2 minute read
Sosok: Hendi dan Komunitas K’ngen, Bantu Pembelajaran Digital untuk Para
Hendi dan Komunitas K’ngen, Hendi dan Komunitas K’ngen,
Bantu Pembelajaran Digital untuk Para Siswa Terdampak Pandemi
Advertisement
Oleh: Muhammad Resky Efendi | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh
Dok. Pribadi
Berawal dari sebuah kerinduan akan melakukan berbagai kegiatan yang tak bisa dilakukan di masa pandemi, membuat pria yang saat ini berusia 36 tahun melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat. Ia adalah Rian Ardian Hendi Asmara atau yang kerap disapa Hendi. Ia merupakan salah satu founder K’ngen Coworking Space bersama dengan tujuh orang temannya. Komunitas yang baru saja terbentuk pada 7 Juli 2020 ini mewadahi kaum milenial dalam beberapa bidang, seperti seni tradisional, seni modern, olahraga, sosial lingkungan hidup, dan digital kreatif yang mana bidang-bidang tersebut masih bergerak dalam lingkup sosial. Penamaan K'ngen sendiri dipilih oleh Hendi secara spontanitas, tetapi
ia menceritakan bahwa penamaan ini tanpa melupakan kualitas. Baginya, K’ngen memiliki filosofi yang amat begitu mendalam akan kerinduan untuk berkegiatan dan bergerak.
Melihat berbagai keadaan yang terdampak oleh pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Hendi yang pernah menjadi dosen ini merasa iba akan keadaan para siswa yang kesulitan mengakses internet guna pembelajaran dan pengerjaan tugas daring dari sekolah. Selain itu, minimnya pengetahuan para orangtua siswa tentang mata pelajaran di sekolah serta masalah ekonomi guna membeli kuota internet, membuat Hendi dan teman-temannya dituntut untuk berpikir lebih keras dan tepat agar bisa menjadi solusi bagi mereka. Hingga akhirnya, ia dan teman-temannya mendirikan sebuah sarana pembelajaran yang dinamakan K’ngen Sinau.
K’ngen Sinau adalah sebuah program dari Komunitas K’ngen untuk membantu para siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan secara daring oleh sekolah. Program ini dikemas seoptimal mungkin supaya memiliki makna yang berarti dan mendalam bagi para penggunanya. Tempat yang dijadikan untuk belajar oleh K’ngen Sinau salah satunya berada di wilayah Pringapus, Kabupaten Semarang. Dengan memanfaatkan sebuah gudang tempat penyimpanan tratag milik Rukun Tetangga (RT) desa setempat, ia bersama teman-temannya menyulap gudang tersebut menjadi sebuah tempat belajar bagi para siswa. Selain itu, Komunitas K’ngen juga menyediakan sinyal Wi-Fi dan pinjaman laptop serta printer sebagai penunjang dalam kegiatannya. Agar program yang digagas Hendi dan teman-temannya memiliki perbedaan dengan lainnya, ia memberikan fasilitas tambahan berupa tenaga pendamping untuk mendampingi para siswa dalam pelaksanaan belajar daring. “Sebenarnya program kami sudah biasa di mana-mana, tapi untuk menjadi pembeda dari yang lain kami mengemasnya dengan seoptimal mungkin bukan sebaik mungkin karena baik tidaknya orang yang akan menilai,” ujar Hendi.
Seiring berjalannya waktu, banyak siswa yang meminta agar ada penambahan jadwal Wi-Fi yang awalnya 2 kali menjadi 4 kali seminggu. Hendi mengaku senang akan keadaan tersebut sebab sangat dibutuhkan dan dapat membantu banyak siswa. Ia juga menuturkan bahwa dalam diri para siswa mulai timbul semangat dan kemandirian belajar. Tetapi, Hendi menyadari bahwa kegiatan yang ia rintis bersama teman-temannya masih memiliki banyak kekurangan, salah satunya penggunaan laptop yang masih bergantian, sehingga menimbulkan antrian untuk belajar. Untuk mengatasi hal tersebut Komunitas K’ngen juga menyediakan smartphone karena dinilai lebih efisien waktu dan praktis.
Dibalik suksesnya kegiatan yang telah berjalan hingga saat ini, Hendi juga mengakui bahwa ia banyak mendapat tantangan, salah satunya yaitu berupa tuduhan para guru dan tenaga pengajar yang menganggap bahwa K’ngen Sinau membuat sebuah lembaga pendidikan baru yang akan menyaingi sekolah di desa setempat. Namun baginya hal tersebut tak menjadi masalah, sebab K’ngen Sinau memang benar-benar hanya bersifat mendukung dan membantu para siswa serta orangtuanya. Justru ia mengaku bahwa akan merasa sangat senang apabila mendapat tanggapan negatif dan kritik guna perbaikan di kemudian hari.