![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019054410-d53b44f77f78652bb7a7a0c26dad1108/v1/a6da02d3b5825758e7b0beb7e9fe6472.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
11. Ketaatan Yusuf
11
KETAATAN YUSUF
Advertisement
Matius 1:18-25
Ayat Hafalan:
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Matius 1:21
Tujuan Pelajaran
Mendampingi murid untuk mendapatkan pengertian tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
Kompetensi Belajar
Pendahuluan
Walaupun Allah berbicara kepada Yusuf melalui mimpi, tidak berarti bahwa cara yang sama akan tetap dipakai oleh Allah dalam menyatakan kehendak-Nya kepada manusia. Penulis Kitab Ibrani mengingatkan kita bahwa, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” Ibrani 1:1-2. Pewahyuan Allah berakhir ketika Yohanes menuliskan penglihatannya di Pulau Patmos dalam Kitab Wahyu. Oleh karena itu Allah tidak lagi berbicara kepada manusia melalui nabi, rasul, ataupun mimpi. Satu-satunya cara Allah berbicara kepada manusia adalah melalui Alkitab, Firman Allah Yang Hidup. Salah satu doktrin kekristenan yang penting dipegang teguh adalah “the virgin birth,” atau kelahiran dari seorang perawan. Doktrin ini penting karena menyatakan bahwa kehamilan Maria adalah bukan dari hasil pembuahan sperma dan sel telur seperti manusia lain. Kita meyakini bahwa setiap bayi di dunia ini yang lahir hasil pembuahan seperti itu akan membawa dosa warisan dari Adam dan Hawa. Oleh karenanya doktrin ini menegaskan bahwa Yesus Kristus tidak membawa dosa keturunan ketika dilahirkan dan selama hidup-Nya, Dia tidak dapat berbuat dosa.
Penting bagi kita untuk menghubungkan sapaan, “Yusuf, anak Daud,” yang diberikan oleh malaikat Tuhan kepada Yusuf (ayat 20) dengan silsilah Yesus di dalam Matius 1:1-14. Penekanan yang diberikan di dalam silsilah ini adalah hubungan antara Yesus dan Daud sebagai bukti nubuatan Allah bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Oleh karenanya jelas sapaan tersebut merupakan peneguhan kepada Yusuf bahwa dialah yang dipilih oleh Tuhan dari keturunan Daud untuk menjadi “ayah” sang Bayi Mesias.
Saat Mengajar
1. Pilihlah sebuah lagu yang bertemakan kekudusan Tuhan untuk mengawali kelas Anda. 2. Sekali lagi, ajak murid untuk membagikan 3P di dalam kelas Anda. 3. Diskusi Pembuka: • Ajaklah para murid untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pengabdian tubuh mereka secara total. Hindari untuk memiliki sikap menghakimi dengan maksud agar mereka dapat terbuka kepada Anda sebagai guru. • Tanyakan kepada murid pria di kelas Anda, apa yang akan mereka lakukan jika mereka ada di posisi Yusuf. 4. Pembahasan Materi: • Jelaskan secara singkat bahwa pada saat ini Allah tidak lagi berbicara kepada manusia melalui mimpi. Alkitab adalah satu-satunya cara Allah berkomunikasi kepada manusia. • Berikan penjelasan mengenai doktrin kelahiran dari seorang perawan yang diyakini oleh kekristenan. • Jelaskan apa yang biasanya terjadi dalam pertunangan dan pernikahan dalam tradisi Yahudi. • Mulai pembahasan materi Anda. 5. Saat Menghafal. Setelah selesai membahas materi, latihlah murid-murid Anda untuk menghafalkan ayat hafalan minggu ini: Matius 1:21. 6. Sangat baik untuk mengatur waktu kelas sedemikian rupa sehingga para murid dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pandulah mereka di dalam diskusi ini. 7. Tantang para murid untuk berani melakukan apa yang tertulis dalam LAKUKANLAH MINGGU
INI.
8. Tutuplah kelas dengan doa. Kutiplah Roma 12:1-2 sebelum doa penutup.
Pembahasan Materi
1. Meyakini akan Berkat bagi Mereka yang Menjaga Kekudusan
Tradisi Yahudi mengenal tiga tahap dalam pernikahan yang diawali dengan kesepakatan dari kedua keluarga untuk adanya satu ikatan pernikahan. Kemudian ikatan tersebut diumumkan kepada khalayak luas dan inilah yang dikenal dengan “pertunangan.” Berbeda dengan kebudayaan kita di Indonesia, pertunangan di dalam tradisi Yahudi memiliki ikatan yang sangat kuat walaupun keduanya belum hidup bersama dalam satu rumah. Pesta pertunanganpun dirayakan dengan meriah layaknya sebuah pernikahan di dalam kebudayaan kita. Pasangan yang membatalkan pertunangan mereka akan disebut dengan perceraian dan hanya dapat dilakukan jika salah satu dari kedua mempelai tersebut meninggal atau melakukan perzinahan di luar pertunangan tersebut. Tahap terakhir adalah ketika keduanya untuk kemudian menikah dan hidup bersama.
2. Membuktikan Janji-Nya bagi Mereka yang Menaati Kehendak-Nya
Hukuman bagi wanita Yahudi yang melanggar janji pertunangan atau pernikahan adalah hukuman rajam sampai mati, dan inilah yang sangat mungkin menimpa Maria jika
Yusuf menceraikannya. Maria akan dianggap sebagai wanita yang berdosa karena berzinah. Tidaklah mudah bagi Yusuf untuk menaati perintah malaikat dan mengakui bahwa bayi tersebut adalah dari Roh Kudus. Sepanjang pemahaman Yusuf akan Perjanjian Lama (PL), tidak pernah didapatinya seorang wanita yang hamil dari Roh Kudus. Oleh karena itu, iman Yusuf adalah iman yang berdasarkan ketaatannya kepada Tuhan. Inilah yang penulis Kitab Ibrani katakan bahwa, “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari apa yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Penting untuk menekankan kepada murid Anda bahwa sering kali kita menghindari untuk melakukan apa yang benar karena khawatir dengan apa yang akan dipikirkan dan dikatakan oleh tentang keputusan kita tersebut. Seperti layaknya Yusuf, kita harus memilih untuk taat kepada Allah daripada melakukan sesuatu atas persetujuan manusia.
3. Menjalani Karya-Nya dalam Menggenapi Rencana Keselamatan-Nya
Sekali lagi perlu kita ingat bahwa sebagai anak muda Yahudi yang saleh, sangat mungkin Yusuf memahami bahwa sudah 400 tahun Firman Tuhan tidak pernah dinyatakan kepada bangsa Yahudi. Selama itu pula tidak ada nabi yang bernubuat ataupun malaikat yang datang kepada orang Yahudi di dalam mimpi. Lalu kemudian malaikat Tuhan datang kepada seorang muda sederhana di kota kecil Nazaret dan menyatakan bahwa dia dan tunangannya akan dipakai oleh Tuhan untuk menggenapi nubuatan-Nya ratusan tahun sebelumnya.
Catatan Penutup
Sangat mungkin Yusuf mati sebelum Yesus beranjak dewasa sehingga namanya tidak lagi disebut setelah Yesus berumur 12 tahun. Pernahkah Anda membayangkan berada di tempat Yusuf, mengalami dan melakukan perkara besar yang dipercayakan oleh Allah kepadanya tetapi kemudian tidak lagi disebutkan di dalam Alkitab? Kita harus pahami bahwa Alkitab dengan sengaja menghilangkan peranan “bapa duniawi” Yesus supaya yang ditinggikan adalah Bapa surgawi-Nya. Namun demikian, pelajaran yang dapat ditarik adalah: Walaupun kita sudah melakukan banyak hal yang luar biasa bagi Tuhan, setiap kita harus siap untuk tidak diingat oleh orang karena yang jauh lebih penting adalah nama Yesus yang ditinggikan.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019054410-d53b44f77f78652bb7a7a0c26dad1108/v1/18e293d5c831a857b64b8a46e6ba6893.jpeg?width=720&quality=85%2C50)