5 minute read

4. Dipanggil untuk Memberitakan Injil

Next Article
11. Ketaatan Yusuf

11. Ketaatan Yusuf

4

DIPANGGIL UNTUK MEMBERITAKAN INJIL

Advertisement

Roma 1:1-7

Ayat Hafalan:

Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus.

Roma 1:5-6

Tujuan Pelajaran

Kompetensi Belajar

Saat Mengajar

Pembahasan Materi

Mendampingi murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.

Murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.

1. Awali kelas dengan menyanyikan NP No. 199, “Ku Suka Mengabarkan.” 2. Tanamkan “Bagikan 3P” ini sebagai bagian penting di dalam kelas Anda (Lihat Pengantar dari

Penulis). 3. Diskusi Pembuka: • Tanyakan kepada anggota kelas Anda: apa definisi pemberita Injil menurut mereka. • Mintalah mereka yang pernah mengabarkan Injil untuk membagikan pengalaman mereka dengan singkat. Batasi waktu supaya cukup waktu untuk pembahasan materi. 4. Pembahasan Materi: lihat di bawah. 5. Saat Menghafal. Setelah selesai membahas materi, latihlah murid-murid Anda untuk menghafalkan ayat hafalan minggu ini: Roma 1:5-6. 6. Sangat baik untuk mengatur waktu kelas sedemikian rupa sehingga para murid dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pandulah mereka di dalam diskusi ini. 7. Tantang para murid untuk berani melakukan apa yang tertulis dalam LAKUKANLAH MINGGU

INI. 8. Tutuplah kelas dengan doa.

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus. Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Dalam Surat Roma ini, Rasul Paulus mengucap syukur atas iman yang dimiliki jemaat (ayat 8), menyatakan kerinduan untuk dapat mengunjungi mereka, menyatakan pengajaran Injil secara lengkap, serta berusaha

memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi. Paulus memulai surat ini dengan salam. Salam memiliki suatu keunikan karena menjadi saluran untuk menceritakan beban atau maksud dari surat ini. Dalam salamnya ini, Rasul Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul yang dipanggil untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa. Dengan mengemukakan jabatan rasul yang diterimanya, maka ia menggarisbawahi hak dan kerinduannya untuk menyurati mereka. Kerasulan Paulus ini datang dari kesadaran bahwa Ia adalah hamba Kristus (ayat 1), ketaatan akan panggilan Allah untuk memberitakan Injil (ayat 1), dan pemahaman yang kuat akan Injil sebagai kekuatan Allah (ayat 2-3). Keyakinan Rasul Paulus akan Injil yang sekaligus menjadi pesan utama dari Surat Roma tercantum dalam Roma 1:16-17, berdasarkan keyakinan ini Rasul Paulus menjadi seorang pemberita Injil yang gigih.

1. Definisi Alkitab tentang Injil

Pembahasan tentang definisi Injil seperti yang dicantumkan dalam Buku Murid. Di dalam ayat 2 Paulus berkata, “Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci.” Sang Rasul merujuk kepada nubuatannubuatan yang yang disampaikan oleh Ulangan 18:18, Yesaya 7:14, dan Mikha 5:1 tentang kedatangan Sang Mesias. Bahkan sangat mungkin Paulus juga sedang merujuk kepada apa yang kita kenal dengan “proto-euanggelion” atau “injil pertama” di dalam Kejadian 3:15 ketika Allah menubuatkan bahwa, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Selanjutnya Paulus merujuk pada janji Tuhan kepada Raja Daud bahwa takhtanya akan kokoh selama-lamanya dan bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud ketika dia berkata, “tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud” (ayat 3). Apa yang Paulus maksudkan di sini adalah apa yang dikenal dengan Davidic Covenant, atau Perjanjian dengan Daud yang dinyatakan oleh Allah di dalam 2 Samuel 7:16, “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” Janji ini juga kemudian dinyatakan di dalam apa yang kita kenal dengan Mazmur Mesianis, yaitu mazmur-mazmur yang menubuatkan tentang kedatangan Mesias seperti Mazmur 2; 8, 45, dan 110.

2. Penjelasan Alkitab tentang Tujuan Pengabaran Injil

Paulus menjelaskan tujuan pemberian jabatan rasul kepadanya di dalam ayat 4. Berbeda dengan Rasul Petrus yang terpanggil untuk memenangkan orang-orang Yahudi, Paulus meyakini bahwa panggilannya adalah untuk “menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya.” Frasa “semua bangsa” di dalam bahasa aslinya berbicara mengenai suku bangsa, identik dengan Amanat Agung yang Yesus berikan di dalam Matius 28:18-20 “Jadikanlah semua suku bangsa murid-Ku.” Kerinduan Paulus ini diteguhkan oleh Rasul Yohanes yang mendapat penglihatan tentang apa yang akan terjadi di surga nanti. Wahyu 5:9 menyatakan bahwa Allah telah dengan darah Yesus Kristus telah menebus “tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” Penglihatan

ini juga terjadi lagi dan dituliskan oleh Yohanes di dalam Wahyu 7:9-10. Paling kurang terdapat dua hal yang mendasari keterbebanan kita akan keselamatan suku-suku bangsa lain. Pertama, adalah karena perintah yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita untuk menjadikan setiap suku bangsa murid-Nya. Sedangkan yang kedua adalah karena kerinduan kita untuk melihat apa yang akan terjadi di surga nanti pada waktu sangkakala Allah berbunyi dan seperti apa yang dikatakan Paulus di dalam Filipi 2:11 “dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” Guru dapat menggunakan Joshua Project (joshuaproject.net) untuk menolong para murid mengenal suku-suku bangsa di dunia yang belum pernah mendengarkan Kabar Baik. Joshua Project adalah lembaga penelitian yang berpusat di Amerika Serikat, yang terbeban untuk mencari data tentang jumlah suku-suku bangsa yang memiliki sedikit sekali pengikut Kristus dan membagikan data tersebut agar usaha penginjilan dapat lebih difokuskan kepada suku-suku yang belum pernah mendengar nama Yesus.

Untuk Guru:

Mintalah semua murid di kelas Anda untuk menyebutkan asal suku mereka dan dengan satu ada dua kalimat menjelaskan siapa yang menyampaikan Injil pertama kali kepada mereka. Baik jika mereka juga mengetahui utusan Injil pertama yang menyampaikan Injil kepada suku bangsa mereka. Contoh: Nomensen yang pertama kali mengabarkan Injil kepada suku Batak. Tanyakan kepada mereka, apa yang akan terjadi jika utusan Injil tersebut tidak pernah meninggalkan kampung halaman mereka untuk mengabarkan Injil kepada suku Anda. Atau apa yang terjadi jika penginjil yang menyampaikan berita keselamatan tersebut tidak pernah mengabarkan Injil kepada Anda secara pribadi.

3. Siapa itu Pemberita Injil

Tiga kali di dalam nas ini Paulus menggunakan kata, “dipanggil” yang kemudian dihubungkan dengan frasa yang berbeda-beda yang berhubungan dengan status panggilan tersebut. Pertama, di dalam ayat 1, Paulus menjelaskan bahwa panggilannya adalah untuk “menjadi rasul dan dikuduskan.” Kedua, di dalam ayat 6 Paulus menjelaskan bahwa orang-orang percaya “dipanggil menjadi milik Kristus.” Mengenai hal ini seorang sarjana Perjanjian Baru menyatakan bahwa “panggilan Allah bukanlah sebuah undangan tetapi sebuah panggilan yang penuh kuasa dan efektif untuk mengklaim pribadi-pribadi bagi diri-Nya.” (Robert Mounce, 1995, 63). Kemudian yang ketiga di dalam ayat 7, Paulus menyatakan bahwa mereka yang dikasihi Allah dipanggil untuk “dijadikan orang-orang kudus.” Frasa “orang-orang kudus” di dalam bahasa Perjanjian Baru menunjukkan orang-orang yang dipisahkan atau dikhususkan untuk suatu tugas yang mulia.

This article is from: