6 minute read

• Di Cikole, Perhutani Hadirkan Wisata Kuliner Inovatif Bernuansa Hutan

Perhutani terus menghadirkan banyak hal baru yang bisa menjadi alternatif untuk banyak kepentingan. Termasuk dalam hal kuliner. Hal itu kini ditunjukkan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Jawa Barat dan Banten. Mereka menghadirkan alternatif baru dalam wisata kuliner. Wujudnya adalah tempat kuliner outdoor atau di luar ruangan. Wisata Kuliner tersebut berada di tengah hutan. Konsumen pun akan merasakan sensasi menyantap sajian kuliner di tengah suasana asri alami khas rimba.

Animo pengunjung terlihat sangat luar biasa ketika General Manager KBM Ecotourism Jawa dan Banten (Janten), Agus Mashudi, secara resmi meluncurkan pengoperasian Warung Kopi Gunung Cikole, pada Kamis, 3 Juni 2021. Para pengunjung terlihat antusias mengikuti launching lokasi wisata kuliner yang inovatif itu. Maka, tak salah jika kehadiran Warung Kopi Gunung Cikole itu diharapkan akan meningkatkan gairah wisata dan membangkitkan kembali industri pariwisata.

Advertisement

Warung Kopi Gunung (WKG) Cikole adalah hasil kolabasi antara KBM Ecotourism Janten dengan CV Warung Kopi Gunung. WKG Cikole merupakan sebuah alternatif wisata baru yang kembali dihadirkan oleh KBM Ecotourism Janten. Konsep yang dihadirkan dalam WKG Cikole merupakan tampilan tempat kuliner outdoor yang berada di tengah hutan pada Wana Wisata Cikole.

Di dalam sambutannya saat launching WKG Cikole itu, Agus Mashudi menyampaikan, kehadiran Warung Kopi Gunung Cikole diharapkan akan bisa semakin membangkitkan dan meningkatkan industri pariwisata, khususnya di Bandung, yang saat ini terkena dampak pandemi Covid-19. Menurut dia, Warung Kopi Gunung Cikole yang tampil dengan konsep baru itu akan menghadirkan alternatif wisata kuliner outdoor. Ada sensasi tersendiri yang dirasakan pengunjung saat menikmati kuliner di tengah alam terbuka berupa hutan yang sangat unik dan berkelas, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Alhamdulliah, Warung Kopi Gunung Cikole ini dapat hadir dan tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan (pengunjung) sampai pada rela antri, karena memang sangat menarik, sehingga sangat viral di Medsos (Media Sosial, red). Hal ini menjadi awal yang bagus untuk membangkitkan industri pariwisata di Jawa Barat, khususnya di Bandung, yang sempat terdampak Pandemi,” urainya.

Agus tak lupa mengingatkan bahwa saat ini, dalam pelayanannya, WKG Cikole harus tetap mematuhi

Foto: Dedi Chrisnadi/Kompersh Divre Janten

protokol kesehatan, sehingga wisatawan juga akan merasa nyaman dan aman saat berwisata di WKG Cikole. Fasilitas-fasilitas pencegahan Covid-19 pun telah disediakan di tempat wisata kuliner baru itu.

Puas Pelayanan

Sementara itu, Direktur CV Warung Kopi Gunung, Olav Norman Rene, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah memberikan kesempatan bagi pihaknya untuk menjadi mitra. Olav juga menyatakan, seluruh karyawan WKG Cikole sudah siap untuk mematuhi protokol kesehatan. Semua itu untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi pengunjung.

Salah satu pengunjung yang berasal dari Jakarta, Andin, menyampaikan, dirinya sangat puas menikmati kuliner di sana. Khususnya terhadap pelayanan petugasnya, harga yang terjangkau, serta merasakan variasi menu yang berkelas sambil menikmati suasana alam hutan yang sangat indah dan sehat.

“Saya senang sekali bisa berkunjung ke Warung Kopi Gunung Cikole ini, sebagai salah satu tempat terbaik untuk berwisata saat ini,” ucapnya.

WKG Cikole tepatnya berada di Jalan Raya Tangkuban Parahu, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat. Jam operasional di Warung Kopi Gunung Cikole dimulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB saat weekday. Sedangkan saat weekend dimulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB. WKG Cikole memang menghadirkan sensasi tersendiri bagi pengunjung. Suasana sejuk dan nyaman yang langsung terasa saat memasuki WKG Cikole tentu menjadi nilai tambah luar biasa.

WKG Cikole merupakan tempat ngopi outdoor yang berada di tengah hutan pinus. Jadi, selain menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman, café ini juga menawarkan suasana alam, udara segar dan dingin, serta keasrian lingkungan. Café yang didominasi bangunan warna putih dan dibalut lantai kayu ini juga banyak dimanfaatkan anak muda yang datang untuk berswafoto sambil menikmati berbagai menu yang tersedia.

“Karena ini merupakan kawasan hutan, jadi bangunannya pun tidak ada yang permanen dan saat ini bangunan utama menggunakan container. Ke depannya akan terus kita kembangkan,” ujar Olav Norman Rene.

Foto : Kompersh Divre Janten

Sistem yang Unik

Yang unik, untuk pengunjung yang akan memesan makanan atau minuman, ada sistem yang berlaku. Mereka memang harus rela antre untuk memesan. Tetapi antrian itu tidak akan terasa menjemukan, lantaran setiap pengunjung yang sudah memesan dan melakukan pembayaran bisa langsung berjalanjalan di area hutan pinus. Jika makanan sudah siap disajikan, pihak café akan memanggil pengunjung tersebut untuk mengambil pesanannya untuk kemudian menikmati di tempat yang sudah disediakan.

Hal itu tak terlepas dari kondisi lingkungan yang masih berada di tengah berjangkitnya wabah pandemi Covid-19. Apalagi, Kabupaten Bandung Barat termasuk zona merah dalam upaya pencegahan Covid-19. Maka, berdasarkan surat edaran yang ditandatangani Plt Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan, disebutkan, aktivitas hotel, resort, dan penginapan, dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung ruangan. Selanjutnya, aktivitas restoran, rumah makan, dan café, juga dibatasi maksimal 50 persen dari daya tampung dan waktu

operasional dibatasi maksimal hingga pukul 21.00 WIB. Selain itu, juga setiap tempat tetap menerapkan protokol kesehatan (3M) serta tetap menciptakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Sehingga, menyikapi banyaknya jumlah kunjungan ke Warung Kopi Gunung Cikole, sekaligus tetap menaati peraturan yang dikeluarkan Pemkab Bandung Barat terkait pembatasan pengunjung dalam satu waktu, pihak pengelola menerapkan sistem yang unik tersebut. Tetapi, hal itu tak menyurutkan antusiasme pengunjung khususnya anak muda untuk tetap datang dan menikmati WKG Cikole.

“Pembangunan café ini difokuskan untuk menjadi tujuan para milenial menghindari kebosanan nongkrong di kedai kopi tengah kota,” kata Olav pula.

Konsep Berbeda

Café ini menawarkan konsep yang berbeda jika dibandingkan dengan kedai kopi lainnya. Untuk mengundang pengunjung agar tertarik datang ke café itu, WKG Cikole mengusung konsep ngopi di hutan. Sejauh ini konsep ngopi di hutan memang belum ada di manapun.

Warung Kopi Gunung Cikole sendiri menempati areal Green Grass Perhutani. Luas café ini adalah 8.000 meter persegi. Saat ini, baru sekitar 4.000 meter persegi lahan yang sudah dimanfaatkan sebagai area café. Selanjutnya, Olav Norman Rene mengatakan, pihaknya akan melakukan pengembangan secara bertahap.

Konsep yang berbeda dengan café lain itu cukup memberi dampak positif bagi kafe baru itu. Maka, meski dalam suasana pandemi seperti sekarang ini, Olav optimis masyarakat antusias untuk datang. Sebab, konsep ngopi di hutan dan open space, menjadi suatu konsep yang saat ini banyak dicari masyarakat.

“Ini tempat sangat cocok. Walaupun tempatnya di hutan, tetapi strategis, mudah dijangkau, karena berada di pinggir jalan. Selain itu, juga memiliki view dan banyak spot yang instagramable,” ucapnya.

Sejauh ini, WKG Cikole selalu menjaga agar areal café Warung Kopi Gunung Cikole tetap steril dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. Begitu juga para pengunjung diharuskan menjalani cek suhu sebelum masuk areal café. Dan disediakan pula fasilitas cuci tangan di areal WKG Cikole.

Semua itu disajikan dengan satu itikad untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat khususnya pengunjung wisata kuliner. Intinya adalah kepedulian dan cinta. Dari rasa peduli dan cinta akan lahir ketulusan. Dan dari sanalah hadir rasa aman dan nyaman. Maka, datang saja ke WKG Cikole untuk merasakan cinta, peduli, dan ketulusan dalam satu lokasi wisata kuliner bernuansa hutan yang alami. Ah! • DR/DivreJanten/

Foto : Kompersh Divre Janten

Konsep ngopi di hutan dan open space, menjadi suatu konsep yang saat ini banyak dicari masyarakat. “Ini tempat sangat cocok. Walaupun tempatnya di hutan, tetapi strategis, mudah dijangkau, karena berada di pinggir jalan. Selain itu, juga memiliki view dan banyak spot yang instagramable,” ucap Direktur CV Warung Kopi Gunung, Olav Norman Rene.

SRM

This article is from: