3 minute read

Puisi: Eksistensi Corona: Bencana atau Rencana

Next Article
Mengikis Mimpimu

Mengikis Mimpimu

EksistEnsi Corona:

Bencana atau Rencana

Advertisement

Oleh: Aida farzanah | Ilustrator: Riris Meta Karuna | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh

Plural kultur paradigma manusia Gelombang misinformasi dan disinformasi Mengenai perspektif fenomena corona Hipotesa yang perlu adanya justifikasi Image yang dijadikan ideologi oleh sebagian pihak Justru memperburuk ketegangan di berbagai negara

Pertanyaan kerap muncul dalam benak Sungguh relevan jika ini digadang sebagai konspirasi Probabilitas adanya intervensi pemerintah China yang berdalil tentang AS sebagai dalang Menuding virus corona sebuah kesengajaan Refleksi ini bahkan disepakati oleh Rusia

Pasar Basah Wuhan hanyalah tipu belaka Institut Virologi Wuhan lokasi pembuatannya Pusat episentrum pertama penyebaran Lepas sengaja sebagai penyerangan Eksistensinya diragukan akibat kurang bukti

Mekanisme dengan prospek menghancurkan Senjata biologis untuk merusak ekonomi Skema politis menekan angka pemungutan suara. Diversitas perspektif masyarakat Inggris Hegemoni penyebaran akibat jaringan 5G Berakibat invansi perusakan tower 5G

Kini, premis relevansi dengan Bill Gates Probabilitas terlibat akibat suatu agenda Kontradiksi dilayangkan WHO Katanya, konklusi penularan terjadi secara alami Spekulatif penyebaran diakibatkan kelelawar Eksplisit pun tak tersebar oleh lembaga apapun

BOMB: Persaingan Demi Senjata Paling Mematikan di Dunia

Oleh: Siti Nurhasanah Desainer: Zakiyah

Judul : BOMB Penulis : Steve Sheinkin Penerjemah : Putra Nogroho Penerbit : Noura Books Tebal buku : 348 halaman Tahun terbit : 2012 ISBN : 978-602-1306-97-0

Pengeboman kota besar Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat menjadi momen sejarah dalam Perang Dunia II yang tidak terlupakan. Hal-hal yang perlu diulik di balik layar penciptaan senjata paling mematikan di dunia tersaji dalam buku yang hanya setebal 348 halaman ini. Buku ini berhasil menguak asal-muasal penciptaan bom sampai pada pengeboman itu sendiri. Diceritakan dengan genre seperti thriller dan gaya yang naratif, buku ini sangat cocok bagi para pembaca yang tidak terlalu menyukai buku sejarah yang kaku. Sheinkin menulis bukunya dengan format empat bab besar yang kemudian dikerucutkan lebih kecil menjadi potongan bab-bab yang pendek. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah untuk memahami alur cerita dengan banyak latar tempat dan tokoh yang terlibat di dalamnya.

Empat bagian utama dalam kisah ini diawali dengan kekhawatiran dunia atas penemuan atom uranium yang dapat terbelah menjadi dua bagian (fisi) oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman. Penulis menggambarkan suasana kala itu begitu kental dengan peperangan di wilayah Eropa yang didalangi oleh Adolf Hitler yang tamak. Munculnya fisi menandakan dimulainya plot cerita yang mendebarkan. Sebagian besar buku menyuguhkan berbagai konteks cerita yang beragam dalam perlombaan penciptaan bom terdahsyat yang pernah ada. Beragam aksi-aksi spionase dan sabotase menjadi adegan yang tak lagi asing untuk ditemui pembaca. Amerika Serikat dan Uni Soviet yang bersekutu pun saling bersaing meski dalam satu kapal yang sama untuk melengserkan Hitler. Tak hanya sampai disitu, Sheinkein juga mengemas bukunya dengan tindakan mata-mata yang cerdik dan tidak dapat terpikirkan oleh nalar. Kisah terus berlanjut sampai pada bagian yang menceritakan tentang perencanaan dan perakitan bom yang dilakukan secara rahasia. Robert Oppenheimer, Fisikawan jenius yang memimpin proyek bom atom Amerika Serikat dan hingga di bab akhir mendapat gelar “Ayah dari Bom”. Namun, mekanisme rahasia itu kian terkuak hingga membuat pembaca merasa dalam setiap babnya terdapat kegelisahan yang tiba-tiba.

Setelah Sheikin berhasil membuat penonton merasa khawatir, kali ini Sheikin menutup lembar bukunya dengan penyuguhan tahap final sampai uji coba bom yang menjadi muasal pengeboman Hirosima dan Nagasaki. Dengan closing yang dibuat se-epic mungkin, pembaca akan benar-benar dibuat emosional dan ngeri. Efek bom jamur bagi para warga sipil digarap penulis dengan kata-kata yang sederhana hingga dapat menggambarkan situasi kala itu. Terlepas dari untaian kisah bom atom yang angker. Dengan karakter-karakter asli yang diperoleh dari berbagai sumber, Sheinkin telah berhasil memadukanya menjadi satu buku yang utuh dan harmonis.

Buku yang diterbitkan pada 2012 ini telah memenangkan berbagai penghargaan, mulai dari Newbery Honor Book, National Book Award (Finalist), Robert F. Sibert Award, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang begitu disayangkan. Susunan kalimat dan keterkaitan antar bab yang diterjemahkan cukup kompleks, sehingga akan sedikit membingungkan bagi pembaca. Keterlibatan begitu banyak tokoh juga membuat pembaca tidak bisa fokus pada satu tokoh sampai alur cerita berakhir. Kendati demikian, buku ini sudah dilengkapi dengan foto hitam putih di setiap bab besar untuk membantu pembaca mengenali para tokohnya. Buku karya Sheinkin ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terlebih penikmat sejarah yang menyukai penyampaian latar yang tidak membosankan.

This article is from: