4 minute read

• Di Ponorogo dan Magetan, Ketersediaan Pakan Ternak Terjaga

Foto : Eko Santoso/Kompresh KPH Lawu DS

Perhutani senantiasa menunjukkan bukti komitmennya untuk selalu membuka kesempatan bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam mengelola hutan. Tentu dengan catatan agar masyarakat dalam ikut mengelola hutan itu bisa berkomitmen untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku. Di antaranya adalah tetap memerhatikan kelestarian hutan. Kali ini, wujud komitmen itu ditunjukkan Perhutani KPH Lawu Ds yang mendukung masyarakat desa hutan mengembangkan Hijauan Makanan Ternak (HMT).

Advertisement

Lahan seluas 153,2 hektare disediakan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds sebagai lokasi pengembangan Hijauan Makanan

Ternak (HMT) jenis “suket gajah” (rumput gajah). Lahan seluas itu tersebar di wilayah Bagian

Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilis Selatan Ponorogo dan BKPH Lawu Selatan Magetan.

Hal itu menjadi wujud konkret dari komitmen Perhutani KPH Lawu Ds untuk mendukung masyarakat desa hutan dalam mengembangkan

HMT jenis “suket gajah”. Administratur Perhutani

KPH Lawu Ds, Loesy Triana, mengemukakan hal itu pada

Senin, 7 Juni 2021. Loesy menyampaikan, Perhutani memang membuka kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam mengelola hutan.

Asalkan masyarakat tersebut bisa berkomitmen untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku, di antaranya adalah selalu memerhatikan kelestarian hutan. “Saya berharap, dengan pengembangan HMT ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, dan kegiatan tersebut dapat membantu pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan,” katanya.

Loesy menambahkan, Perhutani juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk mendapat lapangan pekerjaan melalui pemanfaatan jasa lingkungan alam. Misalnya melalui pengelolaan wisata maupun dengan pola Pengelolaan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT), atau bisa juga lewat Pemanfaatan Sumber Mata Air.

Sementara itu, Semin, Ketua LMDH Subur Sari, Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mewakili semua LMDH, menyatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih atas kepedulian Perhutani selama ini yang menurut dia telah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut terlibat mengelola hutan. Ia menyebut, LMDH yang ia pimpin merupakan salah satu LMDH yang telah mengembangkan HMT rumput gajah di lahan di bawah tegakan hutan. Dan selama ini, kerja sama di antara mereka berjalan dengan baik.

“Semoga kerja sama pengelolaan hutan bersama Perhutani ini tetap berlanjut, sehingga kehidupan warga yang tinggal di sekitar hutan semakin sejahtera perekonomiannya,” pungkasnya. Sembilan BKPH

Perhutani KPH Lawu Ds adalah salah satu unit manajemen yang berada di wilayah Divisi Regional (Divre) Jawa Timur. Perhutani KPH Lawu Ds memiliki wilayah kerja seluas 52.256,40 hektare. Dari wilayah seluas itu, terdapat lahan seluas 3.026,52 hektare yang merupakan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Sejak tahun 2003, KHDTK itu dikelola oleh Litbang Kehutanan, sesuai SK Menhut Nomor 290/Kpts-II/2003 Tanggal 26 Agustus 2003.

Sedangkan luas kawasan hutan yang dikelola oleh Perhutani KPH Lawu Ds adalah 52.256,40 hektare. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 252/Kpts/Dir/2015 Tanggal 13 April 2015 tentang pembagian kawasan hutan KPH Lawu Ds. Secara geografis, Perhutani KPH Lawu Ds terletak pada 7 derajat 30 menit 00 detik – 8 derajat 10 menit 00 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 58 menit 27 detik – 111 derajat 48 menit 27 detik Bujur Timur.

Sesuai dengan RPKH tahun 20014 – 2023 dan tahun 20015 – 2024, areal kerja pengelolaan hutan Perhutani KPH Lawu Ds terbagi ke dalam 2 (dua) Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH). Kedua SKPH tersebut yaitu SKPH Lereng Lawu Wilis dan SKPH PonorogoPacitan.

Pengelolaan kawasan Perhutani KPH Lawu Ds terdiri dari sembilan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) dan 30 Resort Pemangkuan Hutan (RPH). Sembilan BKPH tersebut adalah BKPH Lawu Utara, Lawu Selatan, Wilis Utara, Wilis Barat, Wilis Selatan, Ponorogo Timur, Ponorogo Selatan, Ponorogo Barat, dan BKPH Pacitan.

BKPH Lawu Utara memiliki luas 5.277,10 hektare, meliputi wilayah RPH Manyul, RPH Ngetrep, RPH Banjaran, RPH Salam, dan RPH Campurejo. BKPH Lawu Selatan punya luas 5.797,00 hektare, meliputi wilayah RPH Sarangan, RPH Bedagung, RPH Ngancar, dan RPH Genilangit. Wilayah BKPH Wilis Utara seluas 4,249,80 hektare, meliputi wilayah RPH Karee, RPH Gligi, dan RPH Nglengko. BKPH Wilis Barat memiliki luas 2.887.4,00 hektare, meliputi wilayah RPH Ngebel, RPH Toyomarto, dan RPH Wayang. BKPH Wilis Selatan punya luas 9.040,30 hektare, meliputi wilayah RPH Mendak, RPH Pudak, dan RPH Soko.

Sedangkan BKPH Ponorogo Timur memiliki lahan seluas 9.248,50 hektare, meliputi wilayah RPH Bungkal, RPH Sawo, dan RPH Cepoko. Sementara BKPH Ponorogo Selatan memiliki luas 7.161,00 hektare, meliputi wilayah RPH Slahung, RPH Mrayan, dan RPH Ngrayun. BKPH Ponorogo Barat memiliki luas 6,339,30 hektare, meliputi wilayah RPH Guyangan, RPH Krebet, RPH Karangpatihan, dan RPH Watubonang. Dan BKPH Pacitan yang luas wilayahnya 1.999,60 hektare, meliputi wilayah RPH Pacitan dan RPH Nawangan.

KP Pinus/Getah

Kawasan hutan Perhutani KPH Lawu Ds terbagi menjadi 4 Bagian Hutan (BH). Keempatnya yaitu BH Gunung Lawu, Gunung Wilis, Pacitan, dan Ponorogo. Semuanya merupakan Kelas Perusahaan (KP) Pinus/Getah.

Kelas Perusahaan dan jenis tanah di wilayah Perhutani KPH Lawu Ds dibagi menjadi beberapa Bagian Hutan (BH) dan jenis tanah. Terdapat empat BH di Perhutani KPH Lawu Ds. Masingmasing adalah BH Gunung Lawu, BH Gunung Wilis, BH Ponorogo, dan BH Pacitan.

BH Gunung Lawu merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, merah hitam. BH Gunung Wilis merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, abu-abu hitam. Sedangkan BH Ponorogo merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol coklat, abu-abu hitam. Dan BH Pacitan yang merupakan Kelas Perusahaan Pinus dengan jenis tanah latosol,

abu-abu. • DR/Lwds/Eko

Foto : Eko Santoso/Kompresh KPH Lawu DS

This article is from: