![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
2.3. YHWH, Allah Pencipta
mereka sudah dikalahkan dewa-dewa Babel, tidak mampu bangkit melawan mereka untuk membebaskan umat-Nya. Mereka hidup di tanah asing, jauh tersembunyi dari YHWH, sementara Ia tidak berkuasa untuk membebaskan mereka dan mengembalikan hak mereka sebagai bangsa yang merdeka.
2.3. YHWH, Allah Pencipta
Advertisement
Para pemuka Israel sampai pada keyakinan tentang siapa sesungguhnya YHWH, Allah yang mereka sembah. Pada masa pembuangan ini, para pemuka Israel dapat menyelesaikan penulisan Kitab Taurat (Kejadian s.d. Ulangan) sehingga menjadi seperti yang sekarang ini. Studi tentang sejarah penulisan Alkitab menunjukkan bahwa beberapa teks yang penting dalam Taurat justru lahir di tengah situasi pembuangan ini. Salah satu yang penting untuk disebut di sini adalah Kisah Penciptaan yang ditempatkan pada awal Kitab Taurat (Kejadian 1). Kisah ini tidak ditulis untuk menjelaskan proses terbentuknya langit dan bumi dan seluruh isinya. Kisah ini disampaikan untuk menegaskan kepada orang Israel bahwa Allah yang mereka sembah adalah pencipta alam semesta dan manusia yang tinggal di dalamnya. YHWH, Allah yang disembah oleh Israel, adalah Allah yang Mahakuasa. Hanya dengan firman-Nya Ia dapat melakukan semua yang dikehendaki-Nya. Benda-benda alam (matahari, bulan, dan bintang) yang disembah sebagai dewa-dewi oleh bangsa-bangsa lain dan diyakini berkuasa atas hidup manusia sesungguhnya hanyalah ciptaan Allah. Semua itu diciptakan oleh Allah bukan untuk disembah oleh manusia, tetapi untuk melayani kepentingan manusia. Para nabi yang berkarya di antara kaum buangan di Babel membangkitkan pengharapan mereka sehingga mereka tidak putus asa. Dua di antara mereka adalah Nabi Yehezkiel dan nabi yang kemudian dikenal dengan sebutan Deutero-Yesaya. Kedua nabi ini menegaskan
kepada orang Israel
siapa sesungguhnya Allah yang mereka sembah. Orang Israel mengatakan bahwa pembuangan yang mereka alami itu adalah bukti bahwa YHWH sudah dikalahkan oleh dewa-dewi Babel. Kalau Allah mereka saja sudah kalah, tidak ada harapan bagi mereka untuk dapat bebas dari pembuangan dan kembali ke tanah Yehuda. Mereka hanya dapat menerima kenyataan bahwa negeri mereka sudah hancur, keberadaan mereka sebagai bangsa dan kerajaan sudah sirna,
keberadaan mereka sebagai umat YHWH akan musnah dan mereka akan melebur ke dalam bangsa-bangsa lain. Tetapi, para nabi menyatakan bahwa apa yang mereka percaya itu keliru. YHWH tidak pernah kalah dan tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun. Kalau mereka dibuang, itu bukan karena Allah sudah dikalahkan oleh dewa-dewi Babel. Yang sebenarnya sedang terjadi adalah bahwa YHWH sedang menghukum orang Israel karena mereka telah berdosa kepada-Nya. Ia menggunakan kerajaan asing untuk melaksanakan hukuman atas Umat-Nya sendiri. Setelah masa penghukuman itu selesai, YHWH akan membawa mereka pulang ke tanah air mereka. Nabi Yehezkiel menyatakan bahwa keadaan umat di pembuangan itu sebenarnya memang sudah tidak ada harapan lagi. Tidak ada kemungkinan untuk dapat kembali ke tanah Israel dan kembali menjadi sebuah bangsa dan kerajaan yang merdeka. Mereka itu seperti tulang belulang yang kering di kuburan. “… tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulangtulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang” (Yeh. 37:11). Tidak mungkin dapat hidup kembali dan tidak ada harapan untuk menjadi manusia lagi. Tulang belulang itu akan makin kering dan hancur. Tetapi, Yehezkiel menyatakan bahwa YHWH akan melakukan hal yang mustahil itu: Ia akan membuka kubur-kubur mereka dan membangkitkan mereka, lalu membawa mereka kembali ke Tanah Israel. Saat YHWH melakukan semua ini, mereka kan mengetahui “Akulah YHWH” (Yeh. 37:12-13). YHWH menunjukkan Dia adalah yang hidup dan berkuasa, yang dapat melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Ia sama sekali tidak dikalahkan oleh dewa-dewi Babel, bahkan sanggup menunjukkan kuasa-Nya di wilayah kekuasaan dewa-dewi Babel. Jika mengetahui siapa YHWH, Allah yang mereka sembah, orang Israel akan memahami diri mereka sendiri. Mereka adalah umat yang percaya kepada Allah yang Mahakuasa, yang sanggup melakukan hal-hal yang manusia. mustahil di mata
Deutero-Yesaya melangkah lebih jauh ketika membandingkan YHWH dengan dewa-dewi Babel. Ia menyatakan bahwa dewa-dewi yang disembah oleh orang-orang Babel itu hanyalah patung yang dibuat oleh tangan manusia (Yes. 44:9-20). Patung berhala itu dibuat oleh tukang dari kayu: pohon ditebang, batang kayu dibentuk menjadi patung