3 minute read
MENILIK SISI LAIN KOREA SELATANDI FILM PARASITE
oleh Maria Ulfa
Advertisement
Judul : Parasite
Tahun rilis : 2019
Sutradara : Joon-ho Bong
Pemain : Kang-ho Song, Sun-kyun Lee, Yeo-jeong Jo
Genre : Comedy, Drama, Thriller
Bicara mengenai Korea Selatan, bayangan yang pertama kali muncul dalam kepala adalah k-pop idol, drama korea, dan Seoul dengan segala keglamorannya. Namun bayangan indah itu tidak berlaku bagi keluarga Kim. Pengambilan gambar awal memperlihatkan sepasang kaus kaki yang dijemur dalam ruangan berjendela terali besi yang lebih rendah dari permukaan tanah. Suasana muram karena kurangnya cahaya di ruangan tersebut menggambarkan kehidupan empat anggota keluarga Kim yang miskin. Hal itu diperjelas dengan adegan membajak wi-fi tetangga karena jaringan telepon dan internet sudah terputus sembari menyusuri setiap jengkal rumah untuk mendapatkan sinyal yang kuat. Kedua orang tua Ki-woo dan Ki-jung bekerja serabutan yang nyaris dikatakan pengangguran. Mereka mengandalkan gaji dari hasil melipat kotak pizza yang tak seberapa. Meski begitu, Pak Kim rupanya tidak berkecil hati, buktinya ia sering melemparkan humor satir yang kadang membuat hati getir.
Tak menunggu lama, babak barupun dimulai ketika teman Kiwoo, Minhe, menawarkan pekerjaan padanya untuk menjadi tutor bahasa Inggris untuk orang kaya. Tak tahan dengan jeratan kemiskinan, Ki-woo mengambil pekerjaan itu meskipun ia harus memalsukan kartu hasil studinya. Padahal Ki-woo bukanlah seorang mahasiswa. Jalan Kevin (Ki-woo) sebagai tutor begitu mulus, Nyonya Park langsung menyukai dan percaya padanya. Ia tidak segan menaikkan gaji Kevin dengan alasan harga bahan pokok sedang naik. Terlebih ibu dua orang anak itu juga tak ragu mempercayakan urusan mencarikan guru seni untuk anak bungsunya pada Kevin.
Jessica, adik perempuan Kevin, lalu mengikuti jejak Kevin menjadi terapis seni. Nyatanya Jessica memang pintar memanipulasi gambar di Photoshop, kartu KHS Kevin adalah karyanya. Berbekal bakatnya itu ia mengaku belajar Art Psychotherapy lulusan Amerika. Kebohongan demi kebohongan dibuat agar bisa mendapatkan bayaran tinggi. Tak berhenti di Jessica, Pak Kim kemudian bekerja menggantikan supir muda nan tampan yang telah diperdaya. Sama halnya dengan pembantu Moon-Gwang yang dipecat agar posisi tersebut bisa ditempati oleh ibu Kevin. Begitulah kehidupan keluarga Kim yang diam-diam menginvansi rumah keluarga Park. Singkat cerita, jadilah mereka keluarga penipu.
Selain sukses sebagai pemenang Festival Film Cannes 2019, film besutan Bong Joon-ho ini juga sukses membuat penonton bimbang. Pasalnya, apa yang dilakukan keluarga Kim tentu tidak bisa diterima. Namun melalui sudut pandang mereka, terlihat jelas ketimpangan sosial di Negeri Gingseng tersebut yang juga mewakili negara-negara lain. Penonton seakan dipaksa untuk memahami latar belakang perbuatan mereka.
Konflik dalam film ini disusun bertahap dengan intens dan realistis. Kala keluarga Park dapat menikmati hujan sembari mengawasinya dari ruang tamu dengan dinding kaca transparan, Keluarga Kim hanya bisa berpuas diri berandai-andai. Mereka berpura-pura menjadi pemilik rumah mewah itu saat keluarga Park sedang pergi berkemah. Bong Joon-ho sangat piawai memainkan perasaan penontonnya. Adegan tenang tiba-tiba menjadi menegangkan saat mereka tahu keluarga Park batal kemah dan sedang dalam perjalanan pulang. Penonton lagi-lagi dibuat menahan napas saat Pak Kim, Kevin dan Jessica bersembunyi dari pemilik aslinya. Mereka dengan segera membereskan segala kekacauan yang mereka buat sepeninggal keluarga Park. Salah satu kerusuhannya adalah kembalinya dengan Moon-Gwang, pembantu rumah tersebut sejak awal pemilik sebelumnya tinggal, yang menjadi bumbu thriller film ini.
Film yang berdurasi selama dua jam dua belas menit ini jelas tahu kapan memunculkan ketegangan hingga membuat penonton ikut was-was. Salah satu adegan cerdas dalam film ini adalah pergantian lampu di rumah keluarga Park dan rumah keluarga Kim yang yang berkedap-kedip membuat sandi morse yang berarti tolong. Ada keluarga yang sedang terancam nyawanya. Di sisi lain ada keluarga yang berjuang menyelematkan barang-barang karena rumah mereka tenggelam banjir setinggi leher orang dewasa. Tampaknya, isu sosial seperti kesenjangan sosial menjadi komoditi utama film ini. Sutradara film Okja dan The Host juga tidak segan memasukkan adegan thriller dengan musik bertempo lambat yang kontras. Di luar nalar dan berani adalah kata yang tepat untuk penyandang kategori Sutradara Terbaik di Festival Film Cannes 2019.
Parasite menekankan bahwa kehidupan di Korea Selatan tidaklah seindah yang diceritakan dalam drama-drama korea. Tentu, potret perkampungan kumuh tempat keluarga Kim tinggal mewakili keadaan aslinya. Sebut saja Guryong Village. Film ini menjadi gambaran betapa kerasnya kehidupan di Korea Selatan hingga ada yang rela mengotori tangannya untuk bertahan. Film ini diramu dengan komposisi drama, komedi, dan thriller dengan porsi yang pas. Penonton mungkin akan menggelengkan kepala, mengernyit, atau bahkan turut bersimpati. Sampai akhir film, penonton boleh jadi masih bimbang dengan keberpihakan pada tokoh protagonis dan antagonis.
Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Juara Harapan 2 Kompetisi Penulisan Pustaka majalah Komunikasi