6 minute read
• Bingkisan Lebaran Untuk Puluhan Ribu Mitra Kerja Perhutani
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
Bingkisan Lebaran
Advertisement
Untuk Puluhan Ribu Mitra Kerja Perhutani
Idul Fitri adalah momen kemenangan. Bagi umat Islam, hari raya Idul Fitri menjadi saat meraih kemenangan setelah sebulan penuh berjuang mengalahkan hawa nafsu dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Idul Fitri juga merupakan momen yang tepat untuk berbagi kepada sesama. Agar semua orang dapat merasakan suka cita menyambut hari raya. Dan Perhutani pun berbagi di momen menjelang Idul Fitri. Bingkisan Lebaran dibagikan kepada pekerja non-karyawan di seluruh wilayah kerja Perhutani. Inilah tanda jalinan tali kasih Perhutani kepada seluruh mitra kerja.
Secara simbolis, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro, memberikan langsung bingkisan tersebut kepada penerimanya. Acara itu berlangsung pada Kamis, 29 April 2021, di Kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi. Selanjutnya, seluruh pekerja nonkaryawan di seluruh wilayah kerja Perum Perhutani juga mendapatkan bingkisan lebaran itu.
Hadir di dalam kegiatan tersebut, Direktur Utama Perum Perhutani, Wahyu Kuncoro; Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, Asep Dedi Mulyadi; Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Amas Wijaya; Administratur Perhutani KPH Sukabumi, Asep Setiawan, beserta perwakilan jajaran KPH Sukabumi; serta perwakilan para penyadap getah pinus.
Para penerima bingkisan lebaran tersebut adalah para mitra kerja Perhutani di seluruh wilayah kerjanya. Mereka adalah mitra pekerja hutan (penyadap getah pinus, kopal, pemetik daun kayu putih, pekerja lak, kru tebangan, kru tempat penimbunan kayu, kru industri), dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) Tunas Rimba. Total nilai bingkisan lebaran yang dibagikan di hari itu adalah 5,3 milyar rupiah. Di masing-masing bingkisan lebaran tersebut terdapat 2,5 kg beras, 1 kg gula pasir, dan 1 liter minyak goreng.
Pemberian bingkisan lebaran tersebut dilakukan di masing-masing satuan kerja Perhutani se-Pulau Jawa dan Madura. Prosesnya dilakukan melalui sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Saat memberikan bingkisan tersebut secara simbolis, Wahyu Kuncoro menyampaikan, pemberian bingkisan lebaran tersebut merupakan satu bentuk apresiasi kepada mitra kerja Perhutani. Yaitu masyakarat sekitar hutan, yang telah banyak membantu Perhutani dalam melakukan proses bisnis. Ia berharap, bingkisan lebaran dari Perhutani itu dapat kian mempererat jalinan kerja sama dan kolaborasi dengan mitra kerja.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan kebutuhan seharisehari di tengah bulan suci Ramadhan yang masih dalam kondisi pandemi Covid-19 ini,” kata Wahyu Kuncoro.
Kolaborasi Harmonis
Di dalam kesempatan yang sama, Amas Wijaya mengatakan, penyadap merupakan mitra Perhutani yang sangat berkontribusi terhadap proses bisnis perhutani. Terutama dalam bidang produksi getah pinus. Maka,
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus
ia berharap kolaborasi yang selama ini sudah terjalin dengan baik dan harmonis di antara penyadap dengan Perhutani dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.
“Semoga kolaborasi kita dapat semakin harmonis,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penerima bingkisan lebaran tersebut, Tedi, menyampaikan rasa terima kasih kepada Perhutani atas pemberian bingkisan lebaran tersebut. Tedi yang berasal dari RPH (Resort Pemangkuan Hutan) Ciguha itu menyatakan senang dan bangga menerima bingkisan tersebut.
“Terima kasih atas kepedulian Perhutani kepada kami. Bingkisan ini sangat membantu bagi kami. Dan saya merasa senang dan bangga sekali karena yang memberikan bingkisan ini adalah langsung oleh Pak Dirut Perhutani,” katanya.
Total jumlah mitra kerja Perhutani yang menerima bingkisan lebaran tersebut adalah 76.505 orang. Mereka tersebar di tiga wilayah Divisi Regional (Divre). Yaitu Divre Jawa Tengah sebanyak 34.398 orang, Divre Jawa Timur sebanyak 32.926 orang, serta Divre Jawa Barat dan Banten sebanyak 9.181 orang. Makna Idul Fitri
Di dalam kalender Islam atau Qomariah, ada dua hari raya bagi umat Islam. Yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Di dalam sejarah umat Islam, pada dua hari raya umat Islam itu ada dua peristiwa yang berbeda yang melatarbelakanginya .
Idul Fitri berarti hari raya berbuka puasa. Setelah umat Islam menjalani ibadah puasa wajib bagi umat Islam selama satu bulan penuh, setiap hari sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga untuk memeringati turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Perayaan Idul Fitri akan berlangsung selama dua hingga tiga hari, sejak tanggal 1 Syawal dalam kalender Islam. Pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri yang jatuh di tanggal 1 Syawal, umat Islam akan melakukan sholat Ied. Di saat yang bersamaan, umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dan saling bermaafan dengan berjabat tangan dan pelukan formal.
Tidak berhenti di situ. Di rumahrumah umat Islam juga akan disediakan hidangan-hidangan manis serta hadiah-hadiah yang kerap diberikan kepada anak-anak dan mereka yang membutuhkan. Di situlah terlihat makna dari saling berbagi.
Umat Islam pada hari Idul Fitri akan saling bermaaf-maafan. Tradisi ini akan bervariasi di tiap-tiap negara. Di banyak negara dengan populasi Muslim yang besar, Hari Raya Idul Fitri akan menjadi hari libur nasional. Sekolah-sekolah dan perkantoran akan diliburkan sehingga pada hari raya tersebut, umat Islam dapat berkumpul dengan keluarga mereka, teman-teman, dan para tetangga.
Di Amerika Serikat dan Inggris, umat Islam dapat meminta cuti sekolah dan cuti kerja. Sehingga, mereka dapat bepergian atau merayakannya bersama keluarga dan teman. Sementara di negaranegara seperti Mesir dan Pakistan, umat Islam menghiasi rumah mereka dengan lentera, lampu kelap-kelip, atau bunga. Makanan khusus pun akan disajikan. Lalu para teman, tetangga, maupun keluarga besar akan diundang untuk berkumpul bersama.
Di Yordania yang mayoritas populasinya adalah muslim, beberapa hari sebelum Hari Raya
Idul Fitri tiba, mereka akan berburu hadiah di mal-mal lokal dan pasar Ramadhan. Mereka akan bersiap untuk bertukar hadiah pada saat Idul Fitri. Sedangkan di Turki dan di tempat-tempat yang pernah menjadi bagian dari kekaisaran Ottoman-Turki semisal Bosnia dan Herzegovina, Albania, Azerbaijan, dan Kaukasus, juga dikenal kegiatan “Lesser Bayram” atau “festival” di Turki.
Sedangkan Hari Raya Idul Adha adalah perayaan pengorbanan. Hari Raya Idul Adha disebut juga hari raya besar. Waktunya adalah saat umat Islam melaksanakan ibadah haji di kota suci Makkah di Arab Saudi. Ibadah haji sendiri bagi umat Islam adalah wajib minimal sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu.
Idul Adha merupakan hari raya untuk memeringati peristiwa ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai ujian iman. Kisah tersebut, sebagaimana diriwayatkan dalam Al Qur’an, menggambarkan upaya setan untuk menggoda Ibrahim agar tidak menjalankan perintah Allah. Namun, Ibrahim tetap tidak tergerak dan justeru memberi tahu Ismail perihal perintah tersebut dan Ismail pun bersedia dikorbankan.
Saat Nabi Ibrahim AS memantapkan hatinya hendak menyembelih putranya demi melaksanakan perintah Allah, di saat itu Allah pun mengutus malaikat untuk segera mengganti Ismail dengan seekor domba jantan. Karena itulah, umat Islam berkurban di Hari Raya Idul Adha sebagai upaya untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim yang tunduk terhadap perintah Allah SWT.
Idul Fitri dirayakan pada hari pertama bulan ke-10 dalam kalender Islam (Syawal) sedangkan Idul Adha dirayakan pada hari ke 10 di bulan terakhir dalam kalender Islam (Dzulhijjah). Kalender Islam adalah kalender lunar, dan tanggal dihitung berdasarkan fase lunar. Karena tahun kalender Islam (Hijriyah) lebih pendek dari tahun kalender matahari (Masehi), terdapat perbedaan antara 10 hingga 12 hari. Karena itu, tanggal untuk awal Ramadhan dan Idul Fitri pada kalender Gregorian atau masehi dapat bervariasi dari tahun ke tahun.
Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan. Makna spiritual yang terdapat di dalam Idul Fitri, selain refleksi dan kegembiraan, juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitri. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu suka cita dan penuh berkah bagi seluruh umat muslim, dan waktu untuk membagikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu dalam bentuk zakat. Di dalam perkembangannya, banyak kalangan yang mampu juga memberikan bingkisan Idul Fitri kepada masyarakat khususnya yang kurang mampu. Isinya bisa berupa sembako atau kue-kue untuk dikonsumsi saat Hari Raya Idul Fitri
Makna spiritual yang terdapat di dalam Idul Fitri, selain refleksi dan kegembiraan, juga sebagai waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitri. Idul Fitri dimaksudkan sebagai waktu suka cita dan penuh berkah bagi seluruh umat muslim, dan waktu untuk membagikan sebagian harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak mampu dalam bentuk zakat.
tiba. • DR/PR/2021-V-12
Foto : Nanjar Munandar/Kompersh Kanpus