4 minute read

6. Tetap Setia Memberitakan Injil

Next Article
10. Ketaatan Maria

10. Ketaatan Maria

6

TETAP SETIA MEMBERITAKAN INJIL

Advertisement

Yohanes 3:22-36

Ayat Hafalan:

Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.

Yohanes 3:36

Tujuan Pelajaran

Mendampingi murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.

Murid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.

Kompetensi Belajar

Saat Mengajar

1. Awali kelas dengan menyanyikan NP No. 199, “Ku Suka Mengabarkan.” 2. Sekali lagi untuk melibatkan para murid di dalam 3P, usahakan untuk melibatkan mereka yang belum aktif berdiskusi di minggu-minggu sebelumnya. 3. Diskusi Pembuka: • Beranikan diri untuk bertanya kepada anggota kelas Anda, kapan terakhir kali mereka mengabarkan Injil. Sebagai guru, Anda juga harus dapat menjadi teladan dengan mengatakan kapan terakhir kali Anda memberitakan Injil. • Jika jawaban yang diberikan menunjukkan suatu tempo yang cukup lama, tanyakan apa yang menyebabkan mereka tidak lagi setia mengabarkan Injil. • Berikan penjelasan singkat tentang argument baptisan selam yang dijelaskan dalam “Catatan untuk Guru” sehingga mereka memahami alasan kaum Baptis membaptiskan secara selam. 4. Pembahasan Materi: lihat di halaman selanjutnya. 5. Saat Menghafal. Ajaklah murid-murid untuk mengingat ayat hafalan minggu lalu. Kemudian ajak mereka untuk menghafalkan ayat minggu ini: Yohanes 3:36. 6. Sangat baik untuk mengatur waktu kelas sedemikian rupa sehingga para murid dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pandulah mereka di dalam diskusi ini. 7. Tantang para murid untuk berani melakukan apa yang tertulis dalam LAKUKANLAH MINGGU

INI. 8. Tutuplah kelas dengan doa.

Pembahasan Materi

Nas minggu ini menolong untuk melihat bahwa terlepas dari permasalahan yang ada, Injil harus terus-menerus diberitakan dan Allah yang empunya tuaian akan mengirimkan pekerjapekerja untuk ladangnya. Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk tetap setia memberitakan Injil walaupun ada banyak tantangan?

1. Memiliki Kehausan akan Jiwa yang Belum Bertobat

Frasa “sesudah itu” di dalam ayat 22 menghubungkan dua peristiwa yang terjadi sebelumnya, yaitu percakapan antara Yesus dengan Nikodemus dan apa yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya di tanah Yudea. Sekalipun penginjilan terhadap seorang tokoh besar agama Yahudi seperti Nikodemus memiliki nilai tersendiri, Yesus dan murid-murid tetap memiliki kerinduan agar lebih banyak lagi yang percaya kepada Yesus dan bertobat. Demikian pula dengan Yohanes Pembaptis dan murid-muridnya yang terus-menerus haus akan jiwa-jiwa yang bertobat. Untuk itulah Yohanes dan murid-muridnya membaptiskan di Ainon.

• Setiap anggota gereja harus terlibat di dalam penginjilan

Ajaklah para murid untuk dapat mengamati bahwa berbeda dengan Matius dan Markus yang tidak melibatkan murid-murid Yohanes dalam narasinya, Injil Yohanes menyertakan keterangan tentang murid-murid dari sang pembaptis. Yohanes juga menekankan keterlibatan para murid Yesus di dalam penginjilan yang mereka lakukan. Jelaskan kepada para murid bahwa keterlibatan para murid Yesus dan Yohanes Pembaptis bukanlah sekadar informasi yang diberikan oleh penulis, melainkan pelajaran penting yang menunjukkan keterlibatan murid-murid terhadap apa yang dilakukan oleh guru-guru mereka. Baik juga untuk mengingatkan bahwa semua murid Yesus merupakan petobat baru, namun mereka sudah langsung terlibat di dalam pengabaran Injil. Gunakan teladan ini untuk menantang murid-murid agar tidak merasa tidak siap dalam hal penginjilan.

• Setiap anggota gereja harus berani meninggalkan kenyamanannya

Bandingkan pasal 3 dengan pasal 2 dan lihat di mana terakhir kali Yesus dan para murid berada. Pasal 2 menjelaskan bahwa Yesus dan para murid mengikuti pernikahan di Kana yang berada di wilayah Galilea dan kemudian pergi ke Yerusalem. Lalu kemudian meninggalkan Yerusalem dan berdiam di “tanah” Yudea. Sangat mungkin kata “tanah” di situ memiliki arti “dataran.” Berbeda dengan Yerusalem yang terletak di atas bukit, peristiwa berikutnya yang terjadi di dataran rata menunjukkan bahwa Yesus dan para murid meninggalkan kenyamanan mereka di Galilea dan di Kota Yerusalem untuk terus mencari jiwa-jiwa yang perlu diselamatkan.

2. Meninggikan Yesus Kristus Lebih dari Diri Sendiri (27-28)

Laporan yang diberikan oleh murid-murid Yohanes kepada gurunya mengindikasikan adanya kekhawatiran dari mereka akan apa yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Menanggapi ketidakmengertian murid-muridnya, Yohanes perlu mengingatkan mereka akan siapakah Yesus itu. Dengan penuh kerendahan hati, Yohanes – yang adalah kakak sepupu dari Yesus – mengatakan bahwa ia memiliki sukacita yang penuh karena kedatangan Yesus (29b). Yohanes pun mengingatkan mereka bahwa Yesus “harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ayat 30). Pernyataan yang luar biasa dari seorang nabi yang dihormati banyak orang karena khotbah-khotbahnya yang membawa pertobatan.

Pelajaran 6: Tetap Setia Memberitakan Injil 3. Memfokuskan Kemuliaan Tuhan di atas Perbedaan (26-36)

Salah satu konsekuensi dari pertumbuhan pelayanan di dalam gereja adalah perbedaan pendapat di dalam pelayanan. Bagaimana mengatasi perbedaan dalam hal pelayanan di dalam gereja? Salah satu cara untuk menyelesaikan perbedaan pendapat adalah dengan menyampaikan masalah tersebut kepada gembala sidang. Perhatikan bahwa para murid Yohanes Pembaptis belum sungguh-sungguh mengenal siapa Yesus Kristus itu. Namun mereka melakukan hal yang tepat ketika ada sesuatu yang mengganggu pikiran mereka, yaitu dengan membawa masalah tersebut kepada guru mereka. Gembala sidang kita memiliki hikmat dan kebijaksanaan untuk mengingatkan bahwa fokus dari segala sesuatu yang kita lakukan di dalam gereja adalah untuk kemuliaan Tuhan.

Catatan untuk para guru:

Yohanes 3:23 merupakan salah satu ayat yang dipakai oleh kaum Baptis untuk menguatkan pandangan tentang baptisan secara selam. Keterangan yang diberikan oleh Yohanes dengan mengatakan bahwa di Ainon ada banyak air membuktikan bahwa selain di Sungai Yordan, Yohanes Pembaptis membutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk menyelam orang yang bertobat kepada Allah. Jika yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis adalah pemercikan, maka sudah barang tentu tidak diperlukan “banyak air.” Ainon itu sendiri memiliki arti “mata air.” Selanjutnya Yohanes mencatat adanya pertentangan antara murid-muridnya dengan orang Yahudi tentang ritual penyucian. Bukti arkeologi dan apa yang dilakukan oleh komunitas Qumran memberikan petunjuk jelas bahwa ritual penyucian dalam bentuk penyelaman ke dalam air merupakan praktik yang dipakai oleh orang-orang Yahudi untuk menyatakan seseorang layak untuk masuk ke dalam komunitas mereka. Itulah sebabnya terjadi pertentangan di antara mereka karena metode yang dilakukan oleh keduanya adalah sama, yaitu dengan menyelamkan ke dalam air.

This article is from: