Keringanan Perubahan Nilai Mentoring Tanpa Harus Mengulang
UMS, Koran Pabelan –Mentoring UMS unggah
pengumuman terbaru terkait perubahan nilai mentoring
dibawah nilai minimum tanpa perlu mengulang.
Pengumuman tersebut
ditujukan bagi angkatan 2021
yang mengalami kendala
dalam mengambil mata kuliah Kemuhammadiyahan.
Hartono, selaku Kepala
Urusan Mentoring dan
Kerja sama Persyarikatan UMS mengatakan pengu-
muman terkait perubahan nilai ini
bukan kebijakan baru, melainkan
hanya keringanan yang diberikan
untuk mahasiswa angkatan 2021.
Ia menjelaskan jika peralihan dari
sistem luar jaringan (luring) menjadi sistem dalam jaringan (daring) menyebabkan kesalahan pihak Koordinator Mentoring Pusat (KMP) dalam proses input nilai mahasiswa. “Karena memang sebelumnya saat mentoring secara luring tidak ada nilai BC yang ada ya hanya B yaitu lulus, maupun C tidak lulus, ini memang kesalahan input nilai saja,” ungkapnya,Rabu(22/2).
Ia menambahkan, jika terdapat mahasiswa yang mendapat nilai BC dan terkendala dalam mengambil mata kuliah Kemuhammadiyahan, dapat segera menemuinya dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan. Dengan demikian nilai akan otomatis berubah menjadi nilai
minimum tanpa harus mengulang. “Ini bukan kebijakan permanen melainkan kebijakan sementara yang hanya diberlakukan pada semester ini saja,” tegasnya, Rabu(22/2).
Menanggapi hal ini, Ahmada Norma Syinta selaku mahasiswa Program Studi (Prodi) Fisioterapi angkatan 2020 yang telah lulus mentoring turut memberikan tanggapannya terhadap keringanan yang diberikan oleh pihak mentoring. Ia mengaku setuju dengan pihak mentoring dan tidak merasa keberatan dengan adanya keputusan tersebut. “Setahu saya kebijakan mentoring bukanlah mutlak kebijakannya tapi juga sudah berkonsultasi dengan pembimbingnya,” tuturnya,
Kamis(23/2).
Dihubungi dalam kesempatan yang berbeda, Dita Nurul Diniyah salah satu mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah (HES) sekaligus mahasiswa yang mendapat nilai BC menyampaikan tanggapannya terkait hal tersebut Kebijakan itu dinilai cukup merugikan bagi sebagian mahasiswa dan sudah seharusnya melakukan pengubahan nilai diawal ketika nilai mentoring keluar bukan di akhir seperti yang dilakukan saat ini. “Kedepannya semoga dari pihak mentoring lebih teliti lagi dalam menginput nilai sehingga hal tersebut tidak terulang kembali dan tidak ada pihak yang dirugikan,” harapnya, Jumat(24/2).[AFR]
Redpel Koran:AuliaAzzahra
Redaktur: Nadia Patricya Suwarno, Adhelia Zahrotu Kurniati
Redaktur Foto: Syifana PutriY. P
Reporter: Adhelia Z,Aprilia M,Alfin N, Indah P
Fotografer: Syifana
Editor: Anisa Fitri, Novali, Anisa
Yuliana,AuliaA
Ilustrator: Naurah
DesainArtistik/Tata Letak: Putra, Ryan, Fadhil, Rafikhansa, Ridhwan, Nadia, Bagas
Pemimpin Umum: Muhammad Iqbal
Sekretaris Umum: Ridhwan Nabawi
Pemimpin Redaksi: Aliffia Khoirinnisa
Litbang:Aisyah Fayi Ivana
Personalia: M. Rafikhansa Dzaky S.
Medkom: Bagas Pangestu
Perusahaan: Widyawati Dian Putri U.
Manajer Logistik: Moh. LukmanA.
Redpel Online: Shafy Garneta M.
Redpel Koran: AuliaAzzahra
Redpel TV: Fadhil Kamal
Redpel Majalah: Anisa Fitri Rahmawati
Manajer Diskusi: Hasbiatullah
Manajer Dapus: Viona Riana Sari
Manajer Penelitian:AshariThahira
Manajer Pelatihan: N.Assa’adah
Manajer PKK: Ivana SarahAzaria
Manajer Iklan: LilisApriliyani
Manajer Prodis: Fesardha Putra
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Terbit Sejak: 28 Juni 2005
berdasarkan Surat Keputusan
Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005,
Tanggal 24 Juni 2005
Alamat Redaksi: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl.
AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164
Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
Kesalahan Input Nilai Mentoring
Merugikan Sebagian Mahasiswa
Program mentoring di
UMS merupakan program yang wajib diikuti mahasiswa UMS sebagai upaya untuk meningkatkan wacana keilmuan dan keislaman. Program ini menjadi syarat wajib untuk beberapa mata kuliah tertentu. Sebagai program yang telah lama ada, program mentoring memiliki regulasi dan peraturan yang telah baku. Seperti pengambilan mata kuliah kemuhammadiyahan yang perlu menggunakan nilai mentoring sebagai syarat pengambilan mata kuliah.
Beberapa saat lalu ter-
ProfRuwet
dapat kebijakan perubahan
nilai sebagai bentuk keringanan pada mahasiswa angkatan 2021. Perubahan ini disebabkan oleh peralihan dari sistem luar jaringan (luring) menjadi sistem dalam jaringan (daring) yang menyebabkan kesalahan pihak
Koordinator Mentoring Pusat (KMP) dalam proses input nilai mahasiswa. Hal ini berakibat mahasiswa yang terkendala mengambil mata kuliah tertentu. Meski telah ditawarkan solusi dengan membawa persyaratan untuk mencapai nilai minimum, namun hal ini menunjukkan kurangnya ketelitian dari KMPdalam kiner-
janya. Adanya perubahan ini juga cukup merugikan sebagian mahasiswa dan sudah seharusnya melakukan pengubahan nilai diawal ketika nilai mentoring keluar bukan di akhir seperti yang dilakukan saat ini. Kedepannya perlu adanya peningkatan kinerjanya agar tidak menjadikan mahasiswa bingung dan terkendala dalam prosesnya.Sehinggakesalahan input nilai tidak terulang kembali dan mahasiswa tidak ada yang dirugikan akan halini.
Tetapkan Kurikulum Baru, Ini Respon Beberapa
Mahasiswa IQT
Jangan sampai mempersulit mahasiswa ya...
Situasi Area Parkir Kampus, Petugas Keamanan Parkir : Ada Kesenjangan Lain kali lebih teliti dong!
Pembangunan Diperkirakan Selesai Akhir Februari Sallluutt... semoga cepat selesai dan bisa digunakan kembali.
Tahukah kamu?
TahukahKamu?“
Tanggal 2 Maret merupakan hari lahirnya Gerakan Perjuangan Rakyat Semesta (PARMESTA). Gerakan ini dideklarasikan pada tahun 1957 dan dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan pembangunan jakarta dibanding wilayah lain.
Sumber: @google
SuaraPabelanis.
Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan
+628560078xxx (Mahasiswa FEB)
Parkiran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) terlalu sempit dan saat hujan deras banjir, kemana uang kita?
+628564392xxxx (Mahasiswa FAI)
Fakultas Agama Islam (FAI) susah sinyal ditambah wifi yang lemot, membuat mahasiswa sulit mencari informasi melalui internet.
Kredibilitas Dosen yang Patut Dipertanyakan
Seorang dosen dikatakan
layak jika dapat menguasai keterampilan mengajar yang profesional. Walaupun tidak banyak, tetapi ada beberapa dosen yang memiliki kredibilitas mengajarrendah.
Kredibilitas yang dimaksud disini adalah kualitas dan kapabilitas seorang dosen. Kredibilitas pada dosen ini mencakup sistem Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang diterapkan oleh dosen, sistem penugasan yang diberikan kepada mahasiswa, dan sistem penilaian terhadap tugas-tugas mahasiswa.
Masih terdapat beberapa dosen yang belum mampu memberikan sistem pembelajaran yang tepat kepada mahasiswa, sehingga menimbulkan kejenuhan selama mengikuti pembelajaran. Hal ini mungkin berdampak pada tingkat kehadiran dan pemahaman mahasiswa pada pembelajarantersebut.
Selain kurang atraktif, terkadang pembelajaran, tidak ber-
sifat dua arah dengan kata lain tidak melibatkan mahasiswa di dalamnya. Hal ini dapat berdampak kepada mahasiswa yang menjadi pasif dalam pembelajaran.
Terkadang kejenuhan dalam pembelajaran dapat berdampak pada minat belajar mahasiswa yang menjadi rendah, sehingga mengikuti pembelajaran hanya menjadi suatu kewajiban semata bukan ditujukan untuk benarbenarmenuntutilmu.
Penting untuk menciptakan suasana KBM dengan melibatkan mahasiswa didalamnya seperti melakukan sesi tanya jawab atau diskusi agar lebih menarikminatbelajarmahasiswa.
Selain itu, terdapat sistem penugasan yang terkadang masih belum jelas seperti tugas yang tidak berkaitan dengan mata kuliah yang diajarkan atau output tugas akhir yang berbeda dengan ketentuan di awal. Hal itu dapat menimbulkan kebingungan bagi mahasiswa sehingga dalam me-
ngerjakan tugas kurang maksimal mengerjakan tugas. Dosen yang memberikan tugas terlalu banyak juga dapat membebani mahasiswa.
Di sisi lain, sistem penilaian yang belum cukup baik dapat menimbulkan kecurigaan dari mahasiswa. Beberapa mahasiswa terkadang mencurigai beberapa dosen tidak melihat isi dari tugas yang mereka kerjakan tanpa melihat kesesuaikan tugas yang diberikan.
Sebaiknya dosen menunjukan transparansi nilai diakhir semester, sehingga mahasiswa mengetahui setiap nilai yang diberikan. Dosen juga harus siap menerima ajuan perbuahan nilai
oleh mahasiswa yang merasa tidak puas akan hasil nilainya dengan menyertakan bukti terlampir
Dosen tidak seharusnya menolak dan keberatan dengan pengajuan perubahan nilai yang diajukan oleh mahasiswa. Dosen dapat memberikan penjelasan kepada mahasiswa atau meminta mahasiswa mengirimkan bukti tugas yang dikerjakan. Jika dosen menolak atau keberatan terhadap pengajuan nilai yang diajukan oleh mahasiswa, maka dosen tersebut bisa dikatakan kurang profesional karena tidak mau menerima saran dan kritik darimahasiswanya.
Pembangunan Diperkirakan Selesai Akhir
UMS, Koran Pabelan –Perkembangan pembangunan Griya Mahasiswa UMS diperkirakan selesai pada akhir Februari mendatang, sebelum nantinya bisa digunakan mahasiswa pada Maret. Dalam kontrak, pembangunan ini ditargetkan selesai pada 26 Maret 2023.
Selaku Wakil Rektor (WR) II
UMS, Muhammad Da’i mengonfirmasi jika progres pembangunan Griya Mahasiswa sudah mencapai lebih dari 90%. Menurutnya, Griya Mahasiswa ditargetkan selesai pada
akhir Februari, sehingga nantinya bisa ditempati oleh unit kegiatan mahasiswa (UKM) tingkat universitas pada Maret. “Akan ada peresmian ketika pembangunan selesai,”tambahnya,Kamis(23/2).
Da’i melanjutkan, bahwa pihak universitas akan mengundang UKM tingkat universitas untuk hadir di peresmian Griya Mahasiswa yang baru. Ia berharap agar nantinya penghuni Griya Mahasiswa bisa menjaga kebersihan serta keindahan gedung.
“Semoga bisa jadi pusat gerakan dan pembinaan bagi mahasiswa UMS untuk memperkuat soft skill”,harapnya.
Hasyim Asy’ari selaku Kepala Bagian (Kabag) Sarana dan Prasarana (Sarpras) UMS mengungkapkan, bahwa di Griya Mahasiswa yang baru sudah dipersiapkan fire alarm, sehingga mahasiswa diharapkan tidak memasak dan merokok di sana. Ia menyebutkan berbagai fasilitas yang bisa digunakan oleh penghuni Griya Mahasiswa, seperti musala, internet, ruang rapat, hingga penangkal petir “Ada juga sistem untuk listriknya, ketika sudah jam sepuluh malam power listriknya akan padam, maka diharapkan semua kegiatan UKM sudah selesai,”imbaunya,Rabu(22/2).
Salsa Anida, salah satu mahasiswa yang tergabung di UKM Mahasiswa Muslim Pecinta Alam (Malimpa) berpendapat jika pihak universitas kurang menyediakan tempat yang memadai untuk UKM-nya. Mengingat banyak alat yang dimiliki Malimpa, sehingga universitas perlu menyesuaikan tempat terkait kapasitas tiap UKM. “Pembangunan ini sebetulnya baik, kalaupun selesai (tepat waktu –red) alhamdulillah, jadi kampus memang benar memploting waktu pembangunan,” ujar Salsa, Kamis (23/2). [Aprilia Mayang/NPN]
Upper Peninjauan Kembali
Situasi Area Parkir Kampus, Petugas
Keamanan Parkir : Ada Kesenjangan
UMS, Koran Pabelan –Keterbatasan personil keamanan parkir UMS menyebabkan adanya beberapa permasalahan dan kesenjangan. Para petugas keamaan Parkir berharap pihak atasan lebih memperhatikan penetapan petugas keamanan parkir agar tidak mengalami kesenjangan terhadap petugas lain.
Selaku petugas keamanan
kampus 2, Subro mengatakan keamanan parkir sudah terjadwal dengan kewenangan setiap komandan regu. Terkait penugasan parkir juga sudah dilaksanakan sesuai keinginan pihak Badan Aset Universitas (BAU). “Untuk teknisnya, kampus 1 ada yang mengepalai dan kam-
pus 2 ada yang mengepalai, beda dengan dulu yang jadi satu,” ujarnya,Kamis(23/2).
Akan tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan, petugas keamanan parkir mengalami kesulitan pada pintu keluar yang begitu ramai terlebih ketika ada event Keterbatasan personil keamanan parkir cenderung memiliki resiko yang besar dan secara tidak langsung dapat berurusan dengan pihak kepolisian. “Bagaimana apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Contohnya kehilangan, itu belum diatur secaraspesifik,”tambahnya.
Tidak hanya mengenai teknisi lapangan, ia mengungkap adanya kesenjangan terhadap petugas keamanan parkir dimana posisi kerja karyawan baru dan karyawan lama memiliki kedudukan
yang sama. Kegelisahan pihak keamanan parkir seringkali terjadi akibat pihak atasan dengan peraturannya dan pengingkarannya dikemudian hari. ”Contohnya, dalam usia jabatan sudah ditetapkan tapi dari mereka (Petugas Keamanan Parkir –red) yang direkrut ada juga yang melebihi batas usia, juga syarat lain yang harus dikumpulkan tapi tidak dipenuhi, dan kedudukan yang sama antara karyawan baru dan karyawanlama,”ungkapnya.
Ia juga menuturkan, ada perbedaan kesejahteraan petugas keamanan parkir dengan petugas lain pada posisi kerja tetap dan tidaktetap.Menurutnya,perluadanya penetapan karyawan pada petugas keamanan parkir. “Terkaitdengannonteknistolonglahkita ini semua karyawan, ya cuma sa-
at ini saya menerima kebijakan outsourching itu. Tolong diperhatikan kesenjangan antara yang tetap dengan outsourching janganterlalujomplang(tidakseimbang–red),”harapnya.
Nadia Rahmati mahasiswi Program Studi (Prodi) Akuntansi mengungkapkan, lahan parkir yang tidak sesuai kapasitas kendaraan mahasiswa membuat parkiran itu menjadi sempit dan mahasiswa kesal. Ia berharap lahan parkir bisa diperbaiki menjadi lebih baik agar jalanan parkir tetap mulusdantidakbeceksaathujan. “Semoga pihak kampus memberikan alternatif yang lebih baik yang memberikan mahasiswanya kenyamanan terutama dalam parkir,” tutupnya, Kamis (23/2).
[IndahPermatasari/AA]
WARTA KAMPUS
Kurikulum Baru
Terapkan Kurikulum Baru, Ini Respon Beberapa Mahasiswa IQT
UMS, Koran Pabelan –Program Studi Ilmu Quran dan Tafsir (IQT) Fakultas Agama Islam (FAI) UMS membuat
kebijakan baru terkait dengan kurikulum. Kebijakan yang baru tersebut mulai diterapkan pada semester genap ini dan mendapat beragam respon dari berbagai mahasiswa IQT.
Muhammad Daffa Maula-
na, mahasiswa Program Studi (Prodi) IQT semester empat mengungkapkan, kebijakan baru ini cukup menggiurkan baginya dibandingkan dengan sistem kurikulum yang sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pada mata kuliah di kuri-
kulum baru lebih menjurus pada jurusan IQT dibanding kurikulum lama. “Karena mata kuliah di kurikulum baru ini lebih menjurus ke jurusan yang diambil. Kalau kurikulum lama itu lebih umum, tidak besar penekanannya terhadap diskursus tafsir,” jelasnya, Kamis (23/2).
Namun, kebijakan baru tersebut sempat membuat Daffa dan beberapa mahasiswa IQT lainnya harus berebut kelas Akhirnya, dari pihak Kepala Program Studi (Kaprodi) sendiri telah menyelesaikan masalah tersebut dengan menambah satu kelas lagi di gedung FAI. “Karena banyak mahasiswa yang dari semester enam ke atas yang ada beberapa mata kuliahnya yang
tidak terkonversi nilainya, jadi otomatis mereka harus ngambil kebawah,”tambahDaffa.
Senada dengan Daffa, Muhammad Azizi selaku mahasiswa IQT semester enam turut angkat suara. Menurutnya, langkah yang diambil Kaprodi ini sudah bagus, tetapi melihat adanya ketimpangan yang terjadi alangkah baiknya dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu untuk tahun ajaran berikutnya. “Menurutku, sebaiknya pergantian kurikulum ini dijadikan untuk nanti di tahun 2023 dan ditata serta disusun lebih rapi terlebih dahulu, ” ujarnya,Jumat(23/2).
Di lain sisi, Tiyo Mustaqim, mahasiswa IQT semester delapan mengungkapkan, terdapat
sedikit keluhan baginya selaku mahasiswa tingkat akhir Hal tersebut dikarenakan, di kurikulum baru terdapat pergantian mata kuliah pilihan menjadi mata kuliah wajib. “Itu sedikit membebani karena ada beberapa mata kuliah yang diganti tetapi tidak disajikan di semester ini,” terangnya, Minggu(27/2)
Namun, Tiyo turut menjelaskan, bahwa kurikulum baru di IQT cukup menarik karena banyak mata kuliah tambahan yang disajikan. Menurutnya, dengan adanya kurikum baru cocok di era sekarang untuk menarik mahasiswa baru. “Ini sangat cocok di era sekarang, guna menarik mahasiswa baru,” jelas Tiyo. [Alfin/AYP]
Struktur Kepengurusan 2023
Lembaga Pers Mahasiswa Pabelan
Lpm Pabelan
Lpm Pabelan
@infoPabelan
Lpm Pabelan
@lpmPabelan
Bagas Pangestu Pemimpin Departemen Media & Komunikasi