![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019054410-d53b44f77f78652bb7a7a0c26dad1108/v1/9cd7c90b1df90ff456506961f50c1f7e.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
4 minute read
8. Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain
8
MELAYANI KRISTUS DENGAN MELAYANI ORANG LAIN
Advertisement
Matius 25:31-46
Ayat Hafalan:
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Matius 25:40
Tujuan Pelajaran
Mendampingi murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
Murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
Kompetensi Belajar
Saat Mengajar
1. Awali kelas dengan menyanyikan NP No. 338, “Nanti Berhadapan Muka.” 2. Tanamkan “Bagikan 3P” ini sebagai bagian penting di dalam kelas Anda (Lihat Pengantar dari
Penulis). 3. Diskusi Pembuka: • Tanyakan apa hubungan antara iman seseorang dengan perbuatan baik yang harus dilakukannya. • Apakah tidak adanya perbuatan baik dalam diri seorang Kristen akan mempengaruhi keselamatannya? 4. Pembahasan Materi: lihat di halaman selanjutnya. 5. Saat Menghafal. Setelah selesai membahas materi, latihlah murid-murid Anda untuk menghafalkan ayat hafalan minggu ini: Matius 25:40. 6. Sangat baik untuk mengatur waktu kelas sedemikian rupa sehingga para murid dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pandulah mereka di dalam diskusi ini. 7. Tantang para murid untuk berani melakukan apa yang tertulis dalam LAKUKANLAH MINGGU
INI. 8. Tutuplah kelas dengan doa.
Pembahasan Materi
Nas minggu ini merupakan bagian dari apa yang dikenal dengan sebutan Diskursus Bukit Zaitun yang dimulai pada pasal 24:1 hingga pasal 25:46. Di hadapan murid-murid-Nya Yesus menyampaikan apa yang menjadi tanda-tanda dari akhir zaman dengan banyak menggunakan perumpamaan. Setelah memberikan empat perumpamaan tentang Kerajaan Surga, Yesus mulai mulai menjawab pertanyaan para murid tentang tanda kedatangan-Nya (Matius 24:3). Ayat 31 diawali dengan pernyataan akan kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan-Nya.
1. Pengikut Kristus yang Sejati Melayani Orang Lain Tanpa Pilih Kasih
Ketulusan hati dari seorang murid Kristus nyata ketika mereka melihat orang yang lapar, haus, telanjang, dan sakit. Tanpa melihat latar belakang dan status sosial orang-orang tersebut, murid Yesus segera mengulurkan tangannya untuk memberi makan, minum, pakaian dan merawat orang yang sakit. Terdapat tiga sebutan lain untuk pengikut Yesus di dalam nas ini: a. Domba-domba (33) b. Kamu yang diberkati oleh Tuhan (34) c. Orang-orang benar (37) Paling kurang terdapat tiga sebutan yang digunakan oleh Yesus bagi orang-orang percaya. Pertama, pengikut Kristus dikelompokkan sebagai domba yang ada di sebelah kananNya. Posisi di sebelah kanan bukan saja menunjukkan kasih yang diberikan oleh Yesus kepada pengikut-Nya, tetapi juga keistimewaan untuk berada di posisi yang terhormat. Kedua, Yesus menyapa mereka dengan sebutan, “mereka yang diberkati oleh Bapa-Ku.” Ketiga, pengikut Kristus disebut dengan “orang-orang benar.” Siapakah yang dimaksud dengan “saudaraku yang paling hina dalam konteks ini?” Sebagian penafsir memahami ungkapan ini sebagai rujukan pada semua orang yang membutuhkan pertolongan, sedangkan sebagian lain mengaitkan ini dengan para pengikut Yesus Kristus. Di antara dua opsi ini, yang terakhir tampaknya lebih tepat. Di bagian sebelumnya Matius sudah mencatat bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa adalah saudarasaudara Yesus (12:48-50). Tidak heran Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai “saudarasaudara-Ku” (28:10). Yesus juga mengajarkan bahwa barang siapa menerima murid-murid-Nya dan memberikan secangkir air kepada mereka sudah menyambut diri-Nya sendiri (10:40-42).
2. Pelayan Kristus yang Sejati Menunjukkan Kerendahan Hati
Kerendahan hati orang-orang benar ini ditunjukkan ketika walaupun mereka sudah berada di posisi terhormat (sebelah kanan Sang Raja), mereka bertanya kepada Raja tersebut, “Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing . . . . bilamanakah kami melihat Engkau sakit . . .” Hampir dapat dikatakan bahwa ketika tangan kanan mereka memberi, tangan kiri mereka tidak tahu apa yang dilakukan oleh tangan kanannya. Tidak ada sedikitpun kesombongan yang nampak dari sikap orang-orang benar ini ketika pujian diberikan kepada mereka oleh Sang Raja. Sikap kerendahan hati sungguh-sungguh ditunjukkan oleh mereka yang melayani orang-orang yang kesusahan ini.
Pelajaran 8: Melayani Kristus Dengan Melayani Orang Lain 3. Penyembah Kristus yang Sejati Menerima Kehidupan Kekal
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. (Matius 25:34b) Ayat 34-40. Mereka yang berada di sebelah kanan mendapatkan sambutan dan pahala yang luar biasa dari Sang Raja (ayat 34). Respons positif ini berhubungan dengan perbuatan baik yang mereka lakukan terhadap Sang Raja. Secara lebih khusus, perbuatan baik ini dijelaskan sebagai berikut: “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (ayat 40). Kata “terimalah” yang digunakan oleh Matius di dalam ayat 34 adalah kata yang berhubungan dengan warisan berupa tanah yang diturunkan seorang pewaris kepada keturunannya. Hal lain yang perlu diperhatikan di dalam tata bahasa Yunani bahwa apa yang diwariskan ini adalah sesuatu yang sudah terjadi dan memiliki dampak seterusnya. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa ketika seseorang menerima Kerajaan tersebut maka hal itu tidak akan pernah lagi diambil daripadanya. Itulah sebabnya kita meyakini bahwa keselamatan yang diterima oleh seseorang itu bersifat kekal dan tidak akan pernah hilang. Dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan keselamatan yang diterima oleh orang percaya tersebut:
• Keselamatan tersebut penuh dengan kemuliaan.
Dua kali kata kemuliaan disebutkan ketika Matius membuka perumpamaan ini. Dikatakan bahwa Anak Manusia akan “datang dalam kemuliaan-Nya” dan bahwa “Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.” Pada saat Allah mewariskan kehidupan kekal kepada orang percaya, Dia juga akan mengizinkan semua orang percaya untuk menikmati kemuliaan yang dimiliki-Nya.
• Keselamatan tersebut bersifat selama-lamanya.
Di dalam ayat 34 disebutkan bahwa Kerajaan tersebut “telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan tersebut bersifat kekal selamanya, sebelum dunia ini dijadikan dan sampai selama-lamanya. Di lain pihak, tempat yang disediakan bagi mereka yang tidak percaya kepada Yesus pun bersifat kekal selamanya. Ayat 46 menunjukkan bahwa mereka akan “masuk ke tempat siksaan yang kekal.”
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019054410-d53b44f77f78652bb7a7a0c26dad1108/v1/ecfc261164405bfeb093781b763cea52.jpeg?width=720&quality=85%2C50)