Leader,
A
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
UKDW Perluas Jejaring dengan
Universitas dan Organisasi Turki
Dalam kesempatan kali ini, Necmeddin Bilal Erdoğan yang juga merupakan putra dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menyampaikan bahwa Turki sangat terbuka untuk bekerja sama dengan universitas di Indonesia. Necmeddin berharap kerja sama antar universitas dapat membuka kesempatan bagi universitas Indonesia berkolaborasi dengan organisasi dan industri di Turki. Selaras dengan pernyataan Necmeddin, Dr. Aslan menyampaikan bahwa Kirikkale University dengan 12 fakultasnya, Art and Sciences, Dentistry, Economics and Administration Sciences, Education, Engineering and Architecture, Fine Arts, Health Sciences, slamic Studies, Law, Medicine, Sport Science, and Veterinary Medicine berencana untuk mengembangkan kegiatan pertukaran mahasiswa dan dosen serta penelitian bersama dengan universitas-universitas di Indonesia.
foto:dok./Biro 4
Ketertarikan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)
Yogyakarta untuk memperluas kerja sama dengan mitra internasional ditunjukkan dengan penyelenggaraan kegiatan pertemuan inisiasi kerja sama dengan Kirikkale University dan Prof. Dr. Fuat Sezgin Research Foundation for the History of Science in Islam/İslam Bilim Tarihi Araştırmaları Vakfı (IBTAV) Turki pada hari Senin, 19 Desember 2022.
Bertempat di Ruang Seminar Pdt Harun Hadiwijono, perwakilan Kirikkale University dan IBTAV yang terdiri dari Necmeddin Bilal Erdoğan (Member of Board of Trustees in IBTAV and World Etnosport Conferedation President), Mecit Çetinkaya (President of Board of Directors in IBTAV), Prof. Dr. Ersan Aslan (Rector of Kırıkkale University and Vice President of Board of Directors in IBTAV), Assist. Prof. Dr. Zeynep Başer (Advisor to Rector for Internationalization and Head of International Office at Kırıkkale University) dan Assist. Prof. Dr. Mehtap Aral Duvan (Deputy Head of International Office at Kırıkkale University diterima oleh Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D selaku Rektor UKDW dan Pdt Handi Hadiwitanto selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM dan Jejaring, Biro Kerja Sama dan Relasi Publik, serta jajaran dekanat Fakultas Teologi UKDW.
Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati selaku Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik UKDW menyampaikan informasi terkait penyelenggaraan Summer Camp 2023 yang dapat menjadi titik awal kerja sama antara UKDW dan Kirikkale University. “Tahun ini UKDW akan kembali menyelenggarakan Summer Camp dengan tema Visual Ethnography yang dapat diikuti oleh mahasiswa Kirikkale University Selain itu UKDW juga berencana untuk mengikuti program Erasmus +: Student Credit Mobility and Staff Mobility Kami rasa Kirikkale University bisa menjadi mitra UKDW untuk kegiatan ini,” ujarnya.
Terkait dengan program antar agama, Pdt Wahju Satria Wibowo, Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teologi UKDW memberikan informasi tentang profil Fakultas
Teologi UKDW, termasuk program Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) yang diselenggarakan oleh UKDW bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Menanggapi hal ini, Mecit Çetinkaya melihat banyak peluang untuk bekerja sama dengan UKDW untuk penyelenggaraan seminar, lokakarya, bahkan penelitian terkait isu inter-religious studies dan peace building.
Menutup kegiatan pertemuan, Memorandum of Agreement antara UKDW dengan Kirikkale University dan IBTAV ditandatangani sebagai bentuk komitmen untuk mengembangkan kegiatan kerja sama bidang pendidikan dalam bentuk pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, penyelenggaraan seminar dan lokakarya, serta program pengabdian. [AI]
UKDW Terima Kunjungan TAR UMT Malaysia
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta menerima kunjungan dari Tunku Abdul Rahman University of Management and Technology (TAR UMT) Malaysia pada Selasa, 13 Desember 2022. Perwakilan dari TAR UMT yang terdiri dari Associate Professor Say Sok
Kwan (Vice President, Administration and Internationalisation), Associate Professor Dr. Loke Chui Fung (Vice President, R&D and Commercialisation), Ts. Dr. Lim Li Li (Dean, Faculty of Engineering and Technology), Mr. Ooi Hwee Jin (Director, Department of International Student Office), dan Dr. Wong
Thein Lai (Deputy Dean, Faculty of Computing and Information Technology) disambut oleh jajaran pimpinan UKDW di Ruang Seminar Pdt. Tasdik. Kunjungan TAR UMT ke UKDW bertujuan untuk memperkuat jalinan kerja sama antar kedua universitas.
Dalam sambutannya, Henry memaparkan profil UKDW dan beberapa bidang yang memiliki potensi kerja sama dengan TAR UMT, termasuk skema pertukaran mahasiswa “Program (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) MBKM memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar di luar prodi selama tiga semester. Dengan demikian, kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar selama satu semester di universitas mitra UKDW sejalan dengan program MBKM yang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Kami juga terbuka jika ada mahasiswa dari TAR UMT yang tertarik untuk belajar di kampus kami,” ungkap Henry. Sementara itu, Say Sok Kwan memperkenalkan TAR UMT sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di Malaysia yang telah
berdiri sejak 1969.
memiliki enam kampus yang terletak di Kuala Lumpur, Penang, Perak, Johor, Pahang, dan Sabah Terdapat tujuh fakultas yang ditawarkan, antara lain Faculty of Applied Sciences, Faculty of Computing and Information Technology, Faculty of Accountancy, Finance, and Business, Faculty of Engineering and Technology, Faculty of Built Environment, Faculty of Social Science and Humanities, dan Faculty of Communication and Creative industries. Say Sok Kwan juga mengungkapkan upaya membangun kemitraan secara ekstensif baik dengan industri maupun institusi pendidikan yang berfokus di kawasan ASEAN sebagai bagian dari roadmap 10 tahun TAR UMT.
Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat menjadi poin penting dalam mewujudkan visi perguruan tinggi. Dalam pertemuan ini, Ketua LPPM Dr. – Ing. Wiyatiningsih, ST., MT. juga memaparkan berbagai kegiatan penelitian, pengabdian pada masyarakat, serta Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah dilakukan oleh UKDW. Pemetaan topik-topik yang digeluti para akademisi UKDW dan TAR UMT akan membuka peluang untuk kolaborasi baik dalam pengajaran, penelitian, maupun
pengabdian kepada masyarakat yang akan memberikan dampak positif bagi kedua institusi. Sejalan dengan hal tersebut, Kaprodi Informatika Gloria Virginia, S.Kom., MAI., Ph.D mengungkapkan bahwa adanya kolaborasi dengan mitra luar negeri, termasuk TAR UMT akan sangat bermanfaat bagi fakultas, termasuk membuka kesempatan penelitian bersama bagi para dosen Peluangpeluang kolaborasi antara UKDW dan TAR UMT tersebut disambut baik oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas SDM dan Jejaring, Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D. Ia juga menegaskan pentingnya menetapkan langkah-langkah konkrit untuk mendukung kelangsungan kerjasama yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Sebelumnya, Fakultas Bisnis UKDW telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan TAR UMT. Diungkapkan oleh Kaprodi Manajemen, Drs. Sisnuhadi, MBA., Ph.D, realisasi kerja sama tersebut telah dimulai dengan penyelenggaraan webinar internasional pada bulan November 2022. Melalui kunjungan TAR UMT ke UKDW, diharapkan kerja sama antara kedua universitas bisa semakin luas dan berkembang. [DRR]
Tailor Moon: Brand Rintisan Alumni
UKDW yang Berhasil
Raih Top 3 Jakarta Fashion Festival-JF3 2022
“Opportunities Don’t Happen, You Create Them”
Kecintaan pada dunia fesyen sejak kecil membawa Evi
Natalia L atau akrab disapa Evi, Alumnus Program
Studi (Prodi) Desain Produk Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) Yogyakarta angkatan 2011 ini berhasil menyulap kain perca jadi fesyen berkelas dengan merek “Tailor Moon”. Karya Evi, pada bulan September lalu baru saja menjadi salah satu brand fesyen yang berkesempatan tampil di gelaran Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) Fashion Festival di Jakarta Pencapaian ini berhasil Evi peroleh setelah melewati tiga kali kurasi, dari 14 besar (7 creative mind & 7 creative founder), 7 besar (2 creative mind & 5 creative founder), hingga akhirnya Tailor Moon berhasil menjadi 3 besar dalam ajang ini (Tailor Moon - creative mind dan 2 creative founder).
Capaiannya dalam ajang bergengsi JF3 berangkat dari kecintaan Evi terhadap dunia fesyen yang tumbuh karena berbagai cerita, salah satunya adalah kenangan masa kecil bersama ayahanda Alm. Ambrosius Joko Darminto yang dulu sering membuatkan pakaian yang nyaman untuk putrinya, “Beliau seperti pesulap bagi saya saat itu,” kata Evi. Tak hanya mengubah kain menjadi pakaian, almarhum juga suka mengumpulkan potongan kecil kain sisa produksi (kain perca) dari teman-temannya yang memiliki konveksi, dan menyulapnya menjadi selimut-selimut yang menghangatkan pemakainya.
Rupanya, keterampilan sang Ayah juga diikuti oleh Evi. Walaupun saat itu ia tidak mau menjadi seperti ayahnya, namun diam-diam, ia suka mengambil kain sisa milik sang ayah, kemudian ia buat menjadi bandana, cincin, dan aksesoris lain untuk ia pakai ke sekolah. Keterampilan inilah yang membawa Evi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Desain Produk di UKDW Yogyakarta. Keputusan Evi untuk menjadi mahasiswa jurusan Desain Produk UKDW membuat Evi mampu menemukan personal heritage-nya. “Mata kuliah eco-design yang diampu oleh Pak Eko (Ir. Eko Agus Prawoto, M.Arch., IAI) dan Alm. Ibu Pipit (Puspitasari), melatih kami untuk dapat menjadi desainer yang sadar sekitar. Melihat lagi ke diri sendiri, apa yang kita produksi dan apa yang kita buang, menghitung lagi sampah yang kita hasilkan dan memikirkan harus diapakan”, ujar Evi. Pengetahuan dan didikan inilah yang sampai saat ini menjadi sebuah kebiasaan Evi sampai sekarang, selain mengumpulkan dan membersihkan sampah rumah tangga untuk disalurkan ke perusahaan pengolah sampah, ia juga terbiasa untuk mengumpulkan potongan-potongan kain sisa miliknya sendiri setelah berkarya.
Tidak begitu saja setelah lulus Evi langsung berkarir di
dunia fesyen. Setelah lulus dari UKDW tahun 2016, Evi sempat melanjutkan pekerjaan freelance yang sebelumnya telah ia jalani 2014. Tahun 2017, Evi mulai menapakkan karirnya sebagai sebagai desainer buku anak di Kompas Gramedia Group Jakarta Meski tidak bekerja di dunia fesyen, pekerjaannya menjadi desainer buku anak tidak membuat benih kecintaan Evi terhadap dunia fesyen berhenti bertumbuh Sebaliknya, passion yang ia miliki semakin besar Sehingga, tahun 2019, setiap hari Sabtu Evi meluangkan waktu di sela-sela pekerjaannya untuk belajar membuat baju secara profesional dengan mengambil short course kelas pattern making di Italian Fashion School Jakarta.
Barulah pada akhirnya tahun 2021, Evi memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya sebagai desainer buku anak karena ia ingin belajar berwirausaha dan meneruskan kecintaannya terhadap dunia fesyen. Setelah beberapa kali mencoba mencari keunikan dalam membuat baju, suatu hari Evi teringat lagi tentang kain-kain sisa yang sudah ia kumpulkan selama ini Momen ini menjadi awal dari terbentuknya Tailor Moon. Berkat pengalaman kerja di dunia buku anak, Evi dapat menceritakan kisah sulap Tailor Moon dengan personifikasi berupa ilustrasi seorang perempuan yang suka menjahit Sambil menyusun strategi bisnis, branding tersebut ia bawa untuk mencari bimbingan melalui inkubasi bisnis. Selain itu Tailor Moon juga mulai bergabung dengan komunitas yang concern-nya sama, yaitu mengolah limbah fashion, serta mulai menjalin kerjasama dengan teman-teman konveksi agar kain sisa produksinya bisa Tailor Moon olah menjadi baju-baju yang menarik untuk dijual.
Nama Tailor Moon untuk usaha yang Evi rintis dimaknai sebagai sebuah mantra yang menjawab banyak ketakutan. Ketakutan untuk dibatasi dengan spesifikasi produk tertentu, ketakutan untuk berujung “hanya” menjadi seorang penjahit. Evi berani bermimpi tinggi hingga ke bulan untuk menjadi pembuat baju. “Pieces of Magic” menjadi tagline Tailor Moon, untuk selalu mengusahakan memori penuh keajaiban, dengan menciptakan pakaian yang bukan sekedar nyaman, tetapi juga memberikan keajaiban dalam setiap proses dan hasilnya. Tailor Moon bukan hanya memposisikan dirinya sebagai penjahit, tapi juga sebagai desainer dan juga seniman yang memberikan nilai seni lebih terhadap produknya. Evi juga bukan hanya sekedar mendesain produk fesyen, tetapi juga mengkurasi sampai melukis menggunakan kain sisa produksi rekanan Tailor Moon atau yang dinamakan patchwork
Berbagai prestasi dalam dunia fesyen juga sebelumnya
REDAKSI KORAN KAMPUS
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D
PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A.
WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Meilina Parwa
telah diraih oleh Evi, tahun 2019 sebelum merintis Tailor Moon, ia telah menjuarai kompetisi pattern making di Italian Fashion School dengan tema Mini Dress Jackie O Inspiration, dan menjadi Top 5 dalam kompetisi desain baju menggunakan tenun dan batik Baduy tahun 2021. Pada bulan September 2022, karya Tailor Moon yang dirintis Evi berhasil menjadi Top 3 dalam program PINTU Incubator, yang merupakan program kolaborasi antara LAKON Indonesia dan Kedutaan Besar Perancis melalui Institut Francais d'Indonesie (IFI).
Tentunya tidak berhenti sampai disitu saja, saat ini Evi mengaku sedang menyusun strategi bisnis untuk mengembangkan Tailor Moon miliknya Setelah proaktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantu membuka kesempatan Tailor Moon untuk tumbuh dan berkenalan dengan mentor-mentor dan bisnis owner yang hebat, Evi sebagai creator Tailor Moon menjadi merasa harus belajar lagi. “Saya ingin memiliki kesempatan untuk belajar bisnis, dan yang paling penting belajar memperkaya skills saya dalam men-develop sisa kain produksi. Harapan ini tumbuh sangat besar, karena saya ingin bisa menampung lebih banyak kain sisa roduksi konveksi teman-teman yang ternyata selama ini berkarung-karung sisaannya selalu terbuang Saya juga berharap bisa membuka lapangan pekerjaan, mengajarkan skills kepada karyawan saya nanti agar bisa bermimpi lebih tinggi juga”. Tentunya, usaha Evi untuk mewujudkan mimpinya dan pencapaian awal yang saat ini ia peroleh tak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari sang suami, komunitas, rekan, dan teman-teman barunya di bidang fesyen yang selalu saling support Terakhir, Evi mempercayai bahwa kesempatan atau peluang tidak terjadi begitu saja, tetapi kita harus ciptakan kesempatan tersebut. Sekaligus ini adalah pesan dari Evi untuk mahasiswa UKDW lainnya, “UKDW menjadi tumpuan pertamaku berlatih untuk berani keluar dari box, sampai tanpa sadar menjadi unstopable in a good way Keluar dari "box pemalu" dengan mengikuti UKM teater, "box introvert" yang bisa dibuka dengan menjadi anggota himpunan mahasiswa, "box pasif" yang sekaligus terbuka ketika berperan aktif di dalam himpunan sehingga pelan-pelan bisa jadi orang yang punya kepekaan/inisiatif, dan lain sebagainya. Gunakan kesempatan yang ada di sekitar kita untuk mengembangkan diri, jadilah unstopable, maka kita bisa menemukan peluang-peluang baru yang berguna untuk masa depan kita,” ujarnya. [Nadia]
Anti, Lia, Iit Jessica, Putra, dan Vivan
KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw
Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
Universitas
Salam Inklusi: Seni Pertunjukan Penting untuk Suarakan Penyandang Disabilitas
Tanggal 03 Desember merupakan Hari
Disabilitas Internasional dimana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta turut merayakan momen hari tersebut. Rangkaian kegiatan dipersiapkan oleh relawan dan difabel UIN Sunan Kalijaga dengan memilih tema “Spread Inclusivity To Our Media”. Dalam rangka memeriahkan kegiatan tersebut, Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga mengadakan “Talkshow Perenting: Media Sosial dan Pengaruhnya Terhadap Anak Difabel” Selain itu, terdapat kegiatan perlombaan yang dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 4 Desember 20222 baik secara langsung di UIN Sunan Kalijaga mau pun secara daring. Dalam event tersebut terdapat berbagai macam lomba seperti, lomba debat, esai, video kreatif, menyanyi, dan story telling dengan bahasa isyarat. Perlombaan itu bisa diikuti oleh pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Puncak acara dilaksanakan pada 4 Desember 2022 dengan kegiatan jalan sehat dan pengumuman pemenang perlombaan.
Yudha Adi Putra, mahasiswa Fakultas
foto:dok./pribadi
Teologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta juga ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut Yudha mengikuti perlombaan menulis esai dengan tema penyandang disabilitas. Ia membahas mengenai peran seni pertunjukan untuk menyuarakan kepentingan penyandang disabilitas. Menurut Yudha, seni pertunjukkan perannya strategis
Perwakilan UKDW Raih Juara 2
dalam KMI Expo XIII
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)
Yogyakarta mengirimkan dua tim mahasiswa untuk mengikuti ajang Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XIII yang digelar oleh Direktorat Belmawa, Ditjen Diktiristek, Kemdikbudristek RI di UPN Veteran Jawa Timur pada tanggal 22 – 25 November 2022. Ajang ini merupakan babak final dari kegiatan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dimana sebelumnya 4 tim dari UKDW berhasil lolos Mengusung tema “Entrepreneurship Change to Good Life”, KMI Expo merupakan wadah komunikasi, membangun jejaring, dan pembelajaran antarwirausaha Indonesia. Dimana ajang ini diikuti oleh lebih dari 200 perguruan tinggi di Indonesia dan lebih dari 800 produk wirausaha terdaftar.
Dua tim yang menjadi perwakilan dalam kegiatan KMI Expo XIII tahun 2022 membuat usaha dalam dua kategori yang berbeda. Tim pertama, Heal Generation atau Heal-G bergerak di bidang usaha makanan dan minuman sehat
berbasis riset dengan produk unggulan susu kefir, snack bar, salad buah dan sayur, dan merambah ke kombucha. Sedangkan tim kedua, GPJOGJA, yang beranggotakan Rosalia Natasha, Hedwig Ghenis Karisma Pradata, Manuel Vallancio Nugroho, dan Steven Singging Setiawan mengusung kategori produksi dan budidaya Lobster Air Tawar Griya Pakem
Jogjakarta atau biasa disebut GPJOGJA
Keempat mahasiswa Prodi Sistem Informasi ini dibimbing oleh Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. selaku Kaprodi Sistem Informasi sekaligus dosen pembimbing Kelompok ini fokus dalam hal budidaya, teknologi, pemasaran hingga rekapitulasi berkelanjutan.
Tim GPJOGJA ini berhasil meraih Juara 2 pada kategori produksi dan budidaya. Rosalia Natasha selaku ketua tim mengungkapkan bisnis budidaya lobster air tawar ini adalah bisnis unik yang masih sedikit dirambah oleh pembudidaya. Selain dapat memanfaatkan lahan minimalis, menambah income, bisnis ini juga dapat mem-
ketika bisa melibatkan dan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas untuk berkarya Sehingga, penyandang disabilitas juga bisa diberi kesempatan untuk berekspresi. Selain itu, kehadiran seni pertunjukkan juga memiliki implikasi pandangan masyarakat mengenai isu disabilitas. Ada peran promosi untuk menjadi masyarakat yang inklusi. “Karena kita itu setara. Karena aku, kamu, kita itu setara. Salam inklusi,” begitu diungkapkan oleh Yudha. Tulisan Yudha ini berhasil menjadi Juara I dalam perlombaan esai tingkat nasional dalam peringatan Hari Difabel Internasional yang diadakan oleh Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga tersebut. Yudha juga mengikuti puncak acara peringatan Hari Difabel Internasional dengan jalan sehat. Menurutnya, kegiatan itu menjadi pengalaman pertama bisa jalan sehat bersama teman-teman penyandang disabilitas Panitia kegiatan jalan sehat juga dari teman-teman penyandang disabilitas. “Meskipun di tengah keberagaman dan perjuangan masing-masing, teman-teman penyandang disabilitas bisa mengadakan jalan sehat dengan lancar. Pengalaman pertama dan mengesankan bagi saya, ketika boleh mengikuti jalan sehat bersama dengan teman-teman penyandang disabilitas. Bahkan, mereka yang menjadi panitia adalah temanteman penyandang disabilitas. Asyik sekali, ada suasana inklusi dimana kami bisa berbagi. Saya jadi tertarik untuk belajar lebih mengenai bahasa isyarat,” ungkap Yudha. [YAP]
buka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar untuk menjadi bagian dalam meningkatkan ketahanan pangan dalam budidaya perikanan. GPJOGJA merintis usaha dari persiapan indukan, pembibitan, pembesaran hingga menghasilkan produk hidangan. Produk final yang ditawarkan merupakan paket seperti siap makan, siap saji dan siap masak. Produk ini merupakan hasil dari proses perbaikan dari evaluasi yang didapat dari proses yang telah dilalui.
"Meskipun di tengah kesibukan perkuliahan, kami tetap semangat untuk terus belajar dalam usaha yang telah kami rintis. Berbekal niat dan usaha, kami akan terus berkembang dengan evaluasi dan perbaikan untuk tujuan yang lebih besar dan luas. GPJOGJA akan memberikan yang terbaik bagi pihak-pihak yang sudah mendukung dan memberikan kami kesempatan. Karya GPJOGJA yang pertama untuk Daerah Istimewa Yogyakarta," ungkap Rosalia. (Hedwig)
Mahasiswa Despro UKDW Raih Juara 3
INTRVL 2022
ditujukan bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk memberikan pandangan mereka tentang Jakarta dari sudut pandang desain Adapun kegiatannya meliputi pameran karya, seni instalasi, seminar, dan lomba.
Jessica mengaku dirinya mengetahui informasi mengenai INTRVL 2022 beberapa hari sebelum batas akhir pengumpulan karya.
Dalam kurun waktu tiga hari, Jessica mulai mencari dan menyusun inspirasi sembari
dirinya mengingat kembali konsep bangunan dan infrastruktur di Jakarta Sesuai dengan judul dari kategori lomba yaitu “Furnitur Luar Ruang bagi Ibukota Jakarta”, Jessica mengambil kursi taman sebagai objek pengembangan Sembari mengamati beberapa bangunan, taman, rumah di Jakarta yang saat ini memiliki konsep desain timeless dengan material yang dapat bertahan di kondisi cuaca yang tidak menentu. “Saya mengambil ide dari bentuk dari kaktus koboi, karena kaktus sendiri dapat bertahan dalam kondisi cuaca apapun” ungkap Jessica.
Jessica menggunakan material concrete dan ipe wood karena kedua material ini dapat bertahan hingga belasan bahkan puluhan tahun, ipe wood juga diberi lapisan finishing walnut
agar dapat bertahan lebih lama walaupun sering terkena hujan. Jessica juga memberikan fondasi untuk memisahkan antara dudukan kursi beton dan alas kayu agar air yang tergenang tidak membuat material menjadi lembab, fondasi ini juga dirancang untuk memberi kesan melayang dari jarak jauh. “Terakhir, saya menambahkan socket dan lampu pada bagian base kayu karena mengingat masyarakat Jakarta yang terkadang membutuhkan sumber listrik untuk bekerja atau beraktivitas,” paparnya. Jessica mengaku bersyukur karena mendapatkan kesempatan meraih juara di kompetisi pertama yang ia ikuti. “Apalagi banyak peserta dari berbagai universitas yang mengikuti kompetisi ini. Awalnya saya takut dan bimbang, tapi akhirnya saya berhasil untuk mendorong diri saya. Saya berpikir saya harus berani supaya visi saya yang ingin mencari ilmu dan pengalaman dari mengikuti lomba bisa tercapai. Saya ikut lomba tidak fokus pada hadiah namun pada ilmunya dan mengembangkan diri menjadi versi terbaik”, pungkasnya. (Maria Graciela)
2 Tim Mahasiswa UKDW Sabet Gelar Juara dalam Ajang TBIG Youth Changemaker
Dua tim mahasiswa Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berhasil menyabet gelar juara dalam
ajang TBIG Youth Changemaker 2022 Event yang mengambil tema “Make Change Give Impact” ini ditujukan untuk memberikan wadah bagi generasi muda Indonesia, mahasiswa yang kreatif dan inovatif dalam menerapkan ide socio innovation project yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat di Indonesia.
Kompetisi ini sejalan juga dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) sekaligus bentuk Corporate Social Responsibility PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) khususnya pada pilar pendidikan (Bangun Cerdas Bersama) Setelah melalui beberapa tahapan yakni pengajuan dan seleksi proposal, implementation project & reflection project, serta penjurian final, diumumkan bahwa dua tim mahasiswa UKDW berhasil meraih gelar juara.
Tim pertama, Blaze Team, yang terdiri dari empat orang mahasiswi Prodi Sistem Informasi UKDW berhasil meraih 2nd Winner Socio
Innovation Project TBIG Youth Changemaker 2022 untuk proyek mereka yang berjudul “Actio
sebagai Media Pemantau Aktivitas Siswa Tuna Grahita di SLB Negeri 1 Bantul” Keempat mahasiswi tersebut adalah Trifena Katrina, Gracia Sonia Melinda, Agnes Monica Pramawati, dan Tesalonika T.D Surbakti.
“Menjadi bagian dari ajang kompetisi TYC merupakan pengalaman yang sangat berharga. Karena melalui TYC ini kami memiliki kesempatan untuk menambah relasi dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi yang kemudian berhasil kami implementasikan dan memberi dampak positif di masyarakat,
khususnya SLB Negeri 1 Bantul. Selama berproses
kami mencoba hal baru dan berusaha mencapai tujuan dari proyek kami dengan maksimal,” tutur
Trifena selaku Ketua Tim.
Tim kedua, The Connecting Dots, yang terdiri dari empat mahasiswa dari Fakultas Bisnis serta
Fakultas Arsitektur dan Desain berhasil menjadi
1st Runner Up Socio Innovation Project dan Best
Video Socio Innovation Project TBIG Youth
Changemaker 2022 lewat program inisiasi unit
usaha rumah pilah sampah bagi Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) Taman Karya Manunggal
sebagai upaya penanganan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Yogyakarta dari skala rumah tangga Keempat mahasiswi tersebut adalah Tia Naibaho, Marcelina Jevan, Hendy Winartho, dan Gregorius Lunsa.
Tia Naibaho selaku Ketua Tim menuturkan menjadi salah satu finalis TBIG Youth Changemaker merupakan kesempatan yang luar biasa. “Selama empat bulan semua proses kami jalani dengan ketekunan, mulai dari perencanaan proyek, pengimplementasian proyek hingga monitoring proyek. Dengan berdirinya unit usaha baru ini diharapkan dapat menjadi solusi polemik timbunan sampah TPA Piyungan dan Kalurahan Tamantirto dapat mengambil peran dalam mengelola sampah rumah tangga mereka secara mandiri. Kami percaya bahwa sampah bukan hanya barang sisa yang tidak memiliki nilai, namun komoditas yang memiliki peluang yang besar. Harapan saya adalah dapat membentuk komunitas dan media pengelolaan sampah yang dapat berpeluang menjadi suatu bisnis untuk membantu kinerja pemerintah dan lapisan masyarakat,” pungkasnya. (MPK)
Mahasiswa FK UKDW Raih Juara 3
Lomba Poster Penelitian
i l m i a h N e u r o l o g i J o g j a k a r t a y a n g d iselenggarakan oleh Departemen Neurologi FK KMK UGM bekerja sama dengan PERDOSSI Jogja. Acara Jogja Clan sendiri dikemas dalam bentuk Workshop (2 Desember 2022), Simposium (3-4 Desember 2022), dan Poster Ilmiah (8 September-7 November 2022).
M a h a s i s w a p r o f e s i d o k t e r F a k u l t a s Kedokteran UKDW, Bestiana Sara Liontina, S.Ked. atau yang akrab dipanggil Sara berhasil memenangkan lomba dengan judul poster penelitian “Validitas Siriraj Stroke Score (SSS)
D a l a m M e m b e d a k a n D i a g n o s i s S t r o k e
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
kembali menorehkan prestasi sebagai Juara III Lomba Poster Penelitian pada pelaksanaan Jogja Clinical Application of Neuroscience (Jogja Clan) 2022 dengan tema “Upgrading Knowledge in Neurogical Diseases and Their Management”. Pelaksanaan Jogja Clan berlangsung di Hotel Royal Ambarrukmo pada tanggal 2-4 Desember 2022 yang lalu. Jogja Clan merupakan acara
Hemoragik Dan Stroke Non-Hemoragik Di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” Pada penelitiannya, Sara mengulas tentang bagaimana validasi Siriraj Stroke Score dalam membedakan diagnosis stroke hemoragik dan stroke nonhemoragik dengan subyek penelitian dari pasien di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Para peserta dari lomba poster penelitian ini bisa berasal dari Spesialis Neurologi di Indonesia,
peserta PPDS Neurologi di Indonesia, Dokter Umum di Indonesia dan mahasiswa Fakultas Kedokteran di Indonesia Adapun alur pemrosesan artikel sudah mulai berlangsung dari tanggal 1 September 2022, hingga pengumuman pemenang pada tanggal 4 Desember 2022. Bagi Sara hal ini merupakan pengalaman pertamanya mengikuti lomba poster ilmiah di Jogja Clan dengan peserta dari seluruh wilayah di Indonesia. Dengan diadakannya acara ini sangat memacu dirinya dan dokter-dokter lainnya untuk lebih giat lagi melakukan penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran untuk masyarakat Ia berharap agar dapat melakukan penelitian-penelitian yang lainnya lagi untuk turut serta mengembangkan ilmu kedokteran di Indonesia. Selamat kepada Sara, semoga apa yang telah dilakukan dapat memacu semangat untuk menjadi lebih baik lagi. (CVP)
Nareswari Nisita, Mahasiswa UKDW Jadi Finalis Duta Inspirasi Indonesia
Mengembangkan diri dan menginspirasi
banyak orang, menjadi motivasi
Nareswari Nisita, mahasiswa Fakultas
Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dalam mengikuti ajang pemilihan
Duta Inspirasi Indonesia Batch 7.
Duta Inspirasi Indonesia ini merupakan sebuah ajang pemilihan pemuda pemudi terbaik perwakilan 37 provinsi di Indonesia yang siap menginspirasi. Program ini juga didukung oleh
K e m e n t e r i a n P e m u d a d a n O l a h r a g a (Kemenpora) Duta Inspirasi Indonesia berkomitmen untuk menjadi platform pengembangan kepemudaan terbesar dan terfavorit di Indonesia yang berbasis digital dan berkonsep suri tauladan agar dapat menginspirasi dan memberdayakan jutaan anak muda untuk kegiatan yang positif, sehingga harapannya dapat meningkatkan partisipasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya pemuda agar dapat berdaya saing global dan memaksimalkan potensi bonus demografi untuk Indonesia EMAS 2045. Setelah mengikuti serangkaian seleksi, Nares berhasil menjadi salah satu finalis dari lima finalis yang terpilih dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Seluruh kegiatan seperti wawancara, diskusi, dan latihan training secara berkelompok dilakukan secara daring Nares
mengungkapkan ada dua topik penting yang dibicarakan yakni pendidikan dan ilmu komunikasi.
“Menjadi finalis Duta Inspirasi adalah salah satu tujuan saya untuk terjun ke organisasi di luar kampus. Sehingga bisa menambah relasi, pengalaman, dan meningkatan skill untuk menghadapi tantangan-tantangan baru Menjadi salah satu finalis ajang ini juga melatih keberanian dan karakter kepemimpinan sehingga saya lebih siap menghadapi dunia kerja,” terang Nares.
Lebih lanjut Nares menyebutkan sebagai finalis dari Duta Inspirasi juga menjadi motivasi untuk mengembangkan berbagai skill dan passion di dunia pekerjaan nanti Karena menjadi Duta Inspirasi merupakan suatu teladan bagi masyarakat dalam mewujudkan generasi emas Indonesia di tahun-tahun mendatang Tentu hal tersebut tidak lepas dari proses dan pembelajaran disetiap level yang dikerjakan.
“Level-level itulah yang meningkatkan kapasitas diri, memperbaiki diri, serta membuka pemikiran yang berwawasan global dengan mengedepankan integritas yang dapat dijadikan sebagai lambang teladan bagi diri sendiri serta menjadi berkat untuk masyarakat,” pungkasnya. (Sofia)
UKDW Ambil Bagian dalam ICSL 2022
International Conference on Service
L e a r n i
diselenggarakan di Hongkong Polytechnic University secara hybrid Acara ini berlangsung dari tanggal 16 sampai dengan 18 November 2022 yang melibatkan beberapa negara peserta diantaranya Hongkong, Filipina, Malaysia, Thailand, Amerika, Jepang, Indonesia dan beberapa negara lainnya. ICSL sendiri merupakan acara rutin yang diselenggarakan setiap tahun. ICSL terdiri dari beberapa rangkaian acara diantaranya, pararel session, talk session, dan ada juga sharing session. Untuk talk session kali ini pembicaranya berasal dari USA dan Jepang.
Dalam ICSL 2022 tahun ini, UKDW berkesempatan untuk turut andil dalam konferensi ini. UKDW diwakili oleh dr. Ida Ayu Triastuti, MHPE dari Fakultas Kedokteran
UKDW untuk menjadi presenter dalam konferensi yang membahas tentang service learning dari berbagai negara. Ia mempresentasikan tentang penelitian yang berjudul “Implementation Inclusive Service Learning in Children with Disabilities in Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia”. Penelitian ini berisi tentang implementasi service learning anakanak disabilitas dengan pengambilan sample pada SLB N 1 Bantul, Yogyakarta Dalam penelitian ini, dr. Ida satu tim bersama dengan dosen lain yang terdiri dari Winta Tridhatu Satwikasanti, M Sc , Ph D (Program Studi Desain Produk), dr The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D. (Fakultas Kedokteran), dan Winta Adhitia Guspara, S.T., M.Sn. (Program Studi Desain Produk). dr. Ida juga berkesempatan untuk menjadi moderator pada pararel session VI yang
diselenggarakan pada tanggal 17 November 2022 dengan tema “Medical Students And Health” untuk negara Macau dan Filipina. Ia merasa senang karena ini merupakan pengalaman pertamanya menjadi moderator dalam konferensi tingkat internasional Menurut dr. Ida, banyak hal yang dia dapatkan dari konferensi internasional ini, antara lain adalah sharing penelitian dari berbagai negara, tantangan service learning di era pandemi, sharing kolaborasi tingkat lokal, nasional dan internasional. dr. Ida ber-harap bisa mengikuti kembali ICSL pada tahun berikutnya. Dari pengalamannya mengikuti ICSL tersebut, membuatnya untuk semakin termotivasi mengadakan penelitian-penelitian yang lainnya. (cvp)
437 Peserta Ikuti International Webinar yang Digelar UKDW
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Bisnis (BEM FB) Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, melalui Departemen Riset & Inovasi mengadakan International Webinar 2022 dengan tema “Economic and Business
Recovery in Asia After Covid-19 Pandemic”. Acara digelar secara daring melalui platform zoom meeting pada hari Senin, 28 November 2022 dan diikuti oleh 437 peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Korea, USA, dan Thailand.
Yuanda Prasetyo selaku Ketua Pelaksana mengatakan International Webinar 2022 merupakan program kerja yang pertama kali diadakan oleh BEM-FB UKDW yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan di bidang ekonomi global dalam perkembangan ekonomi setelah terdampak pandemi Covid-19 khsusnya di Asia
“Sedangkan tema tersebut dipilih untuk mengetahui bagaimana perjalanan suatu negara dalam melakukan pemulihan ekonomi
dan bisnis yang dialami oleh dunia terkhususnya Asia setelah pademi Covid-19 berlangsung,” terangnya.
Adapun narasumber yang diundang dalam webinar ini adalah Pristanto Silalahi
S E , M S E selaku Dosen Fakultas Bisnis UKDW Yogyakarta, Chin Mui Yin, Ph.D. dari T u n k u A b d u l R a h m a n U n i v e r s i t y o f Management & Technology (TAR UMT) Malaysia, dan Fandy Tjiptono, Ph.D. Victoria University of Wellington New Zealand.
Melalui webinar ini diharapkan peserta dapat mengetahui cara yang digunakan oleh negara-negara di Asia dalam melakukan pemulihan ekonomi setelah adanya pandemi Covid-19. “Kerja sama antar negara di Asia mendorong pemulihan ekonomi serta mempromosikan kepentingan ekonomi baik dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya yang memiliki hubungan erat di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata,” pungkas Yuanda. (YP)
Kompetisi Audit Investigatif 2022
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta khususnya
Program Studi Akuntansi (Prodi)
A k u n t a n s i b e r s a m a d e n g a n K o m i s i
Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI), Kementerian Pemberdayaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Ombudsman Republik
Indonesia (ORI), dan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Indonesia Chapter sepakat untuk mengadakan Kompetisi Audit
Investigatif yang ditujukan kepada mahasiswa
Program Studi Akuntansi di seluruh Indonesia dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan mengangkat tema “Optimalisasi Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam Pemberantasan
Korupsi” Tema tersebut diangkat sebagai dukungan kepada pemerintah untuk meningkatkan kompetensi APIP, selain itu tema tersebut juga menjadi isu prioritas
Pemerintah Indonesia yang dibahas oleh Anti Corruption Working Group dalam forum kerjasama International G20, yaitu Peningkatan Peran Auditor dalam Pemberantasan Korupsi. Kompetisi Audit Investigatif sendiri merupakan sebuah kompetisi baru yang diadakan oleh Prodi Akuntansi UKDW, sebelumnya Prodi Akuntansi sudah sering m e n y e l e n g g a r a k a n k o m p e t i s i a n t a r mahasiswa tingkat nasional yaitu “Accounting Skill Competition” Jadi sekarang Prodi Akuntansi UKDW memiliki dua kegiatan kompetisi antar mahasiswa tingkat nasional yaitu “Acoounting Skill Competition” dan Audit Investigatif.
Kompetisi Audit Investigatif adalah kegiatan kompetisi yang dituangkan ke dalam bentuk makalah dan analisis kasus. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Prodi Akuntansi UKDW bersama beberapa lembaga dengan tujuan untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi para mahasiswa dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam
mendeteksi kasus fraud yang terjadi di sektor pemerintah serta menjadi acuan untuk melakukan standarisasi kinerja yang baik Materi yang akan disajikan dalam soal Kompetisi Audit Investigatif akan terkait dengan sistem pengendalian internal, audit, integrity and governance unit dan beberapa kasus tindakan korupsi di Indonesia.
Peserta Kompetisi Audit Investigatif 2022 terbagi dalam dua kategori yaitu mahasiswa dan APIP. Untuk kategori mahasiswa, total peserta berjumlah 19 tim yang terdiri dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia diantaranya yaitu Universitas Bina Nusantara, Institusi Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Andalas, Politeknik Negeri Batam, Universitas Gadjah Mada, Universitas Trilogi, Universitas Matana, Universitas Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta, Universitas Diponegoro, PKN STAN, UKDW Yogyakarta dan Universitas Kristen Krida Wacana.
Sementara untuk kategori APIP, total peserta berjumlah 31 tim yang terdiri dari berbagai APIP di lembaga/Instansi dari berbagai wilayah di Indonesia yaitu Inspektorat Mahkama Konstitusi, Inspektorat D a e r a h K a b N u n u k a n , I n s p e k t o r a t , Inspektorat Daerah Kab Bangka Tengah, Inspektorat Daerah Sumenep, Inspektorat Kota Pare-Pare, Perwakilan BPKP Provinsi Kep Bangka Belitung, BPKP DKI Jakarta, Inspektorat Daerah Kab Tapanuli Utara, Inspektorat Daerah Kab. Purbalingga, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Inspektorat Daerah Kab Padang Lawas Utara, Inspektorat Kota Palembang, Inspektorat Kab Ngada, Inspektorat Kab Magetan, Inspektorat Daerah Konawe, Inspektorat Kab. Tulang Bawang, Inspektorat Kab Magetan, Inspektorat Kab Bandar Lampung, Inspektorat Provinsi Maluku Utara,
Inspektorat Kab Tulang Bawang dan Inspektorat Kota Metro Untuk kategori Mahasiswa total hadiahnya berjumlah dua belas juta rupiah dengan mengambil tiga tim terbaik dan kategori APIP total hadiah berjumlah empat puluh juta rupiah dengan mengambil lima tim terbaik.
Tahapan dari kompetisi audit investigasi masing-masing kategori memiliki perbedaan, diantaranya untuk kategori mahasiswa terdiri dari tiga tahapan dari kompetisi tersebut yaitu yang pertama tahap penyisihan (submisi makalah); kedua, tahap semifinal (analisis kasus); dan yang ketiga, tahap grand final (presentasi analisis kasus) Kategori APIP tahapan kompetisinya terdiri dari tahap 1 penyisihan (submisi makalah), tahap 2 penyisihan (mengerjakan soal pilihan ganda dan esai), dan tahap 3 tahap semifinal ( analisis kasus), dan tahap 4 tahap grand final (presentasi analisis kasus).
Adapun yang menjadi juri dari Kompetisi Audit Investigatif 2022 untuk kategori mahasiswa berasal dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dan Dosen Prodi Akuntansi UKDW. Sementara untuk kategori APIP berasal dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia, Ombudsman Republik Indonesia, The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)
Indonesia, dan Dosen Prodi Akuntansi
UKDW Juri Kompetisi Audit Investigatif 2022 diambil dari enam instansi yang tentunya sesuai dengan kompetensi dan kredibilitasnya sehingga dapat menilai peserta kompetisi dengan objektif dan rasional.
Setelah melalui serangkaian tahapan dan penilaian, berikut hasil pengumuman pemenang Kompetisi Audit Investigatif 2022.
Untuk kategori APIP, Juara 5 diraih oleh Tim Sikep dari Inspektorat Kabupaten Tulang
Bawang yang beranggotakan Indah Dwi Cahya Putri, S.E. dan Zahria Humairoh, S.H., Juara 4 Tim Ghandiva dari BPKP DKI Jakarta yang beranggotakan Muhammad Fadil Hidayat, S.E. dan Achmad Zhimawan Ridha Pradana, S.Ak., Juara 3 Tim Anak Bawang dari Inspektorat Jenderal Kementerian Agama yang beranggotakan Hadi Nugraha Pratama dan Hidayati Istiqomah, Juara 2 Tim Intracsiapip dari Pusat Pelaporan dan Analisis T r a n s a k s i K e u a n g a n ( P P A T K ) y a n g beranggotakan Bambang Hadi Purnomo, CFE, CFrA, ERMAP, CRMO dan Sintya Rosdwianty, S.Kom. dan Juara 1 Tim Swastika dari Inspektorat Kabupaten Tulang Bawang yang beranggotakan Anggi Mega Rizki dan Nurul Hudayani. Sementara itu untuk kategori mahasiswa, Juara 3 diraih oleh Tim Sanuba dari Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Sarah Dewiyanti, Annisa Amalia Salsabiila, dan Matus Hanun Az Zahra, Juara 2 Tim Artemis dari Universitas Brawijaya yang beranggotakan Sulton Maesa, Akhdan Azizi dan Wahyu Setiyaningsih, dan Juara 1 Tim Investigasi1ak dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang beranggotakan Gracia Rolimas, Halimatussya’diah, dan Lidya Aprillia.
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dan APIP dapat bersama-sama membangun generasi muda para calon akuntan dan lembaga pengawasan keuangan yang unggul, berintegritas, dan kompeten. Kompetisi Audit Investigatif juga diharapkan berkelanjutan, sehingga dapat diselenggarakan kembali dengan berbagai evaluasi dalam penyelenggaraan dan pembahasan terkait materi kompetisi juga bisa di spesifikasikan lagi Kesesuaian materi soal yang dikompetisikan di audit investigatif harus berdasarkan dengan permasalahan yang terjadi Indonesia dan peserta diharapkan bisa memberikan analisis serta ide-ide inovatif dan solutif dari studi kasus tersebut. [Filipus]
“Optimalisasi Peran Auditor Pemerintah Dalam Pemberantasan Korupsi”Foto: Dok./Panitia Foto: Dok./Panitia
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta baru saja menyelenggarakan acara Job Fair
UKDW 2022 pada tanggal 7-8 Desember
2022 Acara yang berlangsung di Atrium
Gedung Agape ini merupakan salah satu
Program Kerja dari Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir (Biro III)
UKDW untuk mengakomodir kebutuhan
tenaga kerja dari pihak perusahaan dan kebutuhan lapangan kerja bagi mahasiswa dan
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)
Arrow Generation merupakan salah
satu PMK di UKDW yang terdiri dari
Fakultas Arsitek dan Design (FAD), Fakultas Teknik Informatika (FTI) dan Fakultas Kependidikan dan Humaniora (FKHum)
Pada akhir tahun 2022, PMK Arrow Generation mengadakan dua kegiatan yaitu makrab dan perayaan natal.
Makrab bertema “Changes We Need” dilaksanakan pada tanggal 11-13 November 2022 untuk menyambut mahasiswa baru angkatan 2022. Tema tersebut diambil karena banyak anak muda yang mengalami kekosongan dan merasa dirinya tidak layak, mudah kecewa dengan orang lain, dan sulit memaafkan sehingga berpengaruh pada perkembangan diri. Diharapkan anak muda terus berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan di tengah segala permasalahan yang melanda.
PMK diharapkan menjadi sebuah tempat para mahasiswa untuk belajar melakukan perubahan-perubahan yang positif serta menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Acara makrab diawali dengan ibadah pembuka yang dibawakan oleh divisi gembala PMK Arrow Generation. Di hari pertama, ada pula movie time di mana selain menonton film bersama, peserta dan panitia dapat berkenalan dan bertukar pikiran.
Semantara itu, hari kedua dimulai dengan renungan pagi yang dipimpin oleh divisi doa. Pada sesi ini peserta diingatkan kembali untuk
Foto: Dok./Panitia
alumni UKDW serta masyarakat luas pada umumnya. Job Fair UKDW tahun ini bekerja sama dengan 17 mitra perusahaan besar di Indonesia diantaranya, Honda Surabaya Center, PT Dan Liris, PT Istana Hartono Teknology (Polytron), Wings Group, PT Indomobil Finance, Sutindo Group, PT. Mega Andalan Kalasan, PT Djarum, Kinderstation School, PT Valburry Asia Futures, Polygon Bikes, CV Andi Offset, PT Arta Boga Cemerlang, Setiawan Spoaring, PT. Asuransi
Sinarmas, Indomaret Group, dan PT Konimex. Hari pertama Job Fair
UKDW menghadirkan persembahan tarian dari salah satu
Unit Kegiatan Kebudayaan di UKDW yakni IMKA yang merupakan unit kebudayaan Dayak Kalimantan. Job Fair UKDW dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UKDW, Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom. Lalu acara dilanjutkan dengan para pendaftar mengunjungi stand-stand perusahaan yang ada di Atrium. Introduction Company juga dilakukan dengan pemutaran video perkenalan perusahaan di sepanjang kegiatan berlangsung. MC juga secara interaktif berkunjung ke stand stand Perusahaan untuk lebih memperkenalkan setiap perusaahan agar seluruh pelamar yang datang mendengar dan mengenal perusahaan lebih dalam.
Hari kedua Job Fair UKDW diramaikan oleh mahasiswa UKDW yang ingin mencari tempat magang di perusahaan perusahaan yang bekerja sama dengan Job Fair tahun ini. Untuk lebih memantapkan pilihan perusahaan para pelamar dan menjawab segala pertanyaan dari para pelamar maka diadakan Sharing Session yang dibawakan oleh perwakilan dari Polygon Bikes dengan materi “I am The Right Person” Dalam materinya, Polygon Bikes memberi masukan untuk para pendengar agar lebih mengenal tentang pentingnya personal branding serta manfaat
Kegiatan PMK Arrow Generation
senantiasa menjaga perkataan yang baik dan membangun satu sama lain Selanjutnya senam pagi juga menjadi bagian dari kegiatan untuk menggugah semangat di pagi hari serta menjaga kebugaran. Sebagai persiapan untuk acara inagurasi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan mempersiapkan persembahan penampilan dance, akapela, dan drama komedi.
Praise and Worship Night menjadi salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan di mana semua peserta dan panitia bernyanyi memuji Tuhan dengan penuh sukacita Penampilan setiap kelompok dalam malam inagurasi juga memberikan kesan yang mendalam bagi peserta dan panitia. Menutup sesi di hari kedua, peserta juga diajak untuk melakukan refleksi diri. Para peserta berdiri mengitari api unggun serta menulis dosa di masa lalu pada secarik kertas Kemudian kertas tersebut dilemparkan ke dalam api sebagai simbol komitmen yang diambil untuk tidak mengulangi dosa itu lagi.
Hari ketiga kembali diawali dengan renungan pagi. Di sini, peserta diajak untuk membuat suatu aksi perubahan yang harus dibawa pulang. Pesan yang diberikan yakni, mengasihi Kristus menjadi dasar bagi setiap pribadi untuk membawa perubahan yang baik dalam kehidupan sehari-hari Kegiatan dilanjutkan dengan games yang ditunggutunggu oleh peserta. Melalui kegiatan games yang dikemas dengan menarik, anggota PMK
Arrow Generation dapat semakin akrab dan solid Ibadah penutup menjadi penanda berakhirnya seluruh rangkaian acara makrab
PMK Arrow Generation. Dalam kesempatan tersebut, para peserta saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain.
Sementara itu, Perayaan Natal PMK Arrow Generation diadakan pada hari Minggu, 11 Desember 2022 di Kapel Bawah UKDW.
Perayaan Natal yang dihadiri oleh 70 mahasiswa UKDW tersebut mengangkat tema “Quarter Life Crisis” Tema tersebut dilatarbelakangi karena di zaman sekarang, banyak anak muda yang merasa takut bertambah dewasa. Banyak anak muda yang menganggap dewasa itu identik dengan rasa kecewa, penuh kekhawatiran, dan sulit. Dalam
mengenal personal branding di dalam dunia kerja dan memberikan One step Closer dalam meningkatkan personal branding.
Job Fair UKDW 2022 ditutup secara resmi oleh Rektor UKDW Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. Penutupan acara Job Fair dilakukan dalam kegiatan ”Farewell Dinner “ yang dihadiri seluruh perwakilan mitra perusahaan. Dalam acara penutupan ini juga dilakukan penjajakan kerja sama dimana perwakilan dari Biro Kerjasama dan Relasi Publik (Biro IV) memberikan presentasi mengenai profil Fakultas dan prodi yang ada di UKDW serta memperkenalkan kegiatan beberapa kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bisa dikerja samakan dengan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan Job Fair tahun ini.
Dalam kesempatan ini, Indomaret Group berbagi pengalaman tentang kerjasama magang dengan Fakultas Teknologi Informasi UKDW yang sudah berlangsung selama dua tahun belakangan ini Mitra lainnya, Kinderstation School juga memberikan tanggapan dan masukan kerja sama yang ingin dilakukan bersama UKDW. Kegiatan ditutup dengan pemberian Token of Appreciation untuk masing-masing mitra perusahaan yang diberikan secara langsung oleh Rektor dan Kepala Biro III UKDW, Adimas Kristiadi, S.T., M.Sc. [Helena]
menghadapi kekhawatiran tersebut, perlu Tuhan sebagai pegangan sehingga anak-anak muda bisa bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan seturut dengan firmanNya Melalui tema yang dibawakan oleh salah satu alumni Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UKDW tersebut, diharapkan anak muda zaman sekarang terutama anggota PMK Arrow Generation bisa berani menghadapi kedewasaan bersama Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai fokus utama dalam menghadapi kedewasaan, dan menerima ketidaksempurnaan (kekurangan dan kekhawatiran) karena Tuhan yang bekerja dalam menyempurnakan setiap kita. [Helena]
UKKb Merga Silima UKDW: Pererat Persaudaraan Mahasiswa Tanpa Batas
Unit Kegiatan Kebudayaan (UKKb)
Merga Silima Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) Yogyakarta sudah
terbentuk sejak tahun 1986 UKKb Merga
Silima merupakan komunitas yang dipelopori oleh mahasiswa suku Batak Karo Fakultas Teologi UKDW untuk meningkatkan persaudaraan, solidaritas, serta mempertahankan identitas suku Karo.
