengan case perunggu, menciptakan efek kontras yang halus saat pantulannya yang hangat selaras dengan warna kemerahan perunggu. Seperti diketahui, bahan perunggu akan berubah seiring berjalannya waktu dan akan mengembangkan
tangan ini, terbuat dari
92% tembaga dan 8% timah
patina yang berbeda dari waktu ke waktu juga, sehingga memberikan tampilan yang unik pada jam tangan tersebut. Untuk tujuan ini, CuSn8 adalah logam campuran yang digunakan Bell & Ross untuk membuat jam tangan ini, terbuat dari 92% tembaga dan 8% timah.
Pada bagian belakang BR 03-92 Diver Bronze diperlihatkan helm penyelam yang ikonik, yang terukir menggunakan hypoallergenic stainless steel. Jam tangan ini dibuat sesuai dengan standar internasional ISO-6425, yang menetapkan bahwa sebuah diver’s watch atau “jam tangan penyelam” adalah “jam tangan yang dirancang untuk kedap air pada kedalaman minimal 100 meter dan dilengkapi dengan sistem pengukuran yang aman.” Jam tangan yang diproduksi terbatas sebanyak 999 buah dan ditenagai oleh mesin jam otomatis BR-CAL.302 ini dirancang dan diciptakan sebagai alat penyelam berkualitas profesional, dan tahan air hingga kedalaman 300 meter, membuatnya sempurna untuk dikenakan saat menyelam dan aktivitas air lainnya.
CGW Magazine 61
CuSn8 adalah logam campuran yang digunakan Bell & Ross untuk membuat jam
Bagi Maison Cartier, waktu adalah sebuah siklus. Didedikasikan untuk penemuan kembali dan imajinasi ulang (reinvention and reimagination), visi ini memandu Cartier pada misinya untuk terus membuat momen dalam waktu terasa seolah-olah bisa bertahan selamanya. Merek asal Swiss ini meninjau kembali beberapa gaya yang paling ikonik dan memperkenalkan pembaruan yang tak tertandingi, dan menambahkan model baru ke koleksi Privé mereka, lini jam tangan dengan edisi terbatas dari model paling bersejarahnya yang disebut sebagai “koleksinya para kolektor.” Lini Cartier Privé mengungkapkan karya ketujuhnya, Tank Normale, yang pertama kali dibuat pada tahun 1917 oleh Louis Cartier dan dijual dua tahun kemudian. Tank adalah salah satu kreasi Cartier yang paling luar biasa dan juga masuk menjadi salah satu kreasi luar
biasa dalam sejarah pembuatan jam tangan. Menariknya, Tank Normale yang hadir dalam dimensi 32.2mm x 27.8mm ini diciptakan dalam berbagai versi. Hanya 200 buah yang tersedia masing-masing untuk versi yellow gold dengan tali jam kulit buaya berwarna cokelat dan platinum dengan tali jam kulit buaya berwarna hitam. Versi dengan gelang jam yang serasi dengan yellow gold atau platinum juga akan tersedia untuk jangka waktu terbatas dengan masing-masing 100 unit saja. Cartier juga memperkenalkan 50 buah Tank Normale versi skeleton. Dibuat dalam pilihan warna dan bahan yang sama, versi ini dilengkapi dengan skeletonized movement khas Cartier, yang disertai dengan komplikasi 24 jam. Selain itu, Tank Normale Skeletonized Platinum dalam edisi terbatas 20 buah dengan set berlian tambahan juga telah diluncurkan.
CGW Magazine 62
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Cartier Privé, Tank Normale Edisi Terbatas dari emas kuning dan tali coklat dari kulit buaya; Pilihan dari platinum bertatahkan 42 berlian brilliant-cut; Cartier Privé, Tank Normale dalam pilihan dengan gelang jam atau tali kulit buaya
HALAMAN INI DARI KIRI
Beberapa model terbaru Cartier SantosDumont versi skeleton, dalam pilihan emas kuning, stainless-steel atau rose-gold
Cartier juga merilis salah satu kreasi ikoniknya, Cartier Santos-Dumont, dalam versi skeleton. Uniknya, model terbaru ini menampilkan oscillating weight khusus berbentuk miniatur dari “Demoiselle,” sebuah pesawat perintis yang dirancang oleh penerbang Brasil Alberto SantosDumont pada tahun 1907. Terdapat tiga model yang ditenagai oleh caliber terbaru Cartier 9629 MC yang terdiri dari 212 komponen, dan membutuhkan waktu dua tahun untuk dikembangkan di manufakturnya di La Chaux-de-Fonds. Tiga model ini hadir dalam model stainless-steel dan rose-gold yang bukan edisi terbatas, serta model yellow gold yang dibuat terbatas hanya 150 buah. Semua model ini mengusung case Santos-Dumont yang familiar, dengan tampilan dial berbentuk persegi yang terletak di dalam case dengan bentuk segi delapan.
CGW Magazine 63
Model ini menampilkan oscillating weight khusus berbentuk miniatur
“Demoiselle,” sebuah pesawat perintis yang dirancang oleh penerbang Brasil Alberto Santos-Dumont
Tahun ini Hermès memperluas jajaran lini koleksi Hermès H08 mereka. Hermès H08 adalah soal ekspresi waktu, yang sifat tak terduganya mengundang eksplorasi dan juga emosi, serta memadukan tekstur dan detail, menciptakan estetika yang kuat dan harmonis. Diambil dari model andalannya yang dirancang oleh Philippe Delhotal pada tahun 2021, rangkaian terbaru dari lini Hermès H08 hadir dalam empat warna cerah: kuning, hijau, biru, dan oranye. Iterasi terbaru dari jam tangan Hermès H08 dengan variasi empat warna cerah ini hadir pada bagian segel kaca di depan, penanda jalur menit, dan jarum detik yang dipernis guna menonjolkan kejernihan dari tampilan keseluruhannya. Jam tangan dilengkapi dengan mesin Hermès H1837 dan tali jam karet dengan efek woven atau anyaman yang terstruktur, dan dipadu-padankan dengan warna masing-masing model. Bagian case berbentuk cushion atau bantal yang terbuat dari sebuah balok komposit yang ringan dan kokoh juga memberikan tampilan yang unik untuk melengkapi sentuhan dinamis pada jam tangan ini.
CGW Magazine 64
Sesuai dengan fungsinya, tombol tunggal ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi mulai, berhenti, dan reset chronograph dengan menekan secara berurutan
Hermès juga meluncurkan Hermès H08 yang dilengkapi komplikasi chronograph, dengan model monopusher chronograph berbingkai oranye pada posisi jam 3 dengan kenop berlapis PVD hitam. Sesuai dengan fungsinya, tombol tunggal yang intuitif ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi mulai, berhenti, dan reset chronograph dengan menekan secara berurutan. Tampilan unik model jam tangan ini lahir dari kombinasi bahan berperforma tinggi yang dibuat dan tersusun dari serat karbon dan bubuk graphene. Hal yang menarik adalah interaksi dari bahan tersebut dan sentuhan akhir yang menunjukkan kedalaman
dial jam yang berwarna hitam. Bagian dial ini juga dilengkapi dengan dua penghitung chronograph dan penanda tanggal berbentuk bantal, serta diselingi oleh jarum jam dan angka serta penanda jam berlapis luminescent. Sentuhan warna oranye juga menonjolkan koherensi dan keterbacaan keseluruhan yang mudah untuk tampilan jam ini. Sebaliknya, di bagian dalam, sama seperti dengan Hermès H08 terbaru dengan sentuhan warna-warni, Hermès H08 Chronograph juga ditenagai oleh mesin Hermès H1837 yang dipadukan dengan modul chronograph. Sebagai pelengkap, model ini juga dipadukan dengan tali berbahan karet dengan efek woven atau anyaman yang terstruktur yang mengingatkan pada tenun Hermès.
HALAMAN SAMPING
Hermès H08 hadir dalam empat warna cerah: kuning, hijau, biru, dan oranye
HALAMAN INI
Hermès H08 chronograph yang ditenagai mesin Hermès H1837 yang dipadukan dengan modul chronograph
CGW Magazine 65
Sejalan dengan filosofi merek, “The Art of Fusion” dan dedikasi serta kegigihan untuk terus memperluas batas pembuatan jam tangan konvensional, Hublot membawa kejutan menyenangkan dengan model-model terbarunya di ajang Watches and Wonders tahun ini, di antaranya adalah Square Bang Unico Diamonds, Square Bang Unico Sapphire, dan Square Bang Unico Ceramic, kronograf persegi besar berukuran 43mm dalam lima kombinasi material casing yang berbeda. Square Bang Unico Diamonds yang pertama kali diperkenalkan di Watches and Wonders Geneva tahun lalu, tahun ini hadir dengan sentuhan berlian. Terdapat delapan butir berlian dengan empat tingkat pengaturan, dan tersedia dalam pilihan bahan emas putih, titanium, dan King Gold. Model terbaru Hublot Square Bang Unico Diamonds dan Pavé—keduanya hadir dalam referensi titanium dan King Gold—masing-masing dilengkapi dengan 44 dan 138 berlian, dan Square Bang Unico Jewellery ditata dengan 144 berlian dengan referensi titanium dan King Gold. Sementara itu, Square Bang Unico High Jewellery ditata dengan 285 berlian dengan referensi emas putih dan King Gold.
CGW Magazine 66
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Dua pilihan bertatahkan berlian dari
Hublot Square Bang Unico High Jewellery dari King Gold dan emas putih; Hublot Square Bang Unico King Gold Diamonds; Hublot Square Bang Unico Sapphire
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Hublot Square Bang Unico Black Ceramic; Hublot Classic Fusion Chronograph
Orlinski Full Titanium; Mesin HUB1153 terlihat dari balik case transparan jam
Hublot Classic Fusion Chronograph Orlinski Titanium
Square Bang Unico High Jewellery ditata dengan 285 berlian dengan referensi emas putih dan King Gold
Tidak kalah mencolok dan berdampak dengan ukuran case yang sedikit lebih kecil, yaitu 41mm, Square Bang Unico Sapphire hadir dalam lini jam tangan Hublot yang seluruhnya terbuat dari safir, dan memberikan tampilan yang unik dan futuristik. Dan pilihan model Square Bang Unico Ceramic dengan tampilan modern dan sporty, cocok untuk dikenakan sehari-hari, karena bagian case terbuat dari ceramic dalam pilihan warna hitam atau putih yang memberikan tampilan ramping dan bersahaja.
Salah satu karya paling mengesankan dalam koleksi Hublot tahun ini adalah Classic Fusion Chronograph Orlinski, hasil kolaborasi dengan seniman kontemporer Perancis Richard Orlinski. Sekilas, model terbaru ini tampak seperti sebuah karya seni dengan detail rumit yang membentangkan siluet tiga dimensinya di sepanjang jam tangan, menunjukkan pencapaian teknologi signifikan dengan fokus pada perpaduan antara kenyamanan dan keindahan. Namun setelah diamati lebih dekat, ini bukan hanya sebuah pahatan karya seni, tetapi juga sebuah penunjuk waktu dengan komplikasi chronograph dengan performa tinggi karena dilengkapi mesin jam HUB1153. Bagian bezel berubah menjadi poligon karena bentuk dodecagonal khas yang memukau yang telah menjadi ciri khas dari kolaborasi Hublot dengan Richard Orlinski sejak 2017.
CGW Magazine 67
Tahun ini IWC Schaffhausen membuat kehebohan dengan merilis kembali lini Ingenieur mereka yang ikonik dalam model terbaru, Ingenieur Automatic 40, sebuah interpretasi terbaru dari koleksi Ingenieur klasik yang diperkenalkan pada tahun 1950-an. Model ini mencerminkan kode estetika yang berani dari model Ingenieur SL referensi 1832 buatan desainer legendaris Gérald Genta pada tahun 1970-an. Ingenieur SL milik Gérald Genta mengusung desain yang berani dan revolusioner pada masa itu yang mendorong batasanbatasan desain dari sebuah jam tangan tradisional, seperti bezel yang menampilkan lima buah sekrup, dial dengan pola unik, dan bracelet H-link yang terintegrasi, menjadikannya sebuah penunjuk waktu yang terdepan di masanya.
CGW Magazine 68
HALAMAN SAMPING
Tiga pilihan terbaru dari IWC Ingenieur Automatic 40 dengan bezel yang menampilkan lima buah sekrup, dial dengan pola unik, dan gelang jam H-link yang terintegrasi
HALAMAN INI DARI ATAS
IWC Pilot’s Chronograph 41 TOP Gun Oceana Ceramic; IWC Pilot’s Chronograph 41 TOP Gun Black Ceramic; Logo TOP Gun terukir di bagian belakang case jam
Model ini mencerminkan kode estetika yang berani dari
model Ingenieur SL referensi 1832 buatan desainer
legendaris Gérald Genta pada tahun 1970-an
Ingenieur Automatic 40 terbaru adalah interpretasi yang lebih halus dari desain aslinya. Meskipun mempertahankan beberapa elemen desain Ingenieur asli, seperti penanda jam yang khas dan logo “Ingenieur” yang tegas, jam ini telah diperbarui untuk selera modern dengan ukuran case yang lebih kecil, lebih bersih dan dial yang lebih minimalis. Pola garis-garis tipis di bagian dial yang seimbang antara satu sama lain adalah keindahan visual bagi siapapun yang melihatnya. Tersedia dalam empat model yang berbeda: tiga dengan model stainless-steel case dan dial jam berwarna hitam, aqua dan berlapis perak yang masing-masing dipasangkan dengan stainless-steel bracelet yang terintegrasi, dan satu model lain dengan titanium case dan dial warna abu-abu dengan jarum jam berwarna hitam.
IWC Schaffhausen juga memperkenalkan koleksi dari lini Pilot “Colours of Top Gun” yang mereka luncurkan tahun lalu dalam balutan ceramic warna-warni dengan dial dan strap yang serasi. Tahun ini terdapat dua varian terbaru sebagai pelengkap. Pertama, IWC Pilot’s Chronograph 41 TOP Gun Oceana Ceramic yang terinspirasi oleh seragam “Navy Pilot” yang hadir dalam case ceramic berwarna biru berukuran 41,9mm dengan dial biru yang serasi, dan strap berwarna biru dengan pola inlay tekstil denim. Dan koleksi IWC Pilot’s Chronograph 41 TOP Gun Black Ceramic yang menyerupai model Oceana Ceramic berwarna biru sebelumnya, namun hadir dengan warna hitam yang mencakup case dengan warna hitam matte berukuran 41,9mm, hingga dial jam dan tali jam karet yang juga berwarna hitam yang serasi.
CGW Magazine 69
Tahun ini, Jaeger-LeCoultre merayakan angka yang diakui sebagai penanda keindahan universal dan diwakili oleh huruf φ (Phi). Dikenal sebagai “The Golden Ratio” atau Rasio Emas, hal ini adalah penyebut umum untuk keindahan dan harmoni yang dimiliki oleh mahakarya buatan manusia yang paling estetis. Dan cara yang terbaik guna menunjukkan nilai estetis ini adalah dengan menjadikan lini koleksi mereka yang paling ikonik, Reverso sebagai primadona. Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah ekspresi artistik terbaru Reverso Hybris Artistica Calibre 179 dalam case yang didesain ulang. JaegerLeCoultre menampilkan detail dekoratif yang dibuat dengan halus, termasuk pengerjaan skeletonisasi pada bagian dial, memperkuat hasil teknis dan keindahan efek visual yang mengesankan dari Gyrotourbillon yang ada di dalam model ini. Sebagai pengingat, Gyrotourbillon sendiri adalah perangkat unik multi-axis yang ditemukan Jaeger-LeCoultre pada tahun 2004 untuk mencegah kesalahan karena perubahan gravitasi dari posisi apa pun, menjamin ketepatan waktu yang maksimal.
Artistica Calibre 179 menawarkan dua tampilan berbeda yang disimpan dalam case berputar khas Reverso
CGW Magazine 70
Didesain dengan gaya yang dipinjam dari “Art Deco,” Reverso Hybris
Jam tangan ini adalah ekspresi mulia dari 180 keterampilan pembuatan jam yang ditempatkan di bawah satu atap dalam manufaktur Jaeger-LeCoultre. Menggabungkan teknik tour-de-force dari multiaxis tourbillon dengan keahlian artistik terbaik, memanfaatkan keterampilan para pengrajin dari “Métiers Rares” (Rare Handcrafts) untuk mengangkat jam tangan luar biasa ini ke tingkat baru yang lebih tinggi. Didesain dengan gaya yang dipinjam dari “Art Deco,” Reverso Hybris Artistica Calibre 179 menawarkan dua tampilan berbeda yang disimpan dalam case berputar khas Reverso yang kompleks. Satu dial menampilkan penguasaan kerajinan dekoratif, dan sisi dial kedua mengekspresikan kecerdikan dalam hal teknis. Selain itu, Calibre 179 menampilkan multi-axis tourbillon yang inovatif. Biasa dikaitkan dengan komplikasi “Duoface,” mesin ini menampilkan zona waktu yang berbeda di setiap dial serta indikator 24 jam untuk zona waktu kedua di bagian dial pada sisi di baliknya.
HALAMAN SAMPING
Reverso Hybris Artistica Calibre 179 yang menampikan keindahan efek visual dari Gyrotourbillon
HALAMAN INI
Dua pilihan dari koleksi Reverso Tribute, termasuk
Reverso Tribute Chronograph dan Reverso Tribute
Duoface Tourbillon; Mesin jam Calibre 860
Jaeger-LeCoultre juga memperkenalkan tiga model baru ke dalam koleksi Reverso Tribute, yang menjadi pembawa standar untuk Rasio Emas yang mengatur proporsi desain Reverso di awal tahun 1930-an. Pertama, Reverso Tribute Chronograph yang merupakan penghormatan pada Reverso Chronograph inovatif di tahun 1996, menciptakannya kembali dengan Calibre 860 baru yang, selain menampilkan mekanisme chronograph yang dibuat dengan indah di sisi belakang, juga memamerkan indikasi waktu di bagian depan dan belakang. Koleksi baru Reverso Tribute Duoface Tourbillon juga menghadirkan komplikasi nan rumit dalam tampilan baru, sebagai flying tourbillon yang diatur dalam mesin jam Duoface ultra tipis, yang menampilkan zona waktu kedua pada dial pada sisi yang di baliknya.
CGW Magazine 71
Jenama terkenal asal Swiss ini meluncurkan koleksi baru yang terinspirasi oleh empat belas puncak tertinggi di dunia—masing-masing lebih dari 8.000 meter di atas permukaan laut. Diberi nama yang sesuai yaitu Montblanc 1858 0 Oxygen the 8000, desainnya mendapat penegasan pada bagian Zero oxygen case yang unik, yang mengeliminasi kabut pada bagian kristal jam tangan yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan juga ketinggian. Keempat model dalam koleksi ini memiliki dial Sfumato baru, dengan lapisan akhir berpola abu-abu tua yang terinspirasi oleh batu dan es yang ditemukan di ketinggian, dan bagian belakang case dengan ukiran khusus. Koleksinya meliputi Montblanc 1858 Geosphere Chronograph 0 Oxygen The 8000 Limited Edition dalam ukuran 44mm berbahan titanium, Montblanc 1858 Geosphere
Zero Oxygen The 8000 berukuran 42mm yang juga berbahan titanium, Montblanc 1858 Automatic Chronograph Zero Oxygen The 8000 berdiameter 42mm, dan Montblanc 1858 Automatic Date Zero Oxygen
The 8000 yang memiliki diameter 41mm dalam balutan stainless steel
CGW Magazine 72
Zero oxygen case yang unik, mengeliminasi kabut pada bagian kristal jam tangan yang dipengaruhi oleh perubahan suhu dan juga ketinggian
Tahun lalu di ajang yang sama, Montblanc meluncurkan koleksi terbaru mereka yang disebut dengan “1858 Iced Sea.” Lini seri ini terinspirasi oleh danau glasial yang membeku di Mont-Blanc Massif dengan tekstur formasi es yang ditampilkan pada berbagai dial jam dengan warna biru, hijau, atau hitam. Kali ini, mereka meluncurkan pilihan warna keempat dengan Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date Grey dalam warna abu-abu dengan dial bertekstur putih pudar yang elegan, yang dibuat menggunakan teknik khusus gratté-boisé. Desain lainnya mengikuti pendahulunya dengan case dari stainless steel berukuran 41mm, dengan tali jam karet atau gelang baja yang dapat ditukar-pasang, dan ketahanan air 300 meter. Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date juga menampilkan ukiran khusus pada bagian belakang case yang menggambarkan pemandangan seorang penyelam yang menjelajahi gletser.
Montblanc juga merilis edisi ketiga dari Montblanc 1858 The Unveiled Secret Minerva Monopusher Chronograph yang diluncurkan dua tahun lalu. Versi ketiga ini hadir dalam case dari stainless steel berdiameter 43mm dengan bezel model fluted emas putih sebagai sebuah penghormatan pada bezel bertipe fluted pertama Minerva di tahun 1927. Model terbaru ini hadir dengan tipe skeletonized dial yang menampilkan mesin jam calibre MB16.29 yang juga pertama kali dikembangkan oleh Minerva pada awal abad ke-20, secara terbalik. Mesin jam ini diputar terbalik sehingga si pengguna jam ini dapat melihat pengaktifan chronograph dari sisi dial serta elemen khas seperti lever chronograph berbentuk panah dan bridge Minerva berbentuk V yang terkenal. Jam tangan edisi terbatas ini hanya diproduksi sebanyak 88 buah dan dilengkapi dengan tali jam kulit buaya berwarna hitam.
HALAMAN SAMPING
Montblanc 1858 Geosphere 0 Oxygen The 8000 diameter 42mm; Versi chronograph Montblanc 1858 Geosphere 0 Oxygen The 8000 LE 290 diameter 44mm; Setiap versi memiliki ukiran khusus di bagian belakang case; Montblanc 1858 Automatic Date 0 Oxygen The 8000 41mm
HALAMAN INI DARI KIRI
Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date Grey Dial warna abu-abu, dan Montblanc 1858 Iced Sea Automatic Date Boutique Edition, dengan dial hijau cerah; Edisi ketiga dari Montblanc 1858 The Unveiled Secret Minerva Monopusher Chronograph dengan skeletonized dial yang menampilkan mesin calibre MB16.29; Manufaktur Minerva terukir pada bagian belakang case ; Model pertama Minerva di tahun 1927
CGW Magazine 73
Tahun ini, Officine Panerai fokus kepada lini koleksi Radiomir yang lebih formal, dengan case berbentuk cushion dan lug yang sangat khas. Desain jam tangan yang mudah dikenali ini menampilkan beberapa model terbaru yang menarik dalam berbagai bahan, warna, dan komplikasi. Salah satu yang menjadi sorotan utamanya adalah sepasang jam tangan Panerai Radiomir Annual Calendar PAM01363 yang menggunakan bahan “Goldtech”, dan PAM01432 yang menggunakan “Platinumtech.” Keduanya memiliki case berdiameter 45mm dalam bahan perpaduan eksklusif yang lebih keras dari emas atau platinum. Terdapat pilihan dial jam warna biru dengan tipe sunburst brushed untuk PAM01363, dan warna burgundy untuk PAM01432. Mesin jam calibre P.9010/AC menampilkan hari dan tanggal dalam kolom ganda pada posisi jam 3, dengan penanda bulan yang berputar.
CGW Magazine 74
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Panerai Radiomir Annual Calendar
PAM01432 yang menggunakan
“Platinumtech, dan PAM01363 yang menggunakan bahan “Goldtech”; Mesin jam calibre P.9010/AC
HALAMAN INI DARI KIRI
Koleksi Panerai Radiomir Otto Giorni
dalam versi PAM01348 berwarna biru dan PAM01347 dengan warna dial cokelat tua; Bagian belakang case memamerkan mesin P.5000 calibre berpemutar manual
Menariknya adalah, khusus PAM01432 akan menjadi bagian dari edisi “Experience,” di mana jam tangan yang diproduksi hanya dalam 24 buah ini akan memungkinkan siapapun yang membelinya untuk ikut berpartisipasi dalam pengalaman tak terduga untuk menyelami nilainilai dari Panerai. Setiap pemilik model Experience akan diundang untuk berpartisipasi dalam perjalanan luar biasa ke dalam rahasia dari kota Roma, ibukota Italia, guna melihat esensi dari merek Panerai melalui acara yang menggabungkan keahlian artisanal, budaya, dan juga tur situs bersejarah. “Secara singkat, Panerai ‘Experience’ ini bekerja dengan sangat baik. Kami menawarkan edisi terbatas hanya untuk Anda dan mengajak Anda untuk menjadi bagian dari Panerai. Kami berencana untuk terus memberikan pengalaman serupa. Selain Roma, pada tahun ini, “Experience” yang ditawarkan berikutnya adalah Spanyol, di mana pelanggan kami akan pergi ke dua pulau, Ibiza dan Mallorca, untuk menguji supercar dan kapal super di Mediterania,” ungkap CEO Panerai Jean-Marc Pontroué yang ditemui di tempat terpisah, saat menjelaskan mengenai edisi Experience ini.
Setiap pemilik model Experience akan diundang untuk berpartisipasi dalam
perjalanan luar biasa ke dalam rahasia dari kota Roma, ibukota Italia
Panerai juga meluncurkan Panerai Radiomir Otto Giorni yang hadir menggunakan bahan “eSteel.” Uniknya, setiap case Radiomir Otto Giorni eSteel terbaru ini diselesaikan dengan tangan satu per satu untuk memberikan karakter unik pada setiap jam tangan. Terinspirasi oleh prototipe Radiomir pertama pada tahun 1935 yang berukuran diameter 47mm, referensi Radiomir Otto Giorni PAM01347 memiliki dial berwarna cokelat tua, sedangkan PAM01348 berwarna biru. Keduanya menampilkan dial tipe grainy dengan estetika vintage yang kuat dan tampilan kuno yang khas. Panerai Radiomir Otto Giorni eSteel adalah penghormatan kepada Radiomir yang asli, dan warisannya yang abadi dalam membentuk interpretasi modern dari merek Panerai.
CGW Magazine 75
Memberi penghormatan kepada asal-usul pembuatan jam tangan dan kecintaan akan pembuatan perhiasan yang indah, Piaget menghadirkan beberapa desain dari model yang paling menggugah dan mewah dari era sebelumnya. Sebanyak tiga jam tangan ultra-thin perpetual calendar dirilis oleh Piaget, dengan dua model di antaranya yang hadir dalam case dari rose gold dan dial jam dengan teknik guilloché berwarna hijau. Namun satu model yang menarik perhatian adalah Piaget Polo Perpetual Calendar Ultra-Thin Obsidian. Sesuai dengan namanya, jam tangan yang bercahaya ini hadir dalam case emas putih berukuran 42mm dengan dial dari batu obsidian berwarna biru. Seperti diketahui, batu hias adalah ciri khas Piaget, terkenal karena coraknya yang cerah dan intens serta rasa misteri dan kekuatan alaminya. Bagian dial jam memancarkan emosi dari batu permata obsidian yang hadir dengan perpaduan warna yang langka, karena tidak ada dua batu yang sama atau serupa bentuknya. Perpaduan batu ini dipasangkan dengan annual calendar, salah satu komplikasi paling bersejarah dalam dunia pembuatan jam tangan. Kecintaan Piaget pada batu berwarna juga terpancar melalui bezel dari batu safir biru tua, yang diatur sedemikian rupa demi meningkatkan keajaiban dan individualitas dial jam. Edisi Terbatas yang hanya dibuat sebanyak 18 buah ini menggunakan mesin jam ultra-thin Piaget Manufacture 1255P, lengkap dengan indikasi jam, menit, dan fase bulan.
CGW Magazine 76
Jika melihat sisi sejarah Piaget, pada tahun 1989 merek ini meluncurkan jam tangan High Jewellery yang dinamakan Aura. Jam tangan ini diciptakan dengan bagian case dan gelang jam bertabur permata dan berlian yang terintegrasi secara penuh, dalam pengaturan yang memungkinkan cahaya di sekitar pergelangan tangan menunjukkan aura sesuai dengan namanya. Pada tahun ini, Piaget merilis versi terbarunya dalam model Limelight Aura High Jewellery Watch, yang merupakan bukti pengabdian Piaget pada bahan berharga, hadir dengan case dari emas putih 18K, bertatahkan berlian serta safir. Dilengkapi dengan bagian dial dan bracelet yang juga bertatahkan berlian, jam tangan ini dijuluki oleh Piaget sebagai “spesimen langka yang mewakili lebih dari 260 jam pengerjaan tanpa cela.” Secara keseluruhan, jam tangan ini hadir dalam siluet yang ramping, berukuran diameter hanya 27,5mm dengan ketebalan 2,1mm, dilengkapi dengan mesin jam Manufacture Piaget ultra-thin 430P yang memiliki cadangan daya selama 43 jam.
HALAMAN SAMPING
Piaget Polo Perpetual Calendar UltraThin Obsidian, dalam case emas putih berdiameter 42mm dengan dial dari batu obsidian berwarna biru; Mesin jam ultra-thin Piaget Manufacture 1255P terlihat dari back case transparan
HALAMAN INI
Limelight Aura High Jewellery Watch dari emas putih 18K bertatahkan berlian dan batu safir
CGW Magazine 77
Kecintaan Piaget pada batu berwarna juga terpancar melalui bezel dari batu safir biru tua, yang diatur sedemikian rupa demi meningkatkan keajaiban dan individualitas dial jam
Tahun ini, Zenith meluncurkan dua koleksi terbaru yang erat dengan gelapnya angkasa ketika malam hari, lewat koleksi Pilot dan Defi Skyline yang kini hadir dalam bahan keramik berwarna hitam. Dari dua jam tangan di lini Pilot, varian dengan fungsi chronograph yaitu Pilot Big Date Chronograph merupakan yang paling menarik. Jam ini dilengkapi dengan mesin jam versi terbaru dari El Primero 3600 calibre yang hadir dengan berbagai fungsi baru yang didesain khusus.
Terdapat dua versi yang cukup kontras, yaitu dalam balutan case stainless steel dan keramik yang keduanya berdiameter 42.5 mm. Versi stainless steel terinspirasi dari salah satu jam El Primero Flyback Chronograph yang terkenal lewat detil Rainbow Flyback. Detil yang menarik ini mempunyai warna seperti pelangi di penanda menit chronograph untuk memudahkan membaca interval setiap lima menit.
Jarum detik dan menit juga berkelir jingga terang yang terinspirasi dari
El Primero Rainbow yang ikonis di tahun 1997. Sementara versi keramik hadir dengan tampilan yang sangat berbeda, dengan case hitam achromatic, utilitarian dan penanda waktu dan jarum jam warna putih yang sangat kontras dengan dial bergelombang hitam opaline.
CGW Magazine 78
Fungsi flyback memungkinkan fungsi chronograph diatur ulang ke nol dan dimulai kembali dengan menekan satu
tombol, memudahkan operasi pilot
HALAMAN SAMPING
Detil dan tampilan jam chronograph terbaru dari Pilot Big Date Chronograph; Mesin jam versi terbaru dari El Primero 3600 calibre
HALAMAN INI
Defy Skyline Skeleton Ceramic dengan dial terbuka; Model mengenakan versi Defy Skyline Skeleton; Versi Defy Skyline Ceramic dengan dial galvanic hitam; Mesin El Primero 3620 highfrequency otomatis
Mesin El Primero 3652 high-frequency chronograph calibre otomatis pada jam ini memadukan dua fungsi, yaitu tanggal berukuran besar dan fungsi flyback. Fungsi penanda tanggal berukuran besar menggunakan penemuan dan paten terbaru yang mampu mengubah tanggal dalam waktu kurang dari 0.03 detik. Awalnya dibuat untuk para pilot yang mengenakan sarung tangan kulit domba yang tebal, fungsi flyback memungkinkan fungsi chronograph diatur ulang ke nol dan dimulai kembali dengan menekan satu tombol, memudahkan operasi pilot dan memungkinkan untuk merekam waktu berturut-turut tanpa henti. Pilot Big Date Flyback dalam keramik dilengkapi tali jam karet dengan efek cordura hitam dan khaki, sedangkan versi stainless steel dilengkapi tali karet efek cordura hitam dan tali kulit coklat. Semua tali jam memiliki mekanisme quick-release terintegrasi untuk memudahkan penggantian tanpa alat.
Dari lini Defy Skyline Ceramic terdapat versi Defy Skyline Skeleton Ceramic yang paling menonjol. Jam ini sesuai dengan namanya, memiliki dial terbuka dengan empat pilar berwarna hitam. Para insinyur dari Zenith berhasil melakukan sesuatu yang luar biasa dengan menggabungkan bentuk dial terbuka ke dalam kerangka jembatan mesin jam dan pelat utama, membentuk satu kesatuan utuh. Dengan kontras warna gelap yang halus, kedalaman visual di dalam jam ini semakin menarik dengan indikator 1/10 detik. Sisi jarum jam dipoles dan indeks diisi dengan Super-LumiNova putih agar mudah dibaca - siang dan malam. Jam ini ditenagai oleh mesin El Primero 3620 high-frequency otomatis yang berdetak pada frekuensi 5Hz dan mempunyai indikator 1/10 detik. Mesin jam yang efisien ini memiliki mekanisme pemutar yang bergerak ke dua arah dengan rotor berbentuk bintang khas Zenith dan berwarna hitam yang mempunyai cadangan daya sampai 60 jam.
CGW Magazine 79
Di edisi ini, kolumnis kita yang juga kolektor jam tangan dan salah satu pendiri Deployant, Charles Sutanto membahas lebih dalam tentang pembuat jam tangan independen
CGW Magazine 82
Hari ini, saya akan melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai pembuatan jam tangan independen. Seperti dalam bisnis apa pun, setiap karyawan yang sangat baik dalam pekerjaannya dapat memutuskan untuk mengejar impiannya dengan menggunakan semua keterampilan dan pengalamannya. Selalu ada keyakinan mendasar bahwa seseorang, di suatu tempat akan membutuhkan jasa atau produk yang mereka jual - mendapatkan kemandirian. Sejalan dengan ini, merek independen sebagian besar dimulai oleh persona tertentu yang mulai bekerja di “merek” tertentu tetapi ingin melihat kreasi mereka memiliki karakter tertentu yang lebih selaras dengan kepribadian mereka daripada kepribadian “merek”.
Perjalanan tersebut tidak menjamin kesuksesan, tetapi bagi beberapa orang, seperti Phillipe Dufour, Kari Voutilainen, Roger Smith, karena mengikuti arus itu telah berhasil mengubah persona mereka sendiri dari pembuat jam tangan independen menjadi merek independen. Namun, seiring pertumbuhan merek, aspek komersial dan pengoperasian merek menjadi kurang jelas, sehingga sulit untuk mempertahankan identitas sebagai pembuat jam tangan independen. Menyiapkan distribusi, membangun butik sendiri, kampanye pemasaran, dan banyak lainnya, semuanya menghabiskan waktu dari sisi kreatif bisnis. Ini adalah kegiatan yang benarbenar berlawanan dengan kemandirian kreatif – seperti visi aslinya.
Mengambil contoh kasus dari pengalaman pribadi saya sendiri, selama Tempus di Singapura pada tahun 2007, sangat mudah untuk makan malam dan mengobrol dengan Kari Voutialinen dan Roger Smith. Sekarang, kecuali Anda sudah membuat janji, sangat sulit untuk bertemu mereka karena selama pameran jam tangan, permintaan waktu mereka dari peritel jam dan jurnalis sangat besar. Bagi kolektor seperti saya, alasan mengapa saya menyukai merek-merek independen, adalah karena hubungan pribadi yang saya miliki dengan pembuat jam tangan tersebut.
Bisakah pembuat jam independen menjadi merek? Jawabannya pasti ya, karena sudah banyak contoh pembuat jam tangan yang sukses menciptakan merek
Memahami visi, komitmen, perjalanan, dan pekerjaan yang mereka lakukan dalam jam tangan adalah intinya. Tidak memiliki ini, sama saja dengan membeli produk merek besar apa pun, jam tangan tanpa wajah. Tidak akan ada nostalgia, tidak ada momen dalam ingatan – tidak ada koneksi.
Jadi di mana keseimbangannya? Bisakah pembuat jam independen menjadi merek? Jawabannya pasti ya, karena sudah banyak contoh pembuat jam tangan yang sukses menciptakan merek. Namun, di mana titik temu antara kemandirian yang mereka dambakan dan landasan dari apa yang memulai perjalanan versus kesuksesan komersial sebuah merek? Dan siapa di benak Anda yang berhasil melakukannya? Mari jelajahi ini di bab selanjutnya karena kesuksesan mungkin membutuhkan produksi yang lebih besar. Pasokan yang lebih besar berarti lebih banyak mesin, tetapi yang kami sukai dari pembuatan jam tangan independen adalah kualitas artisanal dari produk tersebut. Silakan kirim pendapat dan komentar Anda melalui surel ke: info@zamrud-media.com. Pendapat terbaik akan mendapatkan suvenir menarik dari majalah Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia, dan akan kami tayangkan di kanal media sosial kami.
HALAMAN INI DARI KIRI
Charles Sutanto di Ambrosia Private Club, Jakarta; Arloji Kari Voutilainen Ji-Ku pemenang Artistic Crafts, GPHG Awards 2022; Kari Voutilainen di acara Biver Watch (Foto®G.Maillot) ; Philippe Dufour (Foto ®Eddie Sng)
CGW Magazine 83
HALAMAN SAMPING Charles Sutanto mengenakan jam A. Lange & Söhne
@Lokasi: Ambrosia Private Club, Jakarta, Fotografer: Rendy Kairupan
Breguet merilis dua jam emas dengan kalender perpetual yang merupakan interpretasi dari koleksi di tahun 1780-an
Breguet baru saja meluncurkan interpretasi koleksi mereka dari tahun 1780-an dengan merilis Classique Quantième Perpétuel 7327, jam tangan perpetual calendar yang memamerkan desain klasik dengan dua pilihan warna emas. Koleksi terbaru ini mengilustrasikan kode estetika yang berasal dari asal-usul merek Breguet, dengan desain jam tangan yang fungsional namun juga ikonik, dimana sebuah jam terlihat sederhana untuk penggunanya namun sangat rumit untuk dibuat.
Koleksi ini juga merefleksikan kesuksesan yang diraih oleh pendiri Breguet, Abraham-Louis Breguet pada tahun 1780-an dengan jam perpetual yang dilengkapi dengan oscillating weight yang dapat bergerak untuk beradaptasi terhadap gerakan penggunanya dan sekaligus mengisi daya mesin jamnya. Abraham-Louis juga pertama kali
CGW Magazine 84
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Classique Quantième Perpétuel Calendar; Tampilan avant-garde pada dialjam dengan pola guilloché
HALAMAN INI DARI KIRI
Tersedia dalam pilihan rose goldatau emas putih 18 karat; Mesin jam yang kompleks terlihat lewat casebackkaca safir transparan; Pengerjaan yang sangat presisi dilakukan oleh pengrajin di manufaktur yang terletak di Vallée de Joux
bereksperimen dengan dial berpola guilloché yang terbuat dari perak di koleksi jam ini. Saat perusahaan ini didirikan di Paris pada 1775, gaya barok sedang digemari. Abraham menemukan dan memperkenalkan gaya neoklasik pada pembuatan jam. Visi estetika ini memberikan tampilan avant-garde pada dial jam sekaligus memudahkan pengguna untuk membaca indikasinya. Dia menciptakan jarum jam ujung “bulan” (moon tip) yang eksentrik, pola guilloché, dan dial yang tidak berada di tengah. Desain yang terakhir digunakan pada jam saku dari tahun 1812 dan seterusnya telah membentuk DNA Breguet. Terinspirasi oleh kreasi-kreasi tersebut, versi 2023 merupakan perwujudan kontemporer sembari tetap setia pada ciri khas koleksi Classique yang kuat.
Jam tangan dengan case 39mm yang tersedia dengan pilihan bahan rose gold atau emas putih 18 karat ini memiliki pola hobnail Clous de Paris dengan fitur fase bulan yang terletak di antara jam satu dan dua, dengan sentuhan warna langit biru yang diwarnai menggunakan teknik lacquer. Sementara itu seperempat lingkaran di jam 10 dan 11 menampilkan indikator bulan lewat sebuah jarum retrogade. Jam dan menit ditunjukkan oleh sebuah jarum berwarna biru dengan moon tip di ujungnya. Ciri khas rahasia miliki Breguet yang diciptakan pada tahun 1975, akan terlihat di antara jam 11 dan 12, juga di antara jam 12 dan 1.
Fungsi kalender perpetual pada jam ini mampu menampilkan tanggal secara akurat tiap bulannya, dan untuk berhasil melakukan fungsi ini, sebuah jam tangan harus memiliki mesin jam yang mampu merekam empat tahun yang terdiri dari 1.461 hari. Breguet menginginkan sebuah jam tangan yang kompleks namun tetap ringan untuk dipakai, untuk
mencapai hal ini Breguet menggunakan Caliber 502 dengan tambahan mekanisme kalender. Caliber ini merupakan salah satu yang tertipis di jajaran jantung pacu jam milik Breguet, dengan ketebalan hanya 4.5 mm namun memiliki performa yang sangat tinggi. Mesin jam ini memiliki cadangan daya sampai 45 jam dan memiliki beberapa bagian yang terbuat dari silikon seperti balance spring dan escapement agar lebih tahan terhadap daya magnet dan lebih akurat. Penyesuaian berbagai indikasi pada dial jam bisa diatur menggunakan sebuah stylus korektor untuk mengatur hari pada pukul 4; fase bulan yang berbeda antara pukul 4 dan 5, tanggal pada pukul 6 dan akhirnya bulan dan tahun pada pukul 9. Waktu diatur melalui tombol jam yang terletak pada pukul 3. Mesin jam yang kompleks ini bisa dinikmati lewat caseback kaca safir transparan yang memamerkan keahlian tingkat tinggi dari Breguet dalam menghias movement. Bobot berosilasi emas diukir dengan tangan, bridge dihiasi dengan Côtes de Genève, dan komponen lainnya dengan tepian yang dilubangi dan juga dengan Côtes de Genève. Pengerjaan yang sangat presisi ini dilakukan oleh pengrajin di manufaktur yang terletak di Vallée de Joux. Melengkapi tampilan keseluruhan jam terbaru ini, model dengan case emas putih hadir dengan tali kulit buaya berwarna biru tua, sementara varian rose gold menggunakan tali kulit buaya berwarna coklat tua. Ditawarkan senilai USD 80,200 (sekitar IDR 1,1 milyar).
CGW Magazine 85
Untuk berhasil melakukan fungsi ini, sebuah jam tangan harus memiliki mesin jam yang mampu merekam empat tahun yang terdiri dari 1.461 hari
Chopard mengusung misi mulia dalam karya-karyanya
termasuk jam tangan tangguh dengan bahan Lucent Steel™ yang ramah lingkungan
Chopard adalah salah satu dari sedikit pembuat jam milik keluarga independen yang masih ada di Swiss hingga saat ini, dan merek yang selalu ditunggu-tunggu karyakaryanya. Di tengah-tengah konferensi pers di ajang Watches and Wonders, semua perhatian tertuju pada
Co-President Chopard, Karl-Friedrich Scheufele dan adiknya Caroline saat mereka mengumumkan bahwa mereka menjadi Maison mewah pertama yang meluncurkan baja daur ulang Lucent Steel™ untuk jam tangan mereka. Koleksi yang mereka luncurkan tahun ini yang menggunakan bahan baja daur ulang tersebut, termasuk Chopard L.U.C. 1860 dan Alpine Eagle 41 XPS.
CGW Magazine 86
Sekedar menyegarkan ingatan kita, di tahun 1997, Chopard memperkenalkan lini jam tangan L.U.C. 1860 pertamanya yang dibuat di bengkel Chopard di Jenewa dan Fleurier, yang ditenagai oleh mesin jam caliber 1.96 buatan in-house. Koleksi ini langsung mendapatkan sambutan hangat dari para penggemar jam tangan, karena selain mengusung pembuatan jam tangan tradisional yang eksklusif dengan mesin jam inovatif yang rumit, tampilan jam secara keseluruhan juga mengesankan, menggunakan keahlian tradisional dari para artisan, termasuk kerajinan artisanal pada dial guilloché hingga teknik kuno dari Jepang, Urushi Maki-e. Ini membuat jam tangan L.U.C. benar-benar mewakili Haute Horlogerie murni. Tahun ini Chopard kembali ke lini klasik modern dengan L.U.C. 1860 terbarunya dengan diameter 36,5mm dalam case dari Lucent Steel™ dan dial jam guilloché dari emas murni yang menggunakan teknik galvanik, sehingga menghasilkan warna salmon. Case Lucent Steel™ adalah perpaduan bahan yang terdiri dari 80% bahan daur ulang, memiliki tingkat kecemerlangan yang tidak terdapat pada baja tahan karat standar 316L, dan Chopard menyebut bajanya dengan istilah “lucent” karena caranya bersinar.
Bahan baja ini membingkai tampilan visual dial yang elegan namun simpel, tidak ada angka atau tampilan komplikasi mesin jam pada dial. Penanda jam (indeks) chevron dari emas putih dan jarum jam Dauphine bersegi dari emas putih, diperkuat motif gelombang yang tampak merebak keluar dari bagian tengah dial, berkat teknik pengukiran rumit dari guilloché tingkat tinggi. Hasil akhir yang kontras memberikan tampilan visual tiga dimensi yang dinamis pada dial Jam tangan L.U.C. 1860 didukung oleh mesin L.U.C. 96,40-L yang juga diproduksi oleh bengkel pembuatan jam tangan Chopard. Mesin jam ini sangat tipis, hanya 3,3mm, berkat mikro-rotor emas 22 karat di luar pusat yang memutar laras kembar yang menyediakan cadangan daya 65 jam, dan dipercantik dengan tali kulit anak sapi abu-abu antrasit dengan jahitan warna-warni, dengan gesper pin terbuat dari Lucent Steel™ dengan ukiran L.U.C.
HALAMAN SAMPING
Model mengenakan Chopard L.U.C. 1860; Mesin L.U.C. 96,40-L yang sangat tipis, hanya 3,3mm, terlihat dari belakang case jam; Tampilan elegan jam dengan dialguilloché dari emas murni dengan teknik galvanik
HALAMAN INI
Chopard Alpine Eagle 41 XPS dengan dial jamnya yang bertekstur “Monte Rosa Pink”; Alpine Eagle 41 XPS versi ultra tipis dalam casing 41mm ini terlihat pas di pergelangan tangan
Dari kategori jam tangan olahraga mewah Chopard, hadir koleksi Alpine Eagle 41 XPS versi ultra tipis dalam casing 41mm dengan ketebalan hanya 8mm. Model terbaru ini menampilkan indikasi detik kecil, kronometer ganda, dan mengusung sertifikasi Poinçon de Genève yang dikemas dalam case berbahan baja daur ulang dan dial salmon. Casing jam ini dibuat dari Lucent Steel A223, perpaduan baja inovatif yang 85% terdiri dari bahan daur ulang, dan telah menjadi bahan pilihan Chopard karena kualitas anti-alergi dan kecemerlangannya yang dihasilkan oleh proses pengecoran ulang. Yang paling menonjol pada model terbaru Alpine Eagle ini adalah dial jamnya bertekstur dengan pola memancar, yang mereka sebut “Monte Rosa Pink”, serasi dengan indeks jam, jarum jam dan menit dari emas putih yang diisi dengan Super-LumiNova. Sub-dial detik kecil pada pukul 6 berbentuk datar, dalam warna seragam dengan permukaan dial lainnya dan menampilkan tanda hitam untuk track detik kecil.
Mesin yang digunakan pada casing ekstra tipis ini adalah L.U.C 96.40L otomatis dengan jam dan menit sentral, detik kecil, dan fungsi stopsecond untuk pengaturan waktu yang tepat. Karakteristik utama mesin jam L.U.C 96.40-L langsung dapat dikenali karena ketipisannya yang ekstrem, berkat pengembangan mesin kaliber manufaktur Chopard pertama dengan ketebalan hanya 3,30 mm. Meski tipis namun memiliki dua barel bertumpuk untuk menjamin cadangan daya 65 jam, dililit oleh mikro-rotor emas. Gelang jamnya memiliki pengait lipat tiga dengan pendorong pengaman, dengan bagian tengahnya dipoles, dan tautan lebar serta sisinya disikat satin.
CGW Magazine 87
Case Lucent Steel™ adalah perpaduan bahan yang terdiri dari 80% bahan daur ulang, memiliki tingkat kecemerlangan yang tidak terdapat pada baja tahan karat standar 316L
Rolex terus menunjukkan semangat dalam mencapai keunggulan
dengan karya-karyanya dari tahun ke tahun, terlihat dari lima kreasi terbaru dari ajang Watches and Wonders 2023
CGW Magazine 88
Penulis: Billy Saputra
Gaya yang khas dan performa teknis dari Cosmograph Daytona telah menegaskan status ikonisnya jauh melampaui sirkuit balap mobil. Demi memeringati ulang tahun ke-60 jam tangan tersebut, Rolex memastikan bahwa status melegenda dari seri jam tangan ini tetap hidup, lewat pembaruan yang menyeluruh. Sebuah pekerjaan berpresisi tinggi yang melibatkan bentuk case, tampilan dan mesin jam terbaru. Dial jam menerima keseimbangan grafis baru, dan kombinasi warna yang harmonis menonjolkan kontras antara dial dan counter –atau cincinnya. Cangkang Oyster telah didesain ulang, dan profilnya ditonjolkan oleh pantulan cahaya pada lug dan sisi cangkang. Pada versi dengan bezel Cerachrom, bezel diberi tepian dengan pita tipis dari logam yang sama dengan casing tengah.
Dari dalam, pembaruan secara menyeluruh pun termasuk pada komponen-komponen utama yang menjadi sumber energi penggerak Cosmograph Daytona. Seperti mesin jam baru 4131 dengan fitur escapement Chronergy, peredam kejut Paraflex, dan oscillating weight baru dengan bola-bantalan yang dioptimalkan. Calibre ini menampilkan estetika baru untuk merek Rolex, termasuk dekorasi Rolex Côtes de Genève dan celah pada oscillating weight. Pada versi 950 platinum, komponen oscillating weight jamnya terbuat dari emas kuning 18 karat dan dapat dilihat oleh pengguna melalui penutup transparan, yang pertama kalinya hadir untuk koleksi Oyster Perpetual. Melalui penyesuaian dan evolusi ini, Cosmograph Daytona mengingatkan bahwa mengejar kesempurnaan adalah perlombaan tanpa garis finish
HALAMAN SAMPING
Cosmograph Daytona dalam Oystersteel
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Cosmograph Daytona dalam Oystersteel dan emas kuning; Perpetual calibre 4131; Cosmograph Daytona, 40 mm dalam emas kuning, dengan tali karet Oysterflex hitam
CGW Magazine 89
Rolex Oyster Perpetual Cosmograph Daytona
Seri baru Oyster Perpetual Cosmograph Daytona mengadopsi harmoni visual yang lebih besar, serta mengambil pendekatan tampilan yang lebih modern
CGW Magazine 90
HALAMAN SAMPING
Yacht-Master 42, 42 mm dalam RLX titanium
HALAMAN INI DARI ATAS
Pinggiran atas talang pada lugcasing tengah menampilkan hasil akhir yang sangat berkilau, dan pelindung tombol pemutar jam dipoles; Gesper pengaman lipat Oysterlock
Rolex Oyster Perpetual Yacht-Master 42
Ringan dan kokoh, adalah dua hal yang menjadi nilai keutamaan dari seri Yacht-Master 42 yang baru-baru ini diluncurkan oleh Rolex. Terbuat dari bahan titanium RLX, jam tangan ini diciptakan untuk menjadi teman setia bagi mereka yang aktif bergerak. Terutama, bagi mereka yang ingin memacu adrenalin lewat olahraga berlayar dengan jiwa kompetitif, yang berpadu dengan keunggulan jam tangan ini berkat performanya. Titanium RLX adalah paduan titanium kelas 5 yang dipilih secara khusus oleh Rolex. Seperti semua paduan titanium, sangat ringan dan terkenal karena kekuatan mekanik dan ketahanan korosinya. Pada Yacht-Master 42 baru ini, kombinasi polesan, kemilau tinggi, dan sentuhan akhir satin teknis menghasilkan perpaduan tekstur dan cahaya yang halus, memicu permukaan pelindung tombol jam yang berkilauan, dan kemilau di tepi atas dari lug, dengan teknik finishing satin matt – dengan butiran yang menonjol – terlihat pada casing dan tali jam. Yacht-Master 42 terbaru adalah jam tangan kedua dengan material titanium RLX yang dirilis oleh Rolex, setelah sebelumnya digunakan pada Oyster Perpetual Deepsea Challenge.
CGW Magazine 91
Teknik finishing satin ini dihasilkan lewat permainan tekstur dan penerimaan cahaya yang begitu subtil sehingga buliran tekstur
matte terlihat begitu halus
HALAMAN INI
Perpetual 1908 yang elegan, 39 mm dalam emas kuning 18 karat
HALAMAN SAMPING
Perpetual 1908 dalam beberapa variasi lain, dalam emas kuning atau putih, dengan pilihan dial hitam yang intens, dilengkapi claspganda yang baru
Terinspirasi oleh jam tangan Rolex pertama dengan rotor Perpetual, koleksi 1908 adalah anggota pertama dari koleksi Perpetual
Rolex Perpetual 1908
Rolex meresmikan koleksi Perpetualnya dengan nama Perpetual 1908, nama yang diberikan kepada model tersebut sebagai penghormatan pada tahun ketika Hans Wilsdorf merancang nama ‘Rolex’ untuk menandai kreasinya dan mendaftarkan merek tersebut di Swiss. Jam tangan ini dibuat dengan menggabungkan unsurunsur elegan, klasik, dan kontemporer sebagai manifestasi semangat berani Rolex yang telah bertahan lama. Pembuatan jam tangan ini dilakukan secara menyeluruh oleh ahli internal Rolex yang kompeten dan berdedikasi pada keunggulan. Terinspirasi oleh jam tangan Rolex pertama dengan rotor Perpetual, koleksi 1908 adalah anggota pertama dari koleksi Perpetual. Koleksi baru ini merupakan interpretasi ulang dari gaya pembuatan jam tangan tradisional yang dipadukan dengan keahlian pembuatan jam klasik dan warisan estetika Rolex.
CGW Magazine 92
Tersedia dalam dua jenis emas 18 karat yaitu kuning dan putih, dengan pilihan dial warna putih atau intense black. Jam tangan ini memiliki ciri khas, yaitu case yang tipis dan dilengkapi dengan penutup transparan pada bagian belakang, sehingga dapat menampilkan keindahan mesin jam yang dihiasi dengan desain unik. Jam tangan 1908 telah teruji kualitasnya melalui sertifikasi Superlative Chronometer, dan merupakan hasil distilasi dari pengetahuan teknologi dan desain Rolex. Calibre 7140 pada jam tangan ini dilengkapi dengan celah small second, menyatukan kinerja dan keanggunan. Selain inovasi yang mengarah pada lima aplikasi paten, movement yang dirancang dan diproduksi secara khusus untuk jam tangan ini juga dilengkapi dengan dekorasi Rolex Côtes de Genève dan oscillating weight berlapis emas kuning 18 karat. Jam tangan ini dipasangkan dengan tali kulit buaya dengan garis hijau dan dilengkapi dengan Dualclasp yang baru. Dengan segala kehebatannya, 1908 tidak diragukan lagi merupakan wajah baru keunggulan.
CGW Magazine 93
Rolex Oyster Perpetual
Hidup dengan warna, vitalitas, dan kepositifan, dial baru Oyster Perpetual dalam ukuran 31 mm, 36 mm, dan 41 mm ini dihiasi dengan gelembung warna-warni yang menyatukan kembali kelima rona yang diperkenalkan pada koleksi ini di tahun 2020. Desain yang segar dan bersemangat ini merupakan hasil dari teknik keterampilan tinggi. Dekorasi dial dilakukan dalam kondisi yang sangat terkontrol dan memerlukan ketepatan yang sangat cermat pada setiap tahapnya untuk menciptakan keajaiban warna yang memukau. Jam tangan ini mampu memberikan keceriaan dan optimisme yang tak terbendung bagi para penggunanya.
Dekorasi dial dilakukan dalam kondisi yang sangat terkontrol dan memerlukan
ketepatan yang sangat cermat pada
setiap tahapnya untuk menciptakan keajaiban warna yang memukau
CGW Magazine 94
HALAMAN SAMPING
Keunikan dialjam warna-warni pada koleksi terbaru Oyster Perpetual, 36 mm dalam Oystersteel
HALAMAN INI SEARAH JARUM JAM
Day-Date, 36 mm dalam emas Everose 18 karat; Day-Date, 36 mm dalam emas putih 18 karat; Dibuat menggunakan teknik champlevéenamelling,dialjamnya mencolok karena kedalaman dan intensitas warna dan dekorasinya
Rolex Oyster Perpetual Day-Date 36
Rolex merilis varian Day-Date 36 yang menampilkan satu emosi baru setiap hari melalui jendela hari dengan kalender katakata inspiratif dan jendela tanggal dengan repertoar emoji yang mengekspresikan berbagai emosi. Dengan menampilkan satu emosi baru setiap hari, jam tangan ini membawa elemen spontanitas ke dalam kehidupan seharihari penggunanya dan memungkinkan mereka untuk menghubungkan pembacaan waktu dengan suasana hati yang berubah-ubah. Jendela hari menampilkan kalender kata-kata inspiratif seperti ‘Cinta’, ‘Damai’, dan ‘Harapan’. Dial jamnya memiliki motif yang rumit dan penuh warna yang menggambarkan hidup sebagai teka-teki yang kita pecahkan setiap hari. Hal ini merupakan hasil dari teknik champlevé enamelling yang dilakukan oleh enameller in-house.
CGW Magazine 95
Patek Philippe hadir di Watches and Wonders Geneva tahun ini membawa sejumlah pembaharuan dengan memperkaya lini koleksi mereka melalui berbagai komplikasi teknis dan estetika yang inovatif. Terdapat 17 model baru, termasuk Calatrava dengan tampilan 24 jam, fungsi Travel Time, hingga Annual Calendar pertama yang memasuki lini jam tangan wanita Aquanaut Luce untuk gaya yang selalu chic namun tetap fungsional.
Di antara model terbaru Patek Philippe, ada dua model yaitu Grandmaster Chime Ref. 6300GR dan Grandmaster Chime Ref. 6300/403G yang mencuri perhatian banyak pihak. Grandmaster Chime Ref. 6300GR adalah bagian dari koleksi Grand Complications Patek yang luas, dan dijuluki sebagai “jam tangan paling rumit” dari
Patek Philippe saat ini. Dibalut dengan konstruksi dua warna yang terbuat dari emas putih dan rose gold yang disandingkan dengan dial opaline berwarna cokelat, jam tangan ini juga dilengkapi dengan 20 komplikasi di dalamnya. Mesin jam caliber 300 GS AL 36-750 QIS FUS IRM berpemutar manual memberikan tenaga pada komplikasi perpetual calendar dengan tampilan tahun empat digit angka. Selain itu, striking mechanism—perangkat akustik yang secara otomatis atau sesuai permintaan menunjukkan jam atau suara pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya—menampilkan tiga gong dan lima mode dentang, mulai dari grande sonnerie, petite sonnerie, minute-repeater, dan juga fungsi eksklusif alarm yang membunyikan waktu yang telah diprogram sebelumnya, serta pengulang tanggal yang berbunyi pada tanggal tertentu sesuai keinginan, keduanya telah dipatenkan.
CGW Magazine 96
Patek Philippe menunjukkan keahliannya dengan kombinasi estetika terbaru, teknik tinggi dan gaya kontemporer
HALAMAN SAMPING
Tampilan jam tangan reversibel dua sisi pada Grandmaster Chime Ref. 6300/403G yang sangat mewah bertatahkan zamrud dan berlian, dan dilengkapi dengan 20 komplikasi dan strikingmechanism
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Tampilan kedua sisi Grandmaster Chime Ref. 6300GR, terbuat dari emas putih dan rose gold dengan dialopaline berwarna cokelat; Detil pada kedua sisi case dengan fungsi tombol berbeda, termasuk fungsi alarm untuk membunyikan waktu yang diprogram dan pengulang tanggal sesuai permintaan; Casing dua sisi yang dapat dibalik, dibedakan dengan mekanisme putar yang telah dipatenkan, memungkinkannya untuk dikenakan dengan salah satu dialyang terlihat
Koleksi Grandmaster Chime Ref. 6300/403G terbaru hadir dalam versi emas putih bertatahkan 118 zamrud berpotongan baguette (7,87 karat) di salah satu bezel yang menunjukkan waktu, dan 291 berlian berpotongan baguette (20,54 karat) pada bezel kedua yang menunjukkan sisi kalender dan bagian case. Sama seperti dalam dua versi “Haute Joaillerie” yang sudah ada sebelumnya, model terbaru ini juga menampilkan teknik invisible setting yang canggih. Grandmaster Chime Ref. 6300/403G juga dilengkapi dengan 20 komplikasi dan striking mechanism dengan tiga gong dan lima mode dentang serupa yang menjadikannya “jam tangan paling rumit” dari Patek Philippe saat ini.
Grandmaster Chime Ref. 6300/403G juga
dilengkapi dengan 20 komplikasi dan striking mechanism dengan tiga gong dan lima mode dentang serupa
CGW Magazine 97
Model terbaru lainnya yaitu Patek Philippe Ref. 5224R juga diperkenalkan ke publik oleh Patek Philippe. Secara singkat, Patek Philippe memperluas jangkauan jam tangan travel dan komplikasinya untuk penggunaan sehari-hari dengan model Travel Time terbaru yang menampilkan tampilan 24 jam. Jika dilihat dari sejarah, jenis indikasi ini sebetulnya telah digunakan di masa lalu, terutama pada jam tangan Chronometro Gondolo yang diproduksi di tahun 1920-an. Namun, Patek Philippe menafsirkannya kembali dalam model Calatrava terbaru yang elegan dengan semangat yang sangat modern. Sebagai contoh, Patek Philippe memilih untuk menempatkan siang hari pada pukul 12, dan bukan pada pukul 6 seperti biasanya, sehingga memastikan keterbacaan yang optimal untuk penunjukkan pada waktu siang hari. Di samping itu, jam ini juga dibuat dengan case ramping berukuran 42mm yang terbuat dari rose gold, dan dikombinasikan dengan tali kulit dan dial berwarna navy blue yang memberikan kesan keterbacaan yang sangat baik.
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS SEARAH JARUM JAM
Patek Philippe Ref. 5224R adalah jam tangan travel dengan dialunik, memamerkan susunan 44 indeks yang mirip instrumen; Indeks, angka, hingga jarum jam dan menit lokal dilumasi untuk keterbacaan di tempat gelap; Mesin jam kaliber 31-260 PS FUH 24H
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Aquanaut Luce Annual Calendar Ref. 5261R rose gold, jam tangan wanita yang sporty kontemporer; Mesin jam Patek Philippe Grand Complication Ref. 5316/50P; Patek Philippe Grand Complication Ref. 5316/50P memiliki lima komplikasi sekaligus; Tampilan dialAquanaut Luce Annual Calendar yang elegan dan sporty; Mesin jam otomatis Calibre 266-330 S QA LU inhouseyang baru, terlihat melalui casebacksafir
CGW Magazine 98
Jam tangan ini menyatukan lima komplikasi yang paling dicari oleh para pecinta jam tangan: mulai dari minute repeater, tourbillon, perpetual calendar dengan retrograde date display, dan indikasi moon phase
Dari lini Aquanaut Luce, Patek Philippe menghadirkan Aquanaut Luce Annual Calendar Ref. 5261R yang masuk ke dalam kategori jam tangan wanita yang terhitung kompleks di segmen “gaya sporty kontemporer,” dengan model non-permata. Mesin jam baru, praktis dan mudah digunakan di lini koleksi ini sudah dipatenkan dan hanya memerlukan satu koreksi manual per tahun, pada akhir bulan Februari. Uniknya, Patek Philippe membalikkan orientasi modul Annual Calendar dalam model terbaru ini, sehingga indikasi kalender pada bagian dial yang dihiasi dengan pola Aquanaut menciptakan wajah baru. Lebih tepatnya, dengan menampilkan tanggal melalui bukaan pada pukul 6 dan indikasi fase bulan pada kolom bukaan pukul 12. Jam ini juga dilengkapi dengan subdial hari dan bulan pada pukul 3 dan 9, dengan desain ikonik pada bagian case berdiameter 39,9mm dan bezel yang terbuat dari rose gold dengan bentuk oktagonalnya yang membulat.
Patek Philippe Grand Complication Ref. 5316/50P terbaru hadir sebagai interpretasi dari karya yang diluncurkan oleh Patek Philippe enam tahun lalu. Hebatnya, jam tangan ini menyatukan lima komplikasi yang paling dicari oleh para pecinta jam tangan: mulai dari minute repeater, tourbillon, perpetual calendar dengan retrograde date display, dan indikasi moon phase. Dengan kombinasi ini, Patek Philippe telah mencurahkan semua kreativitasnya pada versi baru yang eksklusif dengan case yang terbuat dari platinum, dial dari kristal safir berwarna biru dengan teknik metallization seraya memastikan bahwa nilai estetika semuanya memberikan keterbacaan yang sangat baik dari banyaknya indikasi di bagian dial. Hal menarik lainnya adalah gradasi warna gelap yang melingkari sisi dial jam, menciptakan efek vignette yang membuat tampilan jam semakin menonjol. Sebagai sentuhan akhir, jam tangan Grand Complication ini ditenagai oleh manualwinding caliber R TO 27 PS QR dengan cadangan daya 48 jam, dan menghadirkan tampilan kontemporer dari tali jam calfskin berwarna navy blue dengan pola kain dan warna jahitan yang kontras. www.patek.com
CGW Magazine 99
Grand Seiko kembali menunjukkan kualitas, keahlian, dan keindahan dalam tiga kreasi terbaru jam tangan mereka tahun ini
Sebagai acara jam tangan terkemuka di dunia, Watches and Wonders 2023 kembali mengumpulkan namanama teratas dalam industri ini untuk memamerkan karya-karya ciptaan terbaru mereka. Menariknya, salah satu merek yang menonjol tahun ini adalah Grand Seiko, yang mengagumkan banyak pihak dengan mengeluarkan tiga kreasi terbaru mereka yang menakjubkan, dengan meluncurkan penggabungan desain baru, serta beberapa iterasi terbaru dari referensi populer Maison dari masa lalu.
Bagi penggemar jam tangan perhiasan, Grand Seiko meluncurkan iterasi terbarunya dari mahakarya Spring Drive yang terinspirasi oleh singa putih. Setelah jam ini dirilis sebelumnya di Watches and Wonders tahun lalu, tahun ini hadir model berikutnya, yaitu Grand Seiko Masterpiece Collection Spring Drive 8-Day: SBGD213 dengan kombinasi berlian, Platinum 950, dan batu safir biru untuk menghormati warna khas Grand Seiko. Secara menakjubkan, seluruh batu safir biru dan berlian dalam jam ini disusun dan dipasang dengan tangan oleh pengrajin perhiasan paling terampil di tempat pembuatan jam tangan
CGW Magazine 100
Grand Seiko meluncurkan iterasi terbarunya dari mahakarya Spring Drive yang terinspirasi oleh singa putih
Grand Seiko. Tidak kurang dari 112 berlian disematkan di permukaan atas case dan 60 berlian berpotongan baguette yang menghiasi bagian bezel, dipasang dengan sangat tepat sehingga tampak seperti menciptakan satu permukaan datar. Sebanyak 26 batu safir biru dan 94 berlian juga disematkan di bagian dial sebagai penanda jam dan menit, melengkapi sentuhan kedalaman dari mother-of-pearl di bagian tengah.
Dengan menggabungkan presisi mesin jam Spring Drive, keterbacaan tinggi melalui berlian dan batu safir biru yang ditempatkan dengan hati-hati, serta seni dan keahlian yang cermat, kreasi yang terhitung luar biasa dalam segala hal ini merupakan mahakarya terbaru dari Grand Seiko dalam ajang jam tangan terbesar di dunia pada tahun ini. Jam tangan yang berdiameter 44.5mm, dan tebal 14.4mm ini baru akan tersedia di bulan Juni sebagai edisi terbatas 8 unit, dihadirkan sebagai butik eksklusif dengan harga ritel yang direkomendasikan EUR 283,500 (sekitar IDR 4,7 milyar).
HALAMAN SAMPING
Grand Seiko Masterpiece Collection Spring Drive 8-Day yang terinspirasi oleh singa putih
HALAMAN INI DARI ATAS
Casingkristal safir di bagian belakang menampilkan bridgesatu bagian mesin jam, yang dirancang dengan gambar Gunung Fuji; Casingjam dibentuk dengan pemolesan Zaratsu yang khusus untuk Platinum 950 demi mendapatkan hasil akhir cermin yang bebas distorsi; Jam mewah ini bertatahkan berlian 5,62 karat dan safir biru 1,25 karat
CGW Magazine 101
Selanjutnya, Grand Seiko juga meluncurkan jam tangan Handengraved Manual-winding Spring Drive Limited Edition SBGZ009 dalam lini Grand Seiko Masterpiece Collection, yang akan menjadi benda koleksi bagi para kolektor jam. Pertama, jam tangan indah ini hanya diciptakan sebanyak 50 unit di seluruh dunia dan menampilkan ukiran tangan yang sangat indah pada seluruh bagian case jam. Dibuat satu per satu dan diukir dengan tangan, edisi terbatas ini dibuat dengan bahan Platinum 950 yang diukir dengan cermat. Terinspirasi oleh pohon birch putih yang ada di hutan selama musim dingin dan diselimuti oleh salju yang baru turun, baik bagian dial berwarna perak dan case Platinum 950 mengekspresikan keindahan alam hutan ini.
Dipoles menggunakan metode Zaratsu, setiap bagian case kemudian dengan susah payah diukir tangan oleh pengukir nan terampil dari Shinshu Watch Studio, yang berada di fasilitas yang sama dengan Micro Artist Studio dari Grand Seiko. Setiap alurnya menghidupkan lautan pohon birch putih dengan menggemakan pola serupa yang ditemukan pada bagian dial jam. Indah di luar, manual winding movement Spring Drive Calibre 9R02 dengan cadangan daya 84 jam hasil dari Dual Spring Barrel di dalam mesin jam melengkapi keindahan estetik jam tangan ini di bagian dalam. Jam tangan dengan diameter 38.5mm dan tebal hanya 9.8mm ini diproduksi dalam edisi terbatas 50 buah dengan harga ritel yang direkomendasikan, EUR 80.000 (sekitar IDR 1,3 milyar).
