2 minute read
Infografi: Perkembangan E-Commerce di
PERKEMBANGAN E-COMMERCE E-COMMERCE
DI TENGAH PANDEMI
Advertisement
Oleh : Dina Riantika | Desainer : Salsabilla | Ilustrasi : Novia Putri
Sejak adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menyerang dunia, seluruh aktivitas masyarakat harus dilakukan dengan segala keterbatasan kontak fisik. Hal ini mengakibatkan ditetapkannya Work From Home (WFH). Semua pekerjaan dilakukan dari rumah, misalnya perusahaan mengganti pola kerjanya, dan instansi sekolah hingga perguruan tinggi melakukan perubahan sistem pembelajaran. Segala keterbatasan kontak fisik ini turut berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat yaitu proses belanja. Keadaan ini tentunya memberikan berbagai dampak pada e-commerce yang menyediakan transaksi jual beli online.
Beberapa sorotan utamanya antara lain :
Volume permintaan barang pada ecommerce melonjak antara 5-10 kali dibandingkan sebelum pandemi. Tiga platform e-commerce teratas, yaitu Tokopedia, Shopee dan Lazada menjadi penyumbang 75% dari total penjualan barang e-commerce selama pandemi Covid-19 ini.
Transaksi harian meningkat menjadi 4,8 juta transaksi pada April 2020 lalu. Padahal sebelumnya hanya mampu menjangkau 3,1 juta transaksi per hari pada 2019.
Pengiriman Logistik
Pengiriman Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) biasanya hanya memakan waktu 1-2 hari, setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengiriman menjadi 2-3 hari. Pengiriman Jawa, selain Jabodetabek membutuhkan waktu lebih dari tiga hari. Sementara pengiriman luar Jawa membutuhkan lebih dari empat hari hingga ke tujuan setelah berlakunya PSBB.
Gross Merchandise Value (GMV) adalah total nilai penjualan seluruh barang di e-commerce selama kurun waktu tertentu. Di Indonesia sendiri, GMW tahun 2019 senilai US$23 miliar dan menjadi US$35 miliar sepanjang tahun 2020.
Pembayaran: Lonjakan Signifikan di E-Wallet
Tren konsumen yang beralih ke mode pembayaran nirsentuh telah memicu peningkatan tajam dalam pembayaran e-wallet. Pembayaran dengan metode ini mencapai 22% dari total pembayaran e-commerce pada April 2020. Pergeseran ini menyebabkan penurunan pada transaksi Cash On Delivery (COD) yang mengalami pertumbuhan pesat sebelum krisis kali ini karena pelanggan lebih memilih uang tunai. Dari sisi penawaran, pemain e-wallet besar termasuk OVO, GoPay, DANA, dan ShopeePay sudah meningkatkan permintaan melalui program cashback.
Covid-19 akan berdampak positif pada e-commerce dalam jangka panjang karena 80% dari konsumen mengharapkan pembelanjaan kembali dalam 6 bulan ke depan dan lebih memilih belanja dari rumah dibandingkan pergi ke gerai offline yang ramai.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, pelanggan semakin mengandalkan layanan dan jasa e-commerce. Banyak pelanggan yang akan mulai berbelanja kebutuhan secara online walaupun sebelumnya tidak pernah. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan juga oleh e-commerce untuk dapat bertahan dan mengembangkan usahanya.
Sumber : RedSeer.com dan katadata.co.id