25
DPKLTS TURUN MENYAWAH PRAKTIK TANAM PADI SRI Dedi Sugiat
Anggota Divisi Pertanian dan Ketahanan Pangan
P
ada tahun 2016, Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan
Tatar Sunda atau DPKLTS pernah membuat hipotesis tentang kedaulatan pangan berbasis beras untuk Indonesia. Kondisi yang ada bila menggunakan metode menyawah “normatif biasa atau konvensional”, adalah sebagai berikut pertama, konversi padi ke beras: 0,56 dengan asumsi tidak ada inovasi teknologi. Kedua, konsumsi beras per kapita: 124 kg/ beras/ kapita/ tahun (asumsi tanpa ada diversifikasi pangan). Ketiga, luas sawah irigasi tahun 2010: 7,22 juta ha, dengan produksi padi rata-rata: 5,16 ton/ha, indeks pertanaman: 1,68, dan infrastruktur irigasi yang berfungsi: 42%.
Selanjutnya dari panen “normatif biasa atau konvensional” terus menuju kebutuhan beras, adalah sebagi berikut: pertama, panen padi: 7,22 juta ha x 5,16 ton/ha x 1,68 panen x 42% = 26,29 juta ton padi. Kedua, konversi padi ke beras (normatif): 26,29 juta ton padi x 0.56 beras = 14,72 juta ton beras. Ketiga, kebutuhan beras tahun 2010: 238,5 juta jiwa x 124 kg beras = 29,57 juta ton beras, maka terjadi defisit = (29,57 – 14,72) juta ton beras = 14,85 juta ton beras. Keempat, kebutuhan beras tahun 2020: 271,1 juta jiwa x 124 kg beras = 33,62 juta ton beras, maka terjadi defisit = 33,62 juta ton – 14,72 juta ton = 18,90 juta ton beras. Kelima, kebutuhan beras tahun 2025: 284,8 juta jiwa x 124 kg beras =
Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 149