CGW Magazine 102
Tentagraph ini juga menjelaskan asal usul mengenai namanya, yaitu Ten beats per second, Three days, dan Automatic chronograph
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Grand Seiko Hand-engraved
Manual-winding Spring Drive Edisi
Terbatas yang terinspirasi oleh pohon birchputih; Tanda bintang di posisi pukul 6 menunjukkan
penanda jam dari emas padat, tradisi Grand Seiko sejak tahun
1960-an; Mesin jam Spring Drive Calibre 9R02
HALAMAN INI DARI ATAS
Dengan mesin Calibre 9SA5
ketukan tinggi, Tentagraph menetapkan standar baru dalam pengukuran waktu; Bezelterbuat dari keramik untuk melindungi jam tangan dari goresan dan meningkatkan daya tahan; Detil mesin terlihat jelas melalui bagian belakang case; Jarum jam
dan indeks dilapisi Lumibrite, meningkatkan keterbacaan di malam hari; Polesan Zaratsu pada case jam, hasil akhir cermin bebas distorsi, memberikan karakteristik cahaya yang harmonis
Merek jam tangan asal Jepang ini juga menandai tonggak sejarah baru di tahun 2023 dengan memperluas lini koleksi jam tangan sport Evolution 9 mereka yang diluncurkan dalam ajang yang sama pada tahun lalu, melalui mechanical chronograph pertama mereka yang dinamakan dengan Tentagraph. Menariknya, Tentagraph ini juga sedikit banyak menjelaskan asal usul mengenai namanya, yaitu Ten beats per second, Three days, dan Automatic chronograph, menunjukkan tingkat high-beat rate atau tingkat ketukan movement yang tinggi, cadangan daya yang panjang, dan juga fungsi chronograph otomatis.
Namun, sama seperti setiap kreasi Grand Seiko lainnya, pengejaran hal yang presisi adalah inti dari Tentagraph yang baru ini. Mesin Tentagraph Calibre 9SC5 ini berdetak sepuluh kali per detik, memastikan akurasi tinggi saat mengukur waktu yang telah berlalu, serta waktu dalam sehari. Jika dilihat secara keseluruhan, jam tangan ini juga hadir dengan dial jam yang mudah dibaca. Jarum detik chronograph ditekuk perlahan ke bawah ke arah dial, sedangkan jarum penunjuk menit juga melengkung lembut untuk memastikan kemudahan keterbacaan waktu. Diluncurkan dengan kombinasi bezel yang terbuat dari ceramic untuk melindungi jam tangan dari goresan, serta bagian case dan bracelet yang terbuat dari titanium dengan intensitas tinggi yang hadir dengan 30% lebih ringan dan lebih tahan gores daripada stainless-steel, menghasilkan sebuah karya yang dapat memaksimalkan daya tahan jam tangan. Diameter jam 33.0mm dengan tebal hanya 8.0mm, akan ditawarkan dengan harga ritel yang direkomendasikan, EUR14.300 (sekitar IDR 237 juta).
CGW Magazine 103
Pada ajang Watches and Wonders 2023, TAG Heuer hadir memamerkan inovasi yang berani dan desain kontemporer dalam koleksi terbarunya
Tahun ini, TAG Heuer kembali hadir melalui dialog antara warisan dan inovasi, memadukan kemewahan, pengetahuan yang mumpuni dan performa tinggi, yang mengekspresikan esensi dari keahlian pembuatan jam tangan Swiss. Dari ajang Watches and Wonders yang baru lalu, merek jam yang mengusung slogan “Swiss Avant-Garde sejak 1860” ini menjawab rasa penasaran para penggemarnya dengan meluncurkan lini terbarunya, termasuk Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde yang mewah, Carrera Chronograph terbaru, hingga Carrera Date untuk merayakan hari ulang tahun ke-60 dari lini Carrera yang bersejarah.
Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde
Setelah tahun lalu sukses merilis karya pertama dengan teknologi Diamant d’Avant-Garde yang memungkinkan TAG Heuer membuat berlian-berlian yang ditanam di laboratorium hingga dinominasikan untuk GPHG Jewelry Watch Award, tahun ini TAG Heuer kembali dengan koleksi yang memamerkan teknologi berlian yang ditanam di laboratorium dalam dua model terbarunya, yaitu Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde 36mm yang menampilkan casing emas putih 18 karat yang dipasangkan dengan kombinasi berlian putih dan merah muda yang ditanam di laboratorium, dan Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde Chronograph Tourbillon 44mm. Seperti berlian hasil lab
CGW Magazine 104
Penulis: Lulu
F. Pasha
lainnya, berlian ini dibuat dengan mitra TAG Heuer, Capsoul, dan kali ini berlian-berlian yang digunakan telah dipotong menjadi bentuk yang disesuaikan dan ditempatkan di seluruh permukaan jam, menciptakan tampilan jam yang modern sekaligus mewah berkilauan.
Versi Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde 36mm memamerkan tombol pemutar jam dari berlian padat, salah satu ciri khas dari seri
Carrera Plasma merek ini, terbuat dari berlian merah muda 1,3 karat buatan laboratorium. Permukaan dial menampilkan motif beralur konsentris, memadukan estetika yang elegan dan modern, dengan total berlian 2,9 karat, menghasikan tampilan polikristalin yang berkilau, dipercantik oleh penanda jam dari 12 berlian putih potongan baguette. Selain itu, terdapat sebutir berlian merah muda berbentuk logo perisai TAG Heuer. Harga ritel resmi senilai CHF 90.000 (sekitar IDR 1.4 milyar). Sementara koleksi Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde Chronograph Tourbillon yang berdiameter 44mm dilengkapi dengan 124 berlian buatan laboratorium dengan total 15,5 karat pada bezel dan tali jam aluminium, casing kronograf, dial hingga indeks dan tombol pemutar jam. Ya, tombolnya pun terbuat dari sebutir berlian 2,5 karat, dan dial jam menampilkan 12 indeks emas putih yang juga ditata dengan berlian buatan laboratorium. Case jam seluruhnya terbuat dari aluminium anodized, sandblasting dengan lapisan DLC hitam, yang menghasilkan efek visual yang sangat modern dan avant-garde. Jam tangan mewah ini ditenagai oleh mesin Calibre Heuer 02 Tourbillon Nanograph yang memiliki keunggulan berupa anti-magnetisme, ketahanan terhadap guncangan, dan stabilitas di seluruh rentang suhu. Dengan harga senilai CHF 500.000 (sekitar IDR 8,2 milyar), koleksi ini akan tersedia pada September 2023.
HALAMAN SAMPING
Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde dengan diameter 36mm dari bahan emas putih 18 karat, dan detil berlian putih dan merah muda buatan laboratorium menghiasi dialdan tombol jam
HALAMAN INI
Tampilan detil jam Carrera
Plasma Diamant d’AvantGarde Chronograph Tourbillon 44mm; Bertatahkan 124 berlian buatan laboratorium dengan total 15,5 karat pada bezeldan gelang jam aluminium, casingkronograf, dial hingga indeks dan tombol pemutar jam; Mesin Calibre Heuer 02 Tourbillon Nanograph
TAG Heuer kembali dengan
koleksi yang memamerkan
teknologi berlian yang
ditanam di laboratorium
dalam dua model terbaru
Carrera Plasma Diamant d’Avant-Garde
CGW Magazine 105
Aquaracer 200 Professional Steel Gold
Dari lini Aquaracer, TAG Heuer memperkenalkan TAG Heuer Aquaracer Professional 200, yaitu model pertamanya yang terbuat dari emas solid 18 karat dalam dua warna, dan mencakup model berbahan baja dan emas yang hadir dalam ukuran 40mm dan 30mm. Dengan enam model berbahan logam mulia ini, TAG Heuer mengangkat seri Aquaracer Professional 200 ke tingkat yang lebih mewah. Versi jam tangan dalam diameter 40mm memiliki casing dan bezel dalam rose gold 18K 5N, dan versi lainnya dalam emas kuning 18K 3N. Kedua model emas dari jam tangan olahraga performa tinggi serbaguna ini memiliki dial dengan gradasi warna yang indah, dalam dua pilihan warna, yaitu warna hitam dengan bagian tengah berwarna abuabu perunggu pada versi rose gold, serta dial jam warna biru yang berkilauan pada varian dalam emas kuning. Model dengan diameter 30mm menampilkan 11 titik penanda jam dari berlian. Meski tampil mewah dan berbahan emas, Aquaracer terbaru ini tetap merupakan jam tangan olahraga modern yang dirancang bagi mereka yang memiliki kehidupan yang penuh petualangan. Kedua model emas ini memiliki tombol jam dari baja berlapis DLC hitam dan casing titanium untuk menguatkan kesan sporty, dan mengusung mesin Calibre TH3100 eksklusif baru dengan performa tinggi, yang khusus dikembangkan bersama oleh TAG Heuer dan Manufacture AMT. Selain fungsi waktu dan tanggal, TH31-00 memiliki keunggulan lainnya, yaitu sangat akurat dan bersertifikat kronometer, yang membutuhkan akurasi +6/-4 detik setiap hari, sehingga mampu memberikan cadangan daya 80 jam, jangka waktu terpanjang yang pernah ada di TAG Heuer Aquaracer.
Selain fungsi waktu dan tanggal, TH31-00 memiliki keunggulan lainnya, yaitu sangat akurat dan bersertifikat
kronometer, yang membutuhkan akurasi +6/-4 detik setiap hari
Selain dua model dalam emas padat 18K, TAG Heuer juga meluncurkan versi empat model dengan kombinasi dua bahan, yaitu baja-dan-emas ke jajaran Aquaracer Professional 200 terbarunya. Tidak hanya ada pilihan antara emas kuning dan rose gold, tetapi kedua variasi bahan tersebut tersedia dalam dua ukuran juga, model baja tahan karat, 40mm untuk pria dan 30mm untuk wanita dengan model dua warna ini. Baik model baja-dan-emas 40mm dan 30mm ditenagai oleh mesin jam otomatis buatan Swiss, yaitu TAG Heuer Calibre 5 berbasis Sellita SW200 untuk model 40mm, dan TAG Heuer Calibre 9 berbasis Sellita SW1000 untuk model 30mm.
CGW Magazine 106
Carrera Date 36mm
Untuk merayakan hari jadinya yang ke-60, TAG Heuer merilis Carrera
Date yang benar-benar baru. Jika Anda masih ingat, chronograph
Heuer Carrera 36mm pertama adalah penemuan brilian dari Jack
Heuer yang legendaris, anggota terakhir dari keluarga pendiri yang menjabat sebagai kepala perusahaan. Di tahun 1963 ia menciptakan jam dengan casing berdiameter 36mm, yang merupakan ukuran yang cukup baik untuk pria pada zaman itu, dan kini, enam puluh tahun kemudian, dimensi ini kembali hadir untuk memuaskan mereka yang mencari keanggunan dan gaya atletis tanpa kompromi. Terinspirasi dari desain “kotak kaca” yang populer, casing baja tahan karat di atasnya dengan kristal safir bak teleportasi langsung dari tahun 70an, namun dengan bentuk lekukan kaca yang lebih mulus daripada model sebelumnya. Proporsi jam tangan telah diperkecil dan disertai dengan kenop dan gelang yang didesain ulang agar lebih nyaman dipakai. Jam tangan dengan diameter 39mm ini didukung oleh mesin otomatis Caliber 7 baru, yang meningkatkan cadangan daya hingga 56 jam. Jam tangan yang dilengkapi dengan gelang stainless steel ini tersedia dalam empat warna dial: biru tua, hijau pastel, perak hangat, dan merah muda cerah.
HALAMAN SAMPING
Detil pada koleksi Aquaracer Professional 200, yang terbuat dari emas solid 18 karat dalam dua warna, dan pilihan model berbahan baja dan emas yang hadir dalam ukuran 40mm dan 30mm; Model dengan diameter 30mm menampilkan 11 titik penanda jam dari berlian
HALAMAN INI
Tampilan Carrera Date 36mm untuk merayakan hari ulang tahun ke-60 dari
lini Carrera yang bersejarah, dalam pilihan warna-warni cerah, dan ditenagai oleh mesin otomatis Caliber 7 baru
CGW Magazine 107
Breitling kembali menghadirkan koleksi jam Top Time Classic Cars yang terinspirasi dari muscle car legendaris
Masing-masing warna mewakili
hubungan khusus ke salah satu dari
empat mobil klasik terkenal, yaitu
Chevrolet Corvette (merah), Ford
Thunderbird (putih), Shelby Cobra
(biru), dan Ford Mustang (hijau)
Breitling adalah salah satu merek jam mewah yang lihai dalam memadukan dunia jam tangan dengan aspek lain yang sangat menarik, salah satu contohnya
adalah koleksi Top Time Classic Cars yang terinspirasi dari muscle car klasik asal Amerika Serikat tahun 1960an. Setelah terjual habis, Breitling kembali menjawab permintaan para kolektor jam tangan dengan menghadirkan koleksi terbarunya dengan tambahan satu model terbaru, yaitu the Ford Thunderbird dan mesin jam kelas atas Breitling Manufacture Caliber 01.
CGW Magazine 108
Koleksi Top Time Classic Cars terbaru ini terinspirasi dari empat mobil klasik asal Amerika Serikat yang sangat dikagumi oleh para penyuka otomotif. Dan masing-masing warna mewakili hubungan khusus ke salah satu dari empat mobil klasik terkenal, yaitu Chevrolet Corvette (merah), Ford Thunderbird (putih), Shelby Cobra (biru), dan Ford Mustang (hijau). Seluruh jam di koleksi ini memamerkan case yang berdiameter 41mm dan ketebalan 13.3mm yang terbuat dari stainless steel. Bobot jam tangannya juga sangat ringan, dengan perkiraan berat tidak sampai 100 gram, kedap air hingga di kedalaman 100 meter dan cadangan daya sampai 70 jam. Dan yang terpenting adalah, seluruh model terbarunya ini memiliki mesin jam kelas atas dari Breitling, yaitu Breitling Manufacture Caliber 01 berpemutar otomatis dan memiliki fungsi chronograph ¼ detik.
Model pertama adalah Top Time B01 Ford Thunderbird yang terinspirasi dari Ford Thunderbird, sebuah mobil atap terbuka yang tidak hanya menyenangkan untuk dikendarai tapi juga menyiratkan gaya dan kemewahan lewat desainnya yang elegan. Untuk menyatukan daya tarik mobil ini ke dalam sebuah jam tangan, Breitling memberikan sentuhan warna putih pada dial dan sedikit aksen merah seperti pada tachometer, tidak lupa juga emblem mobil disematkan di tengah dial jam. Subdial juga berbentuk seperti indikator di dashboard mobil-mobil vintage. Jam dilengkapi tali kulit dengan nuansa balap yang kental dengan banyak lubang di permukaannya.
Model berikutnya adalah Top Time B01 Ford Mustang yang menarik lewat tampilan warna dan desainnya karena mengambil inspirasi dari
HALAMAN SAMPING
Koleksi Breitling Top Time B01 Classic Cars dalam empat versi terbaru
HALAMAN INI DARI KIRI
Pilihan casebackdari empat versi Breitling Top Time B01; Breitling
Top Time B01 Ford Mustang warna hijau yang elegan; Versi Ford Thunderbird dengan tali kulit warna merah; Breitling Top Time B01 Shelby Cobra dalam versi gelang jaring baja
salah satu muscle car asal Amerika Serikat yang sangat terkenal di seluruh dunia, Ford Mustang. Jam ini memiliki dial dalam warna hijau dengan aksen hitam yang sangat sporty, dan yang paling mencolok tentu saja adalah emblem kuda khas Ford Mustang yang ada di bawah logo Breitling.
Selain itu, Breitling juga menawarkan jam yang terinspirasi dari salah satu rival abadinya Ford Mustang, yaitu Top Time B01 Chevrolet Corvette. Dikenal dengan sebutan “The Sting Ray” ini mengambil inspirasi dari prototipe model balap tahun 1959. Jam yang memiliki dial yang tidak kalah sporty dengan dominasi warna merah tua ini juga dihiasi oleh emblem berbentuk bendera balap yang khas di sebuah mobil Corvette.
Model terakhir di koleksi ini juga tidak kalah menarik, karena Top Time B01 Shelby Cobra terinspirasi dari muscle car yang menjadi idaman para kolektor mobil klasik sampai saat ini, Shelby Cobra. Pada awal 1960-an, Carrol Shelby membayangkan sebuah mobil yang menggabungkan desain Inggris dengan teknik balap Amerika, dan ia menciptakan mobil sport Shelby Cobra yang legendaris, dengan bodi kecil dan ringan khas Inggris namun menggunakan mesin berkapasitas besar dan tangguh khas Amerika Serikat. Jam tangan yang terinspirasi dari mobil legendaris ini memamerkan dial berwarna biru dengan emblem ular kobra yang sangat ikonik di posisi jam enam. Harga ritel pada saat dirilis adalah USD 8.000 untuk versi tali kulit (sekitar IDR 118 juta), dan USD 8.450 untuk versi dengan gelang jaring baja (sekitar IDR 124 juta).
CGW Magazine 109
Untuk merayakan ulang tahun ke-110, Seiko rilis empat koleksi
Presage terbaru dan dua lini Prospex edisi terbatas
Perusahaan jam asal Jepang, Seiko merayakan ulang tahun ke-110 dengan merilis koleksi terbaru yang terinpirasi oleh jam tangan pertamanya, Laurel. Koleksi Presage Craftmanship Series menampilkan empat jenis jam tangan yang memamerkan bersatunya keahlian pembuatan jam dan kerajinan Jepang lewat dasar muka jamnya yang indah. Keempat dial ini dibuat melewati proses yang rumit dan membutuhkan keahlian tingkat tinggi, dengan material dial yang terbuat dari enamel, Urushi Lacquer, porselen Arita, dan Shippo enamel. Selain itu, Seiko juga merilis dua jam tangan Prospex terbaru dengan dial terinspirasi dari pendaki gunung legendaris asal Jepang, Naomi Uemura, dilengkapi pula dengan mesin jam GMT.
Di antara koleksi terbaru, Presage Craftmanship Series merupakan lini jam tangan yang memanjakan mata lewat estetika tinggi khas Jepang. Koleksi jam tangan Presage terbaru ini menggunakan desain
CGW Magazine 110
Penulis: Yessar Rosendar
Seiko juga menghidupkan pemandangan jalanan di Kanazawa, prefektur
Ishikawa lewat sebuah dial berwarna tembaga
yang dibuat dengan
teknik pernis Urushi
HALAMAN SAMPING
Empat arloji khusus dari koleksi
Presage Craftsmanship Series terbaru; Tampilan dial enamel putih murni yang dibuat oleh master pengrajin Mitsuru Yokosawa
HALAMAN INI DARI KIRI
Dua koleksi terbaru dari Seiko
Presage Craftsmanship, Arita Porcelain Dial Edisi Terbatas seri SPB397 dan Urushi Lacquer Dial Edisi Terbatas seri SPB395
case terbaru yang memiliki garis serta proporsi yang elegan, didesain untuk menonjolkan dial yang eksotis sembari memberikan citra yang lebih ramping ketika dipakai. Tiap dial memiliki tampilan numeral dan juga indeks roman yang memberikannya tampilan yang lebih segar bagi koleksi Presage yang khas lekat dengan imej sebuah dress watch. Selain itu, case terbaru ini juga dilapisi kristal safir dual-curved yang membuat dial jam menjadi lebih mudah terbaca dan menampilkan keindahan material yang dipakai.
Jam tangan pertama di koleksi terbaru ini menampilkan dial dengan enamel putih yang tak lekang waktu, dibuat oleh pengrajin ahli Mitsuru Yokosawa dan timnya, menampilkan angka romawi merah pada pukul 12 yang terinspirasi dari jam tangan pertama Seiko, Laurel yang dirilis pada tahun 1913. Jam ini diperkuat oleh movement Caliber 6R24 dan dilengkapi dengan tali kulit berwarna hitam. Seiko juga menghidupkan pemandangan jalanan di Kanazawa, prefektur Ishikawa lewat sebuah dial berwarna tembaga yang dibuat dengan teknik pernis Urushi. Pernis Urushi adalah seni dekoratif berusia ratusan tahun yang biasanya
ditemukan pada benda halus seperti mangkuk sup atau furnitur. Jam ini juga diperkuat oleh Caliber 6R24, namun dipadukan dengan tali berwarna coklat tua yang selaras dengan warna dial jamnya.
Selain itu, hadir pilihan dial dengan warna putih gading yang terinspirasi dari ladang batu porselen di Arita, sebuah kota kecil di Prefektur Saga. Kota ini memiliki sejarah lebih dari 400 tahun dan tidak dapat dipisahkan dari porselen Jepang. Pengrajin ahli Hiroyuki Hashiguchi dan timnya membuat dial yang cantik ini lewat berbagai tahapan yang membutuhkan keterampilan dan kesabaran yang luar biasa, lewat proses pembakaran beberapa kali untuk mengunci kekayaan warna, tekstur, dan kedalaman yang akan bertahan selama bertahun-tahun yang akan datang. Jam tangan dengan dial ini diperkuat oleh mesin jam berperforma tinggi, 6R27 dengan sub-dial di posisi jam 6 yang menampilkan tanggal dan indikator cadangan daya di posisi jam 9. Jam dengan dial putih gading ini dipadukan dengan tali kulit berwarna coklat tua.
Dari keempat koleksi Presage terbaru ini, varian dengan dial berwarna biru yang menggambarkan betapa dalamnya laut dan dibuat dengan teknik Shippo enamel. Teknik ini menggunakan piringan berwarna biru yang awalnya berasal dari Belanda dan telah diadopsi serta dikembangkan oleh orang Jepang ratusan tahun lalu. Yang membedakan enamel Shippo adalah cara pemolesannya setelah dibakar. Prosesnya juga menjadi lebih rumit karena setiap dial hanya setebal satu milimeter. Pengrajin ahli Wataru Totani dan timnya mengulangi proses ini beberapa kali untuk melapisi permukaan dial oleh tangan, dial ini kembali dibakar, dan permukaannya dipoles kembali untuk menonjolkan pola gelombang yang khas. Arloji ini ditenagai oleh Calibre 6R27 yang tampilan tanggal dan cadangan dayanya menambah satu lagi lapisan intrik visual. Tampilan dial biru yang memukau ini berpadu sempurna dengan tali kulit berwarna biru tua.
CGW Magazine 111
Keempat jam tangan dikoleksi ini akan tersedia mulai bulan Juni dan merupakan jam edisi terbatas. Jam tangan dengan enamel putih, Seiko Presage Craftsmanship Series Enamel Dial Limited Edition dengan seri SPB393, Seiko Presage Craftsmanship Series Urushi Lacquer Dial Limited Edition dengan seri SPB395, serta Seiko Presage Craftsmanship Series Arita Porcelain Dial Limited Edition dengan seri SPB397 akan masing-masing dibuat sebanyak 1.500 buah. Sementara Seiko Presage Craftsmanship Series Shippo Enamel Dial Limited Edition dengan seri SPB399 akan dibuat lebih ekslusif dengan hanya tersedia 800 buah.
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Seiko Presage Craftsmanship Series Shippo Enamel Dial Edisi Terbatas, seri SPB399; Jam tangan penyelam asli tahun 1970 dari Seiko yang dikenakan Naomi Uemura; Seiko Prospex 1970 Diver’s Modern Reinterpretation The Naomi Uemura Limited Edition, seri SLA069 dengan grafir gunung Mont Blanc pada dial; Mesin jam Caliber 8L35 pada jam seri Naomi Uemura
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Seiko Prospex 1968 Diver’s Modern Reinterpretation GMT menampilkan mesin jam GMT mekanis pertama kali oleh Seiko di jam tangan penyelam Prospex; Mesin jam Caliber 6R54 baru; Seri SPB383 dengan dialhitam; Seiko Watchmaking 110th Anniversary Seiko Prospex Save the Ocean Edisi Terbatas, seri SPB385 dengan dial biru laut
CGW Magazine 112
Jam tangan penyelam dari lini Prospex dengan desain ikonis yang asimetris ini menjadi legendaris karena dipakai oleh pendaki gunung legendaris asal Jepang, Naomi Uemura
Selain itu, tidak kalah menarik adalah dua jam tangan Prospex terbaru, yang pertama yaitu Seiko Prospex 1970 Diver’s Modern Reinterpretation The Naomi Uemura Limited Edition dengan seri SLA069. Jam tangan penyelam dengan desain ikonis yang asimetris ini menjadi legendaris karena dipakai oleh pendaki gunung legendaris asal Jepang, Naomi Uemura yang berhasil mendaki lima gunung tertinggi di dunia pada tahun 70an. Untuk merayakan pencapaian ini, Seiko menampilkan dial dengan grafir bergambar gunung Mont Blanc dan hanya tersedia sebanyak 500 buah saja. Jam yang kedua koleksi dengan movement GMT pertama di lini Prospex. Seiko Prospex 1968
Diver’s Modern Re-interpretation GMT dengan seri SPB381 dan SPB383, serta Seiko Watchmaking 110th Anniversary Seiko Prospex Save the Ocean Limited Edition dengan seri SPB385. Koleksi ini diperkuat oleh
Caliber 6R54 yang memiliki fungsi GMT dan cadangan daya 72 jam.
CGW Magazine 113
Timeless Treasure
Pameran mahakarya artisan Patek Philippe menghadirkan puluhan kreasi Rare Handcrafts yang menggabungkan kehebatan teknis dan kreativitas tanpa batas
CGW Magazine 114
Nilai sebuah penunjuk waktu, baik itu berupa jam tangan, jam saku atau jam meja dari merek ternama seperti Patek Philippe memang sangat tinggi, bahkan koleksi lama yang sudah bertahuntahun usianya pun masih memiliki nilai jual tinggi, terlihat dari angka fantastis yang dicapai saat jam-jam Patek dilelang di rumah lelang ternama. Tingginya nilai tersebut tidak hanya tergantung dari bahan pembuatan jamnya, melainkan juga kerumitan komplikasi mesin jam, tingkat kesulitan pembuatannya, hingga sentuhan seni tingkat tinggi yang membutuhkan kreativitas dan ketelitian tinggi dari para artisan terpilih.
HALAMAN SAMPING
Satu set jam saku Patek Philippe “Leopard” yang bisa digantung dengan tatakan kayu, ukiran tangan, dan enamel champlevé
HALAMAN INI DARI KIRI
Satu set jam saku Patek Philippe “View of Mount Kilimanjaro”; Jam tangan Patek Philippe “Jungle in Bengal”; Patek Philippe “Manta Rays on a Sand-Colored Ground”; Patek Philippe “White Egrets”
Dalam liputan khusus kali ini, kami mengajak Anda bertualang memasuki dunia fantasi yang diciptakan oleh para artisan di salon Patek Philippe, yang memamerkan mahakarya para artisannya dalam edisi baru “Rare Handcrafts” di kantor pusat Rue du Rhône mereka yang bersejarah di Jenewa. Tim pengrajin ahli dan artisan Patek yang berpengalaman hadir mendemonstrasikan keterampilan artisanal mereka yang langka di pameran yang dibuka untuk umum dari tanggal 1 hingga 15 April yang baru lalu. Koleksi indah ini menampilkan berbagai bakat artisanal yang dikerjakan dengan tangan,
CGW Magazine 115
Koleksi indah ini menampilkan berbagai bakat artisanal yang dikerjakan dengan tangan, Dan teknik-teknik kuno seperti enamel Grand Feu cloisonné
Jam tangan Calatrava 5189G-001 “1948 Nations Grand Prix” dengan dial enamel cloisonné dan paillonné, diperkaya dengan lukisan miniatur pada enamel; Jam meja Patek Philippe Rare Handcrafts 20149M-001 “Racing Cars”
Dan teknik-teknik kuno seperti enamel Grand Feu cloisonné, lukisan miniatur pada enamel, ukiran manual, guillochage manual, penyusunan batu permata hingga micromarquetry dipraktikkan oleh para pengrajin Maison untuk menghiasi 22 jam kubah dan jam kubah mini, tiga jam meja, 12 jam saku, dan 30 jam tangan yang dipamerkan di markas mewah Patek Philippe.
Pameran ini dibagi secara tematis menjadi dua area, yang pertama didedikasikan untuk flora dan fauna dan menampilkan jam saku “Leopard” yang menggabungkan tatakan kayu, ukiran manual, dan enamel champlevé. Area tematik kedua memberi penghormatan kepada legenda besar petualangan manusia dan mencakup satu set jam tangan yang didedikasikan untuk balap mobil, termasuk jam tangan Calatrava “1948 Nations Grand Prix” dengan miniatur enamel yang menggambarkan dua mobil balap antik yang melaju di sepanjang garis pantai Danau. Jenewa. Selain peluncuran baru, pilihan jam tangan bersejarah yang dihias dengan kerajinan tangan langka dari Museum Patek Philippe juga akan dipamerkan.
mobil
Pameran ini diadakan setiap tahun, dan menghadirkan rangkaian barang langka, terkadang unik, yang terkait dengan keahlian buatan tangan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan dalam Koleksi “Rare Handcrafts 2023”, seperti ukiran tangan dengan berbagai tekniknya seperti ukiran garis, relief dan lainnya yang menghiasi bagian belakang casing, pelat jam, jarum jam, bezel, dan bagian lainnya dari jam. Teknik lain adalah Grand Feu cloisonné enamel, dengan menciptakan motif dengan warna yang bercahaya dan tahan lama, di mana pengrajin membentuk kontur motif dengan kawat emas halus dan kemudian mengisi “cloisons” atau sel yang dihasilkan dengan enamel tembus cahaya, buram, semi-buram, atau opalescent Selain itu ada teknik lukisan miniatur di atas enamel, yang berfungsi untuk membuat gambar kecil dengan sentuhan kecil yang cekatan, menggunakan kuas sangat kecil dan enamel bubuk yang dicampur dengan minyak lavender, di atas lapisan dasar enamel putih. Juga ada teknik tradisional Enamel Paillonné dengan menyematkan paillon daun emas atau perak kecil dalam enamel tembus pandang sehingga tetap terlihat dan menerangi dekorasi.
Selain mahakarya terbaru, pameran luar biasa ini juga dilengkapi dengan pilihan jam kerajinan tangan langka bersejarah yang dipinjamkan dari Museum Patek Philippe di Jenewa, sehingga pengunjung dapat menyaksikan koleksi yang lengkap dan meninggalkan kesan istimewa di hati para penggemar jam. Simak mahakarya seni yang sarat dengan detil mengagumkan ini, dan selamat bertualang di kemegahan dunia seni Patek!
CGW Magazine 116
Area tematik kedua memberi penghormatan kepada legenda besar petualangan manusia dan mencakup satu set jam tangan yang didedikasikan untuk balap
HALAMAN INI DARI KIRI
Julia Roberts mengenakan kalung
CHOPARD Haute Joaillerie
®Foto: Alasdair McLellan
Duta global Chopard, Julia Roberts hadir dalam kampanye
Feel-Good yang dikemas dalam serangkaian film yang
membuat kita tersenyum bahagia
CGW Magazine 118
@foto ®Greg Williams
Chopard dan Julia Roberts menggabungkan kecintaan mereka terhadap sinema melalui kampanye ‘Chopard
Loves Cinema’ besutan James Gray. Terdiri dari 12 klip
video yang dibuat untuk menyambut ‘International Day of Happiness’ pada 20 Maret lalu, sang sutradara berhasil merekam seluruh sisi keberanian, keceriaan, dan kemanusiaan dari sang aktris Hollywood yang menjadikannya ikon kontemporer. Film-film tersebut disertai dengan kampanye iklan terbaru yang menampilkan visual bidikan fotografer Alasdair McLellan. Aktris pemenang Oscar yang dikenal sebagai pemilik senyuman ‘sejuta dolar’ dan dicintai karena kepribadiannya yang ceria dan menyenangkan ini membagikan momen, tempat, dan hal menyenangkan yang menjadi favoritnya. Berikut rangkuman wawancaranya.
HALAMAN SAMPING
Julia Roberts mengenakan perhiasan Chopard Haute Joaillerie, kalung emas putih dan kuning 18K bersertifikat Fairmined, dengan berlianberlian putih dan sebutir berlian kuning 100 karat cushion-cut; Cincincincin emas kuning dan putih etis 18K bertatahkan berlian kuning muda dan putih
HALAMAN INI DARI KIRI
Julia mengenakan perhiasan Chopard Precious Lace dalam motif renda yang mewah, dan arloji Happy Diamonds dalam emas putih etis 18K bertatahkan berlian; Dalam balutan jas coklat, ia mengenakan Chopard Ice Cube dari rosegoldetis 18K bertatahkan berlian, dan arloji Alpine Eagle 41mm dalam Lucent Steel A223; Berpose dengan liontin Happy Spirit dari emas putih dan rosegoldetis 18K dengan tiga berlian menari
CGW Magazine 119
‘Chopard Loves Cinema’ besutan James Gray terdiri dari 12 klip video yang dibuat untuk menyambut ‘International Day of Happiness’
@Foto-foto ®Greg Williams
Apa momen menyenangkan Anda di Festival Film Cannes?
Pertama kali saya berada di sana, terlambat dan berlari di lorong. Seseorang masih menjahitkan dan memasangkan gaun ke badan saya, jadi kami semua berlari menyusuri lorong menuju lift dan seseorang sedang menjahit. Dan saya hanya berpikir “Ini sangat klasik”. Itu adalah momen “Cannes”-Do.
Pesta yang menyenangkan Anda?
Pesta yang menyenangkan adalah pesta ulang tahun saya karena suami saya selalu mengadakan pesta ulang tahun yang menyenangkan untuk saya.
Film Feel-Good Anda?
Film The Philadelphia Story yang dibintangi oleh Katharine Hepburn, James Stewart dan Cary Grant.
Kejutan yang menyenangkan?
Saya rasa setiap kali ada teman yang datang dari luar kota selalu merupakan kejutan yang menyenangkan.
Kota yang menyenangkan?
Paris adalah ‘kota cahaya’ dan saya memiliki beberapa teman baik yang tinggal di sana, jadi saya selalu senang melihat mereka. Ditambah lagi sahabatku adalah orang Paris.
Nilai-nilai yang baik menurut Anda?
Nilai tunggal terbesar yang dapat kita bagikan satu sama lain adalah welas asih.
Nilai-nilai Chopard yang membuat Anda senang?
Menurut saya, untuk Maison mewah seperti Chopard yang mampu memimpin dan menjadi juara dalam sistem keberlanjutan dalam bidang pekerjaan ini sangat mengesankan.
Musik yang menyenangkan Anda?
Secara keseluruhan, yang selalu membuat Anda merasa baik adalah The Beatles.
Apa yang membuat Anda bahagia?
Keluarga saya. Teman-teman saya. Kesehatanku.
Apakah Anda merayakan hari kebahagiaan?
Setiap hari bagi saya adalah hari kebahagiaan internasional, Hari Kebahagiaan Global.
CGW Magazine 120
@Foto-foto ®Greg Williams
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Mengenakan perhiasan dan jam tangan Chopard L’Heure du Diamant dari emas putih etis 18K bertatahkan berlian; Bersama sutradara James Gray; Mengenakan perhiasan dan arloji Chopard Haute Joaillerie
HALAMAN INI DARI KIRI
Mengenakan perhiasan Chopard Happy Hearts dari rosegoldetis 18K bertatahkan berlian, dengan hati yang menampilkan berlian menari; Dalam busana hitam dan perhiasan anting hoopdan arloji Chopard L’Heure du Diamant; Arloji Chopard Alpine Eagle; Gelang-gelang Happy Hearts; Anting Haute Joaillerie; Julia mengenakan arloji Happy Sport 33mm
Setiap hari bagi saya adalah hari kebahagiaan internasional, Hari Kebahagiaan Global ~ Julia Roberts
@Foto-Foto: Alasdair McLellan
Persembahan jam tangan terindah dari ajang Watches and Wonders
Geneva dalam sentuhan warna-warni elegan dan permata mewah
Maison merek ternama berlomba memamerkan teknik pengaturan permata indah tingkat tinggi, pemahatan batu, keahlian pembuatan jam yang rumit, hingga desain mereka yang mengagumkan. Inilah beberapa jam tangan perhiasan yang menjadi bintang di ajang Watches and Wonders yang baru lalu. Yang mana jam tangan favorit Anda?
Montre Ludo Secret dari Van Cleef & Arpels mempertahankan tradisi misteri yang disukai Maison, terinspirasi oleh jam tangan rahasia Ludo Hexagone Macaron tahun 1941. Dial jamnya tersembunyi di balik motif Mystery Set bertatahkan berlian, safir pink atau zamrud, memungkinkan pemakainya mengetahui waktu secara rahasia. Gelang jam berupa jalinan segi enam dari rose gold yang fleksibel dan berpola bata menyerupai sabuk, seperti kain yang ditenun, sambungan jala dirangkai dengan tangan, satu demi satu, untuk menghasilkan artikulasi dan fleksibilitas yang optimal.
CGW Magazine 122
Model mengenakan jam tangan perhiasan Montre Ludo Secret dari Van Cleef & Arpels; Dua model dengan pilihan bertatahkan berlian dan safir pink atau zamrud
HALAMAN INI DARI KIRI
Dua model terbaru Piaget Cuff dari lini Palace Decor; Patek Philippe Gondolo Serata Ref. 4962/200R, dan Calatrava Ref. 4997/200R-001 warna ungu; Cartier Métiers d’Arts Baignoire Allongée dan Cartier Tank berhiaskan berlian
Piaget hadir dengan koleksi Piaget Cuff dari lini Palace Decor yang mewah dan sangat menawan. Jam tangan manset adalah salah satu spesialisasi Piaget yang mengusung kreativitas luar biasa dan pengetahuan pandai emas mereka. Jam perhiasan ini menampilkan warna biru telur (Robin-egg) yang cerah dengan pilihan dial dari batu turqoise atau zamrud berpotongan bundar bertatahkan safir biru, dalam dimensi 27mm X 22mm, dengan gelang rose gold ukiran tangan dalam Decor Palace.
Patek Philippe menghadirkan warna ungu yang mewah dari lini Calatrava terbarunya, Ref. 4997/200R-001. Pola timbul pada dial dan penanda jam berwarna ungu berpernis berlapis rose gold, dan bezel bertatahkan 76 berlian Top Wesselton bulat tanpa cela (0,55 karat) menambah kesan mewah pada tampilan jam rose gold ini. Koleksi mewah lainnya adalah Gondolo Serata Ref. 4962/200R, memamerkan dial jam berpernis cokelat dengan sentuhan akhir mengilap dan matte kontras dalam motif bunga. Case rose gold berukuran 28.6 X 40.85mm dihiasi 94 spessartit berpotongan cemerlang yang diatur dalam gradien warna ganda, mulai dari nuansa “cognac” pada pukul 12 dan 6, hingga “mandarin” pada pukul 9 dan 3.
Maison Cartier hadir dengan jam tangan perhiasannya yang mewah dan penuh warna, salah satunya adalah Cartier Métiers d’Arts Baignoire Allongée, dengan miniatur marquetry dari batu dan emas. Menampilkan dial yang terbuat dari tatakan batu yang membentuk pola mozaik, setiap fragmen yang sangat kecil dari onyx hitam, cangkang kerang dan turquoise dipotong dengan tangan dan disatukan pada permukaan yang melengkung, bukan datar, untuk membentuk karya seni yang indah. Jam tangan emas putih ini bertatahkan berlian, spinel abu-abu, dan tourmaline biru dalam gaya pavé dan pengaturan terbalik. Dari seri Cartier Clash Unlimited yang menggambarkan seni batu permata tingkat tinggi, hadir koleksi Cartier Tank berhiaskan berlian dengan gelang gaya rouleaux yang sangat indah, terbuat dari emas dan batu onyx hitam terpahat. Warna-warna yang kontras dari onyx, hijau dari manik-manik chrysoprase dan merah dari batu rubi menghidupkan kembali palet warna yang dipinjam dari Jeanne Toussaint.
CGW Magazine 123
Gelang jam berupa jalinan segi enam dari rose gold yang fleksibel dan berpola bata menyerupai sabuk, seperti kain yang ditenun
Chopard memelopori kemewahan yang berkelanjutan dan menjadi Maison mewah pertama yang meluncurkan 80% baja daur ulang
Tahun ini kita kembali menerima kejutan menyenangkan tentang produk mewah yang eco-friendly (ramah lingkungan) dari ajang Watches and Wonders di Jenewa. Chopard yang telah memimpin sejak tahun 2018 dengan pencapaian 100% dalam penggunaan bahan emas ‘Ethical Gold’ dari penambangan yang legal dan etis, kini mengumumkan Program Lucent Steel™ yang membuat Chopard menjadi Maison mewah pertama yang meluncurkan baja daur ulang untuk jam tangannya. Hal ini disampaikan langsung oleh duo CoPresident Chopard, Karl-Friedrich Scheufele dan adiknya Caroline di ajang Watches and Wonders tanggal 27 Maret lalu, hal ini membuat Duta Chopard Julia Roberts terkesan dan bangga mengenakan perhiasan dan jam tangan dari Maison ternama ini.
CGW Magazine 124
Struktur mikro kristal homogen superiornya memungkinkannya untuk memantulkan cahaya dengan cara yang benar-benar
Sebagai Maison yang dikelola keluarga (kakak-adik Karl dan Caroline) yang digerakkan oleh visi jangka panjang, keberlanjutan selalu menjadi nilai inti bagi Chopard. Dan mulai tahun ini, merek ternama ini akan menggunakan Lucent Steel™ untuk produksi semua jam tangan bajanya, termasuk tali jam dan rangka. Lucent Steel™ dibuat dengan tingkat daur ulang minimal 80%, dan penggunaan baja daur ulang ini memungkinkan Chopard mengurangi jejak karbon dari baja yang digunakannya secara signifikan, sebuah langkah besar dalam perjalanan Chopard menuju Kemewahan Berkelanjutan. “Chopard berkomitmen untuk proses jangka panjang sumber bahan baku yang bertanggung jawab yang memungkinkan bisnis kami. Kami bangga dengan pekerjaan yang telah kami capai hanya dalam sepuluh tahun. Melalui sumber emas etis kami, yang dimulai secara progresif pada tahun 2013 dengan tujuan menggunakan 100% emas etis di bengkel kami pada tahun 2018, diikuti hari ini dengan komitmen kami terhadap 80% baja daur ulang, kami mendekati citacita untuk memastikan produksi jam tangan dan perhiasan yang bertanggung jawab penuh,” ungkap Co-President Chopard, KarlFriedrich Scheufele.
Apa keuntungan mengenakan jam tangan dan perhiasan dari bahan Lucent Steel™? Baja ini menggunakan baja berkualitas tinggi sisa industri dari pembuat jam tangan Swiss, dan baja bermutu tinggi
HALAMAN SAMPING
Julia Roberts diapit Karl-Friedrich Scheufele dan Caroline Scheufele; Happy Sport 25mm dengan tali loop ganda
HALAMAN INI DARI KIRI
Happy Sport 33mm dari rosegold etis 18K dan perpaduan dan Lucent Steel™; Happy Sport 25mm dalam warna hijau mint; Proses pembuatan Lucent Steel™, untuk gelang jam Alpine Eagle 41 XPS
dari industri medis, kedirgantaraan, dan otomotif. Proses peleburan ulang unik ini memberi tiga karakteristik unik: Pertama, anti alergi, kesamaannya dengan baja bedah berarti sangat kompatibel dengan dermo dan cocok bahkan untuk kulit yang paling sensitif dan halus sekalipun. Kedua, kekuatannya membuatnya 50% lebih tahan terhadap abrasi daripada baja konvensional, membuat jam tangan secara intrinsik lebih berkelanjutan. Terakhir, struktur mikro kristal homogen superiornya memungkinkannya untuk memantulkan cahaya dengan cara yang benar-benar unik. Seperti berlian, yang kecemerlangannya bergantung pada tingkat impurity, baja berperforma sangat tinggi ini memiliki tingkat kekotoran yang jauh lebih sedikit daripada baja konvensional, menjamin kecemerlangan, kilau, dan kecerahan yang sebanding dengan emas.
Beberapa koleksi terbaru Chopard yang menggunakan baja daur ulang ini adalah Chopard L.U.C. 1860 dan Alpine Eagle 41 XPS, hingga jam tangan wanita Happy Sport ototmatis dari iterasi terbaru. Chopard Happy Sport dibuat dari rose gold etis 18K dan perpaduan rose gold etis 18K dan Lucent Steel™ dalam ukuran berbeda: Happy Sport 30mm dalam warna mint segar dan Happy Sport 33mm dalam warna ungu, dihiasi berlian-berlian menari yang legendaris, serta Happy Sport 25mm yang mungil, dengan tali loop ganda yang sangat fashionable dan sporty
CGW Magazine 125
unik, seperti berlian
@Foto: YT Gold
Playing With Chain
Techno Hollow diperkenalkan di Indonesia, kolaborasi YT Gold dan Ivan Gunawan dalam permainan desain, estetika dan teknologi
Tahun ini, salah satu merek perhiasan emas terkemuka di Indonesia, YT Gold kembali berkolaborasi dengan
Ivan Gunawan dan meluncurkan lini perhiasan emas Techno Hollow sebagai bagian dari lini premium mereka, Oro da Vinci, melalui acara fashion show yang bertajuk “Play With Chain”. Sejak pertama kali diluncurkan untuk pasar internasional pada acara pameran perhiasan bergengsi VicenzaOro tahun 2021 di Italia, Techno Hollow menjadi sensasi global, berkat inovasi revolusioner hasil penelitian terobosan dalam pengerjaan perhiasan emas yang menawarkan kualitas terbaik dengan teknologi ultra ringan terbaru, yang hadir dalam model rantai perhiasan yang mengagumkan. Tersedia dalam pilihan rantai kotak berongga, rantai
oktagon berongga, dan rantai kulit naga berongga, koleksi ini sudah menarik minat global dari Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Kini koleksi mewah ini resmi diluncurkan di Indonesia, bermitra dengan Ivan Gunawan, dan ditampilkan bersama karya-karya para fashion designer kenamaan Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) pada acara bergengsi “Garis Poetih” yang digagas oleh Ivan Gunawan. Pendiri “Garis Poetih” Ivan Gunawan dalam konferensi pers mengungkapkan bahwa setiap perancang menampilkan dua koleksi mereka yang dipadupadankan dengan perhiasan dari YT Gold, mulai dari anting, kalung, gelang,
CGW Magazine 126
HALAMAN SAMPING DARI KIRI
Beberapa pilihan rantai emas
Techno Hollow dari lini Oro da Vinci; Ivan Gunawan
HALAMAN INI DARI KIRI
Koleksi perhiasan emas Techno
Hollow dari lini Oro da Vinci; Igun dengan kalung emas pilihannya; Arief Budiman, Isabella Menin, Anni Mulia, Andina Julie dan Igun; Pilihan gelang rantai emas
YT
Gold kembali
berkolaborasi
dengan Ivan Gunawan dan meluncurkan lini perhiasan emas
Techno Hollow sebagai bagian dari
lini premium mereka, Oro da Vinci
hingga penutup kepala yang dibalut perhiasan. “Aku hari ini bawain koleksi yang lebih santai, jadi ada garis putih dan garis tipis, serta mudah dibawa bepergian. Aku juga coba memadukannya dengan perhiasan YT Gold supaya lebih bold,” jelas Ivan. Desainer sekaligus presenter multi-talenta yang akrab disapa Igun ini adalah pecinta emas, dan ia mengajak pengunjung terutama generasi muda untuk mulai berinvestasi emas sedini mungkin, “Dengan kelebihan emas yang aman dengan nilai yang terus naik serta kemudahan untuk membeli dan menjualnya kembali, emas bisa menjadi instrumen investasi yang menarik untuk generasi milenial dan Gen Z,” tegasnya.
Dengan mengusung konsep “Play With Chain”, koleksi ini menawarkan aneka perhiasan emas berbentuk rantai dalam desaindesain inovatif yang cocok digunakan dalam berbagai acara dan gaya. Meskipun terlihat besar, perhiasan ini memiliki bobot yang cukup ringan. Keunggulan lain yang menjadikan koleksi ini begitu unik adalah beratnya yang sangat ringan, meskipun ukuran perhiasannya yang sangat besar, berlandaskan filosofi ‘one and only’, yang berarti bahwa koleksi tersebut memiliki keistimewaan yang menjadikannya unik dan hanya satu-satunya di dunia. Techno Hollow menjadi terobosan baru dalam trend busana dan perhiasan di tanah air, dan bagian dari komitmen YT Gold untuk semakin memajukan industri perhiasan emas di Tanah Air yang tercermin dari tiga pilar filosofinya, yaitu “Dedication, Transformation, and Innovation”. YT Gold adalah merek perhiasan dari PT Karya Utamaputra Mandiri sebagai manufaktur perhiasan emas terkemuka di Indonesia. www.ytgold.id
CGW Magazine 127
Menyusul kesuksesan globalnya sebagai aktris, sutradara, model, dan produser, Zoë Kravitz terpilih menjadi Duta Omega tahun 2022 lalu. Kami sempat mewawancarainya di sesi konferensi pers yang dihadiri perwakilan media dari berbagai negara.
Bagaimana awal mula hubungan Anda dengan Omega?
Omega adalah merek yang saya kenal dan saya sukai, dan pernah saya pakai. Jadi ketika saya menerima telepon dari mereka, entah itu sutradara yang saya sukai, atau merek yang saya sukai, rasanya benarbenar luar biasa. Membanggakan dan menyenangkan.
Apa kesan Anda tentang “Her Time”, atau waktu untuk perempuan?
Perempuan sering kali merasa harus melakukan segalanya. Saya rasa terkadang kita merasa egois karena mengambil waktu untuk diri sendiri. Entah kita punya pekerjaan purnawaktu, atau seorang ibu, atau bahkan keduanya, saya merasa kita seakan dilatih untuk merasa bersalah bila bersantai dan memanjakan diri. Saya selalu berusaha mengingatkan teman-teman perempuan dan diri sendiri, bahwa tidak apa-apa untuk mengambil waktu itu, untuk meminta waktu, menuntut waktu itu.
Jika bisa, Anda ingin memiliki lebih banyak waktu untuk (melakukan) apa?
Waktu bersama keluarga. Kami semua tinggal di tempat yang berbeda-beda, semua sangat sibuk. Kami bertemu beberapa kali setahun, waktu liburan dan semacamnya. Namun, hidup ini singkat. Saya hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang saya kasihi.
Anda cenderung Aqua atau Terra? Dan jika Anda memiliki tempat favorit, di mana Anda ingin bersantai di sela-sela pembuatan film?
Saya rasa Aqua. Tetapi jujur saja, saya senang di rumah. Untuk pekerjaan saya, saya selalu bepergian. Saya selalu di hotel, selalu berada di rumah sewaan yang bukan milik saya. Jadi, ketika tidak sedang bekerja, saya lebih suka di rumah saja.
Mana dari Aqua Terra Shades yang menjadi favorit Anda?
Saya benar-benar menyukai segala warna. Saya rasa di situlah serunya. Warna birunya benar-benar terkesan seru, tapi, yah, saya orang yang sangat moody. Itulah bagusnya dari koleksi ini. Saya dapat memakai yang pink jika saya sedang merasa lebih feminin, atau sesuatu yang lain jika saya merasa sedikit lebih maskulin.
Koleksi ini merayakan setiap elemen kepribadian seseorang. Apa sifat Anda yang disukai orang?
Saya rasa saya orang yang jujur. Ada yang menyukai itu, tetapi ada juga yang tidak. Saya rasa tergantung kepada siapa Anda bertanya. Namun, saya rasa saya orang yang terus terang.
Apa yang membuat Anda tertarik pada merek Omega?
Saya cukup beruntung bisa bekerja sama dengan merek-merek ikonis yang saya sukai seiring saya beranjak dewasa. Omega terlibat dalam pendaratan di Bulan, James Bond, semua hal-hal ikonis ini. Saya benarbenar tidak percaya saya bisa terlibat dengan merek yang sudah ada begitu lama dan yang sangat dipercaya orang. Dan mereka sangat serius dengan pekerjaan mereka. Saya juga dapat bertemu orang-orang hebat yang menggarap merek itu.
Bagaimana Anda mendeskripsikan arloji Anda dalam tiga kata?
Keren. Mengilap. Klasik.
CGW Magazine 128
Saya dapat memakai yang pink jika saya sedang merasa lebih feminin, atau sesuatu yang lain jika saya merasa sedikit lebih maskulin.
Eddie Redmayne, aktor asal Inggris peraih Oscar di film The Theory of Everything yang telah menjadi duta Omega sejak tahun 2016 ini berbagi cerita tentang koleksi jam favoritnya, hingga kegemarannya pada horologi.
Apakah Anda sejak dulu selalu mengenakan jam tangan? Saya selalu mengenakan jam tangan. Pertama saya dibelikan Flik Flak waktu berusia sekitar lima tahun. Dan saya cukup beruntung tahun ini dapat pergi ke Biel dan melihat pabrik tepat di samping pabrik Swatch, dan saya juga membelikan anak-anak saya Flik Flak. Jadi, saya memang suka jam tangan. Ayah saya punya Omega De Ville. Sangat indah, sangat klasik. Dia pria yang elegan dan arloji itu seperti benda berharga. Jadi, ketika saya mulai memakai jam tangan, itu jugalah yang ingin saya wujudkan. Salah satu kesenangan yang saya temukan dengan Omega adalah bahwa ada begitu banyak kisah. Sejarah mereka sangat panjang.
Karena ayah Anda pernah punya arloji Omega, apa Anda merasa jam-jam tangan ini sebagai warisan?
Ketika melihat proses pembuatan jam tangan, Anda akan menyadari betapa banyak waktu dan keahlian yang dicurahkan dalam pembuatannya. Dan meskipun itu benda-benda yang indah, itu membuat saya menghargai apa yang dipegang di tangan, terlebih apa yang Anda kenakan di pergelangan tangan. Itu nostalgia, sebagai seorang anak yang melihat jam tangan di pergelangan tangan orang tua dan kisah-kisah dikaitkan pada benda itu. Saya sangat beruntung memiliki koleksi arloji Omega yang sangat indah, dan saya berharap putra saya juga akan memiliki lingkar pergelangan tangan yang sama, dan jika tidak… (tertawa). Dengan ayah saya, kenangan visual saya sebagai seorang anak melihatnya mengenakan arloji itu, dan melepasnya sebelum berenang, itu benda yang sangat berharga.
Apa Shade favorit Anda?
Saya suka warna yang sedang saya pakai sekarang, Sandstone. Saya juga suka Terracotta. Terus terang saja, saya buta warna. Jadi saya melihat warna dengan sepenuhnya, tapi saya hanya sering bingung beberapa warna. Namun saya suka keunikan arloji-arloji ini.
Anda sudah delapan tahun bersama Omega. Apa yang paling Anda sukai tentang merek ini?
Hubungan saya bermula dari keluarga saya yang memakainya. Saya ingat salah satu acara Omega pertama yang pernah saya datangi adalah waktu saya sedang menggarap The Theory of Everything. Saat itu acaranya di London dan host-nya Cindy Crawford. Saya ingat ada Jessica Ennis, dan saya bertemu banyak atlet dan, saat itu, saya tidak sadar bahwa Omega begitu terjalin dengan berbagai bagian kultur. Cukup sering kita berpikiran bahwa kalau menyangkut jam tangan, mungkin banyak prosesnya yang dilakukan oleh komputer. Namun bila Anda melihat kerumitan pembuatannya, Anda akan melihat bahwa mereka mengerjakan dalam sif tiap beberapa jam, karena konsentrasi yang diperlukan ketika menangani elemen-elemen sekecil itu sangat tinggi. Saya juga kagum melihat bahwa dalam ruang-ruang tertutup itu, udara harus diminimalisasi demi agar tidak ada debu, karena debu sangat merusak. Dan ternyata, itu tempat yang sangat aman selama wabah karena sirkulasi udara di ruang tersebut selalu berjalan. Jadi, saya rasa melihat semua itu dan sebagian sejarahnya, dan juga museum di sana, semuanya benar-benar seperti terjalin dalam sejarah abad ke-20 dan ke-21.
Jika Anda punya waktu tambahan satu jam, hari ini atau besok, apa yang akan Anda lakukan?
Saya ingin bermain piano. Permainan saya tidak terlalu bagus, tapi saya sudah bermain piano sejak dulu. Dan ketika saya berlatih, rasanya seperti terobsesi, sehingga tidak bisa berpikir tentang hal lain. Itu bagus buat saya, semacam mengalihkan pikiran sebentar.
HALAMAN SAMPING
Zoë Kravitz di acara Omega AquaTerra Shades, London; Omega AquaTerra Shades warna Shell Pink cerah
HALAMAN INI
Eddie Redmayne dalam kampanye Omega AquaTerra Shades; Omega AquaTerra Shades Atlantic Blue; Eddie hadir di acara peluncuran koleksi ini di London
CGW Magazine 129
DARI KIRI ATAS
Lenny Kravitz dan Jaeger-LeCoultre Reverso
favoritnya; Cristiano
Ronaldo dan ‘Heart Of CR7
Baguette’ miliknya dari
Jacob & Co.
Dikenal sebagai musisi yang sangat orisinal dan teguh dalam visi artistiknya, Lenny Kravitz memiliki filosofi kreatif yang sama dengan Jaeger-LeCoultre. “Bagi para kreator, yang terpenting adalah menemukan suara mereka, mengetahui apa yang mereka wakili dan setia pada visi mereka, sembari selalu tetap terbuka untuk cara berpikir baru,” ujarnya. Sejak kecil sudah menggemari jam tangan karena terpesona dengan kronograf ayahnya, Lenny mengaku, “Saya merasa sangat tertarik dengan Jaeger-LeCoultre. Cara mereka menggabungkan keahlian tingkat tinggi, desain dan fungsi jam tangan mereka itu benar-benar selaras dengan saya.” Favoritnya adalah Reverso yang dikenakannya saat tampil di ajang Oscar 2023. Reverso adalah pasangan ideal bagi pria peraih penghargaan ‘Ikon Mode’ dari Council of Fashion Designer of America (CFDA) itu. Memadukan pengaruh bohemian tahun 1970-an dengan rockstar klasik dan gaya fashion modern, keanggunan Lenny yang acuh tak acuh bahkan membuat pakaiannya yang paling berani terlihat mudah dan abadi.
Pemain bola asal Portugal yang telah mengoleksi lima trofi Ballons d’Or, Cristiano Ronaldo alias CR7 menjatuhkan pilihannya pada pembuat perhiasan dan jam tangan mewah Jacob & Co. Di antara koleksi terbarunya adalah arloji “Heart Of CR7 Baguette”, salah satu dari empat jam tangan baru yang menampilkan sang sosok pesepak bola profesional dengan bayaran termahal itu. jam tangan senilai USD 117.000 (sekitar IDR 1,7 milyar) ini menampilkan bezel bertatahkan berlian, dan gambar Ronaldo di balik salah satu dari dua pilar pada dial yang memamerkan penutup barrel kerangka berbentuk seperti bola, dan caseback kristal safir dengan gambar Ronaldo mengenakan jersey nomor 7 keberuntungannya.
CGW Magazine 130
Penunjuk waktu pilihan para pria ternama ini erat dengan semangat, gaya dan prestasi mereka
TIME TO TRAVEL
All About Luxury Travels
Parties Around The Globe
JACOB & CO
Wisata ke museum dan rumah ultra-modern Omega yang menampilkan sejarahnya yang panjang dan terkenal sejak tahun 1848
Wisatawan yang ingin mengunjungi ‘kampung halaman’ Omega dan ingin menyelami atau mempelajari segala hal tentang Omega dapat melakukannya dalam satu hari dan di satu tempat. Butik terbaru mereka di Biel/ Bienne menandai tahap akhir dalam pengembangan besar yang meliputi Musée (museum) baru yang spektakuler dan manufaktur Omega yang canggih, dan kita dapat menikmati pengalaman Omega yang lengkap, mulai dari warisan merek yang luar biasa di museumnya, hingga model terbaru yang terdapat di butik mereka yang nyaman dan luas.
CGW Magazine 132
Escapement yang terkenal
Museum Omega di Biel/Bienne Swiss adalah museum pertama yang didedikasikan untuk pembuat jam Swiss ini dan telah lama menjadi penjaga sejarah Omega. Namun, mengingat panjang dan dalamnya warisan merek tersebut, tidak dapat dihindari bahwa sebuah museum baru pada akhirnya diperlukan, dan di tahun 2019, merek jam asal Swiss ini membuka museum barunya di kota yang terkenal dengan sebutan Cité du Temps (bahasa Prancis untuk Kota Waktu) yang terletak di jantung Biel, ibu kota pembuat jam dunia, kampus Swatch Group dan Omega di Biel/Bienne Swiss. Di gedung museum yang luas dan modern ini kita akan mendapatkan kisah menarik merek Swiss ini melalui filmfilm imersif, pameran menarik, hingga pengalaman interaktif yang menyenangkan. Saat mendapatkan tawaran untuk mengunjungi museum ini, kami tentu bersemangat, meski harus bangun lebih pagi karena kebetulan kami menginap di Jenewa, dan perjalanan dari tempat kami menginap menuju ke Biel dengan mobil memakan waktu sekitar 2 jam. Ada juga pilihan untuk naik kereta, dan lanjut dengan bis dengan nomor-nomor tertentu (info lengkap kami cantumkan di akhir artikel). Setibanya di “markas” Omega, jangan lupa berfoto di depan gedung kantor dan manufaktur Omega yang modern, berdinding kaca dan dihiasi logo khas Omega. Museum terletak di gedung indah penuh cahaya yang dirancang oleh arsitek pemenang penghargaan Shigeru Ban ini.
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
Destination Moon, menampilkan kisah luar angkasa Omega yang menakjubkan; Di area Offical Timekeeper (Pencatat Waktu Resmi) terdapat kubah kaca yang menunjukkan inovasi Omega dalam ketepatan waktu untuk bobsleigh
HALAMAN INI
Berbagai alat pencatat waktu Omega dari masa ke masa; Pakaian astronaut yang dipamerkan di ruang Destination Moon; Presiden Direktur PT Hourlogy, Renaldi Hutasoit dan penulis berpose bersama team manajemen Omega di depan gedung Omega yang megah; Semangat Olimpiade dapat dirasakan di lintasan lari 9m
CGW Magazine 133
Sebuah Speedmaster walk-in raksasa yang memutar film animasi ajaib yang mengungkapkan cara kerja Co-Axial
Pengunjung juga dapat menjelajahi sejarah
pembuatan jam tangan wanita Omega, berjalan
melintasi permukaan bulan, dan memasuki dunia James Bond 007 yang menarik
Perjalanan ke jantung sejarah Omega ini dimulai dari lantai dua, dimana kita akan disambut oleh resepsionis yang akan menjelaskan hal-hal yang perlu kita ketahui sebelum memulai tur. Pengalaman yang sangat menyenangkan ini tidak hanya cocok untuk orang dewasa, anak-anak usia sekolah pun akan betah berlama-lama di museum ini, karena tidak seperti museum pada umumnya, di sini kita mendapatkan pengalaman interaktif. Pertama kita diajak untuk melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, dalam tajuk “History of Time” Omega yang melacak pencarian umat manusia akan presisi, dari jam paling awal hingga pergerakan paling modern, yang diputar di sebuah ruangan berbentuk kubah yang megah. Setelah kita masuk, pintu tertutup secara otomatis, dan kita akan disambut dengan pertunjukan video imersif 360 derajat berupa film tentang sejarah waktu, dan kita akan merasakan lantai yang berputar, dinding yang berupa layar
lebar di sekeliling kita seakan bergerak dan kita seakan berada di dalam sebuah film menarik tentang sejarah pengukuran waktu selama ribuan tahun lalu, mulai dari sistem pengukuran waktu dari bayangan matahari dan air di zaman Mesir kuno hingga zaman China kuno, mulai dari jam pasir hingga jam saku dan sejarah Omega. Di museum ini kita juga dapat melakukan perjalanan di dalam mesin jam tangan (raksasa), tanpa terjebak dalam roda gigi, dengan masuk ke sebuah Speedmaster walk-in raksasa yang memutar film animasi ajaib yang mengungkapkan cara kerja Co-Axial Escapement yang terkenal.
Setelah menyaksikan pertunjukan di ruang-ruang tersebut, pintu lainnya otomatis terbuka dan pengunjung bebas masuk ke ruangan lainnya, sungguh seru seperti di film-film sci-fi. Ada juga ruang di mana kita dapat dengan bebas merasakan keseruan semangat Olimpiade
CGW Magazine 134
HALAMAN SAMPING DARI ATAS
History Of Time mengajak kita melakukan perjalanan kembali ke masa lalu; Lobby Museum Omega yang luas dan modern
mereka di lintasan lari 9m, dan bahkan mencatat waktu yang kita tempuh dengan teknologi Pencatat Waktu Resmi Omega. Pengunjung juga dapat menjelajahi sejarah pembuatan jam tangan wanita Omega, berjalan melintasi permukaan bulan, dan memasuki dunia James Bond 007 yang menarik. Selain itu, kita juga dapat berbelanja suvenir dan pernak-pernik Omega, yang tidak akan kita dapatkan di tempat lain. Selain terdapat butik dan museum yang megah dan modern, markas di Biel juga rumah bagi pabrik ramah lingkungan Omega yang luas, modern dan mengesankan, tempat semua jam tangan merek ini dibuat dan diuji. Ini adalah perjalanan wisata terbaik, bukan hanya bagi para penggemar Omega, namun juga penggemar jam tangan yang antusias dengan sejarah pembuatan jam tangan, para sejarawan di industri jam dan pecinta teknologi, bahkan untuk keluarga. Museum Omega dibuka untuk umum, gratis dan buka dari Selasa hingga Jumat mulai pukul 11.00 hingga 18.00, dan pada hari Sabtu dan Minggu dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore, kecuali pada hari libur nasional.
HOW TO GET THERE
HALAMAN INI DARI KIRI ATAS
Pernak-pernik dan jam tangan Omega yang dikenakan di film-film Bond; Sejarah Omega dimulai oleh Louis Brandt, pembuat jam tangan yang membuka bengkel kecil di La ChauxdeFonds di Swiss, tahun 1848; Sertifikasi Master Chronometer; Mesin Omega 1982 Constellation Manhattan; Iklan Omega di Olympic Games 1932
Berbagai koneksi bus tersedia dari stasiun kereta Biel/Bienne. Dari sana Anda dapat menggunakan layanan bus 2, 3, 4, atau 72 dan berhenti di terminal bus Omega. Khusus untuk kunjungan dalam grup (Group Visit), demi memastikan kelancaran pengaturan kunjungan, pengunjung harus menghubungi melalui email setidaknya 72 jam sebelum tanggal yang diminta. Permintaan kunjungan rombongan ditangani oleh tim reservasi mereka, cukup kirim permintaan Anda melalui email ke contact@citedutemps.com dan konfirmasi akan mengikuti tergantung ketersediaan.
OMEGA MUSEUM
Cité du Temps SA
Nicolas G. Hayek Strasse 2 2502 Biel/Bienne, Switzerland +41 32 343 89 00 contact@citedutemps.com
CGW Magazine 135
Temukan pengalaman menginap dalam akomodasi indah yang mempertemukan nilai sejarah, dan karya seni secara romantis
Ketika kita berbicara tentang Jawa Timur, ada satu tempat yang wajib dikunjungi, yaitu Hotel Tugu Malang. Hotel bintang lima bernuansa hangat ini terletak di tengah kota Malang, dengan pancaran aura klasik yang sangat kental. Hotel Tugu Malang ini unik, karena dipenuhi oleh seni dan sejarah Indonesia, dihiasi oleh koleksi barang antik yang tak ternilai di setiap sudutnya. Setelah memasuki hotel, para tamu akan dibawa ke dalam dunia warisan era kolonial Belanda, percampuran budaya Indonesia dan Tionghoa selama berabad-abad, serta keindahan sederhana desa-desa tradisional Indonesia. Keaslian dan keindahannya telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk sebagai salah satu dari 101 Best Hotels in the World dan Best-kept Secret of Indonesia.
Terletak di pusat kota tua, hotel ini adalah sebuah bangunan
megah yang menceritakan kisah romantis tentang pulau Jawa
CGW Magazine 136
Penulis: Billy Saputra
Terletak di pusat kota tua, hotel ini adalah sebuah bangunan megah yang menceritakan kisah romantis tentang pulau Jawa. Koleksi ratusan barang antik dari pemilik hotel menghiasi setiap sudut akan membawa para tamu melalui perjalanan cerita warisan era kolonial Belanda, perpaduan budaya Indonesia dan Tionghoa yang terjadi selama berabad-abad, serta keindahan sederhana dari karya-karya tradisional Indonesia. Setiap dari 49 kamar dan suite didesain dengan karakter yang berbeda, beberapa bahkan didedikasikan sebagai penghormatan kepada tokoh-tokoh yang memperjuangkan perkembangan seni Indonesia di masa lalu. Di antara seluruh suite yang tersedia, terdapat Suite Apsara yang didedikasikan untuk menghormati Raja Jayawarman II pada akhir abad ke-8 dan Raja Suryawarman II yang membangun Kuil Angkor di Kamboja pada awal abad ke-12. Pendirian suite ini oleh Anhar Setjadibrata, pendiri Tugu Hotels & Restaurants, ingin mengingatkan orang tentang hubungan erat antara Indonesia dan Kamboja di masa lalu. Suite ini melambangkan romantisisme kisah serta persahabatan antara Indonesia dan Kamboja pada zaman dahulu melalui peran Raja Jayawarman II, seorang pangeran dari Jawa yang memerintah Champa pada awal hingga pertengahan abad ke-9. Suite Apsara hanya dibuka untuk tamu istimewa yang menghargai ikatan sejarah Indonesia dan Kamboja.
Setelah matahari terbenam di balik pegunungan, para tamu bisa menikmati hidangan lezat dari salah satu dari 101 pengalaman kuliner yang tersedia di Hotel Tugu Malang. Setiap hidangan akan membawa para tamu kembali ke masa-masa berbeda di Indonesia,dengan ruang makan yang menampilkan konsep makanan yang berbeda, memiliki tema khusus, dan atmosfer yang unik dari satu sama lain. Misalnya, Ruang Sugar Baron, mengenang ingatan dari seorang baron gula terkenal di Asia Tenggara yang tinggal di Jawa, dan menampilkan barang antik Tionghoa-Indonesia yang sangat langka dan indah. Ruangan ini didedikasikan untuk mengenang pernikahan antara Raden
Adjeng Kasinem dan Oei Tiong Ham, seorang baron gula yang tinggal di Jawa pada awal abad ke-20. Ruangan ini menampilkan barang antik Tionghoa yang sangat langka dan indah dari dinasti Han hingga Qing.
Ada pula SaigonSan, restoran yang merayakan budaya dan masakan yang kaya dari Indochine. Indochine adalah istilah geografis yang merujuk pada wilayah yang terpengaruh oleh India dan China, meliputi Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan beberapa wilayah di Malaysia dan Singapura. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba hidangan yang menggugah selera seperti Paw Pia Thawt, lumpia Thailand goreng dengan ayam cincang, udang, kepiting dan mie beras. Saigonsan juga menyajikan spesialitas lainnya yaitu beragam Pho, mulai dari yang otentik dari jalanan Ho Chi Minh City hingga kreasinya sendiri: sup mie Vietnam yang dimasak selama 24 jam dengan kaldu tulang sumsum sapi, disajikan dengan beragam potongan daging, bola daging, sepiring dedaunan herba, dan saus pedas buatan sendiri. SaigonSan pun serius dalam menghadirkan dessert, seperti menu Khao Niao Mamuang, yaitu ketan mangga khas Thailand yang dapat ditemukan di restoran-restoran Thailand. Jika Anda ingin merasakan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia dalam satu tempat, Hotel Tugu Malang adalah tempat yang tepat. Hotel ini sangat unik dan akan membuat Anda terpesona oleh keindahan dan sejarahnya.
Hotel Tugu Malang
Jl. Tugu No. 3 Malang, Jawa Timur – Indonesia Tel: +62 341 363891
www.tuguhotels.com
CGW Magazine 137
Bangunan yang kaya akan nostalgia sejarah masa lalu dan pembaruan nuansa modern melebur hadirkan destinasi sempurna untuk penyegaran jiwa
Kota Blitar memiliki tempat khusus di hati bangsa Indonesia. Kota di Provinsi Jawa Timur itu merupakan tempat presiden pertama Republik Indonesia Soekarno lahir, dan juga dikebumikan. Selain berpemandangan indah, Kota Blitar juga menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik karena terdapat sisasisa peninggalan Kerajaan Majapahit di sana. Bicara tentang sejarah, tak hanya candi kuno yang bisa dinikmati keindahannya di sana. Ada pula sebuah hotel yang dibangun pada zaman penjajahan Belanda, yang merupakan hotel tertua di Indonesia.
CGW Magazine 138
Hotel Tugu Blitar berada di sebuah bangunan zaman kolonial yang dibangun pada 1850-an. Sempat berganti nama beberapa kali usai Perang Dunia II, kini hotel tersebut dikenal sebagai Hotel Tugu - Sri Lestari. Bangunan hotel tersebut bagaikan mansion Jawa Timur yang indah dari zaman kolonial Belanda, dengan pilar putih besar, perabot dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, foto-foto kaya nostalgia, dan kandelir elegan. Bangunan itu direnovasi pada awal abad ini untuk mempertahankan karakter artistik dan historisnya, namun juga meleburnya dengan kemewahan modern.
Akomodasi di Hotel Tugu ini merupakan perpaduan antara nuansa masa lalu dan masa kini. Salah satu yang menjadi unggulan adalah Sang Fajar Presidential Suite. Didesain sebagai penghormatan bagi presiden pertama Indonesia, Soekarno, esensi romansa dan gaya elegan era 1940-an terlihat jelas di suite ini. Dilengkapi ranjang emperor size berukir, suite ini memiliki ruang tamu yang lapang, dihiasi dengan memorabilia dan furnitur sang presiden, membangkitkan pesona era masa lampau Indonesia. Untuk Tugu Suite, desainnya memunculkan kehangatan pesona autentik Jawa, dengan ranjang king size berkanopi dan area mandi luar ruangan berubin terrazzo lawas yang cantik. Tugu Blitar diperluas hingga Hotel Sri Lestari, salah satu bangunan hotel pertama di Indonesia. Setiap kamarnya menawarkan pemandangan eksterior halaman belakang yang indah, ruangan yang didekorasi klasik dengan satu ranjang ukuran king atau dua double bed serta kamar mandi berlantai marmer. Seluruh pilihan kamar menawarkan ketenangan untuk bersantai usai menjelajahi kota.
Istirahat belumlah lengkap tanpa menikmati fasilitas spa yang ditawarkan hotel ini. Di Lali Djiwa Heritage Spa, tamu dapat menikmati terapi spa, ritual, dan ramuan Jawa kuno, yang hanya menggunakan herba dan rempah-rempah alami. Para ahli terapinya menguasai teknik penyembuhan tradisional, menjamin keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Soal memanjakan lidah, hotel ini menawarkan beberapa pilihan. Waroeng Jawa merupakan tempat pertemuan populer, terutama pada sore hari dengan sajian teh ditemani kue-
kue. Sebuah stan bergaya tradisional Jawa menyajikan kudapan dan kue tradisional berikut pilihan teh, kopi, atau minuman herbal lokal yang diurus oleh Mbah Man, asal Jawa yang berusia lebih dari 80 tahun dan telah bekerja di hotel itu sejak masih muda. Untuk opsi kuliner lainnya, Colony Restaurant menyuguhkan sajian terbaik mulai dari masakan tradisional Indonesia, China, hingga hidangan Eropa. Colony Restaurant juga memiliki atmosfer Jawa Timur yang eksotik dari era kolonial Belanda.
Hotel Tugu juga menjadi tempat pilihan untuk berbagai acara. Sang Fajar Room akan membawa tamu menikmati suasana masa lalu di ruang Presiden Pertama dan Proklamator Indonesia, warisan titik balik dari masa kolonial ke masa awal kemerdekaan Indonesia. Tempat unik ini cocok untuk pertemuan pribadi hingga kapasitas 35 orang. Sedangkan Tugu Hall merupakan aula utama dari bangunan asli hotel tersebut, yang telah direnovasi untuk menjaga atmosfer asli era Jawa kuno dan kolonial Belanda, cocok untuk acara pernikahan, seminar, dan rapat dengan kapasitas hingga 250 orang. Dipadukan dengan beranda dan halaman, keseluruhannya dapat menampung hingga 500 orang. Untuk pesta luar ruangan, Garden Courtyard menawarkan opsi dengan kerindangan pepohonan besar yang ditembus berkas sinar matahari, mampu menampung hingga 1.000 tamu. Di malam hari, halaman itu diterangi ratusan obor, lilin, lampu minyak yang tergantung dari pepohonan, menciptakan nuansa romantis dan asri.
Hotel Tugu Blitar
Jalan Merdeka 173, Blitar
Jawa Timur – Indonesia
Tel: (+62 342) 801766, 801687, 807753, 807754, 807756
www.tuguhotels.com
CGW Magazine 139
Bangunan hotel tersebut bagaikan mansion Jawa Timur yang indah dari zaman kolonial Belanda, dengan pilar putih besar, perabot dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
PT. EBI berkolaborasi dengan merek jam asal Jepang Grand Seiko, dan peritel utamanya di Indonesia mengadakan pertunjukan bertajuk “Concert Grand Seiko x Independent 2023” di Soehanna Hall, Energy Building SCBD pada akhir Februari lalu. Pemain biola klasik dan crossover, Iskandar Widjaja terlihat sangat ekspresif dan berhasil memukau para tamu undangan VIP dan kolektor jam tangan mewah yang hadir melalui penampilan musik klasiknya yang luar biasa, berkolaborasi dengan Jayakarta Chamber Orchestra. Pertunjukan konser musik klasik ini menampilkan karya-karya musik barok, komposisi Johann Sebastian Bach hingga Antonio Vivaldi, yang dimainkan dengan sempurna oleh sang solois biola profesional kaliber dunia, Iskandar dan kawan-kawan. Tamu juga diberi kesempatan melihat langsung beberapa koleksi terbaru Grand Seiko serta menikmati santap malam.
Iskandar Widjaja
CGW Magazine 140
Hary Yanuar Max Huang
Concert Grand Seiko dan Independent 2023
Tirta Wirawan
Iskandar Widjaja berfoto bersama para pendukung acara
Karini Nugroho, Rani Dharsono, Dedi Panigoro dan Sonya
Endy Suryokusumo
Kevin Lie dan Iskandar Widjaja
Deisy Natalia dan Tinton Tanoto
Harjono Lie, Kartika Sari Winata, Kevin Lie
Iskandar Widjaja dan Anwar Pasha Isaura Tjhiater dan Natasha Wijaya
Tjipry Tjan dan Alamo Dewata
Noorman Widjaja
Aimee Juliette
Miranda Gultom
Pada tanggal 15 Februari lalu, YT GOLD sebagai salah satu merek perhiasan emas terkemuka di Indonesia, berkolaborasi dengan Ivan Gunawan dan meluncurkan lini perhiasan emas Techno Hollow, sebagai bagian dari lini premium mereka, Oro da Vinci, melalui acara yang bertajuk “Play With Chain”. Acara yang berlangsung di Raffles Hotel Jakarta ini menampilkan perhiasan Techno Hollow Spring 2023 yang berkolaborasi dengan Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dalam Fashion Show “Garis Poetih”, yang menjadi pembuka di gelaran pertunjukan fesyen Garis Poetih di Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta. Founder Garis Poetih”, Ivan Gunawan, dalam konferensi pers mengungkapkan bahwa setiap perancang menampilkan dua koleksi mereka yang dipadupadankan dengan perhiasan dari YT Gold, mulai dari anting, kalung, gelang, hingga penutup kepala yang dibalut perhiasan.
CGW Magazine 141
Lulu Fuad Pasha dan Anni Mulia
Andina Julie (Miss Grand Indonesia 2022) Isabella Menin
Erna Gunawan, Arief Budiman, Eva Fadhillah dan Lucy Wulur
Herjuno Syaputra dan John Santosa
Loe Levana
Nadia Tjoa
Cissie Nugraha
Ivan Gunawan
Sylvina Lim, Teresa Chaivisut dan Stephanie Olivia
Yanto Widjaya
Untuk merayakan koleksi Aqua Terra Shades terbaru, Omega membawa warna-warni cerah ke London, dalam sebuah acara khusus dan glamor pada Rabu malam 22 Maret lalu. Acara yang diselenggarakan di Somerset House, London itu memberikan pengalaman multisensor berdasarkan sembilan warna unik dari koleksi terbaru Omega. Duta merek, Zoë Kravitz, Zhou Dongyu, dan Eddie Redmayne hadir sebagai tamu istimewa malam itu, dan di acara jamuan makan malam, Presiden dan CEO Omega, Raynald Aeschlimann berujar, “Jam tangan Omega adalah tentang ekspresi diri, dan koleksi Aqua Terra Shades adalah contoh yang bagus. Dengan acara ini, kami ingin menginspirasi semua orang dengan beragam warna, dan juga berbagi momen dengan Zoë, Zhou, dan Eddie, yang merupakan panutan sempurna untuk gaya pribadi.” Presiden Direktur PT Hourlogy Indah Perkasa, Renaldi Hutasoit hadir dengan mengajak dua media terpilih dari Indonesia, yaitu Collector’s Guide-WATCHES, Indonesia dan Harper’s Bazaar Indonesia.
142 CGW Magazine
Zhou Dongyu, Eddie Redmayne dan Zoe Kravitz
Dominic Cooper
Ardhana Utama, Renaldi Hutasoit, Raynald Aeschlimann dan Lulu Fuad
Kiko Mizuhara
Nicholas Galitzine
Olivia Cooke
Theo James Theo James
Lena Mahfouf
Pada hari Minggu yang cerah, tepat sehari sebelum pameran Watches and Wonders Geneva, sosok yang disegani di lanskap jam tangan mewah, Jean-Claude Biver bersama putranya yang sekarang berusia 23 tahun, Pierre Biver, meluncurkan lini jam tangan baru dengan namanya sendiri, Biver, yang dirancang untuk mencerminkan suara waktu. The Carillon Tourbillon Biver adalah jam tangan edisi pertama yang mereka persembahkan bagi para kolektor jam tangan sejati. Acara tersebut diadakan di rumah pertanian Swiss abad ke-18 yang megah (kantor dan workshop baru mereka) di Givrins, yang dihadiri sekitar 150 tamu undangan, jurnalis terpilih dari seluruh dunia, kolektor jam, hingga para CEO dan nama-nama besar di industri ini. Pierre Biver mengejutkan ayahnya di akhir acara dengan kue untuk ulang tahunnya, sungguh acara yang berkesan bagi semua yang hadir.
CGW Magazine 143
Peluncuran jam Biver terbaru dipadati tamu VIP
Laurent Picciotto, Wei Koh dan Michael Tay
Pierre Biver mengejutkan ayahnya di akhir acara dengan kue untuk ulang tahunnya
Kari Voutilainen, Max Büsser dan Luc Pettavino
The Carillon Tourbillon Biver menjadi buruan para kolektor jam
Pierre Biver bersama ayahnya Jean-Claude Biver
Edouard Meylan, Pierre Jacques dan Ahmed Seddiqi Jean-Claude Biver bersama para kolektor jam dan media
Alila Villas Uluwatu Sets New Eco-Luxe Standards in Bali
Alila Villas Uluwatu offers a horizon of glorious golden sunsets and magnificent star studded night skies. Set in this unique cliff-top setting, the elegant luxury resort showcases beautifully designed villas constructed to follow environmentally sustainable design principles in tandem with the environmental and social sustainability policies of Alila Hotels & Resorts.
Designed by WOHA, an award winning design firm, Alila Villas Uluwatu’s eco-friendly framework has made it the first resort in Bali to meet the rigorous Green Globe ‘Building Planning and Design Standard.’ This means that the entire development was designed and built to follow an environmentally friendly fabric that will continue in Alila Villas Uluwatu’s on-going operations to ensure the resort’s environmental footprints are kept to a minimum. Having teamed up with a local waste management company to encourage waste minimization, Alila Villas Uluwatu has also placed recycling bins around the resort to facilitate the process. In an effort to reduce pollution and minimize noise, electric powered buggies are used around the property. Energy conservation is also encouraged by rerouting heat generated by airconditioning units to heat water in the resort. There is also a recyclable grey water system that directs used water from washing machines and bathrooms to irrigate the property’s gardens.
Alila Villas Uluwatu
Jl. Belimbing Sari, Banjar Tambiyak Desa Pecatu, Bali
T
: +62 361 848 2166
www.alilahotels.com
Its eco-friendly framework has made it the first resort in Bali to meet the rigorous Green Globe ‘Building Planning and Design Standard
Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer ke rekening kami di: PT. ZAMRUD KHATULISTIWA MEDIA BCA - KCU TCT (The City Tower) Jakarta Bank SWIFT Code: CENAIDJA A/C. 319-3074-894
Kirimkan formulir yang telah dilengkapi berikut bukti transfer melalui email: info@zamrud-media.com
1 Tahun (3 Edisi) IDR 240,000
2 Tahun (6 Edisi) IDR 480,000, disc. 25%: IDR 360,000
Nama/Name :
Alamat/Address :
Kota/City: Kode pos/Post Code :
Pekerjaan/Occupation: No. Telepon/Phone No.: E-mail:
- Gratis ongkos kirim khusus pelanggan di Jabodetabek, luar Jabodetabek tambah ongkos kirim.
- Kami akan mengirimkan majalah 1-2 minggu setelah menerima bukti transfer dan formulir berlangganan.
- Pembayaran pelanggan tidak dapat dikembalikan.
- Pemenang akan dihubungi melalui telefon / e-mail.
- Syarat & Ketentuan berlaku.
Subscribe Now and stand a chance to win a onenight accommodation at Alila Villas Uluwatu, inclusive of breakfast for two! ITALOFONTANA’SFREEDOMINCREATIONU-BOAT WATCHES INDONESIATakuyaBRANDTALK ThierryNishinaka Stern CONNOISSEUR’SCORNER Dr.BernardCheong POINTOFVIEW HermanTan NicholasINTHELIMELIGHT SaputraOmega&JamesBond 80,000 772442418026 HIGHWATCHMAKINGSAVOIR-FAIREANDCREATIVITY YourUltimateGuideToTheWorldof Watches CGWINDONESIA 16 2021 WATCHESCOLLECTOR’SGUIDE ® EDISI16-2021 LIPUTANEKSKLUSIFGrandSeiko&SeikoSummit2021 LVMHWatchWeek2021 Montblanc4810ClubWatchNovelties OmegaNovelties2021 ATRUECOLLABORATIONWITHROLLS-ROYCEBOVET1822 WATCHES COLLECTOR’SGUIDE® INDONESIAJean-ChristopheBRANDTALK BabinMatthiasBreschan PascalRaffy CONNOISSEUR’SCORNER Dr.BernardCheong INTHELIMELIGHT KimJoeTaslim SooHyunTakashiMurakami IDR80,000 Your Ultimate Guide To The World of Watches CGW INDONESIA 18 2022 WATCHES COLLECTOR’SGUIDE® EDISI18-2022 LIPUTANEKSKLUSIF ChineseNewYear DubaiWatchWeek2021 LVMHWatchWeek2022 A POWERFUL CONTINUATION OF ITS DIVING LEGACY OMEGA WATCHES INDONESIA BRAND TALK Georges Kern Jean-Christophe Babin Karl-FriedrichPhilipScheufele Barat LIPUTAN EKSKLUSIF Breitling Navitimer Summit 2022 Jaeger-LeCoultre Manufacture Patek Philippe Rare Handcrafts Watches and Wonders 2022 KIM SOO HYUN & OCEAN STAR GMT SPECIAL EDITION MIDO BRAND TALK Bruno Belamich Carlos A. Rosillo Franz Linder Jacob Arabo Matthieu Dupont WATCHES INDONESIA
Glossary of Watch Terms
Alarm
Alat yang membunyikan sinyal suara pada waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Altimeter
Alat yang menentukan ketinggian berdasarkan respons terhadap perubahan tekanan barometrik.
Analog Display
Menggunakan tangan untuk menunjukkan waktu, bukan layar LCD.
Analog Watch (Jam Tangan Analog)
Jam tangan dengan muka arloji, jarum jam, dan angka atau penanda yang menunjukkan display jangka waktu total 12 jam. Digital analog adalah arloji yang dilengkapi display digital sekaligus jarum jam seperti pada arloji konvensional.
Annual Calendar (Kalendar Tahunan)
Mesin yang menunjukkan minimal tanggal, hari, dan bulan. Banyak model juga menunjukkan fase bulan. Arloji ini menyesuaikan dengan tepat bulan pendek maupun panjang; tapi tidak akurat untuk tahun kabisat (sekali dalam empat tahun, bulan Februari hanya terdiri dari 28 hari).
Aperture
Jendela atau bukaan kecil pada muka arloji jam tangan yang menunjukkan beberapa indikasi, misalnya jam dan tanggal. Beberapa muka arloji (dalam bahasa Prancis: montres à guichet) memiliki aperture semacam ini.
Assembling (Perakitan)
Proses pemasangan komponen-komponen sistem penggerak. Dulu proses ini seluruhnya dilakukan dengan tangan, tapi kini sebagian besar sudah dilakukan secara otomatis menggunakan mesin. Meski demikian, pekerjaan oleh manusia masih tetap ada, terutama untuk inspeksi dan pengujian.
Automatic Movement
(Sistem Penggerak Otomatis)
Sistem penggerak mekanis yang tidak perlu diputar karena rotornya, bagian dari mekanisme otomatis, memutar pegas utama tiap kali pemakai menggerakkan tangannya. Sistem penggerak otomatis pertama diciptakan di Swiss oleh Abraham-Louis Perrelet pada abad ke-18. Bila sudah terputar penuh dan tak dipakai, kebanyakan arloji otomatis memiliki cadangan daya hingga 36 jam.
Auto Repeat Countdown Timer
Timer hitung mundur yang langsung mengeset ulang begitu waktu yang sudah diset sebelumnya terlewatkan, dan memulai hitung mundur kembali. Timer ini terus mengulangi hitung mundur sampai penggunanya menekan tombol stop.
Automatic Watch (Arloji Otomatis)
Arloji yang pegas utamanya diputar oleh sistem penggerak atau akselerasi lengan pemakai. Berdasarkan prinsip daya tarik bumi, rotor berputar dan menyalurkan energinya ke pegas memakai mekanisme yang sesuai. Sistem ini ditemukan oleh Abraham-Louis Perrelet pada abad ke-18.
Automatic Winding/Self-Winding
Istilah ini merujuk pada arloji yang memakai sistem penggerak mekanis (kebalikan dari sistem penggerak quartz atau elektrik). Pemutarannya dilakukan dengan gerakan lengan pengguna, bukan memutar sistem pemutarnya. Rotor yang berputar karena gerakan kemudian memutar pegas utama jam tangan. Jika arloji otomatis tidak dipakai satu atau dua hari, putarannya akan melambat dan perlu diputar secara manual agar berjalan kembali.
Balance Spring (Pegas Penyeimbang)
Pegas yang sangat kecil (disebut juga “hair spring” atau pegas rambut) dalam arloji
CGW Magazine 146
@TAG HEUER
mekanis yang memutar roda penyeimbang kembali ke posisi netral.
Balance Wheel (Roda Penyeimbang)
Bagian dari sistem penggerak arloji mekanis yang berputar, membagi waktu menjadi beberapa segmen yang sama.
Barrel
Tabung tipis berisi pegas utama arloji. Tepian bergerigi barrel mendorong train
Battery Reserve Indicator
Indikator cadangan baterai
Bezel
Cincin yang melingkari muka arloji, biasanya terbuat dari emas, lapisan emas atau baja.
Bi-directional Rotating Bezel
Bezel yang dapat digerakkan mengikuti arah jarum jam atau sebaliknya. Ini dipakai untuk kalkulasi matematis atau untuk mengecek waktu yang telah lewat.
Bracelet (Gelang)
Jenis tali arloji yang terbuat dari elemenelemen berbentuk menyerupai rantai.
Bridge
Bagian pelengkap yang terpasang ke pelat utama untuk membentuk bingkai sistem penggerak arloji. Bagian-bagian lainnya dipasang di dalam bingkai.
Cabochon
Batu penghias yang dibentuk bundar.
Calendar (Kalender)
Fitur yang menunjukkan tanggal, dan sering kali juga hari dan tahunnya. Ada beberapa macam arloji kalender.
Caliber/Calibre
Istilah yang sering dipakai oleh perusahaan jam tangan Swiss untuk menyebut tipe model tertentu, misalnya Caliber 48 berarti model 48. Istilah ini juga lebih lazim dipakai mengindikasikan bentuk, layout, atau ukuran sistem penggerak.
Cambered
Sering dipakai merujuk pada bentuk muka arloji atau bezel yang berlekuk atau melengkung.
Case Logam yang mewadahi komponenkomponen jam tangan. Logam yang paling lazim dipakai adalah stainless steel, tapi titanium, emas, perak, keramik, dan platinum juga bisa dipakai. Arloji yang kurang mahal biasanya terbuat dari kuningan dan dilapisi emas atau perak.
Caseback
Sisi belakang case arloji, bagian yang menempel pada kulit. Kadang dibuat transparan sehingga dapat melihat mesin di dalam arlojinya, atau bisa juga solid. Kebanyakan manufaktur mengukir bagian punggung arloji ini dengan nama ( brand ) mereka, informasi tahan air dan guncangan, unsur logam case -nya, dan berbagai detail lainnya.
Chime (Denting)
Suara seperti bel yang timbul ketika hitungan jam sampai pada satu jam, setengah jam, dan sebagainya. Dua denting yang lazim ditemukan pada arloji adalah denting Westminster seperti suara lonceng Big Ben yang terkenal di London, dan bim bam, denting dua nada.
Chronograph
Arloji yang termasuk fungsi stop watch built-in –yaitu timer yang dapat dimulai dan dihentikan untuk menghitung waktu suatu kejadian. Ada banyak variasi chronograph. Ada yang beroperasi dengan jarum detik di tengah yang menentukan waktu pada muka arloji utama. Lainnya memakai subdial untuk jam, menit, dan detik yang telah lewat. Jangan keliru antara istilah “chronograph” dengan “chronometer”. Chronometer merujuk pada jam, yang mungkin dilengkapi fungsi chronograph atau bisa juga tidak, dan yang sudah memenuhi standar tinggi akurasi tertentu yang ditentukan oleh institusi arloji resmi di Swiss. Jam tangan yang di dalamnya dilengkapi fungsi chronograph sendiri disebut “chronograph”.
Chronometer
Istilah ini merujuk pada arloji presisi yang diuji dalam berbagai temperatur dan posisi, dengan demikian memenuhi standar akurasi yang ditentukan oeh sebuah institusi resmi di Swiss. Kebanyakan perusahaan jam tangan menyediakan sertifikat bagi pembeli chronometer
Complication
Arloji yang dilengkapi fungsi-fungsi lain selain untuk menunjukkan waktu. Misalnya, chronograph adalah salah satu complication dalam jam tangan. Kerumitan atau complication lainnya antara lain minute repeater, tourbillon, kalender abadi, atau split second chronograph
COSC
Badan pengujian chronometer resmi di Swiss yang memeriksa setiap arloji chronometer dengan prosedur pengujian yang teliti selama 15 hari untuk memverifikasi presisi jam tangan.
Countdown Timer
Fungsi yang memungkinkan pengguna memantau berapa lama waktu yang telah berlalu sesuai pengesetan sebelumnya. Beberapa countdown timer mengeluarkan bunyi peringatan beberapa detik sebelum waktu habis – ini berguna untuk acara-acara seperti balap yacht, di mana pelayar harus memanuver kapal ke posisinya sebelum kompetisi dimulai.
Crown
Juga disebut batang atau pin. Crown adalah tombol di bagian luar case yang digunakan untuk mengeset waktu dan kalender, dan dalam arloji mekanis, crown juga memutar pegas utama. Dalam hal ini, crown juga disebut “batang pemutar”. Crown yang dapat diputar mengunci seperti sekerup juga digunakan untuk membuat arloji lebih kedap air.
Crystal (Kristal)
Tutup transparan pada permukaan arloji yang terbuat dari kristal kaca, safir sintetis atau plastik. Arloji-arloji yang lebih baik sering kali memakai kristal safir yang sangat resisten tahan gores atau hancur.
Day/Date Watch (Arloji Hari/Tanggal)
Jam tangan yang tidak hanya menunjukkan tanggal, tapi juga hari.
Day/Night Indicator (Indikator Siang/Malam)
Lingkaran berwarna atau berpenutup yang menunjukkan zona waktu mana yang sedang dalam waktu siang hari dan mana yang dalam malam hari.
CGW Magazine 147
Deployment/Deployant Buckle
Jenis gesper yang membuka dan menutup menggunakan engsel yang diperpanjang dan sering kali dapat disesuaikan. Meski lebih mahal dibanding penutup seperti gesper sabuk, deployment buckle lebih mudah dipasang dan dilepas dan lebih nyaman di pergelangan tangan.
Depth Alarm (Alarm kedalaman)
Alarm pada arloji penyelam yang bersuara ketika pengguna melebihi kedalaman yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada kebanyakan jam tangan, alarm akan berhenti berbunyi ketika penyelam meninggalkan batas kedalaman tersebut.
Dial (Muka arloji)
Perwajahan jam tangan. Dalam arloji-arloji kelas atas, angkanya, indeks, dan desain permukaan dipasang sebagai elemen yang terpisah-pisah. Dalam arloji yang tidak terlalu mahal, muka arlojinya kemungkinan hanya dicetakkan pada muka arloji.
Digital Watch (Jam Tangan Digital)
Jam tangan yang menunjukkan waktu dengan digit, bukan muka arloji dan jarum jam.
Direct-drive
Fungsi yang memungkinkan jarum detik untuk bergerak maju patah-patah, bukan menyapu mulus tanpa henti sehingga meningkatkan akurasi penunjuk waktu. Dalam bahasa Prancis, istilah untuk jarum detik direct-drive adalah trotteuse
Dolphin Standard
Jam tangan non-digital yang bertanda ‘Dolphin Standard’ pada punggung case telah di-upgrade untuk menawarkan spesifikasi kedap air eksklusif, artinya jam tangan dapat dipakai berenang dan menyelam seharian. Arloji Dolphin Standard dapat dipakai saat berenang, menyelam di perairan dangkal, yachting, semua olahraga air (kecuali scuba diving) dan saat mandi.
Dual Timer
Arloji yang menunjukkan waktu setempat saat itu dan setidaknya satu zona waktu lain. Elemen waktu tambahan ini bisa ditunjukkan dengan muka arloji dobel, jarum tambahan, subdial, atau cara lain.
Elapsed Time Rotating Bezel
Bezel putar yang bisa disesuaikan untuk menghitung durasi. Bezel dapat diputar
sehingga pemakai dapat menyejajarkan angka nol pada bezel dengan jarum detik arloji. Pemakai dapat membaca waktu yang telah berlalu dari bezel. Ini menghemat waktu karena tidak perlu menghitung seperti bila memakai muka arloji biasa.
Electronic (quartz) watch
(Arloji (quartz) elektronik)
Jam tangan, biasanya memakai baterai, yang menggunakan arus listrik untuk membuat osilator quartz bergetar, normalnya 32.768 Hz per detik, tapi kadang frekuensinya jauh lebih tinggi. Getaran ini diproses oleh sirkuit terintegrasi yang mengubah arus menjadi gerak, kemudian dialurkan ke motor yang menggerakkan roda gigi penggerak jarum jam Beberapa arloji quartz dilengkapi sel surya yang menyerap cahaya dari manapun, alami maupun buatan, dan mengubahnya menjadi energi listrik. Bentuk lain adalah Seiko Kinetic (Lihat Kinetic).
Engine Turning
Ukiran atau pahatan hiasan, biasanya pada perwajahan arloji.
Escapement
Alat dalam sistem penggerak mekanis yang mengendalikan perputaran roda sehingga menggerakkan jarum jam.
ETA
Salah satu manufaktur arloji terdepan yang berpusat di Swiss. Sistem penggerak ETA dipakai oleh banyak merek arloji ternama Swiss.
Face(Perwajahan)
Sisi arloji tempat muka arloji. Sebagian besar muka arloji memakai angka Romawi atau Arab. Namun bila memakai angka Romawi, biasanya memakai IIII, bukan IV, untuk mengindikasikan posisi pukul 4.
Flyback hand
Jarum detik pada chronograph yang dapat dipakai mengukur putaran atau menentukan waktu finish untuk peserta dalam balapan.
Function (Fungsi)
Istilah untuk menggambarkan berbagai tugas berbeda yang dapat dilakukan suatu arloji misalnya chronograph dan penghitung countdown. Ini juga biasa disebut complication
Gasket: Kebanyakan arloji yang kedap air dilengkapi dengan gasket untuk menyegel
punggung case, kristal, dan crown sehingga terlindung dari air dalam pemakaian normal. Gasket ini penting dicek dua tahun sekali guna menjaga arloji tetap kedap air. Gear Train: Sistem gigi yang mengalirkan daya dari pegas utama ke escapement.
Gold plating (Lapis emas): Lapisan emas yang dipasangkan secara elektronik pada logam; ketebalannya hanya beberapa mikron.
Grande Sonnerie: Tipe repeater yang berbunyi tiap jam dan 15 menit ketika penggunanya menekan tombol.
Guilloche: Gaya grafir rumit yang populer dipakai pada muka arloji, biasanya garis-garis sangat tipis yang saling terjalin membentuk tekstur permukaan.
Hallmark: Stempel yang dicap pada arloji emas atau perak.
Hands (Jarum jam): Jarum jam memiliki berbagai gaya:
Sword hands (bentuk pedang)
Dauphine hands (bentuk lancip)
Straight flat hands (bentuk batang)
Breguet hands
Hard Metal (Logam keras)
Logam tahan gores yang terbentuk dengan menggabungkan beberapa material, termasuk titanium dan tungsten carbide,
CGW Magazine 148
yang kemudian dipres pada logam yang sangat keras dan dipoles dengan serbuk berlian agar gemerlap.
High-Tech Ceramic
Lazim dipakai sebagai lapisan pelindung pesawat luar angkasa ketika memasuki atmosfer bumi, high-tech ceramic ini dilapisi dengan serbuk berlian untuk menghasilkan finishing yang sangat mengilap. Karena keramik ini dapat dicetak dari material berbentuk cairan, hasilnya dapat dibuat berkontur.
Horology (Horologi): Ilmu pengukuran waktu, termasuk seni mendesain dan membuat jam.
Index Hour Marker (Indeks penanda jam) Indikator jam berbentuk garis/batang sederhana pada muka arloji jam analog, dipakai sebagai alternatif angka.
Integrated Bracelet Gelang jam tangan yang menyatu pada desain case.
Jewels
Batu safir atau batu delima sintetis yang berfungsi sebagai bantalan untuk gigi pada arloji mekanis, untuk mengurangi gesekan.
Jump Hour Indicator
Indikator ini menggantikan posisi jarum jam. Biasanya menunjukkan waktu (jam) dengan angka pada suatu jendela/lubang.
Lap Memory
Fitur yang terdapat pada beberapa arloji sport quartz, untuk menyimpan dalam memori arloji berapa putaran balap yang telah ditentukan oleh lap timer. Pemakainya dapat memunculkan data waktu ini pada layar digital dengan menekan tombol.
Lap Timer
Fungsi chronograph yang memungkinkan pemakai mengeset segmen waktu dalam balapan. Pada akhir putaran, timer distop, lalu kembali ke nol untuk mulai menghitung waktu putaran berikutnya.
Lever Escapement
Tuas terbagi menjadi dua palet yang mengunci dan membuka gigi roda escapement. Diatur oleh penyeimbang yang menyambung pada ujung tuas satunya, gigigigi escapement masuk ke bagian palet
yang bergerigi, menggerakkan tuas sehingga mendorong penyeimbang.
Limited Editions (Edisi Terbatas)
Model arloji yang dimanufaktur dalam jumlah tertentu, sering kali diberi nomor, dan tersedia dalam jumlah terbatas. Model dengan edisi terbatas kebanyakan dibuat oleh manufaktur fine watches dan biasanya sangat dicari kolektor.
Liquid-Crystal Display
Display arloji digital yang menunjukkan waktu secara elektronik tapi melalui selapis cairan di antara dua pelat transparan.
Lug
Sangkutan logam di kedua sisi case tempat tali/gelang arloji dipasangkan.
Luminous Hands/Hour Markers
(Penanda jam fosforik): Fitur standar pada banyak jam tangan. Penanda jam dan/atau jarum jam diberi pelapis “glow in the dark” yang akan bersinar dalam kegelapan sehingga pemakainya dapat melihat waktu dalam penerangan minim. Hasilnya beragam, tergantung pada mutu dan kuantitas material fosforik yang dipakai.
Main Plate (Pelat Utama)
Pelat dasar tempat semua komponen sistem penggerak diletakkan.
Mainspring (Pegas Utama): Pegas pendorong jam atau arloji, berada dalam barrel.
Manual Wind (Pemutar Manual):
Arloji berpemutar manual harus diputar setiap hari memakai crown agar berjalan. Meski merepotkan, arloji seperti ini masih tetap diproduksi oleh perusahaan jam tangan besar di Swiss. Sebagian arloji paling indah yang dibuat saat ini berpemutar manual. Punggung arloji transparan yang makin lazim menyajikan pemandangan sistem penggerak aktif tanpa terhalang rotor.
Marine Chronometer
Jam mekanis atau elektronik yang sangat akurat terbungkus dalam kotak (karena itulah muncul istilah box chronometer), digunakan untuk menentukan garis bujur di atas kapal. Marine chronometer dengan sistem penggerak mekanis dipasangkan pada gimbal sehingga tetap beada dalam posisi horizontal yang penting untuk presisinya.
Measurement Conversion
Fitur yang memungkinkan pemakai mengonversi dari satu ukuran ke ukuran lainnya – mil menjadi kilometer, misalnya, atau pon menjadi kilogram. Biasanya berupa garis-garis pada bezel
Mechanical Movement
(Sistem penggerak mekanis)
Sistem penggerak yang didasarkan pada pegas utama yang diputar dengan tangan; ketika diputar, perlahan-lahan membuka pegas dalam gerakan yang konstan dan stabil. Arloji mekanis otomatis tidak perlu diputar karena ada rotor yang memutar pegas utama setiap kali pemakainya menggerakkan pergelangan tangan.
Micron (Mikron)
Unit ukuran ketebalan pelapisan emas. 1 mikron = 1/1000mm.
Military / 24-hour time (Standar waktu militeristik/24 jam): Ketika waktu diukur dalam segmen 24 jam. Untuk mengubah waktu 12 jam menjadi 24 jam, tinggal menambahkan 12 pada setiap jam setelah siantengah hari. Untuk mengubah waktu 24 jam menjadi 12 jam, kurangkan 12 dari setiap angka jam 13 hingga 24.
Mono (Single) Pusher Chronograph: Stopwatch yang dioperasikan dengan satu tombol. Meski 99% chronograph dioperasikan dengan pemakaian dua tombol – satu untuk memulai dan menyetop stopwatch, kedua untuk mengeset ulang stopwatch; kerumitan Mono Pusher memungkinkan 1 tombol untuk memulai, menyetop, dan mengeset ulang stopwatch
CGW Magazine 149
@VAN CLEEF & ARPELS
Moon-phase (Fase bulan)
Jendela pada perwajahan arloji yang menunjukkan fase bulan saat itu.
Mother-of-Pearl (Kulit kerang)
Potongan bagian dalam kulit kerang yang berwarna seperti susu dan mengilap, digunakan sebagai muka arloji. Meski kebanyakan berwarna seperti susu, ada pula yang warnanya lain, misalnya abu-abu keperakan, biru kelabu, pink dan salmon.
Movement (Sistem penggerak)
Mekanisme dalam sebuah arloji yang menentukan waktu dan menggerakkan jarum jam, kalender, dan lain-lain. Sistem penggerak ada dua, mekanis atau quartz.
Mystery Watch
Temuan terpaten pembuat jam tangan
Vincent Calabrese dan dibuat oleh Jean
Marcel, manufaktur Swiss. Arloji mekanis otomatis Mystery tidak memakai jarum jam untuk mengindikasikan jam, menit, atau detik. Tapi sebuah jendela jumping hour bergerak searah jarum jam mengelilingi indikator menit, sementara indikator kedua, berbentuk panah, juga berdetik memutar. Jika menghembuskan napas ke kristal, akan muncul tulisan “mystery.”
Pedometer:Alat yang menghitung jumlah langkah pemakai berdasarkan respons gerak langkah pemakai.
Perpetual Calendar (Kalender Abadi): Kalender yang otomatis menyesuaikan dengan perubahan jumlah hari tiap bulannya serta tahun kabisat. Kalender abadi dapat memakai mesin penggerak quartz ataupun mekanis, dan akurasinya diprogram hingga tahun 2100. Banyak kolektor menyarankan menyimpan versi mekanis dalam kotak khusus yang dilengkapi penggerak bila tidak dipakai, agar dapat mempertahankan hitung mundur kalendernya.
Platinum:
Salah satu logam mulia terlangka. Juga salah satu yang terkuat dan terberat, menjadikannya pilihan populer untuk perhiasan dan arloji yang bertatahkan batu mulia. Kilaunya putih dan pekat, tampilannya sederhana. Platinum hipoalergenik dan tahan noda. Platinum yang dipakai untuk perhiasan dan jam tangan memiliki kadar kemurnian minimal 85-95%. Banyak jam tangan platinum
yang dibuat dalam edisi terbatas karena biaya dan kelangkaan logam tersebut.
Power Reserve (Cadangan Daya): Banyaknya cadangan energi yang disimpan agar jam tetap hidup sampai daya habis. Sisa daya terkadang diindikasikan oleh meteran kecil pada muka arloji.
Power Reserve Indicator (Indikator Cadangan Daya): Fitur arloji mekanik yang menunjukkan berapa lama jam masih akan berfungsi sebelum harus diputar kembali.
Pulsimeter: Skala pada arloji chronograph untuk mengukur detak jantung.
Push-piece: Tombol yang ditekan untuk mengaktifkan mekanisme. (Push-piece pada chronograph, striking watch, alarm, dan lainlain.)
Quartz Crystal: Quartz sintetik kecil yang berputar 32,768 kali per detik, membagi waktu menjadi beberapa segmen yang sama.
Quartz Movement (Sistem Penggerak Quartz): Sistem penggerak yang memungkinkan jam tangan tetap berjalan tanpa diputar. Teknologi ini memakai getaran kristal mungil untuk mempertahankan akurasi waktu. Dayanya berasal dari baterai yang harus diganti tiap 1,5 tahun. Beberapa tahun
terakhir, teknologi quartz baru memungkinkan jam tangan mengisi ulang sendiri tanpa baterai pengganti. Daya ini dihasilkan melalui gerak tubuh seperti pada jam tangan mekanis otomatis, atau sinar dengan melalui sel surya, atau bahkan panas tubuh.
Regulator / Regulateur: Display Regulator memisahkan jarum menit dan jam pada axial dan sub-dial yang terpisah, sehingga jarum jam tidak akan tumpang tindih dan waktu dapat terbaca lebih jelas.
Repeater: Alat yang akan mendentingkan waktu jika pemakai menekan tombolnya.
Rose (atau pink) Gold: Emas bernuansa warna lembut yang memiliki kandungan logam sama seperti emas kuning, tapi dengan konsentrasi tembaga lebih tinggi. Rose gold warna populer di Eropa. Pada jam tangan kerap ditemukan dalam gaya retro atau dalam versi-versi emas tiga warna. Beberapa arloji emas merah 18K mendapatkan warnanya dengan menambahkan tembaga dalam campurannya.
Rotating Bezel (Bezel Putar): Bezel (cincin yang mengelilingi perwajahan arloji) yang dapat diputar. Tipe bezel putar yang berbeda memiliki fungsi waktu dan matematis yang berbeda pula.
CGW Magazine 150
@BREGUET
Rotor:
Bagian dari arloji otomatis yang memutar pegas utama sistem penggerak.
Sapphire Crystal (Kristal Safir): Kristal (penutup yang melindungi bagian muka jam tangan) yang terbuat dari safir sintetik, bahan yang tidak mudah hancur dan tahan gores.
Screw-Lock Crown: Crown yang dapat disekerupkan ke case agar jam tangan tidak kemasukan air.
Second Time-Zone Indicator (Indikator Zona Waktu Kedua):
Muka arloji tambahan yang dapat diset sesuai zona waktu lain, sehingga pemakai dapat mengetahui waktu setempat sekaligus waktu di negara lain.
Shock Absorber (Peredam Guncangan): Bantalan elastis yang, dalam arloji, dimaksudkan untuk meredam guncangan yang dialami tongkat penyeimbang, sehingga melindungi porosnya dari kerusakan.
Shock Resistance (Tahan Guncangan): Seperti didefinisikan dalam peraturan pemerintah Amerika, kemampuan jam tangan untuk menahan benturan setara dengan apabila dijatuhkan ke permukaan kayu dari ketinggian 90 cm.
Skeleton Case: Case jam tangan dengan bagian depan atau belakang transparan sehingga pengguna dapat melihat sistem penggerakan jam tangan.
Slide Rule: Alat yang terdiri dari pengukur logaritmis atau lainnya pada bagian luar perwajahan arloji, sehingga dapat dipakai menghitung.
Solar Compass (Kompas Matahari): Kompas yang memungkinkan pengguna menentukan kutub geografis menggunakan bezel putar. Pengguna meletakkan arloji dengan jarum jam menghadap ke matahari. Perhitungkan hingga separuh jarak antara posisi tersebut dan pukul 12, lalu putar bezel hingga penanda “south” berada pada jarak tengah tersebut.
Solar Powered Batteries (Baterai Bertenaga Surya):
Baterai dalam arloji quartz yang diisi ulang melalui panel surya pada perwajahan jam tangan.
Split Seconds Chronograph (Rattrapante): Chronograph dengan dua jarum detik. Jarum tambahannya berputar bersamaan dengan jarum chronograph utama, tapi dapat dihentikan secara terpisah, lalu dijalankan agar mengejar chronograph yang sudah berjalan. Karena itu disebut ‘Split Seconds hand’yang merujuk pada dua jarum –jarum flyback (Rattrapante) dan jarum chronograph reguler. Kedua jarum bergerak bersamaan dengan dilengkapi kemampuan untuk putaran waktu atau finish bersamaan, pengguna dapat menghentikan flyback hand sementara jarum chronograph berputar. Ini memecah jarum menjadi dua. Dengan demikian split second bisa merekam waktu berurutan atau tambahan dari beberapa kejadian yang dimulai bersamaan.
Spring bars (or pins)/Batang (atau pin) pegas: Batang-batang berisi pegas yang dipasang antar lug pada case, digunakan untuk memasangkan tali atau gelang logam pada case.
Stainless Steel:
Campuran logam yang sangat kuat (bahan utamanya kromium) yang praktis tahan karat, perubahan warna dan korosi; dapat diberi treatment tinggi hingga seperti logam mulia. Karena hal ini dan pentingnya perhiasan logam putih, baja telah menjadi bahan populer sebagai alas penatahan berlian. Karena kekuatannya, stainless steel kerap dipakai bahkan pada punggung arloji yang terbuat dari logam lain.
Stepping Motor:
Bagian dari sistem penggerak quartz yang menggerakkan gear train, yang kemudian menggerakkan jarum-jarum jam.
CGW Magazine 151
@JAEGER-LECOULTRE
Rumah Lelang Phillips dan Bacs & Russo akan melelang 1 dari 8 jam tangan Patek Philippe Calatrava ‘Kaisar Terakhir’ (The Last Emperor) dari Dinasti Qing. Jam tangan Patek Philippe Calatrava Ref. 96 Quantieme Lune ini adalah referensi Calatrava pertama yang sangat terkenal, dan tidak seperti Ref. 96 pada umumnya, jam tangan ini memiliki fitur kalender rangkap tiga dengan fase bulan. Dan hanya ada delapan Referensi 96 dengan kalender lengkap seperti ini yang dapat ditemukan, terlebih lagi, jam tangan ini bahkan lebih terkenal karena secara historis dulu adalah milik AisinGioro Puyi, Kaisar Terakhir dari Dinasti Qing (1906-1967).
Sang kaisar sebagai pemilik pertama dari jam ini menjalani kehidupan yang rumit di Tiongkok, lahir pada tahun 1906, naik tahta sebagai Kaisar Xuanton dari Dinasti Qing saat dia baru berusia dua tahun, sesuai dengan keputusan Janda Permaisuri Cixi. Namun dipaksa turun tahta hanya empat tahun setelah itu, sehingga dia adalah kaisar yang digulingkan pada usia yang sangat belia. Hidupnya digambarkan dalam The Last Emperor, film epik 1987 karya Bertolucci yang memenangkan Oscar untuk Film Terbaik. Dari tahun 1945 hingga 1950, ketika Puyi menjadi tawanan perang di Uni Soviet, dia berteman dengan penerjemahnya, Georgy Permyakov. Keponakan Puyi mengatakan bahwa Puyi akhirnya menghadiahkan Calatrava ini kepada Permyakov. Arloji itu tetap menjadi milik Permyakov sampai dia meninggal pada tahun 2005. Menurut catatan, jam tangan tersebut awalnya dibeli di peritel jam di Paris pada tahun 1937, dan tidak jelas bagaimana Puyi awalnya mendapatkannya. Kemungkinan dia memperoleh arloji itu ketika menjadi penguasa Manchukuo, yang bertindak sebagai boneka untuk Jepang.
Kasing Calatrava dari platinum berdiameter 30mm dibuat oleh Antoine Gerlach dan diidentifikasi dengan stempel “Kunci nomor 4”. Dial ini menampilkan angka-angka Arabic dengan cincin emas pink yang serasi dan jarum jam Feuille. Mesin jam 11’’ ébauche dari Victorin Piguet (pemasok mesin jam yang menyediakan mesin-mesin kaliber rumit awal Patek), yang diproduksi saat kejatuhan ekonomi global pada tahun 1929, awal dari Great Depression. Dan memperkuat keasliannya, produksi jam tangan ini dikonfirmasi Patek Philippe Extract dari Arsip yang menyebutkan pelat jam perak, zona rose gold, dan penanda jam enamel yang diproduksi dari tahun 1929, dan kemudian dijual pada 6 Oktober 1937. Artefak penting lainnya dari sang Kaisar turut dilelang, termasuk kipas kertas bertulis, buku catatan manuskrip, lukisan cat air, dan edisi cetak Confucius’s Analects yang bersampul kulit, menawarkan wawasan langka ke dalam bab yang luar biasa dalam sejarah.
CGW Magazine 152
The digital edition of CGW INDONESIA MAGAZINE can be viewed and purchased through SCOOP, Magzter, Rockstand Digital or ISSUU from your PC, Mac, Tablet, iPad, iPhone or Android www.cgw-indonesia.com WATCHES COLLECTOR’S GUIDE ® INDONESIA
21-2023
EDISI
Blok M Grand Seiko Salon: Jl. Melawai 9 No 46 | Plaza Senayan Grand Seiko Salon: Lt 3, 353A Medan Grand Seiko Master Shop: SUN Plaza, Lt 1, C-32-33 Surabaya Grand Seiko Master Shop: Jl. Tunjungan No 98-100
INDEPENDENT: Pacific Place, Ground Floor 29 - Jakarta