Semenjak pandemi Covid-19 melanda, kegiatan pertemuan yang berbasis kontak langsung dialihkan menjadi bentuk virtual.
Mahasiswa dan segala kegiatannya diharuskan untuk beradaptasi Sebagian besar Badan Pengurus Inti (BPI) dan anggota Merga Silima kembali ke kampung halamannya untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sesuai arahan dari universitas Hal ini tentunya berdampak pada keberlangsungan organisasi Kekosongan kegiatan serta
Program Kerja (Proker) Merga Silima berlangsung selama 2 tahun lamanya. Kini, saat keadaan mulai membaik, Merga Silima UKDW kembali bangun dari tidur
panjangnya. Hal itu ditandai dengan keikutsertaan Merga Silima dalam beberapa event yang diselenggarakan oleh universitas Dimulai dari keikutsertaan Merga Silima dalam Pasar Kebhinekaan (PASNEKA) UKDW 2022. Di tahun 2022 ini, Merga Silima juga melakukan pemilihan kepengurusan untuk periode selanjutnya. Setelah melalui proses seleksi, dibentuklah pengurus Merga Silima 2022 dengan Iglelasia Persangin-angin sebagai Ketua, Moses Ginting sebagai Wakil Ketua, Nadiya Melita br Meliala sebagai Sekretaris 1, Ulfa Bella Mebaisa br Bangun sebagai Sekretaris 2, Cindy Theresia br Kacaribu sebagai Bendahara 1, dan Eme Alatta br Sembiring sebagai Bendahara 2. Bertempat di Wisma Duta Wacana Kaliurang, pada tanggal 10-11 Desember 2022, Merga Silima mengadakan Malam Keakraban (Makrab) sekaligus pelantikan pengurus terpilih Mengundang seluruh mahasiswa anggota Merga Silima angkatan 2020, 2021, dan 2022, kegiatan yang berlangsung meriah dengan diiringi alunan musik tradisional dan tarian khas suku Karo ini menjadi momen penyambutan pengurus baru dan seluruh anggota Merga Silima Salah satu anggota mengungkapkan bahwa pengurus baru terpilih ini diharapkan mampu merancang
Proker UKKb Merga Silima UKDW untuk satu tahun ke depan dengan baik dan mampu merangkul seluruh anggota untuk mewujudkan mimpi bersama.
Kegiatan Makrab juga dihadiri oleh beberapa perwakilan organisasi kelompok suku Karo dari berbagai universitas yang ada di Yogyakarta diantaranya dari Ikatan Mahasiswa (IMKA) Arih Ersada Universitas Teknik Yogyakarta (UTY), IMKA Rudang Mayang Institut Pertanian Yogyakarta (INSTIPER), Jambur Purpur Sage Universitas
A t m a J a y a Y o g y a k a r t a ( U A J Y ) , d a n Singalorlau Yogyakarta Kehadiran tamu undangan pada Makrab ini menjadi penanda bahwa UKKB Merga Silima UKDW bersama organisasi suku Karo lainnya di Yogyakarta akan bersama-sama bergerak untuk mempererat persaudaraan antar anggota tanpa melihat dari universitas mana mereka berasal.
Hal lain yang juga ditekankan dalam kegiatan ini adalah bahwa suku Karo juga harus berperan aktif dalam menjaga persaudaraan dan kebersamaan dengan suku lain yang ada di Indonesia. Rangkaian acara Makrab diakhiri dengan kegiatan outbound yang diisi dengan beberapa permainan untuk menjalin kekompakan seluruh anggota Merga Silima [Theoharis]
Anxiety in Speaking: Possible Causes and How to Cope
Any spoken language focuses on
speaking (with mouth or even sign language) and listening. The same goes for the English language. One of the four main English skills that should be mastered is speaking skill. Speaking is a product where the speaker makes choices of structure, discourse, and the lexicon that will be spoken. The speaker needs to organize the words well so they can be understood by the listeners. Moreover, speaking is also a form of communication, it is where ideas are being communicated clearly It is certainly an important skill since Nunan (2000) states that speaking is one of the major keys of SLA (Second Language Acquisition) and FLA (Foreign Language Acquisition) learning.
However, a study found that most
English as Foreign Language (EFL) speakers have speaking anxiety. This fear ranked first above the other 3 skills (reading, writing, and listening). It means there is certain tension related to the second language context, and in this case is speaking (MacIntyre and Gardner, 1994). Given this major problem, teachers and learners should not worry Here, we will try to analyse possible causes and find some ways to overcome speaking anxiety. Through reviewing approximately 12 sources including 10 journal articles, it can be roughly concluded that there are four major areas that possibly caused speaking anxiety and 4 major areas on how to conquer speaking anxiety.
Starting with the causes, first, we have low English proficiency. Having a high level
of English proficiency means someone is skillful in pronunciation, masters English vocabulary (understands a lot of words and how to use them properly), and has good grammar and topics in multiple discourses. The second cause is the lack of task familiarity. If something is familiar, it means it is well-known, common, and often seen or heard. In learning process, this would mean t h e t a s k f o r m a t i s o f t e n s e e n a n d recognizable by the learners, or in other words, the tasks have consistent forms, so the learners won't take too much time to adapt. The third cause would be a lack of confidence. Confidence is when someone is sure of something, it means someone has strong beliefs, firm trust, and certainty of having no failures. Confidence plays a role in speaking. Even though someone has high proficiency and skill in all the theories and language input, it is likely that someone will fail to speak well since speaking is one of the two productive skills that demand the learners to have huge courage and confidence in delivering the messages to the listeners. Someone who perceives and labels their English as "not good enough" tends to be passive, shy, and quiet. This is related closely to the fourth cause: Fear. There are so many things English learners afraid of. It can be fear of making mistakes, fear of time limit when speaking, fear of saying wrong pronunciation, wrong choice of words, using wrong grammar, and fear of negative evaluation (being judged or laughed at).
Now that we know the possible causes, we're moving to how we reduce speaking anxiety. There are alternatives that can be used by students: the most used one is 5dimensional coping strategies. This set of strategies consists of preparation (e g
Undergraduate Conference: Linguistics and ELT
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) held a webinar entitled “Linguistics and ELT in the PostPandemic Era” on January 6, 2023 The webinar featured two distinguished speakers. They were Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, S Pd , M Hum from the English Language Education Department of UKDW and Prof. Dr. Hj. Suwarsih Madya, M A, Ph D from the English Language Education of Sarjanawiyata Tamansiswa University. The webinar was held online due to the pandemic Even though it was conducted online, the enthusiasm for joining the event could be seen from the participants from different regions in Indonesia as the number of participants reached more than 70 students from state as well as private universities in Indonesia.
In the undergraduate conference, a number of students from PBI UKDW got the chance to present the topics they had prepared in Applied Linguistics class In total, there were 22 parallel presentations delivered individually or in groups. Among them, 8 were presented by PBI UKDW students while the other 14 presentations were delivered by PBI students from Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Borneo Tarakan, Universitas M u h a m m a d i y a h B a n g k a B e l i t u n g , Universitas Harapan Bangsa, Universitas S
Yogyakarta, and IAIN Palangkaraya The topics were about issues related to linguistics and English Language Teaching (ELT). The participants were given 10 minutes to deliver their presentation and additional time for question and answer session.
This webinar was part of the Final Examination in Speaking for Academic Purposes and Applied Linguistics courses for PBI students batch 2021. As the students from the two classes were the one organizing the webinar, they can also learn about responsibility, discipline, and integrity as a student. Meanwhile, for the external parties, the webinar was expected to provide new insights and knowledge regarding various topics presented in plenary and parallel sessions. Moreover, the larger audience will be able to identify challenges and find solutions to ELT-related issues in the postpandemic era they are currently facing.
According to the organizing committee, the feedback from participants showed that they truly enjoyed the webinar and found the topics presented by the keynote speakers were very interesting. They were also looking forward to the next undergraduate conference held by PBI UKDW Besides gaining new knowledge, through this webinar students could also learn to think critically in facing various challenges in ELT.
[Lita Probowati]practice before we have a presentation in the future), relaxation (be calm down and take a deep breath since relaxing ourselves slows our heart rate, reduces our blood pressure, and relieves tension which can make us think positively better), positive thinking (our brains tend to remember unpleasant memories longer and better, so we have to train ourselves to think positively to balance the process our brains do), peer-seeking (reach out for friends who have similar problems and discuss on how to overcome the problems together because the realization that others have the same problem may serve as a source of emotional regulation by social comparison), and resignation (this is a passive strategy where the learners do nothing or worse: giving up and quit, so this strategy is not recommended since it doesn't have any pedagogical value) Teachers cannot force the students to learn if they're not ready because according to Thorndike's Law of Readiness, it will only create unpleasant learning experience Instead, teachers can help the learners by encourage, support, provide time and space to them. When they make mistakes, be there to correct them in a not-intimidating manner so they don't feel humiliated. Praise them when they have shown efforts to learn. Teachers can also make the learning environment fun by using a mobile application (try applications that offer speaking training such as ELSA SPEAK or Duolingo) to teach English.
Now that we have figured out the why and how in English speaking anxiety, we can understand and implement better strategies in reducing the anxiety. Speaking holds a role in our English skill, and if we don't speak, we will lose our identity. (CH)
in the Post-Pandemic
Era
Pusat Pelatihan Bahasa
Family Gathering PPB UKDW 2022
Sebagai wujud sukacita atas kelahiran
Tuhan Yesus Kristus, Pusat Pelatihan
Bahasa (PPB) Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) menyelenggarakan
perayaan Natal dalam kegiatan “Family
Gathering PPB UKDW” pada hari Sabtu, 17
Desember 2022 di Cengkir Heritage Resto & Coffee, Ngaglik Yogyakarta. Acara yang juga dihadiri oleh Dra. Mega Wati, M.Pd. selaku
Foto: Dok./PPB
Dekan Fakultas Kependidikan dan Humaniora (FKHUM), Anesti Budi Ermerawati, S.Pd., M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama dan staf FKHUM ini diikuti oleh 40 orang yang terdiri dari Kepala, staf, dosen tidak tetap, mahasiswa volunteer PPB dan keluarganya serta pensiunan staf PPB yaitu Kurnia Pinasti.
Dalam kesempatan ini, Pdt Fendi Susanto, S.Si. M.Si. membawakan firman sesuai dengan tema Natal yang ditetapkan oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), "Maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain" (Matius 2:12). “Ungkapan ini merupakan respons orang Majus terhadap perintah dan petunjuk yang Allah berikan kepada mereka dalam mimpi ‘Peringatan’ kerapkali digunakan untuk menunjukkan ucapan ilahi atau sebuah wahyu, seperti yang juga sering muncul dalam bagian lain di Injil Matius. Di mana perintah Ilahi ini diberikan melalui mimpi,” papar Pdt. Fendi Susanto. Selanjutnya Pdt. Fendi Susanto juga menjelaskan bahwa ketika Allah memberikan instruksi atau wahyu kepada orang Majus supaya tidak kembali kepada Herodes, ternyata direspons oleh mereka dengan pulang ke negerinya melalui jalan lain Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang Majus ini taat dan tunduk kepada perintah Allah Sekalipun mereka bukan orang Yahudi (umat Allah), namun mereka justru memperlihatkan sikap yang taat kepada setiap petunjuk, instruksi dan wahyu yang diberikan Tuhan kepada mereka. “Bagaimana dengan Bapak Ibu dan saudara-saudara keluarga besar PPB, apakah bisa pulang dengan jalan lain setelah acara ini?” pungkas Pdt. Fendi Susanto, S.Si. M Si setelah meminta semua hadirin berefleksi mengenai visi dan misi PPB serta relevansinya dengan tema Natal yang dibahas. Setelah ibadah selesai, acara family gathering dilanjutkan dengan melakukan banyak permainan seru yang telah disiapkan
oleh panitia Natal PPB yang selain terdiri dari Kepala dan staff PPB juga didukung penuh oleh tim dosen tidak tetap yang bertugas yaitu Agnes Yudita Larasati, S.S., M A , Anastasia Kiki Widiantari S Pd , M.Hum., Elisabeth Rosalia Widyanti, S.Pd., Fransiska Selvy Wulandari, M Pd , Maria Raras Rumanti, S S , M A , Theodora Septiani Hendio, S.Pd. Salah satu permainan seru yang membuat suasana semakin meriah dan para peserta semakin akrab serta kompak yaitu Human Christmas Tree Dalam permainan ini, peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari lima orang kemudian salah satu peserta dipilih menjadi pohan Natal untuk dihias sebaik mungkin dengan aksesoris yang sudah disiapkan oleh panitia untuk membuat pohon Natal yang paling unik dan menarik.
Kegiatan family gathering ini adalah acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga besar PPB UKDW untuk dapat berkumpul lagi secara langsung dan memupuk jiwa kekeluargaan dan kebersamaan yang sudah terjalin meskipun sempat terhalang oleh pandemi. Dosen-dosen tidak tetap PPB merupakan pengajar/guru/dosen di institusi lain yang memiliki latar belakang budaya serta agama berbeda tapi semuanya bersatu dan bersinergi di PPB UKDW untuk terus meningkatkan kualitas layanan serta program-program PPB UKDW baik bagi sivitas akademika maupun masyarakat luas. (ar)
Kisah Istilah ‘Pelakor’: Lahir Dari Resah, Tumbuh Makin Terasah
Seperti halnya tidak ada manusia yang
lahir dari batu, demikian pula tidak ada istilah yang asal-usulnya buntu Sebuah istilah bisa lahir dan berkembang mengikuti kebutuhan manusia dalam menarasikan sesuatu. Ketika ada kekosongan yang berujung pada kerancuan untuk menyebutkan sebuah hal, manusia bisa menjadi sangat kreatif dalam melahirkan istilah yang kadang-kadang, di luar dugaan, menjadi sangat fenomenal.
Pada tahun 2017, warganet dihebohkan oleh video pertikaian antara seorang anak dan seorang perempuan yang, konon katanya, menjalin hubungan khusus dengan sang ayah Kebetulan, sang ayah adalah pengusaha yang sukses dan perempuan tersebut merupakan publik figur yang cukup terkenal di dunia hiburan tanah air. Itulah mengapa video tersebut menjadi buah bibir dan viral di kalangan netizen atau warganet. Bukan hanya viral, video tersebut juga memantik reaksi warganet untuk berkomentar cukup pedas. Komentar-komentar warganet tersebut melahirkan satu istilah baru yang masih populer hingga saat ini: pelakor, perebut laki orang.
Lahir Melejit dan Makin Legit
Data Google Trend menunjukkan bahwa pada momen yang bersamaan dengan viralnya video tersebut, yaitu pada akhir Maret 2017, warganet mulai sibuk mencari dan juga menggunakan istilah pelakor di media sosial. Jika diibaratkan dengan proses perkembangan manusia, bisa jadi momentum tersebut adalah saat-saat kelahiran istilah pelakor. Siapa yang melahirkan? Well, karena tidak ada data atau informasi yang valid mengenai pemilik hak cipta istilah pelakor, jadi mari kita asumsikan bahwa istilah pelakor memang lahir dari riuh rendah keributan warganet secara natural dan organik.
Bayi yang bernama pelakor tersebut tumbuh secara perlahan di tahun 2017, hingga akhirnya mengalami growth spurt dan lonjakan popularitas pada Februari 2018. Sama seperti kelahirannya, lonjakan popularitasnya juga diinduksi dan dipicu oleh video yang viral. Kali ini, seorang istri dengan bar-barnya menyawer seorang perempuan yang diduga berselingkuh dengan suaminya Sang istri menghujani perempuan tersebut dengan lembaran uang yang jumlahnya tidak sedikit sambil bersumpah serapah, sedangkan sang suami
dan juga perempuan tersebut hanya bisa tertunduk lesu Aksi yang tidak biasa ini tentu mendulang banyak perhatian dari warganet dan tentu saja, istilah pelakor mengudara di tengah tajamnya komentarkomentar warganet. Tidak hanya pada video tersebut, tetapi juga pada konten-konten media sosial dan berita-berita lain yang mengungkap kasus perselingkuhan.
Sejak saat itu, istilah pelakor tumbuh pesat ketenarannya hingga para pendahulunya kehilangan panggung Istilah orang ketiga, selingkuhan, simpanan, dan juga WIL (wanita idaman lain) mulai redup dan tidak lagi terdengar gaungnya Saat istilah pelakor sedang cerah-cerahnya bersinar di tahun 2018, banyak pihak berasumsi bahwa popularitas istilah pelakor melejit semata-mata hanya karena unsur kebaruan saja Warganet mudah tertarik dengan istilah yang baru dan nantinya akan mudah lupa juga. Ivan Lanin, seorang Wikipediawan yang juga pemerhati Bahasa Indonesia, pernah berujar bahwa mungkin saja, dalam dua tahun istilah pelakor sudah tidak lagi digunakan.
Saat ini, hampir lima tahun berselang sejak pernyataan tersebut dikeluarkan, nyatanya istilah pelakor masih tetap menggigit dan legit. Bahkan, istilah pelakor sampai saat ini sudah berkontribusi memberikan corak tersendiri pada industri hiburan secara luas, naik kelas dari media sosial. Talkshow dengan istri korban pelakor sebagai bintang tamu, ratingnya melejit di layar kaca. Film dan serial televisi Indonesia sepanjang tahun 2022 pun masih didominasi oleh topik perselingkuhan, baik di layar lebar, layar kaca, maupun layanan streaming aplikasi berbayar Kisah-kisah nyata soal perselingkuhan pun banyak diulas secara mendalam dan diproduksi secara serius oleh kanal-kanal YouTube. Berangkat dari istilah yang sekadar dianggap lebih segar, istilah pelakor saat ini sudah makin mendewasa dan bahkan bisa menjadi ‘kendaraan’ para pelaku dan produser dunia hiburan untuk meraih perhatian konsumen yang juga merupakan warganet.
Buah dari Resah dan Marah yang
Diasah Selain menenggelamkan istilah-istilah yang lalu, terbukti bahwa istilah pelakor sudah mampu bertahan lebih lama. Istilah pelakor seperti memiliki cita rasa khusus dan daya tarik tersendiri dalam memenuhi
kebutuhan warganet dan masyarakat secara luas dalam menyampaikan makna. Bisa jadi, istilah pelakor bukan saja menang dalam hal kebaruan, tetapi juga memiliki kekuatan lain yang sampai saat ini belum tergantikan.
Pada era-era sebelumnya hingga awal dekade 2000-an, terdapat beberapa istilah yang memiliki makna dan fungsi yang kurang lebih sama dengan istilah pelakor. Istilah-istilah tersebut juga marak digunakan pada media cetak maupun elektronik untuk menggambarkan sosok orang ketiga. Istilah selingkuhan, misalnya, diartikan oleh KBBI sebagai “orang yang diajak selingkuh”. Selain itu, ada juga singkatan WIL, yang berarti “wanita idaman lain” dan juga istilah simpanan yang bisa diartikan sebagai “sesuatu (atau seseorang) yang disimpan”.
Jika kita bandingkan dengan istilah pelakor, istilah selingkuhan, simpanan, dan WIL seketika ‘kalah’ tajam. Ketika istilah selingkuhan didefinisikan sebagai “ orang yang diajak selingkuh”, maka ada sisi pasif orang ketiga yang muncul dari narasi tersebut Kata kerja pasif “diajak” menunjukkan bahwa selingkuhan bukanlah orang yang secara aktif menginisiasi terjadinya kegiatan perselingkuhan Menurut KBBI, orang yang berselingkuh bukan disebut sebagai selingkuhan, tetapi peselingkuh. Hal ini menjadi menarik karena nyatanya istilah selingkuhan lebih sering digunakan untuk menggambarkan orang ketiga di luar hubungan yang sah. Sehingga, secara tidak langsung, bisa jadi pada saat itu orang yang ada di dalam hubungan tersebutlah yang menginisiasi kegiatan perselingkuhan.
Hal yang sama tercermin juga dari istilah simpanan Seolah-olah, orang ketiga t e r s e b u t m e r u p a k a n s e s u a t u y a n g “disimpan” atau “disembunyikan” oleh peselingkuh yang secara aktif “menyimpan” dan “menyembunyikan”. Sementara, istilah pelakor yang merupakan akronim dari “perebut” laki orang menunjukkan bahwa orang ketiga-nya lah yang aktif melakukan aktivitas “merebut”. Posisi orang ketiga pada istilah pelakor bisa dikatakan menjadi kurang lebih sama dengan peselingkuh. Ada inisiatif dan sisi aktif yang coba diungkapkan melalui istilah pelakor, yang pada akhirnya menitikberatkan kesalahan pada pihak orang ketiga.
Singkatan WIL, membawa fitur semantik atau elemen makna yang lebih spesifik dibandingkan dengan selingkuhan
dan simpanan. Istilah wanita idaman lain secara nyata menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan untuk memasukkan unsur gender dalam pemberian julukan untuk orang ketiga. Hal ini berlaku sama untuk istilah pria idaman lain (PIL) dan juga pebinor (perebut bini orang) yang sayangnya masih kalah populer dengan WIL dan juga pelakor. Istilah pria idaman lain dan pebinor seolah muncul semata-mata hanya sebagai oposisi biner dari istilah wanita idaman lain dan pelakor.
Terlepas dari penambahan unsur gender, ada hal lain yang akhirnya menjadi senjata makan tuan yang tidak berpihak pada pihak perempuan yang ada dalam hubungan sah tersebut, yaitu penggunaan kata “idaman” Orang ketiga pada istilah wanita idaman lain digambarkan sebagai sosok lain yang “diidamkan” oleh laki-laki yang telah berada pada hubungan yang sah. Penggunaan kata “idaman” sesungguhnya justru membuat posisi orang ketiga menjadi sosok yang, bisa jadi, “lebih menarik” dan malah menunjukkan gambaran yang positif sebagai sosok yang “diidamkan”. Sedangkan pada istilah pelakor, predikat “perebut” selain menunjukkan keaktifan juga menunjukkan aktivitas “merebut” yang kesannya “memaksa” dan tentu saja, negatif. Dari perbandingan makna istilah-istilah tersebut, ada setidaknya dua fitur makna yang belum terpenuhi dari istilah-istilah terdahulu, yaitu keaktifan dan citra negatif. Ketiadaan kedua fitur makna tersebutlah yang akhirnya memantik warganet yang resah dan marah menyaksikan perselingkuhan untuk melahirkan istilah baru yang lebih tajam dan terasah. Istilah-istilah terdahulu yang menempatkan orang ketiga sebagai pihak yang pasif dan masih memiliki citra yang positif pada akhirnya tidak memenuhi salah satu fungsi dari pemberian julukan, yaitu sanksi sosial. Ketika fungsi pemberian sanksi sosial tidak terpenuhi, maka keresahan tersebut muncul dan meluap dalam bentuk komentar-komentar bernada amarah, yang akhirnya terwadahi dalam istilah pelakor. Istilah pelakor, pada akhirnya menjawab keresahan atas ketiadaan sanksi sosial dan menjadi sebuah penggambaran yang lebih tajam untuk orang ketiga. Kira-kira, adakah istilah lain yang akan lahir setelah pelakor? [Nadia Puri]
Pemenang NEWC 2022
st nd
th rd
1 2 4 3 5th
Juara 1 - Education, the Gateway for the 2045 Golden Indonesia
The year 2045 will be a historic
momentum for Indonesia. In this year Indonesia will commemorate its 100 years of independence Supported by the demographic bonus with 70% of the people will be of productive ages, Indonesia comes up with a great idea of the Vision 2045 which is also known as the 2045 Golden Indonesia. With the four key pillars of development Indonesia aspires to become a sovereign, progressive, just, and prosperous developed country. Yet, there are a number of challenges to deal with in realizing the vision So, Indonesia needs to prepare its young generation to become excellent human capitals for the 2045 Golden Indonesia. Undeniably, education plays central roles in building excellent human resources This essay will address some challenges facing Indonesia to meet the Vision 2045 and how education plays very important roles in preparing students as the young generation to deal with the challenges towards 2045 Golden Indonesia.
The first challenge is concerned with the VUCA situation. The term VUCA is used to describe a situation which tends to keep changing and is full of uncertainty and ambiguity so that it is hard to control or to predict. This situation happens as the result of rapid digital transformation or technology in almost all aspects of human life. Experts say that this unfavorable condition will keep happening in the future along with the advance of technology Dealing with such condition, Indonesian young people need to be equipped with a number of skills, both hard and soft skills that enable them to adapt to the changes, explore new things, take advantages from them and change them into an opportunity that enable them to survive
Seeing this condition, obviously, Indonesian education should teach the students not only knowledge but also relevant skills required to live in their future age. The 21st century skills, Communication, Collaboration, Critical Thinking, and Creativity are definitely to be practiced in all levels of education. Students should be practiced how to communicate their ideas appropriately and effectively, they should also be made aware that in this age it is almost impossible to reach the goal without other people’s help. They need to practice working in team and thus they will learn to appreciate other people. Students should also be encouraged to express their ideas and thoughts about current issues from different perspectives to develop their thinking skills. Apart from that, students are supposed to be provided with a wide room to explore their potentials to create new things either in the forms of products, performances, and even in solving problems.
Meanwhile, to catch up with the advance of technology, schools should be creative and innovative in carrying out the teaching and learning process. Using relevant technology in learning activities and school management is a must. However, the ability to use internet or technological device is not enough Schools should also teach their students digital literacy in order that they can utilize the advance of technology properly and wisely. This way, students, as the future agent of the golden age 2045 will at least be able to mitigate the unfavorable impacts of the VUCA environment while they will more easily adapt with digital or technological innovations in various aspects of life.
The next challenge is concerned with the education equity. Indonesia’s population is spread from Sabang to Merauke. Data from
the Ministry of Education, Culture, Research and Technology shows that in 2021, only 30% of high school graduates that continued to pursue higher education. Additionally, it is stated that in 2021, 2.9 million Indonesians were still illiterate and the most were found in Papua Achieving Golden Indonesia 2045 definitely cannot be done by only certain groups in certain regions All members of the society, especially young generation need to participate actively in the national development according to their capacities and abilities Accordingly, education should be able to touch all levels of the society up to remote areas in Indonesia. Building schools evenly is an effort that the government can do. Yet, the schools must also be completed with the internet and proper computer facilities. Moreover, the availability of competent and dedicated teachers supported by providing adequate incentives and appreciation should be considered. This way, it is expected that Indonesian students will get equal opportunities to learn and develop themselves so that in the future they can be a part of productive Indonesian golden generation.
Another challenge that must not be ignored in preparing for the golden generation is the threat of disintegration of the nation.
Indonesia is a multicultural country consisting of diverse ethnicity, religion, race, with diverse customs and cultures When a nation has disintegrated, absolutely it will not be able to develop its country. How can a nation build its country and maintain its existence if they are living in conflicts within it? Character education, is utterly important to face the challenge Education can shape students’ character to be young generation who are open-minded, can accept pluralism of their nation and view it as an asset of the nation. This
will result in their awareness to develop the nation together and eventually, Indonesian young generation can be an excellent human capitals that can play their active roles in the Golden Indonesia 2045.
In conclusion, preparing young generation for the 2045 Golden Indonesia, Indonesia will deal with a number of challenges: the VUCA condition, education i n e q u i t y , a n d t h e t h r e a t o f n a t i o n disintegration Education provides ideal solutions to deal with the challenges Relevant innovations in teaching and school management, evenly building of schools, facilities, and competent teachers in all regions in Indonesia, as well as character building are believed to be able to shape Indonesian young generation to be excellent human resources. Thus, education becomes the gateway that will lead them to welcome and go through the 2045 Golden Indonesia.
National Essay Writing Contest
Juara 2 - Welcoming Golden Indonesia 2045: What Should the Students Do?
The government of Indonesia aims to
achieve the "Golden Indonesia 2045", that is to achieve prosperity, excellence, and progress in various fields, especially technology, by 2045. This ideal is supported by the demographic bonus, the condition when people of productive age between 15 until 64, outnumbers those of non-productive age between zero until 15 or more than 64. To take advantage of this democracy bonus, the government has been encouraging all the ministries to prepare for the "Golden Indonesia 2045" Besides infrastructure, various programs in education, health, transportation, and other sectors of economy including vocational and technological skills training are developed to prepare Indonesia’s human resources for this golden age Unfortunately, there are still a lot of issues to be overcome such as Indonesia's education quality which is still behind other countries, rampant corruption, as well as poor etiquette of Indonesia's netizens This essay will address some challenging issues that should be faced in welcoming the "Golden Indonesia 2045" and what Indonesian students should do to be able to contribute to the achievement.
First, with regards to education, it is known that Indonesia's education is still below other countries. According to the U.S. News & World Report, Indonesia's education system is ranked 55 out of 73 countries. This quality is in line with the study conducted by the Microsoft which pointed out that Indonesian netizens were the least polite in Southeast Asia. When the result of the study was released, many Indonesia netizens
simultaneously attacked Microsoft's social media. What's the relationship between the education system and the netizens etiquette quality? The response to the study is an example showing that education is not only related to academics achievement, but also to character The great generation is the generation that has good attitude beside academic achievement. The great generation should also not be easily provoked, and always seek the truth of information from an issue. The role of teachers is very big in coaching a great generation A teacher should be competent in teaching the students to have qualified character Meanwhile, we as students can start changing the way we learn from simple things such as by studying or reviewing the lesson for 15 minutes before going to bed and 15 minutes before going to school Always looking for accurate information and not easily being provoked by the issues spread through the internet, especially sensitive issues. In addition, speak politely, even on the social media, because one’s digital track record can be seen easily in the future and it might harm him or her.
Next, responding to the corruption issue, we often receive information that corruption happens in government institutions, even in education institutions. As Quoted from dataindonesia id, Indonesia Corruption Watch (ICW) said that the disadvantages resulting from corruption cases reached Rp 62.93 trillion. Up to now there are still many Indonesian people who live in poverty and find it difficult to access proper food, education, health, let alone technology.
Limited infrastructure also hinder the development of economy of the remote regions. Imagine if the large amount of money is used optimally for the development of the remote areas, education, infrastructure, or any other important aspects that can improve the quality of Indonesian people's lives. Then what can we do as students to deal with such condition? There are some simple solutions –first, don't corrupt the time, use the available time to the fullest to accomplish what we should do. Second, be honest, get into the habit of returning other people's belongings, or handing over the valuables we happen to find to security, and learn to be responsible for what we do. Doing such things consistently can lead to building honesty and responsibility in us as the future leaders.
Another issue is concerned with religious fanaticism As quoted from suarasurabaya net, the "Pew Research Center" in its survey "The Global God Divide" states that Indonesia is at the top level as the most religious country However, unfortunately, there are still conflicts between religious communities. This phenomenon can be obviously seen on social media. How people say some bad things about other people’s faith, or make use of religions’ symbols to provoke the people for their own interest. As students, we must do understand the background, intention, and purpose of the teaching of our holy books We should ponder what God means in the verses, and not read them literally or only memorize them because it might lead to misinterpretation or misunderstanding. It is believed that people who are truly religious are
those who are able to practice the values of life, love and kindness to others, caring for others, and willing serve one another.
Finally, it can be concluded that to prepare for the "Golden Indonesia 2045", Indonesian students should complete themselves with education and vocational as well as technological skills, strong character, and religiosity These will make Indonesian students today a great generation So let's improve ourselves by getting used to doing positive things to welcome the "Golden Indonesia 2045". If we do not start it ourselves, who will?
Juara 3 - Education Rejuvenation as a Response towards Welcoming Golden Indonesia 2045
understood that there are so many obstacles holding back in accommodating Golden Indonesia. These obstacles are scattered over various sectors, such as economy, technology, agriculture, environment, politics, and many more. The presence of these obstacles are primarily caused by the absence of ingenious and up-to-date ideas as well as integrity of the people involved. In other words, Indonesia is in a state of emergency due to the lack of qualified human resources. Thus, it can be concluded that poor quality and outdated education has become the root of most of the obstacles holding us back. In fact, according to a data published by World Population Review, Indonesian education is ranked 54 out of 78 countries in 2021 Therefore, to welcome Golden Indonesia in 2045 we have to urgently and significantly rejuvenize education in Indonesia.
making them an inseparable part of their lives. There is no further explanation required on why moral and integrity education can be considered a failure in Indonesia Furthermore, because of textbook materials, students’ potentially creative and innovative minds become untouched and unsharpened.
As Indonesia gained independence on
August 17, 1945, Soekarno, our founding father, had high expectations regarding the fate of this country As a forward-thinking individual, he had thought of a vision for Indonesia in 100 years, famously known as Golden Indonesia He targeted that in 2045, Indonesia will become a developed country, equivalent to superpower countries. However, such a vision would be preposterous without contribution from Indonesian citizens, specifically those who are going to be in their productive age (15-64 years old) during 2045.
The matter of contention is, how can we guarantee the quality of contribution and contribution itself from Indonesian citizens during the specific year? Firstly, it should be
In advance, the proper definition of education must be understood. According to Aristotle, education can be defined as the process of training an individual to fulfill their aim by exercising all the faculties to the fullest extent as a member of society. Education is often misunderstood as only the process of training intellectual intelligence, through subjects like math, chemistry, or physics Whereas, education also includes training humans to become more humane, by sharpening their conscience.
Although there are several reasons why Indonesian education can be categorized as poor, for starters, it is important to focus on the flaws of the system and curriculum
The Indonesian curriculum emphasizes immensely on theoretical information, rather than practical daily life applications For instance, the so-called “innovation” in building students' morals and integrity turns out to be merely textbook material. Students are expected to memorize definitions of morals and integrity, instead of actually
R a t h e r t h a n m e m o r i z a t i o n , t h e curriculum should apply beyond textbook studies to show students that materials thought to them are applicable and can be taken advantage of for daily life. For instance, in building moral and integrity, students should be pushed to join social activities, such as neighborhood cleaning and social services. In fact, this should be included as a requirement for students to graduate. By doing their part for the community, moral and integrity will naturally grow and root inside their hearts. It unquestionably becomes an inseparable part of every sector of their lives. In addition, this should also be applied to other subjects. The method of teaching can involve asking students to solve problems in order to squeeze creativity and innovation from their mind, as well as sharpen problem solving skills.
Secondly, the Indonesian educational system itself experiences the lack of teachers, specifically qualified teachers. Yes, indeed it is ironic that the lack of qualified teachers is caused by the education system itself. In fact, it can be visualized as a vicious cycle. Substantial number of teachers are unwilling to learn and grow. For instance, a lot seem unresponsive and uninterested in learning, preparing, and adapting to the new and improved Merdeka curriculum. Whereas, the Merdeka curriculum requires the contribution of teachers in creating their own curriculum, more suitable and applicable to the students they are teaching. Some are still captured in traditional teaching methods that emphasize on the lowest level of thinking, memorization.
There are two main reasons for the lack of qualified teachers. To begin with, teachers’ salaries in Indonesia are categorized as low. It is known for not being equivalent to the blood, sweat, and tears involved in the occupation. Furthermore, teachers are not categorized as a prestigious or respectable occupation, despite the fact that it has the capability to positively change the course of a student’s life Understanding this, the government should take part in guaranteeing the future life of teachers. This can be done by giving them child support, insurance, routine health checks, and pension funds. As the government intensifies their focus towards this meritorious occupation, a rise in teachers' quality of teaching as well as potential teachers will undoubtedly occur.
Thirdly, the Indonesian government does not provide suitable textbooks as a media of receiving information. Textbooks are generally filled with unnecessary texts and information The layouts are unsupportive, making the brain unresponsive in receiving new information. In addition, there is some misinformation that could mislead students Therefore, the government should rejuvenize their textbooks by fixing misinformation, trimming unnecessary texts,and uncluttering layouts. This way, schools and students are elective to spend unnecessary funds to buy other reference books.
In conclusion, Golden Indonesia 2045 can only be achieved through education. As Nelson Mandela said, “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.” With proper education, we can prepare the upcoming generations to become qualified human resources that build and prepare Indonesia to welcome Golden Indonesia in 2045.
Pandemi Covid -19 memang belum
sepenuhnya berlalu, namun dunia yang sudah mulai pulih, membuat kita menyadari bahwa kita hidup dalam dunia yang penuh risiko Salah satu risiko yang dihadapi saat pandemi Covid-19 adalah risiko keuangan, dimana kondisi keuangan berpotensi menjadi tidak sehat dan bahkan arus kas keuangan menjadi defisit.
Pengalaman saat masa pandemi tersebut membuat kita semua menyadari bahwa pentingnya pengelolaan keuangan baik pribadi, maupun bagi mereka yang sudah memiliki keluarga Pengelolaan keuangan yang baik akan mampu menghadapi situasi ekonomi yang memburuk di masa yang akan datang Dalam melakukan pengelolaan keuangan seringkali kita selalu berfokus
kepada seberapa banyak penghasilan yang
kita miliki, dan bukan kepada bagaimana cara
kita mengelola pengeluaran penghasilan itu untuk membiayai berbagai kebutuhan kita.
Penghasilan berapapun tidak akan cukup
apabila yang kita pikirkan hanya tentang
bagaimana kita memenuhi gaya hidup. Oleh
karena itu, semua penghasilan yang sudah kita dapatkan harus dapat kita kelola dengan baik, sehingga kita perlu melakukan perencanaan keuangan Perencanaan keuangan merupakan cara mengelola penghasilan dan pengeluaran sehingga tujuan-tujuan keuangan dapat tercapai. Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengelola
Bijak Mengelola Keuangan
penghasilan dan pengeluaran kita dengan baik? Berikut beberapa caranya:
1. Membuat anggaran setiap bulan Membuat anggaran setiap bulan, meski terlihat sepele tetapi sangat besar manfaatnya Tujuan penyusunan anggaran adalah agar pengeluaran kita dapat terkendali Dalam membuat anggaran kita dapat membagi penghasilan kita menjadi 3 bagian, yaitu 40% digunakan untuk Pengeluaran rutin dan keluarga (Living), 30% digunakan untuk cicilan dan hutang, 10% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk pengeluaran pribadi.
2. Menyiapkan kebutuhan Masa Depan Sebagian besar orang memiliki kebutuhan di masa depan, dimana kebutuhan masa depan merupakan “mimpi” yang menjadi tujuan keuangannya Kebutuhan masa depan tersebut misalnya menyekolahkan anak ke luar negeri, pensiun yang nyaman, memiliki bisnis dan sebagainya Untuk mencapai mimpi atau tujuan keuangan tersebut, kita bisa melakukan dengan cara menggunakan metode “SMART”. Langkahlangkah yang digunakan dalam metode “SMART” adalah sebagai berikut: Specific, tentukan tujuan pengumpulan dana secara jelas. Measurable (terukur), tentukan berapa kebutuhan dana yang diperlukan. Achievable (dapat dicapai), menentukan skala prioritas
Resensi Buku
untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai. Realistic, membuat tujuan keuangan sesuai kemampuan, jangan sampai kita membuat terlalu muluk sehingga sulit di capai dan membuat kita stress. Timely (jangka waktu), menentukan dengan jelas kapan tujuan keuangan tersebut akan dicapai.
3. Mengantisipasi Risiko Risiko di dalam kehidupan kita seringkali tidak bisa dihindari, untuk itu dalam merencanakan keuangan diperlukan alokasi kebutuhan proteksi untuk mengatasi risikorisiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita Beberapa risiko yang dapat terjadi didalam kehidupan kita antara lain risiko kehilangan penghasilan karena terkena PHK, risiko harus menanggung biaya kesehatan yang besar ketika sakit, risiko biaya perbaikan yang cukup signifikan karena kecelakaan /bencana, dsb. Untuk mengantisipasi risikorisiko tersebut ada beberapa alokasi dana yang perlu kita persiapkan, yaitu Dana Darurat, dalam menghadapi risiko yang tiba-tiba terjadi kita perlu membangun dana darurat. Minimal dana darurat yang dibutuhkan adalah 3 kali pengeluaran bulanan. Asuransi, untuk melindungi kita dari berbagai resiko di kemudian hari kita perlu memiliki asuransi. Asuransi yang bisa dimiliki misalnya, Asuransi Jiwa, Asuransi kesehatan (minimal BPJS Kesehatan), Asuransi Kendaraan bermotor maupun asuransi properti.
Ras, Kuasa, dan Kolonisasi
Colonial Wars of 19th Century Southeast Asia”. Namun buku ini bukanlah terjemahan darinya.
Yang membedakannya adalah naskah terjemahan dalam bahasa Indonesia ini melulu hanya memuat tulisan kedua editor di atas dan membatasi lingkup pembahasannya hanya untuk yang berlangsung di HindiaBelanda saja Tidak menyertakan pembahasan tentang Filipina, Melayu, dan juga hal-hal dari penulis lain yang ada di dalam edisi berbahasa Inggris Padahal esai-esai yang lain itu juga bagus dan bermanfaat untuk perbandingan mengenai jalannya kolonisasi di kawasan Asia Tenggara. Ada satu esai, yang disertakan dalam kumpulan esai ini, membahas tentang Raffles di Singapura. Tapi, pembahasan yang menyinggung Singapura itu lebih berpokok pada Raffles, yang dalam esai ini diulas figurnya sebagai tokoh manusia sesungguhnya dan tokoh mitos.
Jadi, buku ini tidak bisa disebut sebagai buku terjemahan dari buku berbahasa Inggris sebelumnya, sebab lebih cocok disebut sebagai “penerbitan ulang” kumpulan esai para editor itu. Sehingga bisa dimaklumi bila dalam kolofonnya juga tidak mencantumkan “original title” dari buku ini.
mendapatkan mitra dagang dari penguasa lokal Yaitu dengan menikahi penduduk pribumi. Lahirlah suatu generasi anak-anak blasteran, mestizo, sebagaimana dijalankan oleh Inggris di Bengala, Spanyol di Filipina, dan orang Indo-Belanda di Jawa. Abad ke-19 dapat dikatakan sebagai Abad Pembaratan, sebab di sepanjang abad itu hampir semua negara di Asia Tenggara telah jatuh ke tangan orang-orang Eropa. Bukan hanya secara politis dan militer, namun juga secara kultural Pembaratan juga terjadi pada gaya hidup masyarakat lokal.
Eropa diuntungkan dari ekspansi perdagangan dan militernya ke Asia Tenggara, sementara negara-negara lokal di Asia Tenggara nyaris tidak bisa melakukan pembalasan setimpal Pengetahuan orang Eropa makin maju dan nyaris menguasai pengetahuan mengenai Timur sehingga studistudi tentang masyarakat Timur yang eksotik itu pun lahir Masyarakat Asia Tenggara kemudian dipetakan dan diidentifikasi Kemudian lahirlah definisi yang ketat, perbedaan yang jelas antara orang Eropa dan orang lokal (bukan Eropa, liyan) berdasarkan ras dan darah.
Uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya akan sulit apabila tidak ada uang. Nah, untuk itu kelola dengan bijak keuangan kita agar hidup kita hidup tenang dan sejahtera. “live the life you can afford, not the life you wish you can afford”(Kristin Wong)
Buku baru ini merupakan kumpulan 6 buah esai mengenai konstruksi identitas pada masa kolonialisasi Belanda, tepatnya pada awal abad ke-19, yakni ketika Daendels mewakili pemerintah Prancis yang menundukkan Belanda menguasai Jawa (1808 hingga akhir Perang Jawa atau Perang Diponegoro 1830). Setelah keenam esai itu, ada esai penutup yang bagus karena merangkum semua pembahasan sebelumnya.
Dihias dengan banyak foto yang informatif, judul buku yang provokatif ini pun sesuai dengan harapan untuk memahami mengapa kebijakan rasial diambil di masa kolonial.
Buku ini memiliki kemiripan dengan buku suntingan mereka berdua sebelumnya yang berjudul “Racial Difference and the
Kembali ke pokok soal: mengapa kebijakan rasial perlu diterapkan? Hal ini dijelaskan pada esai pertama, yang mereka tulis berdua. Ini berhubungan dengan riwayat Asia Tenggara yang menjadi arena perdagangan dan sekaligus kontestasi antar negara di kawasan itu.
Kedatangan orang-orang Eropa (Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda) ke kawasan Asia Tenggara membuat peta persaingan di Asia Tenggara menjadi kompleks. Bukan hanya karena antar negara Eropa itu sendiri sudah bersaing, tapi juga karena mereka memasuki kawasan yang sudah dinamis oleh persaingan Lalu, bagaimana agar orang-orang Eropa itu bisa memenangkan kontestasi? Ada strategi menarik yang dijalankan, agar orang Eropa
Proses pembedaan rasial ini terus berlangsung di kawasan Asia Tenggara, lalu terlembagakan dalam berbagai area: ekonomi, politik, pendidikan, dan sosial. Di abad ke-19 inilah kita mengenal dualisme ekonomi, hukum, dan juga pendidikan (pendidikan dipisah antara untuk orang Belanda totok, Belanda blasteran, dan pribumi) Snouck Hurgronje pernah memberi nasihat kepada pemerintah kolonial Hindia-Belanda untuk tidak menjalankan kebijakan Asimilatie, yakni k e b i j a k a n y a n g m e n y a m a k a n s e m u a p e n d u d u k d a l a m k o l o n i n y a d e n g a n pendidikan dan hukum yang sama. Lebih baik dipisah antara yang bisa diurus secara adat, dengan yang bisa diurus oleh pemerintah kolonial Dengan demikian pemerintah kolonial tidak menyinggung harga diri penguasa lokal Adat lokal dapat terus
Alumni :
Nama: Ririn Safitri, SE, MM, CPF
Fakultas : Bisnis
Program Studi : Manajemen
Wisuda : 2006
dijalankan dan pemerintah mendapatkan dukungan dari penguasa lokal.
Jadi, kebijakan rasial ini memang tujuannya adalah untuk memudahkan pengelolaan. Alasan utamanya adalah demi kemudahan pengendalian oleh negara kolonialis terhadap masyarakat yang amat beragam adat, etnisitas, kepercayaan, dan bahasa.
Bukankah cara itu juga akan memudahkan untuk mengenali kawan atau lawan? Tidak heran bila beberapa dekade kemudian, jelang memasuki abad ke-20, tanah seluas Nusantara ini bisa ditundukkan oleh negara sekecil Belanda.
Ini baru sepotong esai dari keseluruhan isi buku ini, tentang bagaimana ras itu bekerja dalam menguasai pengetahuan maupun politik dan teritori. Suatu refleksi yang bagus bagi kita yang sering melupakan pengetahuan lokal dan hanya mengadopsi begitu saja pengetahuan dari tempat lain***
Identitas Buku:
Judul Buku: Ras, Kuasa, dan
Kekerasan Kolonial di Hindia
Belanda 1808-1830
Penulis: Peter Carey & Farish
A.Nooro
Penerbit: Kepustakaan Populer
Gramedia, Jakarta
TahunTerbit: 2002
Tebal: 300 halaman
Resensi buku oleh: Mahatmanto (Dosen)
Campus Ministry
Natal Karyawan UKDW :
‘New Leader, New Vision’ (Pemimpin Baru, Visi Baru)
Di pungkasan tahun 2022, keluarga besar
karyawan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menghadiri acara Refleksi Akhir Tahun dan Perayaan Natal secara sederhana di Gedung Auditorium Koinonia pada hari Jumat, 16 Desember 2022 yang lalu. Perayaan Natal kali ini merupakan perayaan pertama setelah PPKM dilonggarkan oleh Pemerintah sehingga acara bisa diadakan secara on-site Apabila ada yang was-was dengan penyelenggaraan acara ini secara tatap muka itu sah adanya, karena memang saat ini keluarga besar UKDW sedang beradaptasi dengan kebiasaan baru dan perlahan-lahan mulai belajar hidup berdampingan dengan virus COVID itu sendiri.
Perayaan Natal UKDW 2022 dikemas dalam suasana ‘praise & worship’ yang dimeriahkan dengan paduan suara kecil, grup vokal, penyanyi duet, penyanyi solo, tim pemusik dari para mahasiswa dari Fakultas Teologi dan tim penari yang juga terdiri dari sukarelawan para mahasiswa. Sebagai Pembawa Firman (PF) adalah Wakil Rektor 4 UKDW Yogyakarta, Pdt. Handi Hadiwitanto, Ph.D. Tema Natal UKDW kali ini adalah ‘New Leader, New Vision’ (Pemimpin Baru, Visi Baru). Tema ini sengaja diangkat untuk memberi aksen pada cakrawala tahun-tahun mendatang yang memiliki benang merah yang sama yaitu pemilihan Rektor UKDW
yang baru, masa kampanye partai-partai politik di Indonesia di tahun 2023 dan gegap gempita menjelang pemilihan Presiden RI baru yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo di tahun 2024 nanti.
Dalam sambutannya, Ketua Panitia Natal, Haleluya Timbo Hutabarat, menyampaikan tentang rangkaian acara Natal UKDW di akhir tahun 2022 ini. Diawali dengan kunjungan dan silaturahmi kepada sejumlah pensiunan karyawan UKDW yang sebelumnya pernah mengabdikan hidupnya bagi kemajuan UDKW. Kunjungan ini dilakukan di akhir bulan Oktober hingga akhir bulan November 2022. Dilanjutkan dengan kegiatan Karitas Natal UKDW yang kali ini dilakukan dalam tiga tahapan, yang diawali dengan penyerahan sejumlah dana bantuan dari UKDW kepada Tanggul Tanggap Bencana milik Majelis Agung GKJW, salah satu gereja pendukung UKDW, guna pembelian pompa air yang selanjutnya dikirimkan kepada GKJW
Jemaat Sitiarjo, Malang Selatan yang terkena dampak buruk dari banjir bandang yang melanda mereka. Bantuan telah diterima dengan baik dan langsung digunakan oleh masyarakat setempat. Karitas Natal kedua adalah acara bersama di Pondok Bacaan Thoengkloek, Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul. Acara Karitas Natal ini diselenggarakan untuk mengajak anak-anak warga setempat peka terhadap kemungkinan
kebencanaan/ kecelakaan di lingkungan sekitarnya sejak dini. Anak-anak peserta acara selanjutnya dipandu oleh pembina dan kakakk a k a k p e n d a m p i n g d a r i Y E U ( Y akku m Emergency Unit) mengelilingi daerah di seputar pondok bacaan dan memetakan titik-titik yang mungkin bisa mengakibatkan kecelakaan, misalnya adanya lubang di jalan, lampu penerangan yang rusak, pohon yang sudah lapuk, jalanan menurun yang licin, dan lain sebagainya. Selanjutnya, anak-anak juga diajak untuk mengenal bahasa isyarat yang secara khusus dilatihkan oleh dua orang dari GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia) Antusiasme anak-anak belajar bahasa isyarat ini terlihat dari kemampuan mereka memperkenalkan nama diri mereka masing-masing dengan menggunakan bahasa isyarat Acara ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari para pemuda GBI Ngadinegaran yang dengan komitmen tinggi mengiringi musik dan menyediakan generator listrik selama acara berlangsung Panitia selanjutnya membagikan bingkisan Natal kepada anak-anak dan berbagi kasih dengan makan siang bersama menu desa yang nikmat. Walau diguyur hujan deras namun acara terus berjalan tanpa gangguan Acara ditutup dengan penyerahan buku dan rak buku bagi pondok bacaan. Buku-buku diperoleh dari kebaikan para sponsor seperti Gramedia dan
Kanisius yang menyumbangkan buku dalam jumlah yang signifikan. Bentuk acara karitas ketiga adalah pengumpulan dana bantuan bagi korban bencana gempa di Cianjur. Dana dikumpulkan dalam bentuk persembahan Natal dari segenap hadirin saat acara perayaan Natal berlangsung. Dana dikirimkan kepada tim tanggap bencana Sinode GKP, salah satu gereja pendukung UKDW, untuk kemudian disalurkan kepada para korban yang membutuhkannya.
Kemeriahan acara Natal ini juga bertambah semarak dengan diadakannya beberapa perlombaan yang diikuti oleh keluarga besar UKDW, antara lain lomba membuat kreasi kartu Natal dari bahan daur ulang, lomba cover dance Natal, lomba cover lagu Natal dan lomba membaca Alkitab dalam bahasa Jawa. Panitia Natal juga dalam kesempatan ini meluncurkan Komik Natal untuk anak-anak karyawan UKDW. Lalu apa yang menjadi kenangan dari Natal 2022 ini? Tentunya diharapkan para karyawan UKW dapat mengikuti teladan Kristus yang adalah pemimpin iman dan juruselamat. Semoga di tahun 2023, kita dapat menyambut pemimpin baru UKDW Yogyakarta dan siap berkolaborasi bersama demi kemajuan UKDW. Selamat Natal dan Selamat Tahun Baru 2023. SORBUM! (Adham)