Majalah Komunikasi UM | Edisi 329 Juli - Agustus 2020

Page 31

Pustaka

MENILIK SISI LAIN KOREA SELATAN DI FILM PARASITE oleh Maria Ulfa ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

UM

B

Judul Tahun rilis Sutradara Pemain Genre

: Parasite : 2019 : Joon-ho Bong : Kang-ho Song, Sun-kyun Lee, Yeo-jeong Jo : Comedy, Drama, Thriller

icara mengenai Korea Selatan, bayangan yang pertama kali muncul dalam kepala adalah k-pop idol, drama korea, dan Seoul dengan segala keglamorannya. Namun bayangan indah itu tidak berlaku bagi keluarga Kim. Pengambilan gambar awal memperlihatkan sepasang kaus kaki yang dijemur dalam ruangan berjendela terali besi yang lebih rendah dari permukaan tanah. Suasana muram karena kurangnya cahaya di ruangan tersebut menggambarkan kehidupan empat anggota keluarga Kim yang miskin. Hal itu diperjelas dengan adegan membajak wi-fi tetangga karena jaringan telepon dan internet sudah terputus sembari menyusuri setiap jengkal rumah untuk mendapatkan sinyal yang kuat. Kedua orang tua Ki-woo dan Ki-jung bekerja serabutan yang nyaris dikatakan pengangguran. Mereka mengandalkan gaji dari hasil melipat kotak pizza yang tak seberapa. Meski begitu, Pak Kim rupanya tidak berkecil hati, buktinya ia sering melemparkan humor satir yang kadang membuat hati getir. Tak menunggu lama, babak barupun dimulai ketika teman Kiwoo, Minhe, menawarkan pekerjaan padanya untuk menjadi tutor bahasa Inggris untuk orang kaya. Tak tahan dengan jeratan kemiskinan, Ki-woo mengambil pekerjaan itu meskipun ia harus memalsukan kartu hasil studinya. Padahal Ki-woo bukanlah seorang mahasiswa. Jalan Kevin (Ki-woo) sebagai tutor begitu mulus, Nyonya Park langsung menyukai dan percaya padanya. Ia tidak segan menaikkan gaji Kevin dengan alasan harga bahan pokok sedang naik. Terlebih ibu dua orang anak itu juga tak ragu mempercayakan urusan mencarikan guru seni untuk anak bungsunya pada Kevin. Jessica, adik perempuan Kevin, lalu mengikuti jejak Kevin menjadi terapis seni. Nyatanya Jessica memang pintar memanipulasi gambar di Photoshop, kartu KHS Kevin adalah karyanya. Berbekal bakatnya itu ia mengaku belajar Art Psychotherapy lulusan Amerika. Kebohongan demi kebohongan dibuat agar bisa mendapatkan bayaran tinggi. Tak berhenti di Jessica, Pak Kim kemudian bekerja menggantikan supir muda nan tampan yang telah diperdaya. Sama halnya dengan pembantu Moon-Gwang yang dipecat agar posisi tersebut bisa ditempati oleh ibu Kevin. Begitulah kehidupan keluarga Kim yang diam-diam menginvansi rumah keluarga Park. Singkat cerita, jadilah mereka keluarga penipu. Selain sukses sebagai pemenang Festival Film Cannes 2019, film besutan Bong Joon-ho ini juga sukses membuat penonton bimbang. Pasalnya, apa yang dilakukan keluarga Kim tentu tidak bisa diterima. Namun melalui sudut pandang mereka, terlihat jelas ketimpangan sosial di Negeri Gingseng tersebut yang juga mewakili negara-negara lain. Penonton seakan dipaksa untuk memahami

latar belakang perbuatan mereka. Konflik dalam film ini disusun bertahap dengan intens dan realistis. Kala keluarga Park dapat menikmati hujan sembari mengawasinya dari ruang tamu dengan dinding kaca transparan, Keluarga Kim hanya bisa berpuas diri berandai-andai. Mereka berpura-pura menjadi pemilik rumah mewah itu saat keluarga Park sedang pergi berkemah. Bong Joon-ho sangat piawai memainkan perasaan penontonnya. Adegan tenang tiba-tiba menjadi menegangkan saat mereka tahu keluarga Park batal kemah dan sedang dalam perjalanan pulang. Penonton lagi-lagi dibuat menahan napas saat Pak Kim, Kevin dan Jessica bersembunyi dari pemilik aslinya. Mereka dengan segera membereskan segala kekacauan yang mereka buat sepeninggal keluarga Park. Salah satu kerusuhannya adalah kembalinya dengan Moon-Gwang, pembantu rumah tersebut sejak awal pemilik sebelumnya tinggal, yang menjadi bumbu thriller film ini. Film yang berdurasi selama dua jam dua belas menit ini jelas tahu kapan memunculkan ketegangan hingga membuat penonton ikut was-was. Salah satu adegan cerdas dalam film ini adalah pergantian lampu di rumah keluarga Park dan rumah keluarga Kim yang yang berkedap-kedip membuat sandi morse yang berarti tolong. Ada keluarga yang sedang terancam nyawanya. Di sisi lain ada keluarga yang berjuang menyelematkan barang-barang karena rumah mereka tenggelam banjir setinggi leher orang dewasa. Tampaknya, isu sosial seperti kesenjangan sosial menjadi komoditi utama film ini. Sutradara film Okja dan The Host juga tidak segan memasukkan adegan thriller dengan musik bertempo lambat yang kontras. Di luar nalar dan berani adalah kata yang tepat untuk penyandang kategori Sutradara Terbaik di Festival Film Cannes 2019. Parasite menekankan bahwa kehidupan di Korea Selatan tidaklah seindah yang diceritakan dalam drama-drama korea. Tentu, potret perkampungan kumuh tempat keluarga Kim tinggal mewakili keadaan aslinya. Sebut saja Guryong Village. Film ini menjadi gambaran betapa kerasnya kehidupan di Korea Selatan hingga ada yang rela mengotori tangannya untuk bertahan. Film ini diramu dengan komposisi drama, komedi, dan thriller dengan porsi yang pas. Penonton mungkin akan menggelengkan kepala, mengernyit, atau bahkan turut bersimpati. Sampai akhir film, penonton boleh jadi masih bimbang dengan keberpihakan pada tokoh protagonis dan antagonis. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Juara Harapan 2 Kompetisi Penulisan Pustaka majalah Komunikasi

Tahun 41 Juli - Agustus 2020 |

31


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Gubuk Cendana

10min
pages 34-36

Roketto Bus: Ngopi Sambil Keliling Kota Malang

2min
pages 32-33

MENILIK SISI LAIN KOREA SELATANDI FILM PARASITE

3min
page 31

Semangat Mengasah Bakat dan Minat!!!

2min
page 30

Reaktualisasi Jejak Cinta Ibrahim as di Tengah Pandemi

6min
pages 28-29

UM Jadi Salah Satu Pusat UTBK

1min
page 27

Raih Kemenangan Meski Dihadapkan Banyak Rintangan

2min
page 26

Hadapi Fitnah dengan Tawakal pada Mahakuasa

4min
pages 24-25

Merilis Gemakarsata pada Tahun Ajaran Baru

1min
page 23

Halal Center, Wujud Halal Awareness UM

2min
page 22

Lebih Mengenal Mawapres UM 2020 sang Perintis Start-Up

6min
pages 20-21

Dongkrak Potensi Ekowisata, Dosen UM Ajarkan Batik Ecoprinting

2min
page 19

Peran Mahasiswa Bahasa Arab Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0

2min
page 18

Bangkitkan Gelora Berkarya Bangkitkan Gelora Berkarya lewat NOST(ART)GIA lewat NOST(ART)GIA

2min
page 17

Cangkrukan PLS

2min
page 16

Wojowasito Lecture : Penelitian dan Teknologi Pembelajaran

2min
page 15

Al-Quran Camp Tetap Hadir di Tengah Pandemi

2min
page 14

Penerimaan Warga Baru Asrama UM Tetap Dilaksanakan Di Tengah Pandemi

2min
page 13

Semarak Sertifikasi Halal melalui Training Calon Penyelia Halal

1min
page 12

Pendidikan Sebagai Pencarian Ilmu atau Pengejaran Popularitas (?)

3min
pages 10-11

Menilik Konsep PKKMB Daring di Tengah Pandemi

1min
page 9

UM Siap Sambut Pembelajaran Daring

8min
pages 6-8

Mengirim Karya ke Komunikasi

1min
page 5

Tantangan Era Digitalisasi Dunia Pendidikan

4min
page 4
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.