3 minute read
Ketika Musik Tradisi Unjuk Gigi di Danau Toba
Kutipan diatas adalah jawaban dari Bang Ucok, seorang teknisi rigging panggung setelah saya tanya mengapa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun sebuah rigging panggung pertunjukan Road Show Lake Toba Music Festival di Sidikalang, Kabupaten Dairi Sumatera Utara bulan Mei 2022 lalu.
Hal ini sangat dimaklumi karena kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam merespon pandemi Covid-19 sangat berdampak pada hilangnya aktivitasaktivitas seni pertunjukan yang sebelumnya rutin digelar. Menurut catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Advertisement
(Kemendikbudristek) pada Agustus 2021, sebanyak 65% pelaku budaya nasional telah kehilangan pekerjaan yang berpengaruh pada penurunan pendapatan hingga 70%, serta 70% ruang seni dan organisasi kebudayaan menjadi tidak aktif.
Kembalinya pekerja-pekerja pendukung seni pertunjukan seperti Bang Ucok dalam melakukan aktivitas-aktivitas kebudayaan mulai terasa terutama sejak pemerintah memberlakukan pelonggaran kebijakan PPKM dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini.
Tulisan ini bermaksud menguraikan pengalaman yang didapatkan dari pelaksanaan rangkaian acara Lake Toba Music Festival 2.0 yang dilaksanakan bulan
Mei-Agustus 2022
Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara sebagai salah satu best practice upaya pemulihan ekosistem senibudaya pascapandemi yang diinisiasi oleh masyarakat dan komunitas setempat.
Peran Komunitas
Salah satu komunitas yang menyambut baik kebijakan pelonggaran PPKM adalah Rumah Karya Indonesia (RKI) yang berbasis di Sumatera Utara. Komunitas ini lahir atas dasar pemikiran bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya akan suku bangsa. Di Sumatera Utara sendiri, setidaknya ada puluhan kelompok masyarakat etnis yang selama ini hidup berdampingan. Kelompok-kelompok masyarakat itu memiliki sejumlah peninggalan karya seni tradisi yang bernilai tinggi. Sayangnya karya-karya seni tradisi itu, belum dikembangkan dengan baik.
Bahkan cenderung terlupakan. Alhasil, banyak karya seni tradisi yang punah, termasuk instrumen pendukung maupun pengetahuan yang ada padanya. Aktivitas
RKI berfokus pada pengelolaan serta manajerial pertunjukan, riset, publikasi, dan dokumentasi musik tradisi.
Sejak 2021 RKI telah menginisiasi pelaksanaan festival musik tradisi yang bertujuan untuk membangun ekosistem kebudayaan sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan dan percepatan ekonomi di Kawasan Danau Toba melalui festival musik tradisi. Serta mendukung mewujudkan tema Presidensi G20
‘Recover Together, Recover Stronger’.
Lake Toba Music Festival 2.0
Danau Toba atau Kaldera Toba sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global
Geopark. Kawasan ini memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal, khususnya dalam hal budaya. Beberapa daerah di Indonesia bahkan Asia Tenggara juga memiliki beberapa geopark atau taman geologi. Sama halnya dengan Danau
Toba, di beberapa wilayah yang memiliki taman geologi juga pasti memiliki warisan tradisi yang tinggi khususnya hal budaya. Dengan kesamaan ini, Lake Toba
Traditional Music Festival 2.0 mengundang jaringan musisi tradisi di kawasan taman geologi. Baik lokal, nasional, maupun mancanegara.
Kegiatan Lake Toba Music Traditional Festival 2.0 adalah sebuah gagasan dari Rumah Karya Indonesia, di mana seniman/pekarya dari 4 puak di Kawasan
Danau Toba akan menciptakan sebuah karya dengan berkolaborasi antar seniman, dan tentunya juga sangat melibatkan masyarakat lokal, mengenai
Danau Toba melalui karya seni musik. Kegiatan ini akan dilakukan di pinggiran
Danau Toba, yang memiliki ekosistem dan potensi kebudayaan. Sehingga kegiatan ini juga memiliki dampak positif kepada masyarakat dan kepada pengunjung.
Tahun 2022 merupakan tahun ke-2 dilaksanakannya Lake Toba Traditional Music Festival yang merupakan bagian dari Festival Musik Tradisi Indonesia dengan tema Suara Danau: Memaknai, Merawat dan Menghidupkan Musik
Tradisi. Tiga elemen tersebut dihadirkan dalam sajian berbentuk festival.
Festival tersebut mendorong agar kita mengetahui proses pengetahuan, proses pembelajaran, dan proses perkembangannya menjadi satu bagian yang secara holistik harus kita lihat.
Lake Toba Traditional Music Festival
2.0 merupakan kegiatan puncak, melanjutkan hajatan sebelumnya yakni Eta Margondang yang telah dilaksanakan di empat kabupaten dengan konsep kegiatan yang berbedabeda. Lake Toba Traditional Music Festival 2.0 juga merupakan bagian dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi berkerja sama dengan Rumah Karya
Indonesia yang merupakan upaya untuk mewujudkan pemajuan kebudayaan, khususnya dalam memperkuat ekosistem musik tradisi Indonesia sebagai bentuk perwujudan amanat Undang Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Salah satu daya dari pertunjukan ini adalah Eta Margondang, menghadirkan para pemusik-pemusik muda dari empat puak sekitaran Danau Toba yang sudah berlatih dan berproses untuk menciptakan karya baru untuk disajikan kepada penikmat musik tradisi. Eta
Margondang ini juga dikolaborasikan dengan 500 orang pemain seruling dari sekitaran Danau Toba. Selain penampilan Eta Margondang, ada pula pertunjukan grup musik lokal lintas generasi yang cukup terkenal dengan memainkan kolaborasi musik tradisi serta modern.
Merujuk pada tema Presidensi G20, Recover Together, Recover Stronger yang secara harfiah berarti ‘Pulih bersama, Pulih lebih kuat’, tentunya upaya percepatan pemulihan ekosistem musik tradisi tidak bisa lepas dari dukungan masyarakat melalui peran komunitaskomunitas yang peduli dengan kondisi sosial budaya masyarakatnya sendiri.
Aktivasi kesenian musik tradisi yang dilakukan oleh RKI merupakan salah satu bentuk praktik kebudayaan yang menjamin keberlangsungan kehidupan berkelanjutan. Karena kegiatan seni pertunjukan yang diadvokasi oleh RKI ini juga merupakan bentuk dari ritual kebudayaan di mana masyarakat berkumpul, berkreasi, dan melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi yang melibatkan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Musik tradisi yang merupakan salah satu bentuk kongkrit dari kebudayaan yang berperan untuk kehidupan yang berkelanjutan.