![](https://assets.isu.pub/document-structure/221208040326-81f8830710df01b6e8829baae7e27126/v1/022f7ec16eb889bd7b37c6671c111a9d.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221208040326-81f8830710df01b6e8829baae7e27126/v1/e52b52eaf309d0cba2f5fd309ff53ad7.jpeg)
Buku Murid Pemuda Triwulan 1, tahun 2023
Penulis: Sean Anwar Wijaya Editor: Tomson SP. Lumbantobing Cover & Layoout: Yosua Agustian
Pengarah Tim Pengembang Kurikulum: Pdt. Drs. Yosia Wartono, Th.D. Pdt. Budi Suwondo, S.Th. Ir. John H.L. Serworwora, Ph.D.
Tim Pengembang Kurikulum: Ketua:
Pdt. Raymond Danny Wahyudi, M.Th. Sekretaris: Pdm. Candra Agung Pambudi, S.Th., M.Pd.K. Anggota: Pdt. Royo Haryono, S.S., M.I.Kom., M.Th. Dr. Sari Saptorini
Pdt. Dr. Dwi Ariefin Elisa Dwi Prasetya, M.Th.
Kritik dan Saran: smbaptis.llb@gmail.com Instagram: smbaptis.llb
Penerbit:
Lembaga Literatur Baptis
Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734
Email: penerbitbaptis@gmail.com Anggota IKAPI
Prakata
Sehat: Iman yang Sehat
1. Kebenaran karena Iman / 1
2. Iman yang Diwujudkan dalam Tindakan / 4
3. Kewaspadaan terhadap Penyesat / 7
4. Hidup Seorang Kristen dan Imannya / 10
Misioner: Pribadi yang Bersaksi
5. Perintah untuk Memberitakan Injil / 13
6. Menceritakan Kasih Tuhan kepada Orang Lain / 16
7. Memberitakan Injil dan Membawa Sukacita / 19
8. Terpanggil untuk Bersaksi dengan Sungguh-Sungguh / 22
Relevan: Peduli Sesama
9. Bersimpati dan Memberikan Jalan Keluar bagi yang Mengalami Kesusahan / 25
10. Perhatikanlah Orang-Orang Lemah / 28
11. Menolong Orang yang Berkekurangan / 31
12. Berbuat Baik kepada Semua Orang / 34
13. Komitmen Orang Kristen secara Pribadi / 37
Penulis mulai tahun 2009 melayani sebagai Gembala Sidang di Gereja Baptis Efrata, Bandung. Penulis senang dengan pelayanan kaum muda sejak masa mudanya. Ia juga senang berpetualang sebagai pencinta alam, baik ke pegunungan maupun pantai. Penulis bersyukur diberi kesempatan untuk menulis bahan pelajaran Sekolah Minggu kelas pemuda pada triwulan pertama di tahun 2023, dengan tema Seorang Kristen yang Berkomitmen. Penulis berharap melalui pelajaran dalam triwulan ini, para murid akan memiliki komitmen yang kuat sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Apabila ada kritik dan saran bisa menghubungi penulis di alamat email : seanjaya@gmail.com
Selamat Natal dan Tahun Baru!
Memasuki tahun 2023 ini, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) menyusun dan menetapkan tema: “Murid Kristus yang Berkomitmen”. Penyajiannya diurutkan mulai dari komitmen secara pribadi, dalam keluarga, gereja, dan terakhir tentang penguatan komitmen itu sendiri. Tujuan yang diharapkan dicapai melalui tema ini adalah: Peserta Sekolah Minggu menghayati ajaran Alkitab tentang murid Kristus, dan bersedia menjalani hidup yang berkomitmen sebagai murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan. Berikut disajikan rangkaian tema sepanjang tahun 2023 ini:
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Seorang Kristen yang Berkomitmen
Komitmen Orang Kristen Bersama Keluarganya
Komitmen Orang Kristen Bersama Gerejanya
Penguatan Komitmen Sebagai Orang Kristen
Sesuai yang tertera pada tabel di atas, tema Triwulan 1, Seorang Kristen yang Berkomitmen, memiliki tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu memiliki komitmen dalam hal iman yang sehat, pribadi yang bersaksi, dan menjadi pribadi yang peduli. Sehingga secara berurutan, tema Triwulan 1 ini akan disajikan dalam tiga sub tema: Iman Sehat, Pribadi yang Bersaksi, dan diakhiri dengan pelajaran tentang Peduli kepada Sesama.
Seperti biasa pula, kami pun tak jemu-jemu mengingatkan Anda sebagai murid, agar selalu mempelajari Buku Murid yang tersedia. Gunakanlah sarana buku ini, yang sudah disiapkan oleh gereja melalui organisasi SM di gereja Anda masing-masing. Dan sempatkanlah untuk membaca dulu sebelum kelas hari Minggu: Judul dan Kompetensi Belajar, Nas Alkitab, Ayat Hafalan yang tertera, serta uraian isi, hingga Penerapan serta Bacaan Alkitab Setiap Hari yang disebutkan. Hal-hal itu akan menolong Anda lebih siap dalam belajar dan mudah dalam memahami setiap pelajaran demi pelajaran di kelas masing-masing. Tak mudah, namun diperlukan komitmen tentang hal ini!
Pada akhirnya, tetaplah bekerjasama dengan guru Anda dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Kiranya Roh Tuhan akan menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.
Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu (2 Timotius 3:14).
Roma 10:4-15
Ayat Hafalan:
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(Roma 10:9)
PENDAHULUANSumber gambar: https://unsplash.com/photos/_kd5cxwZOK4
Kompetensi Belajar:
Memahami pengertian, merespons perilaku yang berkaitan dengan iman yang diyakini dan diucapkan.
Saat seseorang akan kuliah di suatu perguruan tinggi favorit, ia harus yakin bahwa perguruan tinggi yang hendak dituju merupakan perguruan tinggi yang terbaik baginya. Keyakinannya diteguhkan dengan informasi yang ia peroleh mengenai keunggulan yang dimiliki perguruan tinggi tersebut. Setelah masuk dan membuktikan bahwa benar perguruan tinggi itu memiliki keunggulan seperti informasi yang diterimanya, ia pun dengan senang hati mempromosikannya kepada sanak saudara, teman maupun kenalannya.
Ketika orang lain bertanya kepadanya, “Di manakah kamu kuliah?” Maka, dengan bangga ia menyebutkan nama perguruan tinggi tersebut serta menceritakan pengalamannya selama belajar di sana. Demikian halnya dalam mengikut Yesus, orang percaya harus seperti orang yang kuliah di perguruan tinggi favorit itu. Setiap orang Kristen harus memiliki keyakinan tentang imannya di dalam Yesus dan dengan bangga menceritakan pengalaman hidup bersama dengan Dia.
Pelajaran hari ini membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran karena iman menurut Roma 10:4-15.
Ada banyak orang yang berinisiatif untuk mencari keselamatan dengan caranya sendiri. Ada yang pergi ke gunung hendak menyembah sesuatu, berlomba-lomba memberi sedekah dan ada pula yang melakukan perbuatan-perbuatan baik. Namun, dalam upaya pencarian manusia untuk mendapatkan keselamatan, tidak seorang pun menemukan jalan menuju keselamatan yang sejati.
Orang-orang boleh mengatakan bahwa dia telah mencari Tuhan dan menemukanNya. Namun Firman Tuhan dalam Roma 3:10-11 menyatakan: “Seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” Firman Allah menegaskan bahwa manusia ada di bawah kuasa dosa sehingga pencariannya akan keselamatan dengan usaha sendiri pasti sia-sia. Mereka mencari Tuhan, namun mereka tidak mendapatkannya.
Alkitab menegaskan bahwa tidak ada kurban yang dapat menghapus dosa manusia selain Yesus Kristus, Anak Domba Allah. Yesus Kristus adalah kurban pendamaian dan pembebasan yang disediakan oleh Allah yang penuh kasih (Mazmur 130:7). Di dalam Kristus, kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Efesus 1:7). Melalui penderitaan dan kematian-Nya, Yesus membayar dosa seluruh umat manusia. Dengan demikian, hanya melalui Tuhan Yesus kita dibenarkan dan diselamatkan. Keselamatan yang diberikan Tuhan kepada manusia merupakan anugerah, bukan hasil usahanya sendiri. Seperti yang Paulus katakana kepada jemaat di Efesus, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9).
Pengakuan dengan Mulut dan Percaya dalam Hati (Roma 10:9-11)
Selain percaya dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah menyelamatkan manusia yang berdosa, kita harus mengakui Dia dengan mulut kita. Dalam Roma 10:10 tertulis demikian, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Artinya ketika kita percaya kepada Yesus, harus disertai dengan pengakuan melalui mulut kita.
