5 minute read

LAPORAN UTAMA

Next Article
LAPORAN KHUSUS

LAPORAN KHUSUS

dok Humas

Peserta sangat serius mengerjakan UTBK

Advertisement

Peminat UTBK - SBMPTN UM Tertinggi di Kota Malang

M

emasuki musim penerimaan mahasiswa baru, Universitas Negeri Malang (UM) bersama dengan 73 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia, menjadi penyelenggara Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2021. Tahun ini, jumlah peminat UTBK di UM bertambah 5.875 peserta sehingga total peminat UTBK di UM mencapai 18.289 peserta sedangkan tahun 2020 lalu hanya sejumlah 12.414 peserta. Di 2021, peminat UTBK di UM mencapai jumlah tertinggi di Kota Malang. Selain jumlah peserta yang bertambah, adakah perbedaan lain dalam pelaksanaan UTBK di UM pada tahun ini? Berikut ulasan mengenai pelaksanaan UTBK UM 2021.

Penyelenggaraan UTBK-SBMPTN Secara Umum

Seperti tahun-tahun sebelumnya, jalur penerimaan mahasiswa program Sarjana terbagi menjadi tiga, yakni Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Jalur SBMPTN, dan Jalur Seleksi Mandiri. Apabila SNMPTN dilaksanakan melalui penelusuran kemampuan dan prestasi akademik siswa di sekolah, SBMPTN dilakukan melalui UTBK. Oleh karena itu, calon mahasiswa yang mendaftar UTBK akan otomatis terdaftar sebagai peserta SBMPTN. Hal ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya, di mana proses UTBK dilaksanakan terlebih dahulu dan pendaftaran SBMPTN baru bisa dilakukan setelah nilai UTBK diumumkan. UTBK sendiri dapat diikuti oleh peserta yang merupakan siswa lulusan tahun 2019, 2020, dan 2021 serta berasal dari pendidikan menengah (SMA/ MA/SMK dan sederajat) maupun lulusan Paket C tahun 2019, 2020, dan 2021 dengan umur maksimal 25 tahun. Pelaksanaan UTBK-SBMPTN sendiri dilangsungkan setelah rangkaian SNMPTN selesai. Tujuannya untuk memprediksi calon mahasiswa yang mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan baik dan tepat waktu serta memberi kesempatan bagi calon mahasiswa untuk mengikuti tes secara fleksibel yaitu memilih lokasi dan waktu tes. Calon mahasiswa yang telah mendaftarkan diri di Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk SNMPTN tetapi belum diterima, tidak perlu membuat akun LTMPT yang baru. Pendaftaran UTBK-SBMPTN di laman LTMPT berlangsung selama 18 hari (15/3–01/4). Calon

6

| Komunikasi Edisi 334

mahasiswa baru dapat memilih dua program studi (prodi) pada satu PTN atau masing-masing satu prodi di dua PTN berbeda. Perlu digaris bawahi bahwa PTN untuk lokasi UTBK dan PTN tempat calon mahasiswa mendaftar dapat berbeda karenanya calon mahasiswa cukup memilih PTN yang terdekat dengan domisilinya sebagai lokasi tes. Hal tersebut diperjelas oleh Dr. H. Imam Agus Basuki, M.Pd selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Penjamin Mutu (UPT SPM) UM dalam sosialisasi SNMPTN, UTBK-SBMPTN, dan Jalur Mandiri 2021 yang dilangsungkan secara daring melalui Zoom dan live Youtube dalam dua sesi, pagi dan siang (11/02). “Semisal calon mahasiswa dari Malang tidak ingin kuliah di Malang maka tetap bisa mengikuti UTBK di PTN penyelenggara di Malang tanpa perlu jauh-jauh pergi ke kota kampus tujuan,” Terang Imam.

Materi yang diujikan dalam UTBKSBMPTN dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok ujian Sains dan Teknologi (Saintek), kelompok ujian Sosial dan Humaniora (Soshum), dan kelompok ujian Campuran (Saintek dan Soshum). Untuk materi ujiannya terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) sesuai dengan kelompok ujiannya, keduanya diujikan pada satu periode waktu. Artinya, peserta ujian menyelesaikan dua macam tes tersebut pada hari yang sama. Berbeda dengan tahun lalu yang merangkai tes Bahasa Inggris dalam TPS, tahun ini Bahasa Inggris menjadi bagian tersendiri dalam tes.

Peningkatan Jumlah Peminat UTBKSBMPTN di UM

Tahun ini, jumlah peserta UTBK di UM meningkat dibanding tahun lalu. Apabila tahun lalu terdapat sekitar 12 ribu calon mahasiswa yang mengikuti UTBK di UM, tahun ini peserta ujian terdata sebanyak 18.289 orang. Lebih lanjut, ada 7.290 peserta kelompok ujian Saintek, 10.096 peserta kelompok ujian Soshum, dan 903 peserta kelompok ujian Campuran. Oleh karena meningkatnya jumlah peserta, UM menyelenggarakan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi lain untuk dijadikan mitra penyelenggara UTBK. Perguruan tinggi mitra tersebut di antaranya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Malang (Unisma), dan Universitas Merdeka (Unmer). Dalam proses persiapan, setelah berkoordinasi dengan perguruan tinggi mitra, tahap selanjutnya adalah pemetaan ruang ujian serta pengecekan komputer. “Karena aplikasi untuk UTBK tahun ini tergolong baru maka pihak penyelenggara perlu memastikan bahwa masing-masing komputer yang tersedia telah memenuhi spesifikasi sesuai kebutuhan,” Papar Imam. Setelah komputer siap, proses selanjutnya adalah penataan ruang sesuai dengan protokol kesehatan, yakni dengan memberi jarak antarpeserta ujian dan memastikan bahwa ruangan hanya diisi oleh 50% peserta dari total kapasitas ruangan.

Pelaksanaan UTBK-SBMPTN di UM

Pelaksanaan UTBK dilakukan dalam dua gelombang dan masing-masing gelombang berlangsung selama 7 hari (12–18/4 dan 26/4–2/5). Di beberapa wilayah, pelaksanaan UTBK untuk kelompok ujian Campuran disesuaikan dengan waktu ibadah salat. Di UM sendiri, ujian kelompok Campuran dilaksanakan pada hari pertama masingmasing gelombang dan hanya terdapat satu sesi, mengingat materi yang diujikan lebih banyak sehingga lebih membutuhkan waktu. Pada hari-hari berikutnya, terdapat dua sesi ujian yakni pagi dan siang.

Protokol kesehatan yang ketat tetap dijalankan selama berlangsungnya proses UTBK. Para peserta dan panitia diwajibkan untuk mengenakan masker medis atau dua lapis masker kain, serta tidak diperkenankan menggunakan masker scuba. Para petugas juga memakai sarung tangan serta face shield yang disediakan pihak penyelenggara, lokasi ujian juga disterilkan dan disemprot desinfektan. Disinfeksi juga turut dilakukan pada permukaan perangkat ujian seperti monitor, keyboard, dan mouse. Hand sanitizer disiapkan di masing-masing ruang ujian. Pengecekan suhu juga dilakukan sebelum peserta memasuki ruang ujian. Apabila suhu tubuh peserta di atas 37 derajat Celcius atau jika ditemukan gejala demam pada peserta maka peserta tersebut tidak diperkenankan mengikuti ujian.

Secara umum, proses berlangsungnya UTBK-SBMPTN di UM berjalan dengan tertib dan lancar. Memang ditemukan beberapa peserta yang terlambat pada awal pelaksanaan ujian, tetapi seiring berjalannya waktu situasi semakin kondusif. Selain itu, berdasarkan instruksi dari LTMPT, semua penyelenggara UTBK wajib menggunakan metal detector, termasuk UM sendiri. UM menyiapkan 100 buah metal detector untuk mengantisipasi tindak kecurangan yang mungkin dilakukan peserta. Hal ini berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya yang tidak diwajibkan menggunakan metal detector.

Kepedulian UM terhadap Peserta UTBK Berkebutuhan Khusus

UM juga menunjukkan kepeduliannya terhadap peserta ujian berkebutuhan khusus. Fasilitas ramah disabilitas serta pendampingan oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gempita disiapkan UM untuk peserta disabilitas. Sebelum pelaksanaan ujian, UKM Gempita mengunggah poster di media sosial terkait penawaran pendampingan untuk calon mahasiswa berkebutuhan khusus, baik untuk mengakses sistem ujian ataupun mobilitas di lokasi ujian. “Jadi, apabila ada peserta yang membutuhkan pendampingan, bisa menghubungi kami terlebih dahulu untuk berkoordinasi terkait bantuan yang sekiranya dibutuhkan selama pelaksanaan UTBK,” Terang Nur Hasina Wajapa selaku Ketua Umum UKM Gempita. Lebih lanjut, Hasina menuturkan bahwa semua volunteer UKM Gempita telah diberi pelatihan dan pembinaan untuk mendampingi mahasiswa berkebutuhan khusus sehingga bisa menyesuaikan bantuan sesuai kebutuhan calon mahasiswa yang bersangkutan.

“Misalnya jika ada tes yang berupa listening, volunteer dari UKM Gempita bisa membantu mengisyaratkan substansi tes kepada teman-teman tuna rungu.” Jelas mahasiswi Jurusan Manajemen tersebut.

Izam dan Zahira

Tahun 42 Mei - Juni 2021 | | 7

This article is from: