2 minute read
LAPORAN KHUSUS
repro Internet
Kemendikbud Ristek, Hasil Penggabungan Dua Kementerian S
Advertisement
ejak 28 April 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi bergabung dengan Kementerian Riset dan Teknologi dengan nama baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya yakni Nadiem Makarim. Sebelumnya, telah terjadi dua kali peleburan dan pemisahan kedua kementerian ini dalam waktu kurang lebih delapan tahun terakhir. Pada 2014, Universitas Negeri Malang (UM) berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) lalu 2019, UM berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Selanjutnya pada 2021, UM akan berada di bawah naungan Kemendikbud Ristek. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN), UM siap menjadi pelaksana dari berbagai program kerja Kemendikbud Ristek. Berikut adalah wawancara yang dilakukan bersama Drs. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed., Ph.D selaku Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM.
“Tidak ada masalah bagi UM mengenai peleburan kedua kementerian ini. Sebagai salah satu afiliasi dari Kemendikbud Ristek, UM harus siap menjalankan agenda apa pun,” Jelas I Wayan. Perubahan yang akan terjadi, hanya yang bersifat administratif saja seperti penggantian kop surat UM dan perubahan nomor surat. Selain itu, pengajuan penelitian sudah tidak lagi dilakukan melalui kementerian yang lain tetapi dilakukan di satu kementerian yang sama. “Kalau dari pengalaman yang lalu, perubahan mulai terlihat setelah hampir satu tahun,” Tutur I Wayan. Salah satu yang menarik dan menjadi sorotan adalah megenai pengajuan penelitian. Jika dulu harus mengajukan ke kementerian yang berbeda (Kemenristek) maka sekarang bisa mengajukan penelitian di Kementerian yang sama.
“Regulasi beda dan tema juga berbeda,” Tambahnya. Tema yang dimaksud adalah tentang tema riset nasional yang sama. “Kalau perguruan tinggi di luar negeri terutama di Eropa, lembaga riset memiliki laboratorium pribadi atau cabang dari lembaga penelitian di perguruan tinggi. Di Indonesia, tidak ada yang seperti itu. Maka dari itu, ditentukan oleh tema yang seragam yakni dari kementerian terkait,” Papar I Wayan. Beberapa kegiatan yang sudah tampak dilaksanakan di antaranya adalah program Merdeka Belajar dan magang riset dosen di perguruan tinggi lain atau industri.
Mengenai kelebihan yang akan diperoleh apabila kedua kementerian ini bersatu, I Wayan memaparkan tentang kesinambungan antarlembaga seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika awalnya harus berkoordinasi dengan dua kementerian, sekarang sudah bisa dilakukan melalui internal satu kementerian saja. Berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian, penggabungan kementerian tersebut dirasa akan memiliki dampak yang baik untuk kepentingan pendidikan dan penelitian dalam hal efisiensi di berbagai program yang akan dilaksanakan selanjutnya. Ayu
Tahun 42 Mei - Juni 2021 | | 9