Dengan berbagai alasan, banyak orang Kristen malu untuk mengakui iman mereka di hadapan orang banyak. Ada yang takut dikucilkan, takut kehilangan teman bahkan ada yang takut tidak mendapat warisan. Firman Tuhan dalam Lukas 9:26 mengingatkan, “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” Jadi kita harus percaya dalam hati dan berani mengakui dengan mulut, bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah menyelamatkan hidup kita (Roma 10:11).
Keselamatan di dalam Yesus Kristus disediakan bagi semua suku dan bangsa, tidak mengenal siapa mereka, dari suku apa, bahasa apa, warna kulitnya bagaimana? Allah adalah Tuhan bagi semua orang. Jadi siapa pun kita, jika Tuhan memilih kita untuk menjadi anakanak-Nya, tidak ada seorang pun yang dapat melarangnya. Siapa pun yang beriman kepada Yesus pastilah diselamatkan.
Kebenaran Firman Tuhan tegas mengingatkan bahwa setiap orang percaya harus memberitakan Kabar Baik itu: “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?” (Roma. 10:14-15). Beritakanlah Kabar Baik itu dimulai dari lingkungan tempat Saudara tinggal. Bagi Saudara yang memiliki panggilan khusus untuk menjadi utusan Injil, perlu ada lembaga atau gereja yang mengutus Saudara. Berbahagialah kita bila menjadi pemberita Injil sebab di dalam Roma 10:15 dikatakan demikian, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Iman yang kita miliki di dalam Yesus Kristus harus dikatakan dengan mulut kita dan dipercayai dalam hati kita. Kita juga harus memiliki komitmen untuk memberitakan keselamatan yang kita miliki di dalam Yesus Kristus, baik itu sebagai murid Yesus atau secara khusus menjadi utusan Injil.
1. Sudahkah Saudara mengaku percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Saudara di hadapan banyak orang? (dengan menyatakan iman melalui mulut kita dan memproklamirkan iman kita di hadapan banyak orang).
2. Apa yang sudah Saudara lakukan untuk memberitakan Injil? Kapan terakhir Saudara melakukannya? (kemarin, seminggu yang lalu, sebulan yang lalu, atau setahun yang lalu). Maukah Saudara tetap berkomitmen untuk melakukan pemberitaan Injil?
1. Tuliskan di selembar kertas, bagaimana Saudara yakin bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus?
2. Kapankah Saudara percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat? (Tuliskan tanggalnya).
3. Apakah Saudara terpanggil untuk menjadi utusan Injil? Jelaskan alasannya, baik Saudara terpanggil atau pun tidak.
Kejadian
11:8)
Pernahkah Saudara diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat namun Saudara tidak diberitahukan ke mana hendak pergi? Jika hal itu terjadi, apakah Saudara bersedia untuk pergi? Secara akal, kita tidak akan bersedia untuk pergi. Namun tidak demikian dengan Abraham, Allah memerintahkannya untuk pergi ke suatu tempat yang belum diketahui ke mana tujuannya. Meski demikian, Abraham taat dan ia pun pergi meninggalkan tempat kediamannya. Mengapa bisa terjadi demikian? Dalam Kitab Ibrani ini, kita mengetahui bahwa oleh karena iman Abraham kepada Allah, maka dia taat dan memilih untuk pergi. Iman yang luar biasa inilah yang menjadikan Abraham bersedia untuk taat.
Hari ini kita belajar bagaimana beriman kepada Allah melalui teladan ketaatan Abraham.
Iman Abraham dinyatakan ketika Allah menyuruhnya untuk pergi ke suatu tempat yang kelak akan diberitahukan kepadanya. Abraham tidak tawar-menawar akan perintah tersebut. Abraham menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah, untuk mengutusnya ke mana saja yang dikehendaki-Nya. Ibrani 11:8 berbunyi demikian, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” Abraham percaya penuh kepada Allah, dan yakin akan pimpinan Allah di dalam kehidupannya.
Gambaran iman Abraham dapat kita pahami melalui seorang anak yang percaya pada ayahnya. Jika seorang ayah meletakkan anaknya di atas meja lalu menyuruhnya untuk meloncat, ia berani meloncat sebab meyakini bahwa sang ayah pasti akan menangkapnya dan tidak membiarkannya jatuh. Sebagai anak-anak Tuhan marilah kita benar-benar percaya penuh kepada Tuhan. Teladan iman Abraham mengajarkan bahwa iman yang benar kepada Tuhan membawa kita untuk taat dan percaya penuh kepada-Nya. Seperti halnya dengan Abraham, apa pun yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan dan ke manapun Tuhan menyuruh kita untuk pergi, lakukanlah perintah-Nya dengan taat. Iman dan ketaatan penuh layak diberikan kepada Allah, dan hanya kepada Dia.
Bersama dengan keluarganya, Abraham memiliki pengalaman yang indah dengan Tuhan. Ia sedang menantikan kelahiran seorang anak yang telah dijanjikan Allah kepadanya dan Sara. Pada waktu itu, usia Abraham telah tua bahkan Sara sudah mati haid (Kejadian 18:11). Meski demikian, Abraham tetap berpegang teguh kepada janji Allah, bahwa keturunannya kelak akan menjadi seperti bintang-bintang di langit (Kejadian 15:5-6).
Abraham menyampaikan janji Allah yang diterimanya itu kepada Sara bahkan ia meyakinkan Sara agar percaya bahwa janji itu pasti akan digenapi. Pada awalnya, Sara sulit untuk memercayai janji Allah itu. Ia bahkan menertawakan janji itu sebagai hal yang mustahil terlaksana. Namun kemudian, Sara menganggap Dia yang memberikan janji itu setia (Ibr. 11:11) dan karena yakin akan hal tersebut, dengan sungguh-sungguh ia percaya bahwa Allah sanggup dan akan menepati janji-Nya, betapapun tampak tidak masuk akalnya hal itu. Iman Sara memberikan kekuatan kepadanya untuk melahirkan anaknya Ishak, walaupun usianya sudah lanjut. Mari kita contoh teladan iman Abraham. Sampaikanlah kepada suami atau istri, dan anak-anak setiap janji Allah yang Saudara terima dan yakinkan mereka bahwa setiap janji-Nya pasti digenapi di tengah-tengah keluarga Saudara.
Iman Abraham diuji ketika harus mempersembahkan anaknya Ishak. Ishak adalah anak yang sangat dikasihi Abraham (Ibrani 11:17). Untuk mendapatkan Ishak, Abraham harus menunggu dua puluh lima tahun lamanya. Meski demikian, Abraham tetap taat ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak, anaknya itu. Bagaimana bisa Abraham rela mempersembahkan anak yang ia nanti-nantikan kehadirannya selama dua puluh lima tahun? Jawabannya adalah karena Abraham adalah seorang yang meyakini bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang dari antara orang mati (Ibrani. 11:19). Ia berpegang pada janji Allah dimana Allah telah berjanji kepadanya bahwa keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut sebagai keturunannya. Jadi, kalaupun Ishak harus dipersembahkan sebagai korban persembahan, Abraham tidak kuatir sebab ia yakin bahwa Allah berkuasa membangkitkan untuk diberikan kembali kepadanya.
Abraham menyatakan imannya dengan percaya penuh kepada Allah dan janji-Nya. Iman yang dimilikinya juga ia tularkan kepada anggota keluarganya sehingga mereka juga yakin bahwa setiap janji Tuhan pasti digenapi dalam setiap keluarga mereka. Abraham terus berpegang pada janji Allah sehingga apa pun yang terjadi ia tidak khawatir sebab percaya bahwa Allah berkuasa menjaga janji-Nya yang telah dinyatakan kepada Abraham.
1. Ceritakanlah tentang iman Abraham yang percaya penuh kepada Allah!
2. Perlukah untuk meyakinkan keluarga tentang janji Allah? Jelaskan alasannya.
1. Tuliskan dalam selembar kertas, bagaimana pengalamanmu saat percaya penuh kepada Tuhan dan saat Saudara lebih percaya kepada diri sendiri.
2. Tuliskan kendala Saudara untuk percaya penuh pada TUHAN, ceritakan bagaimana Saudara mengatasi hal itu!
3. Tulislah dalam satu atau dua alinea tentang komitmen saudara untuk percaya penuh kepada Allah serta komitmen untuk meyakinkan anggota keluarga bahwa Allah pasti akan menepati janji-Nya