23
DIVERSIFIKASI PANGAN BERSAMA RASI, BERAS SINGKONG Maria Goreti Soemitro Sahabat DPKLTS Pengurus Kaisa Indonesia
J
angan takut kelaparan. bumi Indonesia sangat kaya. Jika tak ada
beras, ada penggantinya, singkong, ubi, sagu dan masih banyak lagi, demikian kurang lebih diutarakan Bapak Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin, dalam peringatan Hari Ketahanan Nasional yang diadakan Dewan Pemerhati Kehutanan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS).
Dalam event yang dihadiri perwakilan masyarakat adat dari seluruh tanah Pasundan tersebut, Mang Ihin mengajak Kang Going dan rekannya sebagai perwakilan masyarakat adat Cireundeu untuk tampil. Keduanya memakai baju adat Sunda, tampak tinggi, gagah dan bugar, seolah menyingkirkan stigma bahwa keseharian mereka mengonsumsi bukan beras padi tapi singkong, bukanlah hal penyebab kurang gizi. Seperti diketahui, sejak tahun 1924 masyarakat adat yang tinggal di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan Jawa Barat, telah mengonsumsi beras singkong. Berbentuk bulir tak beraturan, beras singkong yang dimaksud merupakan sisa proses tapioka, sehingga masyarakat adat Cireundeu menyebutnya sebagai “sasangueun”.
Berkat mengonsumsi beras singkong, atau kerap disingkat menjadi “rasi”, masyarakat adat Cureundeu telah berswasembada pangan
Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 141