2 minute read

Pola Hidup Digitalisasi, Solusi Hadapi

Pola Hidup Digitalisasi, Pola Hidup Digitalisasi,

Solusi Hadapi Pandemi

Advertisement

Oleh: Kholifatul Mufti | Ilustrator: Adib Faiz A.A. | Desainer: Zakiyah

Kini kita berada di fase di mana harus mulai terbiasa dengan teknologi. Perubahan kehidupan yang signifikan akibat pandemi tak bisa terelakkan, mau tak mau pun harus dilakukan. Dimulai dari belajar, berbelanja hingga bekerja pun beralih pada sistem online. Perlahan namun pasti, pola hidup masyarakat mulai bergeser ke arah digitalisasi. Hal tersebut, memicu tingginya tingkat pemakaian dan ketergantungan masyarakat terhadap platform media digital seperti sekarang ini. Pola hidup trendy ala digitalisasi di tengah pandemi menggiring masyarakat untuk lebih akrab dengan perkembangan teknologi terutama layanan video conference dan e-commerce. Namun, apa ini saat yang tepat tuk peralihan kehidupan digitalisasi? Saiful Hadi, dosen Teknik

Informatika (TI) Universitas Semarang menyebutkan bahwa perubahan pola hidup masyarakat ini wajar, demi menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa, serta efisiensi mengurangi dampak risiko persebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Dampak pendemi ini dirasakan hampir semua lapisan masyarakat, demi mempertahankan roda perekonomian perlu adanya trobosan dan langkah strategis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi,” tambah Saiful.

Membahas tentang digitalisasi tak lengkap, jika tak mengulik sekilas mengenai e-commerce yang kian menjamur di Indonesia. Tuntutan ekonomi mengharuskan para pengusaha untuk putar otak dalam mempertahankan usahanya. Saiful menilai maraknya e-commerce justru merupakan solusi yang tepat bagi masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian, yang tentunya harus dibarengi dengan tawaran diskon agar menarik pelanggan. Lalu, apa dampak positif perubahan baru di masa pandemi? Tidak sedikit yang beranggapan bahwa perubahan ke arah digitalisasi akibat pandemi saat ini, menciptakan masyarakat yang lebih cenderung pasif dan hanya bergantung pada teknologi digital. Padahal dibalik itu semua, kita dapat mengambil sisi positifnya yaitu masyarakat menjadi familier dengan teknologi masa kini, seperti Zoom Meeting, Google Meeting, Microsoft Teams, dan platform digital lainnya. Pada wilayah Jawa Tengah, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) mencatat telah terjadi lonjakan penggunaan pada aplikasi tertentu, khususnya di bidang media sarana komunikasi, seperti Zoom Meeting yang melonjak tajam hingga 81,3%. Lonjakan besar dalam skala daerah yang kecil tersebut, tentunya akan membuat para penyedia teknologi berlomba-lomba meningkatkan performa dan layanan teknologinya. Sebut saja Microsoft 365 dan Google Meeting yang meningkatkan beberapa fitur pada layanan video conference.

Bak dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, dampak negatif dari perkembangan pola hidup digitalisasi juga perlu disoroti. Akses internet yang kurang merata pada beberapa wilayah di Indonesia masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kominfo menyiapkan 2.000 titik akses internet di lokasi baru sebagai respons kegiatan bekerja dan belajar dari rumah di tengah Covid-19. Selain itu, Diskominfo juga tengah menyiapkan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang sarana dan prasarana era digitalisasi yang lebih baik.

Hadirnya pandemi memang tak bisa diprediksi. Beradaptasi serta terus mengembangkan potensi diri merupakan salah satu solusi yang harus dijalani. Di era digitalisasi ini, semua kalangan dituntut untuk melek teknologi, agar kita mampu bertahan dari terjangan ombak digitalisasi.

This article is from: