Rakyat Memantau

Page 30

Posisi

SVLK Sejak tahun 2009, Indonesia telah satu dasawarsa lebih menyelenggarakan suatu kebijakan tentang legalitas kayu dalam pemungutan, peredaran, dan perdagangannya. Tujuan dari kebijakan ini ada tiga yaitu untuk mencapai pengelolaan hutan produksi secara lestari, penerapan tata kelola kehutanan yang baik, serta pemberantasan penebangan liar dan perdagangannya.30 Kebijakan tersebut berwujud Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dengan istilah yang dikenal dengan akronim SVLK atau Sistem Verifikasi Legalitas Kayu yang secara mandatory atau wajib harus diikuti oleh pelaku usaha kayu dan kehutanan. Dalam kurun waktu satu dasawarsa tersebut, peraturan ini telah mengalami tujuh kali perubahan oleh pemerintah.31 Perubahan terakhir yaitu terbitnya Permen LHK 8/2021 yang memuat 911 halaman dan mencakup banyak sekali urusan kehutanan termasuk SVLK. Dalam Permen tersebut, kepanjangan SVLK berubah dari Sistem Verifikasi Legalitas Kayu menjadi Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian.32 Inisiatif indonesia ini merupakan respon dari Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (FLEGT) atau penegakan hukum, tata kelola dan perdagangan bidang kehutanan, sebuah kebijakan Uni Eropa yang diumumkan tahun 2003. Kebijakan ini pada intinya tentang persyaratan legalitas tertentu bagi kayu dan produk kayu yang masuk ke negara Eropa. Untuk negara asal kayu yang akan menyepakati ini demi produknya bisa masuk ke Eropa, harus dengan perjanjian kerjasama berwujud Voluntary Partnership Agreements 30 Lihat bagian ‘Menimbang’ poin d dalam Peraturan Menteri Kehutanan P.38/Menhut-II/2009 tentang Standar dan Pedoman Penilaian Kinerja Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak. 31 Sejak diterbitkan tahun 2009, peraturan mengenai SVLK telah berubah sebanyak 7 kali. Berikut ini urutan perubahannya: Permenhut 38/2009; 68/2011; 45/2012; 42/2013; 43/2014; 95/ 2014; Permen LHK 30/2016; 21/2020; dan 8/2021. Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia menerbitkan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja yang berprinsip melakukan penyederhanaan dan penggabungan peraturan. Dalam bidang kehutanan kemudian muncul peraturan turunan dari UU tersebut yaitu Peraturan Pemerintah (PP) 23/2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan. Atas dasar dua kebijakan tersebut, Menteri LHK menerbitkan Peraturan Menteri LHK 8/2021 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan Di Hutan Lindung Dan Hutan Produksi. Permen LHK tersebut sangat tebal dengan 911 halaman, dan mencakup banyak urusan di dalamnya termasuk SVLK. Sehingga, rujukan kebijakan SVLK saat ini adalah Permen LHK 8/2021 tersebut. 32 Sampai dengan saat ini, kami belum menemukan argumentasi yang diajukan oleh Pemerintah tentang perubahan istilah dari legalitas kayu menjadi legalitas dan kelestarian. Namun, melihat perubahan-perubahan regulasi dalam legalitas kayu tersebut dapat dilihat paradoksialnya antara mempertahankan kualitas sistem legalitas dan kebutuhan industri utamanya industri skala kecil dalam usahanya. Lihat Maryudi dkk., “Mandatory Legality Licensing for Exports of Indonesian Timber Products.”

7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.