4 minute read

» Bimtek Pelaku Usaha Pariwisata Usaha Jasa Makanan Dan Minuman

DINAS Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur menyeleng­ garakan Kegiatan Bimtek

Pelaku Usaha Pariwisata di Kawasan Desa Wisata (Usaha Jasa Makanan Dan

Advertisement

Minuman), di Hotel Aria Gajayana Kota Malang. Kegiatan dibuka Kadisbudpar Jatim, Dr. Hudiyono, M. Si

Efek Panjang jika Dibiarkan Begitu Saja

minuman tumbuh positif sebesar 3,57% (kuartal III 2022).

“Hal tersebut mampu tercapai berkat kolaborasi yang baik antara pemerintah dan para pelaku industri makanan dan minuman. Kebangkitan beberapa subsektor makanan dan minuman ini dapat dilihat dari semakin maraknya UMKM minuman kekinian yang sedang digandrungi anak­anak muda dan memacu pertumbuhan industri mamin,” ujarnya.

PembukaankegiatanBimtekPelakuUsahaPariwisatadiKawasan Desa Wisata (Usaha Jasa Makanan Dan Minuman).

PERSOALAN mamin di lokasi desa wisata kadang terlihat sepele, tapi memiliki efek panjang bila hal itu dibiarkan begitu saja. Apalagi, sebagian besar mamin yang dijual di desa wisata merupakan produk olahan rumahan yang kadang belum berlabel, tidak diberi tanggal kedaluwarsa dan kemasan tidak standar.

Demikian dikemukakan Kadisbudpar Jatim Dr. Hudiyono, M. Si saat membuka Bimtek Pelaku Usaha Pariwisata di Kawasan Desa Wisata (Usaha Jasa Makanan Dan Minuman), di Hotel Aria Gajayana Kota

Malang, Rabu (22/2/2023).

“Dalam rangka mendukung tagline pemerintah provinsi Jawa Timur tahun 2022 yaitu “Optimis Jatim Bangkit”, maka sektor pariwisata merencanakan pembangunan pariwisata Jawa Timur dengan berdasarkan arah kebijakan 4 pilar meliputi bidang destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan,” ujarnya.

Khusus bidang industri, kata Kadisbudpar Jatim, sejalan dengan pernyataan Dari

Bapak Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bahwa pertumbuhan industri makanan dan

Satu hal lagi yang perlu kita catat pasca pandemi, bahwa terdapat peningkatan tren healthy lifestyle di masyarakat yang membuka peluang bagi para pebisnis kuliner dalam menyajikan makanan yang lebih sehat dan bernutrisi serta bagaimana kita menciptakan produk yang inovatif namun affordable (terjangkau) bagi konsumen

“Saya berharap bimtek pelaku usaha pariwisata di kawasan desa wisata dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi para pengusaha agar dapat memperbaiki kualitas produknya, sehingga wisatawan akan merasa nyaman dan aman saat mengkonsumsi atau membeli produk makanan dan minuman di desa wisata,” pungkasnya. (yon)

Gubernur Gerak Cepat Tinjau Banjir Gresik

pada Rabu (22/2/2023).

“Kegiatan ini dimaksudkan untuk terciptanya pelaku usaha makanan dan minuman di kawasan desa wisata yang berdaya saing, terampil dan inovatif. Memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam industri makanan dan minuman untuk meningkatkan produktivitas dan pemasaran produk,” ujar Ketua Penyelenggara, Hariyanto, S.Sos., MM Selain itu bertujuan meningkatnya kepercayaan dan minat beli wisatawan terhadap produk makanan dan minuman di kawasan desa wisata di Jawa Timur.

Kegiatan ini diikuti secara offline oleh 50 peserta terdiri dari pelaku usaha makanan dan minuman di kawasan desa wisata yang ada di Kota

Batu, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Gresik, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Tulungagung.

Kegiatan Bimtek Pelaku Usaha Pariwisata di Kawasan Desa Wisata (Usaha Jasa Makanan Dan Minuman) diselenggarakan pada tanggal 22 ­24 Februari 2023 bertempat di Hotel Aria Gajayana Kota Malang.

Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah:

Dari DPD APJI Jawa Timur, dengan materi inovasi produk mamin sesuai standart hygine dan sanitasi.

UPT Makanan dan Minuman Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, dengan materi packaging / kemasan produk.

Digital marketer (ICCN Malang), dengan materi branding produk dan pemasaran.

Balai bahasa Provinsi Jawa Timur, dengan materi literasi, penulisan pengemasan dan penjualan (deskripsi produk). OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Regional IV Jawa Timur, dengan materi pengembangan usaha.(yon)

G

UBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa gerak cepat meninjau lokasi terdampak banjir akibat tanggul Mo­ josarirejo yang jebol pada Rabu (22/2) dinihari. Tanggul tersebut jebol akibat hujan deras yang mengguyur Kab. Gresik pada 21 Februari sekitar pukul 18.30 WIB yang mengakibatkan aliran sungai

Mojosarirejo menuju Su­ ngai Avur meningkat hingga menggenangi Kec. Driyorejo.

Hingga pukul 23.40 (21/2), tercatat sebanyak 4 desa di Kec. Driyorejo terendam banjir. Keempat desa tersebut ialah Desa Sumput, Desa Mojosarirejo, Desa Karanggandong dan Desa Driyorejo.

Di lokasi terdampak, te­ patnya Perumahan De Nai­ la Village Blok G dan Blok E tampak air masih mengalir deras dari titik lokasi jebolnya tanggul. Khusus di tempat ini, total warga terdampak yaitu sebanyak 66 KK. Seluruh warga terdampak ditempatkan di Club House Perumahan De Naila Village. Namun, beberapa warga juga masih ada yang bertahan di rumah masing­masing.

Gubernur Khofifah mengatakan bahwa terjadinya banjir ini memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Kemudian, dirinya secara khusus meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.

“Hari ini memang kita melihat ada dua tanggul di Blok D dan Blok E yang jebol karena intensitas air hujan melebi­ hi kapasitas. Tapi hal ini juga harus dicek ulang dari kapasitas tanggulnya, kualitas dan kekokohan tanggulnya, serta penampungannya. Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif,” ungkapnya

Dalam posisi seperti ini, Khofifah sapaan lekatnya merasa bahwa ini adalah momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jatim.

“Saya rasa saat seperti sekarang adalah saat yang sangat tepat untuk saling menyatukan asesmen diantara BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jawa Timur. Kita evaluasi kembali bersama­sama kita satukan asesmennya,” katanya

Mantan Menteri Sosial RI ini kemudian juga menyampaikan terkait sistem yang sudah dibangun oleh Pemkab Gresik harus disinkronkan bersama­sama karena terkait penataan wilayah sungai ini ada kewenangan yang berbeda yang memang secara reguler perlu disinkronkan.

Pada kesempatan yang sama, Camat Driyorejo Narto menyampaikan bahwa banjir di wilayah Perumahan De Naila Village merupakan kiriman dari 3 titik.

“Karena disini titiknya rendah, maka aliran air mengalirnya kesini. Sebetulnya sudah ada kali kecil yang sudah bisa di normalisasi. Tapi mungkin nanti peran Ibu Gubernur untuk bisa memperce­ pat memperlancar. Ada Kali Avur dan Kalitengah,” ucapnya Sementara itu, di lokasi pengungsian warga, tampak seorang warga tengah sibuk membagikan selimut. Tita (32) adalah salah satu relawan dari komplek blok M yang sigap menyuarakan agar para korban segera dievakuasi ke Club House perumahan. (rls)

This article is from: